Foto: Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana bersama Ketua Umum PINKAN Indonesia Penny Iriana Marsetio berfoto bersama Pengurus DPP PINKAN Indonesia, serta pejabat dan mahasiswa ISI Denpasar seusai acara Penghibahan Alat Musik Kolintang, Jumat (3/11).
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali) menerima hibah 9 (sembilan) instrument Kolintang dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia. Hibah ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima oleh Ketua Umum PINKAN Indonesia Penny Iriana Marsetio dan Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana di Gedung Candra Mettu, ISI Denpasar, Jumat, 3 November 2023.
Kolintang adalah alat musik pukul yang terdiri atas bilah-bilah kayu. Bilah-bilah itu disusun berderet dan dipasang di atas sebuah bak kayu (seperti gambang). Alat musik ini terutama banyak terdapat di Sulawesi Utara. Namun kolintang juga sudah menyebar ke banyak daerah lain.
Foto: Penandatanganan Berita Acara Serah Terima oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana bersama Ketua Umum PINKAN Indonesia Penny Iriana Marsetio.
Ketua Umum PINKAN Indonesia Penny Iriana Marsetio mengatakan penghibahan Kolintang merupakan suatu upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya Indonesia. Dia berharap penghibahan ini dapat memicu minat dan peningkatan pemahaman tentang keindahan dan nilai seni dari Kolintang di kalangan generasi muda dan seluruh masyarakat Indonesia sehingga terus hidup dan berkembang. “Kami memberikan seperangkat alat musik kolintang ini sebagai simbol dukungan dan apresiasi kami kepada ISI Denpasar yang telah berperan aktif dalam melestarikan dan memajukan seni dan budaya Indonesia” ujarnya.
Penny Marsetio menambahkan, Pemerintah Indonesia saat ini sedang menominasikan Kolintang ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda (WBT) UNESCO. Nominasi ini dilakukan melalui skema ekstensi dengan alat musik tradisional Balafon yang telah terlebih dahulu tercatat sebagai WBT UNESCO. Balafon merupakan alat musik tradisional yang dimainkan di negara-negara Afrika Barat, termasuk Senegal yang serupa dengan Kolintang.
Rektor ISI Denpasar (Bali), Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana dalam sambutannya mengatakan Kolintang hibah DPP PINKAN Indonesia makin melengkapi koleksi alat musik tradisional milik ISI Denpasar. Harapannya, Kolintang dapat terus mengalun merdu dan memperkaya seni dan budaya Indonesia. “Ini (penghibahan alat musik Kolintang) akan menjadi pintu untuk kita masuk semakin dekat dengan Kolintang dan budaya Minahasa” ujarnya.
Acara penghibahan Kolintang dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Drs. Anak Agung Gde Rai Remawa, M.Sn, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Dr. Drs. I Ketut Muka, M.Si, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Prof. Dr. I Komang Sudirga, S.Sn., M.Hum, Kepala Biro Umum dan Keuangan Dr. I Gusti Ngurah Sudibya, SST., M.Sn, Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama Dr. I Komang Arba Wirawan, S.Sn., M.Si, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Dr. I Ketut Garwa, S.Sn.,M.Sn., Koordinator Program Studi Musik, ISI Denpasar Ketut Sumerjana, S.Sn., M.Sn, anggota DPP PINKAN Indonesia, mahasiswa ISI Denpasar, dan hadirin lainnya.
Acara dimeriahkan dengan pertunjukan alat music Kolintang oleh mahasiswa ISI Denpasar. Kolintang dikolaborasikan dengan alat musik dengan alat musik modern maupun yang tradisional. yang dikolaborasikan dengan instrumen musik modern. Seluruh hadirin terpesona oleh keindahan suara dan harmoni instrumen kolintang yang dimainkan. (ISIDps/Humas)
Foto: Alat musik Kolintang dikolaborasikan dengan alat musik modern dalam acara Penghibahan Alat Musik Kolentang, Jumat (3/11)
Foto: Petchaburi Rajabat University mementaskan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)
Petchaburi Rajabat University memukau penonton dengan pergelaran Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” dalam Kalang Kalangon Kawikon (Pergelaran Internasional) serangkaian Festival Kesenian Indonesia+ (FKI+) XII 2023. Pementasan tersebut digelar di Gedung Natya Mandala, Kamis malam, 26 Oktober 2023.
Khon adalah salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional dari Thailand yang memiliki akar sejarah yang kaya. Tari Khon merupakan pertunjukan teater tari topeng yang menggabungkan gerakan tari, musik, nyanyian, dan cerita epik. Pertunjukan ini sering kali mengambil tema dari epik-epik klasik Thailand atau cerita-cerita yang terkenal dalam mitologi dan sastra Thai.
Foto: Petchaburi Rajabat University mementaskan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)
Lima dosen Petchaburi Rajabat University dengan apik memerankan kisah Rahwana menculi Sita. Diceritakan Shurpanakha memberitahu Rahwana tentang kematian saudaranya, memicu kemarahan Rahwana yang ingin membunuh Rama. Atas saran Shurpanakha, Rahwana menculik Sita setelah jatuh cinta padanya dan mengirim Maricha berubah menjadi rusa emas untuk memikat Sita. Rama mengejar rusa tersebut, tetapi saat dia mengetahui tipuan itu, dia melepaskan panah ke arah Maricha. Maricha berpura-pura sebagai Rama dan meminta bantuan Lakshmana. Rahwana kemudian mencoba mendekati Sita sebagai seorang pertapa, tetapi Sita menolaknya. Akhirnya, Rahwana kembali ke wujud aslinya dan menculik Sita. Pertunjukan ini menggabungkan tari, musik, drama, dan kostum yang menciptakan pengalaman visual dan artistik yang mengesankan.
Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana bersama Deputy Director Institute for the Research and Promotion of Arts & Culture, Petchaburi Rajabat University Asst. Prof. Dr. Wanwipa Mattayomnant. serta sejumlah rektor perguruan tinggi seni yang tergabung dalam Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTS) hadir menyakasikan pergelaran ini. (ISIDps/Humas)
Foto: Petchaburi Rajabat University mementaskan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)
Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana menyerahkan cendera mata kepada Deputy Director Institute for the Research and Promotion of Arts & Culture, Petchaburi Rajabat University Asst. Prof. Dr. Wanwipa Mattayomnant seusai pementasan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)
Foto: Seniman Tari Kecak I Ketut Rina menjadi narasumber Workshop Tari Kecak dalam “Lampah Laku Lelangit” FKI+ XII, 2023, Kamis (26/10).
INSTITUT Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali) memperkaya Festival Kesenian Indonesia+ (FKI+) XII Tahun 2023 dengan menghadirkan tiga maestro seni dalam Lampah Laku Lelangit (Workshop bersama Maestro). Tiga maestro seni, yakni seniman Tari Kecak I Ketut Rina, seniman Tari Topeng I Ketut Wirtawan, dan fotografer profesional I Gusti Agung Wijaya Utama.
Foto: Seniman Tari Topeng I Ketut Wirtawan menjadi narasumber Workshop Tari Topeng dalam “Lampah Laku Lelangit” FKI+ XII, 2023, Kamis (26/10).
Workshop “Lampah Laku Lelangit” diadakan pada Kamis, 26 Oktober 2023. Workshop ini berlangsung di tiga lokasi berbeda, yaitu Workshop Tari Kecak di Nretya Mandala ISI Denpasar, Workshop Tari Topeng di Wantilan ISI Denpasar, dan Workshop fotografi di Studio Fotografi ISI Denpasar.
Tidak hanya melibatkan mahasiswa ISI Denpasar, workshop ini juga dihadiri oleh sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seni di Indonesia yang ikut serta dalam FKI+ XII Tahun 2023. Para narasumber membagikan pengetahuan dan pengalaman dalam bidang seni yang telah mereka geluti selama bertahun-tahun. Ini merupakan kesempatan berharga bagi para mahasiswa untuk mendalami seni dari maestro-maestro berpengalaman dan memperluas wawasan mereka dalam seni tari dan fotografi.
Workshop bersama maestro seni ini merupakan salah satu dari berbagai kegiatan yang diadakan dalam rangkaian Festival Kesenian Indonesia+ XII Tahun 2023 yang berlangsung 24-27 Oktober 2023. Festival ini menjadi wadah bagi seniman dan mahasiswa seni untuk berkolaborasi, berkembang, dan merayakan keanekaragaman seni dan budaya Indonesia.
Foto: Fotografer profesional I Gusti Agung Wijaya Utama menjadi narasumber Workshop Fotografi dalam “Lampah Laku Lelangit” FKI+ XII, 2023, Kamis (26/10).
Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Kun Adnyana (kiri), dan akademisi Institut Kesenian Jakarta Dr. Iwan Gunawan, S.Sn., M.Si menjadi keynote speaker pada Seminar Internasional “Dharma Waksita Dwipantara” Kamis (26/10).
INSTITUT Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali) menggelar Seminar Internasional “Dharma Waksita Dwipantara” serangkaian Festival Kesenian Indonesia+ (FKI+) XII Tahun 2023. Seminar ini diadakan di Ruang Vicon Lantai 2 Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar.
Seminar Internasional “Dharma Waksita Dwipantara” menghadirkan dua keynote speaker (pembicara utam), yakni Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Kun Adnyana, dan akademisi Institut Kesenian Jakarta Dr. Iwan Gunawan, S.Sn., M.Si. Kedua pembicara tersebut memberikan wawasan yang berharga dalam konteks seni dan budaya di Indonesia.
Foto: (kiri ke kanan) K. Azril Ismail, Christabel Teng dan I Gde Made Indra Sadguna dalam Seminar Internasional “Dharma Waksita Dwipantara” Kamis (26/10)
Terdapat lima invited speaker (pembicara undangan) dari perguruan tinggi luar negeri. Mereka, yakni Christabel Teng dari Nanyang Academy of Fine Arts, Singapura, dan K. Azril Ismail dari National Academy of Arts, Culture and Heritage Kuala Lumpur, Malaysia, menyampaikan makalah secara langsung. Sementara itu, Teija Gumilar dari Bydgoszcz University of Science and Technology, Polandia, Irving Chan Johnson National University of Singapore, dan Junko Konishi dari Okinawa Prefectural University of Arts menghadirkan pemikiran mereka melalui sesi virtual. Seminar ini dipandu dengan apik oleh I Gde Made Indra Sadguna, S.Sn., M.Sn., Ph.D.
Selain keynote speaker dan invited speaker, seminar ini juga menggelar sesi panel dengan pemaparan 17 makalah oleh partisipan yang berasal dari berbagai perguruan tinggi seni yang tergabung dalam Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTSI). Dharma Waksita Dwipantara memberikan kesempatan kepada para akademisi dan praktisi seni untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam upaya memajukan seni dan budaya di Indonesia.
Seminar Dharma Waksita Dwipantara ini menjadi salah satu titik penting dalam FKI+ XII tahun 2023. Seminar ini menciptakan dialog dan pertukaran gagasan yang memperkaya pemahaman tentang seni dan kebudayaan Indonesia, serta memperkuat sinergi antara pelaku seni di dalam dan luar negeri. (ISIDps/Humas)
Foto: Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana bersama mahasiswa peraih juara Parama Patra Pawimba (Lomba Nasional) pada penutupan FKI+ XII 2023, Jumat, 27 Oktober 2023 di Gedung Natya Mandala, ISI Denpasar.
INSTITUT Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali) berhasil merebut sepuluh juara dari 11 tangkai lomba dalam Parama Patra Pawimba (Lomba Nasional) serangkaian Festival Kesenian Indonesia+ (FKI+) XII Tahun 2023. Lomba diselenggarakan di ISI Denpasar – Bali, Selasa, 24 Oktober 2023. Dari sepuluh juara, kampus seni terbesar di Bali ini meraih juara I pada dua tangkai lomba, yakni Juara I Lomba Fotografi melalui karya Putu Wahyu Widnyana. Satu lagi, Juara I Lomba Poster karya Raina Wijaya. Mereka merupakan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Denpasar.
Wahyu Widnyana mengadu karya foto berjudul “Menyatukan Perbedaan di Dalam Keberagaman Keindahan Budaya”. Dalam karyanya ini, Wahyu berhasil menggambarkan kekayaan keragaman budaya Indonesia dengan indah melalui model berbaju adat dari berbagai suku-suku di negeri ini. Karya fotonya menghadirkan visual yang memikat, mempertontonkan kekayaan ragaman budaya Indonesia, sekaligus menyuguhkan pesan betapa mulai persatuan dalam rancak perbedaan.
Sementara itu, karya Raina Wijaya juga sarat pesan tentang keragaman bangsa. Poster yang diciptakannya, berjudul “Harmoni Keragaman Bangsa,” menonjolkan desain visual dengan warna-warna cerah yang menarik perhatian. Ilustrasi dan tipografi yang unik dan kreatif menegaskan pesan harmoni dalam keragaman.
Foto: Karya foto Putu Wahyu Widnyana, peraih Juara I Lomba Fotografi
Foto: Karya poster Raina Wijaya, peraih Juara I Lomba Poster.
Dalam ajang seni bertaraf nasional ini tampak setiap kontingen bersaing ketat untuk meraih yang terbaik. Persaingan ditandai dengan semua juara dalam kategori lomba hampir habis dibagi rata oleh setiap kontingen. Para peserta lomba tampak berlomba penuh antusias. Setiap karya seni yang ditampilkan selalu menjadi magnet hingga menjadi hiburan menarik para undangan dan penonton.
Juara lomba diumumkan pada malam penutupan FKI+ XII 2023, Jumat, 27 Oktober 2023. Penghargaan juara diserahkan langsung oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana di Gedung Natya Mandala, ISI Denpasar.
Sepuluh mahasiswa ISI Denpasar dari pelbagai program studi meraih juara II dan III dalam semua tangkai lomba. Dari sebelas tangkai lomba, ISI Denpasar hanya nihil juara pada tangkai lomba Monolog. Mahasiswa peraih juara tersebut, yakni I Komang Aryawan (Juara II Lomba Melukis), I Putu Spencer Gunawan (Juara III Lomba Film Pendek Kategori Sutradara), I Wayan Gede Merta Junaedi (Juara 3 Lomba Tatah Kulit), Made Adi Wirya Darma (Juara II Lomba Sketsa Arsitektur), I Komang Pramudia Indraswara (Juara II Lomba Art Fashion), Ni Putu Marshella Shadika (Juara III Lomba Menyanyi Solo), Pande I Made Yudha Laksana, Dwi Marta Adi Suryantara dan Jazz Baldwin Parluhutan Situmoran (Juara III Music Kontemporer), serta Kadek Arisoma Linggayona (Juara III Tari Kontemporer Kategori Penata Musik).
Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana mengapresiasi kegiatan lomba-lomba serangkaian FKI+ XII 2023. Dia menjelaskan, Perhelatan bertajuk “Samudra-Rakta-Samasta” (Bahari Daya Cipta Seni Kini), 24 – 27 Oktober 2023 di Bali, benar-benar telah menjadi wahana aktualisasi prestasi dan dedikasi seluruh Perguruan Tinggi Seni se-Indonesia. Prestasi ini tiada lain untuk meneguhkan dan memajukan seni-budaya Bangsa Indonesia. “Seluruh telah tersaji dan mewujud berderet adikarya anak bangsa. Semua ini akan selalu dikenang-dikabarkan kepada generasi mahasiswa seni Indonesia,” ujarnya. (ISIDps/Humas)
Foto: Karya foto mahasiswa peserta Lomba Fotografi yang dipamerkan pada penutupan FKI+ XII 2023.
Festival Kesenian Indonesia (FKI +) XII, 2023 Resmi Dibuka
Foto: Rektor ISI Denpasar (Bali) bersama pimpinan perguruan tinggi anggota BKS-PTSI serta kontingen dari masing-masing perguruan tinggi seni pada malam pembukaan (FKI+) XII Tahun 2023, Rabu (25/10).
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali) menggelar Festival Kesenian Indonesia (FKI+) XII Tahun 2023, pada 24 – 27 Oktober 2023. FKI+ dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, ASEAN.Eng, melalui video, Rabu, 25 Oktober 2023. Seremoni pembukaan festival bertajuk Samudra-Rakta- Samasta (Bahari Daya Cipta Seni Kini) dilaksanakan di Panggung Terbuka Nretya Mandala ISI Denpasar.
FKI merupakan kegiatan ‘biennale’ yang digelar rutin setiap dua tahun sekali di bawah naungan Badan Koordinasi Perguruan Tinggi Seni (BKPTS) Indonesia. Festival seni-desain prestisius ini bertujuan untuk memperkuat ikatan persaudaraan di antara perguruan tinggi seni se-Indonesia. FKI mengkolaborasikan seni pertunjukan, pameran, seminar, dan workshop.
Foto: Pergelaran Kolosal Samudra-Rakta-Samasta dalam Pembukaa FKI+ XII 2023 di Panggung Terbuka Nretya Mandala ISI Denpasar, Rabu (25/10).
Pembukaan FKI+ XII 2023 dihadiri oleh Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana, serta rektor dan ketua perguruan tinggi anggota Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTSI). Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari perguruan tinggi dunia yang turut berpartisipasi dalam FKI+ XII 2023, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan undangan lainnya.
Dalam acara dilaksanakan penyerahan bendera FKI dari Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana kepada Rektor ISI Padangpanjang Dr. Febri Yulika,S.Ag,M.Hum, sebagai tuan rumah perhelatan FKI XIII Tahun 2025 mendatang.
Foto: Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana menyerahkan bendera FKI kepada Rektor ISI Padangpanjang Dr. Febri Yulika,S.Ag,M.Hum, sebagai tuan rumah perhelatan FKI XIII Tahun 2025 mendatang.
Pembukaan FKI+XII 2023 dimeriahkan dengan Pergelaran Kolosal Samudra-Rakta-Samasta (SRS). Pergelaran Kolosal ini merupakan kolaborasi megah garapan dosen dan mahasiswa ISI Denpasar. Pergelaran dibagi tiga babak yang secara umum merepresentasikan tantangan manusia dalam menyikapi kondisi ekosistem laut, termasuk eksploitasi, dan kerusakan alam.
Putri Titah Waruna Nuswantara, tokoh dalam pergelaran. Dia menggambarkan rasa sedih dan ketidakpuasan atas kerusakan alam hingga berharap agar generasi mendatang memperbaiki nasib laut dan bangsa ini. Putri dan Pangeran Waruna, Dewata Penerang dan Peneduh pun menjadi lambang harapan, kemajuan, dan perlindungan bagi Indonesia sebagai negeri bahari. Mereka bersama-sama menjaga kedaulatan laut dan menciptakan kemakmuran. Laut menjadi penghubung seluruh Indonesia, dan perahu-perahu Nusantara melambangkan persatuan dan kejayaan bangsa.
Adapun program yang akan diselenggarakan dalam FKI+ XII 2023 pada 24 – 27 Oktober 2023, yakni Kalang Kalangon Kawikon (Pergelaran), Rong Rupa Rakta (Pameran Seni Rupa-Desain), Parama Patra Pawimba (Lomba Nasional), Dharma Waskita Dwipantara (Seminar Internasional), Lampah Laku Lelangit (Workshop Maestro), Sastra Desa Mawacara (Jelajah Budaya), Pasamuan Maestro Nusantara (Diskusi Terpumpun Maestro), dan Bali-Bhuwana Adhikarya (Global-Bali Job Fair and Expo). (ISIDps/Humas)
Foto: Pergelaran Kolosal Samudra-Rakta-Samasta dalam Pembukaa FKI+ XII 2023 di Panggung Terbuka Nretya Mandala ISI Denpasar, Rabu (25/10).
Foto: Rektor ISI Denpasar (Bali) bersama pimpinan perguruan tinggi anggota BKS-PTSI pada malam pembukaan (FKI+) XII Tahun 2023, Rabu (25/10).