by tik ISi | May 25, 2020 | 2020, Artikel
Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.SKar., M.Si
Abstrak
Kreasi ogoh-ogoh baru muncul sekitar tahun 1980-an, berawal dari kreativitas anak-anak muda di Denpasar yang kemudian mewabah ke seluruh Bali, kemudiaan menyeberang pada kalangan masyarakat Hindu di pulau Lombok, seterusnya pada komunitas-komunitas Hindu di seluruh Nusantara. Sejak 30 tahun yang lalu itu, ketika tilem atau bulan mati yang pekat gulita menyergap Pulau Dewata, kegaduhan akan meruyak dimana-mana. Ogoh-ogoh ini ditarikan dan diarak keliling desa atau kota ketika hari mulai gelap. Suasana jadi marak dan riuh. Dengan penerangan ratusan lampu obor, patung-patung raksasa itu akan tampak magis dan hidup. Diberi semangat oleh gegap-gempita gamelan bleganjur–musik Bali yang bernuansa keras dan memekik, membuat anak-anak muda Bali kian histeris menggoyang-goyangkan ogoh-ogoh kelompoknya masing-masing. Ini biasanya berlangsung hingga larut malam. Antusiasisme menarikan dan menonton ogoh-ogoh bukan hanya di kalangan anak muda saja namun juga melibatkan orang tua dan anak-anak, pria atau wanita. Namun gara-gara pandemi Covod-19, arak-arakan ogoh-ogoh pada Nyepi tahun 2020 tidak berlangsung.
Kata kunci: ogoh-ogoh, kreasi, Nyepi
Selengkapnya dapat unduh disini
by tik ISi | May 22, 2020 | 2020, Artikel
Kiriman :I Gusti Ketut Sudhana (Dosen FSP ISI Denpasar)
Abstract: Man’s sound is the oldest medium throughout the world music development history. Before various forms and types of music instrument, sound has been used by human being for a long lime. This short article attempts to provide information about Genggong, one of music genres played by sucking as primary expressing medium. This type of music develops in Batuan Village, Gianyar Bali. The primary focus of this writing is trying to see the uniqueness of Genggong music. In addition, for the sake of this writing, it also conduct a direct observation on Genggong show in Batuan Village and interview with Genggong artist/ figures. One of Genggong music uniqueness is on the technique of playing it by vibrating or sucking. Genggong is accompanied by such other instruments as kendang krumpungan, two pieces of flute, cengceng ricik, and other percussion instruments.
Key Words: Genggong, vibrating and sucking.
Selengkapnya dapat unduh disini
by tik ISi | May 19, 2020 | pengumuman
SE-Nomor-16-Tahun-2020
Bahwa dalam rarrgka antisipasi bepergian ke luar daerah dal/atau mudik
pada saat libur Hari Raya ldul Fitri 1441 Hijriyah, cuti bersama ldul
Fitri1441 Hijriyah yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 26 sampai
dengan 29 Mei 2O2O, dicabut darr dialihkan ke akhir tahun yaitu pada
talggal 28 sampai dengan 31 Desember 2O20
by tik ISi | May 18, 2020 | 2020, Artikel
Kiriman :Dewa Ayu Putu Leliana Sari, S.Pd., M.Sn (Prodi Desain Mode ISI Denpasar)
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui cara membuat (tutorial) masker penutup hidung dan mulut yang bersifat eco-friendly sebagai alternatif perlindungan saat wabah pandemi COVID 19 melanda dunia. Masker tersebut berasal dari limbah kain perca yang sudah tidak terpakai. Pemilihan bahan membuat masker pun tidak asal, harus yang berbahan katun. kelebihan kain katun yaitu memiliki sirkulasi udara yang baik, mampu menyerap keringat, yang membuat kulit terasa sejuk dan nyaman sepanjang hari.
Kata Kunci :Masker, eco-friendly, perca
Selengkapnya dapat unduh disini