SEKILAS TENTANG KEGIATAN KESENIAN DI BALAI-BALAI BANJAR DI PERKOTAAN

Kiriman : I Ketut Sudhana

Abstrak

Balai banjar merupakan tempat berkumpul bagi warga masyarakat untuk melakukan berbagai jenis kegiatan yang berhubungan dengan komunitas warga masyarakat itu sendiri misalnya rapat (sangkep), melakukan proses kegiatan upacara adat seperti pernikahan, kegiatan pesantian, magambel dan lain-lain.

Kata kunci : kesenian, balai banjar, perkotaan.

Selengkapnya dapat unduh disini

KREATIVITAS SENI, FILM, DAN MEDIA BARU PADA MASA PANDEMI COVID-19

Kiriman : I Komang Arba Wirawan (Dosen FSRD ISI Denpasar)

Pendahuluan

Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etimologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada 7 Januari 2020 Cina mengindentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etimologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, Covid-19). Pada  30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia/Public Health Emergency of International concern (KKMMD/PHEIC). Penambahan kasus Covid-19 berlangsung cepat dan sudah terjadi penyebaran antarnegara (Pedoman Pencegahan dan Pengendalian coronavirus desease atau Covid-19, Dirjen P2, 2020:11).

Pada 24 April 2020 pukul 12.00 WIB Indonesia melaporkan kasus konfirmasi Covid-19 di 34 provinsi berjumlah 8.211 kasus (sumber data Kementerian Kesehatan RI). Berdasarkan bukti ilmiah, diketahui bahwa Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19 termasuk yang merawat pasien Covid-19.

Selengkapnya dapat unduh disini

SIGNIFIKANSI NILAI KARAKTER MENGHARGAI PRESTASI DALAM KEHIDUPAN KAMPUS

Kiriman : Dr. Ni Ketut Dewi Yulianti, S.S., M.Hum (Program Studi Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar)

Abstrak

            Nilai karakter menghargai prestasi sangat penting dimiliki oleh setiap orang, terutama dalam kehidupan kampus. Nilai karakter “menghargai prestasi ini” sangat dibutuhkan pada saat ada kompetisi maupun dalam kegiatan lainnya, misalnya dalam rapat ataupun  kegiatan diskusi. Ada dua hal pokok yang diulas dalam tulisan ini, yaitu (a) apa yang dimaksud dengan nilai karakter menghargai prestasi dan (b) mengapa nilai karakter ini sangat penting dalam kehidupan kampus.

            Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang nilai karakter menghargai prestasi dan juga pentingnya nilai karakter ini dalam setiap gerak aktivitas kehidupan kampus. Tulisan ini bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa namun juga bagi seluruh sivitas akademiki kampus.

Kata kunci: Nilai karakter, menghargai prestasi, kehidupan kampus.

Selengkapnya dapat unduh disini

KODE PEREMPUAN PADA POSTER “Bali Like de Beaute”

Kiriman : Ida Ayu Dwita Krisna Ari (Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain

Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membahas secara deskriptif kode perempuan dalam poster sebagai media konstruksi citra budaya Bali. Kode adalah cara pengkombinasian tanda yang disepakati secara sosial untuk memungkinkan satu pesan disampaikan dari seseorang ke orang lainnya. Menurut Barthes, kode merupakan suatu agen atau perantara yang selalu hadir dalam literatur. Kode inilah yang menentukan dan yang berperan paling penting untuk membangkitkan makna melalui cara yang serupa dengan cara bahasa melakukan peran mediasinya. Perempuan dalam poster Bali like de beaute memiliki makna denotasi dan makna konotasi (kode hermeneutik, kode narasi, kode semantik, kode simbolik dan kode kebudayaan) telah didapatkan sebuah temuan bahwa pada poster Bali ini menghadirkan tanda visual yang memperlihatkan budaya Bali dengan kehidupan masyarakat yang harmonis tanpa adanya kekerasan, semuanya dihadirkan secara menarik dengan objek utamanya seorang perempuan Bali. Perempuan yang dihadirkan adalah perempuan yang bertelanjang dada sebagai sebuah daya tarik yang eksotis, natural, murni, jujur dan apa adanya.

Kata Kunci: perempuan telanjang dada, poster, kode kebudayaan, desain komunikasi visual

Selengkapnya dapat unduh disini

Dosen Perlu Ajarkan Mahasiswa untuk Cerdas Menggunakan Gawai (Gadget)

Kiriman : Dr. Ni Ketut Dewi Yulianti, S.S., M.Hum (Ps. Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Denpasar)

dan Drs. I Gusti Bagus Priatmaka, M.M. (Ps. Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Denpasar)

Abstrak

Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada dosen dan mahasiswa untuk menggunakan gawai (gadget), yang di dalamnya tentu ada paket internet untuk mengakses media sosial, dengan cara yang cerdas. Hal ini sangat penting untuk didiskusikan mengingat saat ini sering terjadi kelalaian mahasiswa dalam mengikuti kuliah, seperti melihat media sosial saat perkuliahan dan juga terjadi banyak masalah lainnya karena penggunaan gawai dengan cara berlebihan.

Dua hal utama yang diulas dalam tulisan ini adalah tentang bagaimana cara dosen memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk cerdas dalam menggunakan gawai untuk menjadi generasi muda dengan pribadi yang makin hari, makin baik dan kedua, nilai-nilai karakter bangsa apa saja dari  18 nilai-nilai karakter bangsa yang ada dapat ditingkatkan dengan menggunakan gawai (gadget) dengan cara cerdas.

Selengkapnya dap[at unduh disini

INOVASI DAN DESAIN BERKELANJUTAN : MENATA KEMBALI PERADABAN DALAM BAYANG KONSUMERISME

Kiriman : I Putu Udiyana Wasista (Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak

Isu pembangunan berkelanjutan membawa banyak dilema dalam perkembangannya. Terjadi kontradiksi antara tujuan pelestarian lingkungan, dinamisme ekonomi, inovasi desain, dan sikap desainer. Tulisan ini menggunakan studi literatur untuk menelusuri dan membahas isu di atas. Hasilnya, inovasi menjadi penggerak dalam perekonomian dan peradaban. Akan tetapi di sisi lain, inovasi menjadi senjata berbahaya bagi ketahanan lingkungan, karena adanya konsumerisme yang tidak terkontrol. Hal ini menyebabkan inovasi yang ditunggangi oleh konsumerisme menjadi bahaya laten dalam pembangunan berkelanjutan. Perlu adanya rasa tanggung jawab dari stakeholder dan desainer dalam berinovasi. Lalu diperlukan edukasi produk dan dampaknya terhadap lingkungan, untuk mengurangi kebiasaan konsumtif yang merusak lingkungan. Senada dengan itu, perlu juga adanya infrastruktur untuk menunjang pembangunan berkelanjutan.

Kata kunci : inovasi, berkelanjutan, konsumerisme.  

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...