PENERAPAN TEKNOLOGI CITRA SEBAGAI BENTUK SEMIOTIKA POST MODERN DALAM FILM “BANGKIT”

Kiriman : Ni Kadek Dwiyani, S.S., M.Hum (Jurusan Televisi dan Film, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak

Kekuatan sebuah film saat ini, tidak hanya dititikberatkan pada jalan cerita atau pemeran pendukung yang ada dalam film tersebut, melainkan juga banyak dipengaruhi oleh keberanian tim produksi untuk menggunakan bantuan teknologi dalam menghasilkan visual yang memanjakan mata penonton. Kekuatan teknologi saat ini mampu menghasilkan pesan visual yang akan memberikan petunjuk realitas kepada penonton untuk lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan dalam film.  Banyak hal yang tentunya secara kasat mata mampu terlihat nyata dalam layar film, padahal sesungguhnya hal tersebut merupakan kekuatan teknologi yang dalam hal ini kita sebut sebagai citra simulasi, yang tentunya hanya merupakan hasil teknologi yang dihasilkan untuk menghasilkan sesuai yang diharapkan memiliki kesamaan dengan hal nyata dalam kehidupan kita sehari-hari.

Pokok bahasan dalam tulisan ini adalah untuk melakukan identifikasi dan analisis makna pada bentuk-bentuk citra simulasi yang diterapkan dalam film “Bangkit”, dengan menggunakan teori tentang Citra Simulasi dalam ranah Semiotika yang dikemukakan oleh Jean Baudrillard dalam Bambang (2001).

Hasil penulisan ini menunjukan bahwa citra simulasi mampu memudahkan penonton untuk memahami alur konflik dan cerita dalam film “Bangkit” dengan mengiring imajinasi penonton dari hal yang imajinatif menjadi realitas.

Kata Kunci: Citra Simulasi, Semiotika Baudrillard, Realita, Film “Bangkit”

 

Selengkapnya dapat unduh disini

Catatan Akhir Tahun ISI Denpasar, dari Bali Bhuwana Rupa, Wall of Fame, hingga Tiga Guru Besar

Catatan Akhir Tahun ISI Denpasar, dari Bali Bhuwana Rupa, Wall of Fame, hingga Tiga Guru Besar

Catatan Akhir Tahun -- ISI Denpasar, dari Bali Bhuwana Rupa, Wall of Fame, hingga Tiga Guru Besar

Sumber : Catatan Akhir Tahun — ISI Denpasar, dari Bali Bhuwana Rupa, Wall of Fame, hingga Tiga Guru Besar – ANTARA News Bali

Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memasuki akhir tahun 2021 dengan langkah baru yang semakin mantap dan terkonsolidasi melalui sejumlah kegiatan diseminasi Bali Padma Bhuwana.

Kegiatan atau event Diseminasi Bali Padma Bhuwana melalui Bali-Bhuwana Rupa diselenggarakan dalam format virtual 360 derajat, workshop terakota dan prada, pembangunan Wall of Fame, pengukuhan tiga Guru Besar (Profesor) baru, hingga pengusulan delapan Program Studi Baru.

Sivitas akademika ISI Denpasar dalam sembilan bulan terakhir nampak sangat padu dan solid dalam membangun kampus seni kebanggaan Indonesia ini untuk mewujudkan moto baru, yakni Pusat Hub Seni dan Kreativitas Kelas Dunia atau Global-Bali Arts and Creativity Centre Hub (G-BAACH).

Program Bali-Bhuwana Rupa merupakan pameran internasional yang melibatkan 24 maestro dan perupa bereputasi dalam galeri virtual, pada laman: https://pameran.virtual.isi-dps.ac.id.

Pameran itu menghadirkan Nyoman Nuarta, Nyoman Erawan, Arahmaiani Feisal, Siti Adiyati, Tiarma Sirait, Teguh Ostentrik, Wayan Karja, Ketut Muka, Nyoman Suardina, Wayan Setem, Made Sumadiyasa, Putu Wirantawan, Wayan Sudarna Putra, Wayan Suja, Lekung Sugantika, hingga perupa internasional Ashley Bickerton, dan fotografer Aimery Joessel, telah dibuka Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, Dr. Teuku Faizasyah, pada Jumat (26/11) lalu.

Selaku kurator pameran Bali-Bhuwana Rupa dipilih Prof. Setiawan Sabana, Dr. Jean Couteau, Seno Joko Suyono, Warih Wisatsana, dan Prof. Wayan Kun Adnyana.

Selain program diseminasi Bali Padma Bhuwana, ISI Denpasar dalam upaya penguatan kualitas pembelajaran akademik juga menyelenggarakan workshop skala besar, yaitu seni terakota dan cetak prada. 

Workshop terakota dengan narasumber Made Suka Winaya, Putu Oka Mahendra, dan Komang Adi Putra ini mengangkat tema Wana-Segara-Ampo, dan telah menghasilkan ratusan modul terakota bersubjek kehidupan biota laut.  

Sementara workshop prada bertema Wana-Prabha-Prada mengajarkan teknik cetak warna prada pada kain, dengan koordinator Anak Agung Anom Mayun Tenaya dan instruktur Jero Mangku Alit Wisaka.

Koordinator workshop terakota Dr  I Ketut Muka mengatakan bahwa luaran dari workshop, sebagaimana ratusan modul elemen estetik patung terakota tersebut akan dirangkai menjadi patung monumental outdoor.

“Kedua jenis workshop ini,  selain pengayaan pengetahuan dan keterampilan teknis seni mahasiswa, luaran workshop dapat dimanfaatkan sebagai karya seni untuk memperanggun lingkungan kampus ISI Denpasar,” kata perupa keramik itu. 

Upaya pengembangan akademik, ISI Denpasar pada penghujung 2021 ini, mengajukan delapan usulan pendirian program studi baru, yaitu Pendidikan Seni (S2) dengan Ketua Tim Dr Luh Sustiawati, Desain Game (S1) oleh Putu Arya Janotama, M.Sn dan Pendidikan Seni Rupa dan Desain (S1) oleh Dr. Sri Supriyatini

Selanjutnya Desain Produk (S1) oleh Dr Nyoman Suardina, Tata Kelola Digital Seni (S1) oleh Dr Wayan Setem,  Teater (S1) oleh Dr Gusti Putu Sudarta, Animasi (Sarjana Terapan) oleh Dr Larry Julianto, dan Penyaji Seni Pertunjukan (Sarjana Terapan) oleh Dr Wayan Sudirana. 

Seluruh tim telah menyelesaikan proposal, dan telah diasistensi penjaminan mutu dan tim review internal, yang dikoordinir Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Dr. Anak Agung Bagus Udayana dan Korpus Penjaminan Mutu Dr Larry Julianto. 

Tembok Dedikasi Wall of Fame

Masyarakat penyangga, baik maestro, seniman, budayawan, profesional, pejabat pemerintahan, maupun pengusaha bereputasi telah banyak melakukan kontribusi luar biasa terhadap pemajuan seni dan budaya Bangsa Indonesia. Namun, belum ada dibangun monumen untuk mengabadikan nama baiknya tersebut pada perguruan tinggi seni di Indonesia. 

Monumen seperti ini di luar negeri menjadi landmark/ikon kota/perguruan tinggi, seperti Hollywood Walk of Fame, Alabama Jazz of Fame, Australian Stockman Hall of Fame, dan lain-lain. 

Sebagai upaya penghormatan terhadap dedikasi masyarakat penyangga tersebut, ISI Denpasar secara khusus membangun monumen diberi nama Wall of Fame. 

Pada monumen berupa tembok monumental berbahan granit hitam dan merah, berukuran 14 meter x 4,5 meter itu, akan ditatah tanda tangan dan nama bagi maestro, seniman, dan tokoh bereputasi, seperti Nyoman Nuarta, Sardono W. Kusumo, Ni Luh Menek, I Wayan Wija, dan seniman berpengaruh lainnya.

Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Kun Adnyana menjelaskan bahwa capaian kinerja melingkupi aspek peluasan pembelajaran; aktualisasi strategik internasional Bali-Bhuwana Rupa; pengembangan akademik melalui pengusulan pendirian prodi baru; dan penguatan SDM Dosen melalui pengusulan dan pengukuhan guru besar, dapat tercapai dalam sembilan bulan terakhir karena kerja solid seluruh civitas akademik ISI Denpasar.

“Moto: Global-Bali Arts and Creativity Centre Hub (G-BAACH), sebagai perajut semangat, orientasi, dan dedikasi dalam mencapai cita-cita bersama yakni profil lulusan unggul, civitas berprestasi, dan ISI Denpasar terpercaya,” ujar mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali itu.

Pengukuhan Guru Besar

ISI Denpasar juga menerima “kado” akhir tahun berupa lolosnya pengusulan dua guru besar baru Fakultas Seni Pertunjukan (FSP), yaitu Prof Dr I Komang Sudirga dengan SK penetapan Mendikbudristek RI Nomor: 76895/MPK.A/KP.05.01/2021, dan Prof Dr Ni Made Ruastiti melalui SK Mendikbudristek RI Nomor: 76894/MPK.A/KP.05.01/2021. 

Selain itu, dosen FSRD, Prof Dr I Wayan Mudra yang sebelumnya telah ditetapkan melalui SK Mendikbud Nomor: 117048/MPK/KP/2020, secara bersama-sama akan diinagurasi melalui acara Pengukuhan dan Kenal Publik Guru Besar Anyar ISI Denpasar. Acara akan dilaksanakan secara luring-daring pada Jumat (17/12) mendatang. 

Prof Sudirga, Guru Besar Bidang Kajian Seni Karawitan akan membawakan orasi ilmiah berjudul “Praktik dan Pergulatan Ideologis Pasantian di Era Global”, Prof Ruastiti, Guru Besar Bidang Ilmu Seni Pertunjukan Pariwisata dengan judul orasi “Pengembangan Model Seni Pertunjukan bagi Anak-Anak Usia Dini Berbasis Kearifan Lokal”  dan Prof. Mudra, Guru Besar Bidang Ilmu Kriya Keramik dengan judul orasi “Kriya Keramik Bali dalam Pelestarian Budaya Tradisi”.

Pemilihan Bahan Busana Pesta

Kiriman : Ni Putu Darmara Pradnya Paramita  (Prodi Desain Mode ISI Denpasar)

Abstrak

Industri fashion berkembang begitu pesat, kebutuhan berbusana dengan nyaman serta indah dilihat menjadikan fashion sebagai gaya hidup. Busana yang baik ditentukan oleh ketelitian memilih dan pemakaian bahan yang tepat. Tulisan ini bertujuan untuk keterampilan dan pengetahuan tentang pemilihan bahan busana khususnya busana pesta. Busana pesta merupakan busana yang dipakai pada kesempatan pesta sesuai dengan waktunya yaitu busana pesta pagi, sore dan malam, baik itu yang memiliki sifat resmi ataupun bersifat santai. Memilih suatu bahan busana tidak hanya dilihat dari sudut harga atau mudahnya dalam pemilihan tetapi ada faktor yang perlu diperhatikan saat pemilihan bahan busana pesta antara lain hal-hal yang berhubungan dengan si pemakai, corak, tekstur, warna dan kesempatan turut menentukan keberhasilan pemilihan bahan yang tepat. Pemilihan bahan busana yang dipakai pada kesempatan pesta biasanya bertekstur lebih halus dan lembut dengan model busana terkesan glamour dan mewah.

Kata kunci: bahan busana, busana pesta

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...