OGOH-OGOH, KREASI SENI PENJINAK BHUTAKALA

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.SKar., M.Si

Abstrak

            Kreasi ogoh-ogoh baru muncul sekitar tahun 1980-an, berawal dari kreativitas anak-anak muda di  Denpasar  yang kemudian mewabah ke  seluruh Bali, kemudiaan menyeberang  pada kalangan masyarakat Hindu di pulau Lombok,  seterusnya  pada  komunitas-komunitas  Hindu di seluruh Nusantara. Sejak 30 tahun yang lalu itu, ketika tilem  atau bulan mati yang pekat gulita menyergap Pulau Dewata, kegaduhan akan meruyak dimana-mana. Ogoh-ogoh  ini ditarikan dan diarak  keliling desa atau  kota ketika hari mulai gelap. Suasana jadi marak dan  riuh. Dengan penerangan ratusan lampu obor, patung-patung raksasa itu akan  tampak magis dan hidup. Diberi semangat oleh  gegap-gempita gamelan bleganjur–musik Bali yang bernuansa keras dan memekik, membuat  anak-anak muda Bali kian histeris  menggoyang-goyangkan ogoh-ogoh kelompoknya masing-masing. Ini biasanya  berlangsung hingga larut malam. Antusiasisme menarikan dan menonton  ogoh-ogoh bukan hanya di kalangan anak muda saja namun juga melibatkan orang tua dan anak-anak, pria atau wanita. Namun gara-gara pandemi Covod-19, arak-arakan ogoh-ogoh pada Nyepi  tahun 2020 tidak berlangsung.

Kata kunci: ogoh-ogoh, kreasi, Nyepi

Selengkapnya dapat unduh disini

GENGGONG SEBAGAI SENI PERTUNJUKKAN

Kiriman :I Gusti Ketut Sudhana (Dosen FSP ISI Denpasar)

Abstract: Man’s sound is the oldest medium throughout the world music development history. Before various forms and types of music instrument, sound has been used by human being for a long lime. This short article attempts to provide information about Genggong, one of music genres played by sucking as primary expressing medium. This type of music develops in Batuan Village, Gianyar Bali. The primary focus of this writing is trying to see the uniqueness of Genggong music. In addition, for the sake of this writing, it also conduct a direct observation on Genggong show in Batuan Village and interview with Genggong artist/ figures. One of Genggong music uniqueness is on the technique of playing it by vibrating or sucking. Genggong is accompanied by such other instruments as kendang krumpungan, two pieces of flute, cengceng ricik, and other percussion instruments.

Key Words: Genggong, vibrating and sucking.

Selengkapnya dapat unduh disini

Membuat Masker Eco-friendly dari Kain Perca Sebagai Alternatif Perlindungan Saat Wabah Pandemi COVID 19 Melanda Dunia

Kiriman :Dewa Ayu Putu Leliana Sari, S.Pd., M.Sn (Prodi Desain Mode ISI Denpasar)

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui cara membuat (tutorial) masker penutup hidung dan mulut yang bersifat eco-friendly sebagai alternatif perlindungan saat wabah pandemi COVID 19 melanda dunia. Masker tersebut berasal dari limbah kain perca yang sudah tidak terpakai. Pemilihan bahan membuat masker pun tidak asal, harus yang berbahan katun. kelebihan kain katun yaitu memiliki sirkulasi udara yang baik, mampu menyerap keringat, yang membuat kulit terasa sejuk dan nyaman sepanjang hari.

Kata Kunci :Masker, eco-friendly, perca

Selengkapnya dapat unduh disini 

Loading...