Nilai Etos Kerja dalam Permainan Rakyat Magoak-goakan di Desa Panji, Buleleng

Kiriman : Made Dwi Riasta (Mahasiswa Pascasarjana Institut Seni Indonesia Denpasar) 

ABSTRAK

Masa kanak-kanak merupakan sebuah masa yang mengandung kebahagiaan penuh canda tawa tanpa beban, di mana masa itu merupakan masa yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan seorang anak ke depannya. Perkembangan itu bisa meliputi karakter, daya pikir, pertumbuhan fisik, kecerdasan, solidaritas, perkembangan mental, pemahaman budaya, pemahaman tradisi, serta jiwa kepemimpinan. Itu semua secara tidak langsung sudah bisa dirasakan pada beberapa permainan tradisional. Di Bali, permainan tradisional tersebut mengandung banyak makna dan nilai-nilai tertentu di dalamnya. Seorang anak yang tumbuh dengan kepribadian baik, serta berkarakter, sedikit tidaknya dipengaruhi oleh masa kecil yang penuh dengan pengalaman bermain, yang tanpa disadari telah membentuk karakter dari anak tersebut. Beberapa permainan tradisional di Bali, salah satunya permainan goak-goakan merupakan sebuah permainan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kepemimpinan. Namun semakin berkembangnya globalisasi, permainan tradisional kini hampir susah dijumpai di berbagai pelosok pulau Bali ini. Teknologi yang berkembang pesat saat ini telah menggerogoti gaya hidup masyarakat di Bali lebih cenderung kepada meniru gaya “kebarat-baratan”. Tanpa disadari, sedikit demi sedikit mereka telah meninggalkan warisan dari para leluhurnya. Sebagai generasi penerus, seharusnya mereka bisa menjaganya, bahkan melestarikan keberadaannya dengan tetap menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, tanpa harus menunggu untuk disuruh. Akan tetapi, atas kesadaran diri sendiri untuk memulainya sebelum warisan itu hilang sedikit demi sedikit. 

Kata kunci : tradisi, permainan, masa kanak-kanak

                                                       

Selengkapnya dapat unduh disini

 

Tari Janger Telah Pulih Dari Trauma G30s/Pki

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.SKar., M.Si (Dosen Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak

Tari Janger adalah media yang cukup ideal dijadikan wahana pembentukan karakter generasi muda. Secara konsep artistik, seni pentas ini menumbuhkembangkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, baik lewat tata tarinya maupun dalam mengungkapan nyanyiannya. Secara tematik, pesan-pesan yang sodorkan tari Janger sarat dengan nilai-nilai moral yang kontekstual seperti bahaya narkoba hingga terorisme. Tahun 1965-1970-an, tari Janger sempat mengalami trauma, namun kini telah pulih kembali.

Kata Kunci: janger, tari pergaulan, muda-mudi Bali

Selengkapnya dapat unduh disini

Makna Gunung Agung dalam Kebudayaan Bali

Kiriman : I Gede Mugi Raharja (Dosen Ps. Desain Interior FSRD ISI  Denpasar)

ABSTRAK

Gunung Agung merupakan gunung tertinggi di Bali (sekitar 3.014 meter dpl ) dan merupakan gunung vulkanik aktif, tipe monoconic strato. Bagi masyarakat Bali, khususnya yang beragama Hindu, Gunung Agung dan Pura Besakih merupakan pusat orientasi religi, hulunya Bali. Gunung Agung pada masa Bali kuno disebut Gunung Toh Langkir, merupakan stana Mahadewa dan Hyang Putra Jaya. Pada kisah Ramayana Kisikinda Parwa, Gunung Agung disebut Udaya Parwata. Berdasarkan Babad Gunung Agung, dapat diketahui bahwa Gunung Agung meletus pertama kali pada 89 Masehi, letusan kedua pada 92 Masehi, letusan ketiga pada 148 Masehi, dan letusan keempat pada 189 Masehi. Dalam Babad Gumi koleksi Puri Kanginan Karangasem, tercatat Gunung Agung pernah meletus pada 1543, 1615-1616, 1665, 1683-1684 dan 1710-1711. PVMBG mencatat, bahwa Gunung Agung sudah 4 kali meletus, yakni pada 1808, 1821, 1843, serta 1963. Erupsi terakhir tahun 1963 terjadi sejak tanggal 18 Februari 1963, dan berakhir pada 27 Januari 1964. Letusan pada 17 Maret 1963 adalah letusan paling besar, terjadi 3 hari sebelum Hari Raya Galungan, 20 Maret 1963. Mencermati catatan dalam naskah-naskah tua tentang dinamika letusan gunung-gunung api di Bali, dapat diketahui bahwa geologi Pulau Bali sudah sering digoncang letusan gunung berapi sejak zaman dahulu, sehingga kondisi Pulau Bali disebut menggang-menggung. Pada Museum Geopark Batur, dapat diketahui bahwa geologi Pulau Bali terbentuk oleh kegiatan gunung api di bawah laut, lebih dari 23 juta tahun lalu di sebelah timur pulau Jawa. Dalam perkembangannya Pulau Bali terletak pada busur Pegunungan Sunda dan pegunungannya masuk dalam kawasan cincin api (ring of fire) Pasifik. Untuk menetralisir hal-hal yang buruk akibat berbagai bencana, maka masyarakat Hindu Bali melaksanakan upacara kurban suci Eka Dasa Rudra setiap seratus tahun sekali, setiap pergantian abad tahun Saka di kaki Gunung Agung, di depan Pura Besakih.

Kata Kunci: Orientasi Religi, Toh Langkir, Udaya Parwata, Menggang-Menggug, Eka Dasa Rudra.

 Selengkapnya dapat unduh disini

Pengaruh Tayangan Sinetron Ftv Bagi Perkembangan Psikis Remaja Indonesia Saat Ini

Kiriman : Ni Kadek Wina Ferninaindis (Mahasiswa Ps. Pasca Sarjana ISI Denpasar)

ABSTRAK

Masa remaja merupakan masa di mana seorang remaja sudah bisa dikatakan fase memasuki usia dewasa. Selain memiliki perkembangan fisik, remaja juga memperlihatkan perkembangan psikis yang sangat drastis, mulai dari menjadi seorang yang moody hingga memiliki emosi yang tak terkontrol. Semua ciri tersebut sangat wajar dialami oleh seorang remaja. Yang menjadi pengaruh sangat besar dalam perkembangan remaja adalah lingkungan sekitar tempat remaja itu tumbuh. Tayangan yang disuguhkan oleh televisi pun dapat memengaruhi perkembangan psikis seorang remaja. Mudahnya sebuah PH swasta untuk memproduksi sebuah tayangan sinetron dengan bermodalkan artis-artis muda yang memiliki wajah menarik, membuat remaja menjadikan artis tersebut idolanya. Dengan mengenyampingkan kualitas cerita dalam sinetron tersebut, tayangan sinetron yang dihasilkan pun tidak mendidik bagi remaja yang sedang mengalami fase perkembangan psikis. Tak heran jika banyak remaja saat ini terlihat tumbuh dewasa sebelum waktunya, atau menjadi seorang remaja yang gemar membuat geng agar terlihat seperti jagoan.

Kata kunci : Tayangan Sinetron FTV, Perkembangan Psikis remaja.

Selengkapnya dapat unduh disini

Kritik Seni Pada Busana Miss Grand International Malaysia 2017

Kiriman : A Sarda Devi Nareswari (Mahasiswa Ps. Pasca Sarjana ISI Denpasar)

ABSTRAK

Busana tidak hanya sekedar gaya, namun juga penyampaian statement. Bahkan busana juga bisa membangkitkan semangat kebangsaan, dan rasa nasionalisme juga bisa diungkapkan melalui busana. Budaya adalah hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional / lokal dan kebudayaan asing yang telah ada di Indonesia. Sebagai contoh dari adanya kebudayaan di Indonesia adalah kuda lumping. Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Dalam misi untuk mencari duta perdamaian dunia, diadakanlah Miss Grand International yang merupakan kontes kecantikan. Namun sangat disayangkan, pada perhelatan Miss Grand International 2017 mucul sebuah polemic, di mana Malaysia kembali dituding sebagai plagiat budaya Idonesia, yaitu dari busana nasional kebangsaan yang dikenakan oleh Miss Grand International Malaysia, merupakan potret kuda lumping degan sebutan “Kuda Warisan”.

Kata kunci : busana nasional kebangsaan, budaya, polemik,  Miss Grand International 2017.

 

Selengkapnya dapat unduh disini

Local Genius Sebagai Ide Dalam Menciptakan Berbagai Desain Busana Berbasis Riset

Kiriman : Dewa Ayu Putu Leliana Sari, S.Pd., M.Sn (Dosen Prodi Desain Fashion ISI Denpasar)

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk menelusuri tentang proses riset dalam menciptakan berbagai desain busana menggunakan local genius sebagai ide pemantik atau konsep. Macam-macam local genius yang dapat menjadi ide pemantil / gagasan dalam penciptaan berbagai macam desain busana yaitu: Filsafat lokal (local philosophy), Pengetahuan lokal (local knowledge), Teknologi lokal (local technology), Keterampilan lokal (local skill), Material lokal (indigenous material), dan Estetika dan ideom lokal (local aesthetic). Pemahaman tentang untuk apa desain itu dibuat dan untuk siapa desain itu dibuat merupakan hal yang utama dalam proses tahapan sebuah riset desain busana. Dalam mengaplikasikan gagasan ide harus dilakukan secara mendalam, agar menemukan esensi-esensi dari konsep tersebut dan tidak mengakibatkan desain tersebut menjadi asal jadi.

Kata Kunci : Local Genius, Desain Busana, Riset

 

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...