INTITUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR, PEMPROP. BALI DAN MITRA MBKM, BERKOLABORASI MEMBUAT PERENCANAAN TAMAN MINI INDONESIA DI SLUPH, GDANSK, POLANDIA.

INTITUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR, PEMPROP. BALI DAN MITRA MBKM, BERKOLABORASI MEMBUAT PERENCANAAN TAMAN MINI INDONESIA DI SLUPH, GDANSK, POLANDIA.

Foto: Upacara Nasarin (peletakan batu dan bata dasar) pada Candi Bentar yang dibangun di kawasan Taman Mini Indonesia di Dolina Charlotty, Slupsk, Gdansk Polandia, oleh Wakil Gubernur dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Polandia dan Duta Besar Polandia untuk Indonesia serta Pejabat Terkait.


Kerjasama ISI Denpasar yang telah dirintis selama dua tahun belakangan ini, telah mulai menampakan hasil dengan diadakannya upacara peletakan batu dasar (nasarin) bangunan candi di Kawasan Taman Mini Indonesia, Dolina Charlotty Slups, Gdansk, Polandia.  

Lawatan pimpinan ISI Denpasar pada peninjauan proses pembangunan Gapura (Candi Bentar Bali) dari tanggal 3-9 Agustus yang didahului dengan nasarin (peletakan batu dasar candi) telah berjalan dengan lancar. Peletakan batu dasar ini dilakukan oleh Wakil Gubernur Bali Prof.Dr.Ir.Cokorda Artha Ardana Sukawati, MSi., Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar dan undangan penting lainnya, pada hari Sabtu 5 Agustus 2023, pukul 16.30 waktu  setempat.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Anak Agung Gede Rai Remawa pada saat itu ditugaskan Rektor ISI Denpasar Prof. Dr.I Wayan Adnyana, SSn.,MSn., untuk menghadiri acara penting tersebut. Undangan dari Bali dan Jakarta lainnya adalah Mitra MBKM ISI Denpasar yaitu Racana Design yang dihadiri langsung oleh Direkturnya Bapak Ir. I Kadek Sosiawan, SSn., M.Ars. dan Perwakilan dari Taman Mini Indonesia Indah Bapak Dwi Atmojo.

Upacara peletakan batu dasar (nasarin) bangunan candi ini dihadiri juga undangan VIP seperti; Duta Besar Indonesia untuk Polandia di Warsawa, Ibu Anita Lidya Luhulima, Duta Besar Polandia untuk Indonesia di Jakarta, Ibu Beata Stoczynska, Indonesian Honorary Consul in Gdansk Bapak Miroslaw Wawrowski, Honorary Consul of Poland in Bali, Deputy Marshall of Pomerania, Mayor Slupsk, Mayor Ustka, Mayor Darlowo dan Mayor Leba, serta undangan pejabat lainnya.

Perencanaan Taman Mini Indonesia di kawasan Dolina Charloty, Slupsk, Gdansk Polandia ini digagas Indonesian Honorary Consul Bapak Miroslaw Wawrowski sekaligus sebagai pemilik Dolina Charlotty Resort & Spa sejak tahun 2022. ISI Denpasar berkolaborasi dalam perencanaan Pintu masuk utama dan anjungan Bali. Pintu masuk utama (gate) Taman Mini Indonesia yaitu bangunan Gapura (Candi Bentar Bali) dan anjungan Rumah Tradisional Bali, Wantilan, Art Shop, Pura beserta beberapa bangunan pendukung lainnya.

Di Kawasan ini juga akan dibangun berbagai rumah tradisional Nusantara seperti; rumah tradisional Jawa, Lombok, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Sumba, Flores dan Papua. Pada acara peletakan batu dasar (nasarin) ini juga diiringi dengan beberapa tarian Bali yang didatangkan dari kedutaan Indonesia di Jerman, devile Bali yang diikuti oleh pekerja Bali di Jerman dan Polandia.

Foto : Prosesi saat upacara Nasarin dan wawancara dengan media Polandia

Pada tanggal 6-7 Agustus 2023 dilanjutkan dengan kunjungan ke lokasi pada kawasan tersebut untuk memastikan posisi interior arsitektur tradisional Bali  pada lokasi yang sesungguhnya. Lay out Rumah tradisional Bali dipastikan lokasi dan kontur tanah di tempat tersebut untuk meminimalisir berbagai permasalahan pada saat pembangunannya.

Target rumah tradisional Bali dicanangkan selesai pada tahun 2024. Bangunan lainnya seperti Padmasana dan Borobudur akan dilanjutkan kemudian setelah rumah tradisional Bali selesai diwujudkan. Pada tanggal 7 Agustus juga diadakan pembahasan tentang keberlanjutan rencana MBKM mahasiswa ISI Denpasar  apabila Prasarana utama seperti bangunan Wantilan telah selesai dibangun. Hal ini menjadi pertimbangan agar pementasan dan kreasi mahasiswa yang akan diciptakan pada saat ber MBKM bisa terwadahi diseminasinya dalam pementasan seni pertunjukan,  seni rupa dan desain.

DOSEN ISI DENPASAR PRODUKSI FILM DOKUMENTER “PADU AREP” UNTUK MEMPOPULERKAN KEMBALI GENDING RARE

DOSEN ISI DENPASAR PRODUKSI FILM DOKUMENTER “PADU AREP” UNTUK MEMPOPULERKAN KEMBALI GENDING RARE

DENPASAR – Sejak Maret 2023, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar telah menggelar kegiatan penelitian dan penciptaan seni (P2S) dan salah satu penelitian diketuai oleh I Made Denny Chrisna Putra, seorang dosen dari Prodi Produksi Film dan Televisi, dan anggota peneliti Rai Budaya. Kegiatan ini melibatkan kerja sama antara keduanya untuk memproduksi sebuah film dokumenter yang berjudul “Padu Arep”. Film tersebut mengisahkan tentang hegemoni budaya pop terhadap seni tradisi lisan yang dikenal sebagai gending rare.

Gending rare merupakan kumpulan lagu tradisional dalam bahasa Bali Kuno dan beberapa menggunakan bahasa Jawa. Lagu-lagu ini biasanya dinyanyikan oleh orang tua kepada anak-anak mereka, termasuk sebagai lagu-lagu permainan. Meskipun liriknya sederhana, dinamis, dan riang, gending rare sulit dimengerti oleh generasi saat ini. Sayangnya, dalam lima tahun terakhir, gending rare mulai kehilangan popularitas di kalangan masyarakat Bali. Pengaruh globalisasi mengakibatkan persepsi bahwa menyanyikan gending rare dianggap kuno sehingga orang tua lebih memilih lagu-lagu asing dan populer untuk anak-anak mereka.

Dalam upaya pelestarian seni budaya di tengah arus globalisasi dan hegemoni budaya pop, I Made Denny Chrisna Putra menyampaikan pentingnya menggunakan strategi media yang mudah dijangkau dan menarik perhatian. Film dokumenter “Padu Arep” diharapkan dapat mempopulerkan kembali gending rare di kalangan masyarakat Bali serta memperkenalkannya kepada khalayak yang lebih luas melalui media film dan memanfaatkan jalur distribusi yang tepat.

Dalam proses penciptaan film tersebut, I Made Denny Chrisna Putra sebagai produser film dan sinematografer bertemu dengan beberapa narasumber terkemuka. Salah satunya adalah I Made Taro, maestro seni permainan tradisional dan pencipta gending rare yang terkenal dengan karyanya “Goak Maling”. Selain itu, ada pula Guru Anom Ranuara, seorang budayawan, dan Raka Gunawarman, seorang musisi dan seniman musik yang dikenal dengan grup musiknya yang bernama Emoni. Raka Gunawarman bersama grup musiknya, Emoni, telah aktif mempopulerkan gending rare sejak 2012 dan masih bertahan hingga saat ini. Oleh karena itu, I Made Denny Chrisna Putra memilih Raka Gunawarman sebagai subjek utama dalam film dokumenter “Padu Arep” yang akan membawakan narasi tentang hegemoni budaya pop terhadap gending rare.

Kegiatan penelitian dan penciptaan ini telah berlangsung sejak Maret 2023 dan banyak melibatkan praktisi hingga mahasiswa film. Tim kreatif ini bertekad untuk memperkenalkan kembali gending rare dan menarik minat masyarakat dalam menjaga warisan budaya tak benda ini di tengah dominasi budaya pop yang tengah marak. Rencananya, film dokumenter “Padu Arep” akan segera dirilis untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat Bali bahwa mereka memiliki seni tradisi lisan yang bernama Gending Rare dan memperkenalkan gending rare kepada masyarakat dunia yang lebih luas.

ANAGATA-ANDARU-LAHARI; Mahasiswa FSRD ISI Denpasar Gelar Diseminasi MBKM

ANAGATA-ANDARU-LAHARI; Mahasiswa FSRD ISI Denpasar Gelar Diseminasi MBKM

Program pameran karya seni dan desain sering dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Seni Rupa (FSRD) Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar). Pada akhir bulan Juni 2023 ini program penyebarluasan ide, gagasan dalam wujud karya visual mahasiswa dilaksanakan di ruang publik di Plaza Renon Mall Denpasar. Kegiatan ini disebut sebagai program diseminasi, yaitu rangkaian dari pelaksanaan Pogram Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) Semester VIII mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Tahun 2023. Kegiatan diseminasi MBKM ini dilaksanakan secara regular setiap semester. Program MBKM memberikan kesempatan bagi mahasiswa belajara di luar kampus, dibimbing oleh mentor-mentor praktisi yang memiliki dedikasi dari berbagai Mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang bereputasi. Dalam kegiatan ini mahasiswa mengenal dunia kerja, memasuki dunia profesi, dan terlibat dalam berbagai projek yang teraplikasi di masyarakat. Adapun rangkaiaan yang ditempuh mahasiswa untuk mengikuti program ini mencangkup proses pengajuan proposal, pelaksanaan MBKM selama tujuh belas minggu, penyusunan laporan, dan kegiatan diseminasi.

Tahapan diseminasi ini wajib dilaksanakan oleh mahasiswa peserta program MBKM Semester VIII untuk menyebarluaskan berbagai gagasan, ide, karya cipta, desain yang telah diwujudkan dalam program MBKM. Diseminasi menjadi ruang bagi mahasiswa dalam menyebarkan pengetahuan, keterampilan dan tekologi baru hasil studi mereka kepada dunia profesi dan masyarakat umum. Kegiatan diseminasi juga merupakan momentum bagi mahasiswa dan institusi untuk membuka diri, menerima berbagai apresiasi dan kritik dari masyarakat umum tentang hasil pembelajaran di fakultas bersama mitra industri, yang selanjutnya dapat dijadikan pijakan dalam mengevaluasi diri untuk melahirkan karya cipta serta program pembelajaran yang lebih bermutu pada diperiode berikutnya. Oleh karena itu, kali ini kegiatan diseminasi dilaksanakan di Mall Renon Plaza, sebuah ruang publik ternama di kota Denpasar yang menghadirkan berbagai venue berkumpul, berbelanja, hiburan yang sangat lengkap dan menarik, sehingga harapannya masyarakat umum lebih banyak dapat datang dan berkunjung untuk menikmati dan mengapresiasi hasil MBKM ini.

Kegiatan diseminasi periode ini bertajuk Anagata-Andaru-Lahari yang berarti “Mengarungi Samudra Pengetahuan-Menggapai Masa Depan Gemilang”. Kalimat ini memberikan pesan bahwa kunci masa depan yang cerah dan terang benderang adalah penguasaan ilmu pengetahuan. Setiap insan akademik harus berani terjun mengarungi dan menggali ilmu pengetahun yang luas bagaikan samudra sehingga gerbang masa depan yang cerah terbentang dihadapan kita. Oleh karena itu Program MBKM ini memberikan ruang dan kesempatan bagi mahsiswa untuk mengarungi samudra pengetahuan tersebut melalui projek-projek nyata yang tentunya dibimbing oleh mitra industri dan dosen-dosen pendamping.

Kegiatan pembukaan Diseminasi Program MBKM Semester Genap Tahun 2023 dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Aumni; Perwakilan Manajeman Plaza Renon Mall; Dosen Pendamping MBKM; perwakilan Mitra Industri MBKM dan seluruh mahasiswa peserta diseminasi. Wakil Rektor bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar, Bapak Dr. A.A. Rai Remawa, M. Sn dalam sambutannya menyampaikan bahwa lembaga sangat menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan ini. Lebih-lebih kegiatan ini dilaksanakan di luar kampus, yakni di sebuah Mall ternama di Kota Denpasar. Pilihan ini sangat tepat dan sejalan dengan tujuan diseminasi. Oleh karena itu salam sambutannya, Wakil Rektor menyampaikan ucapan terima kasih yang sangat mendalam kepada pihal Plaza Renon Mall yang memberi kesempatan kepada Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar menyelenggarakan kegiatan di tempat ini. Beliau berharap mudah-mudahan apa yang disuguhkan kali ini memberikan nilai kebermanfaatan dan pengalaman baru bagi proses pembelajaran, serta memberikan sumbangsih pengetahuan baru kepada masyarakat umum.

Dalam dideminasi ini, Dr. I Made Pande Artadi selaku Ketua Panita melaporkan bahwa perserta kegiatan diseminasi berjumlah 25 orang yang terdiri dari 5 orang mahasiswa Program Studi (Prodi) Seni Murni; 7 orang dari mahasiswa Prodi Desain Komunikasi Visual; 2 orang dari Prodi Desain Mode; 1 orang dari Prodi Desain Interior; 5 orang dari Prodi Fotografi; dan 5 orang dari Prodi Film dan Televisi. Adapun program pilihan yang ditempuh mencakup program Magang, Wirausaha, dan program Studi Projek Independen. Dilaporkan pula bahwa kegiatan diseminasi ini dirangkai dengan acara Wicara Rupa sebuah sajian talkshow dengan topik MBKM yang dibawakan oleh adik-adik mahasiswa peserta, Alumni dan dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain. Disamping hal tersebut dalam kegiatan ini juga menampilkan live music, Performing Art dan Transhow yang digagas dan di persiapkan oleh adik-adik Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP). Kegiata Diseminasi berlangsung selama tiga hari, yakni dari tanggal 27 sampai dengan 29 Juni 2023.

Festival Nungkalik BEM ISI Denpasar Berlanjut, Bertaraf Internasional, Libatkan Pesertanya dari Sejumlah Negara

Festival Nungkalik BEM ISI Denpasar Berlanjut, Bertaraf Internasional, Libatkan Pesertanya dari Sejumlah Negara

Festival Nungkalik yang diprakarsai BEM ISI Denpasar terus berlanjut. Setelah sukses digelar di Pantai Segara Ayu, Sanur-Denpasar, pada 20 April 2023, kali ini Festival Nungkalik ‘’naik kelas’’, yakni bertaraf internasional. Jika pada Festival Nungkalik di Sanur mengambil tema “Penumbra’s Final Gloom”, Menjangkar Konsep Eksperimental Umbra, hajatan kali ini bertajuk ‘’Nungkalik International Festival “Exploring Archetypes: A Journey Through the Medium”, digelar di kampus ISI Denpasar dan juga di Pantai Segara Ayu, pada 6 – 9 Juli 2023.

Presiden BEM ISI Denpasar, Putu Durga Laksmi Devi, S.Fil. yang juga co-curator Nungkalik Festival internasional menyampaikan, “Nungkalik International Festival Exploring Archetypes: A Journey Through the Medium” adalah tema yang akan menjadi acuan untuk direspons para seniman, serta pengamat seni dari lima negara, yakni Australia, Amerika, Kanada, Jerman dan Indonesia. 

‘’Festival bertaraf internasional ini akan menghadirkan esensi tontonan untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan kolaborasi lintas disiplin. Hal ini akan dibahas oleh para pengamat guna mematangkan pesan yang ingin disampaikan oleh masing-masing seniman,’’ ujar Durga Laksmi Devi, Rabu 5 Juli 2023. 

Mahasiswa akhir Prodi Senirupa ISI Denpasar ini menegaskan, Nungkalik International Festival yang akan dilaksanakan di kampus ISI Denpasar dan di Pantai Segara Ayu Sanur, memiliki beberapa rangkaian, meliputi sharing, discussion, workshop dan art performance yang akan dimulai pada tanggal 6 hingga 9 Juli 2023. Hasil keseluruhan ini akan di presenting ke dalam bentuk pameran. Acara festival meliputi, pra workshop Nungkalik x Universitas West Australia (UWA) pada 6 Juli 2023 mengangkat tema “Taksu Journey”, kemudian workshop I pada 7 Juli 2023 bertema “Mata Hulu”, disusul workshop II pada 7 Juli 2023 bertema “Tengah Kalpataru”, dan workshop III pada 8 Juli 2023 bertajuk “Bhumi Teben”. Agenda lainnya, berupa Open Space I pada 8 Juli 2023 bertajuk “Mandala Samasta” dan Open Space II pada 9 Juli 2023 bertema “Tri Tunggal”. Kemudian dilanjutkan dengan gelar pameran pada 21 Juli 2023 bertajuk “Exploring Archetypes: A Journey Through the Medium Exhibition.”

Kata Durga, “Taksu Journey: From the internal body via face to the external body (canvas) and expression through dance/movement” dipilih sebagai konsep pra workshop Nungkalik x UWA pada 6 Juli 2023, bermakna bahwa kekuatan dalam diri setiap seniman berada pada titik utama yakni wajah. Area sekitar dahi merupakan simbol kekuatan. Kekuatan ini tercerminkan melalui goresan otomatis masing-masing peserta. Kemudian disalurkan kepada tubuh luar yang diibaratkan dengan kanvas, selanjutnya diekspresikan melalui gerakan art performance dengan menggunakan kain perca sebagai bentuk pengelolaan kembali kekuatan yang telah muncul di seluruh tubuhnya.

Dalam festival kali ini, BEM ISI Denpasar terinspirasi dari konsep Tri Angga. Karena itu rangkaian inti Nungkalik Festival dibagi menjadi tiga, yakni sharing discussion, workshop dan art performance pada tanggal 7-8 Juli 2023. Diawali dengan tema “Mata Hulu” dengan menggunakan medium kain sebagai simbol kehidupan, seperti mata air yang umumnya berada di hulu, merupakan sumber kehidupan. Dengan pergerakan arus kehidupan, maka akan dikaitkan dengan “Tengah Kalpataru”, yakni pohon yang selalu memberi harapan kepada manusia untuk terus melanjutkan hidup. Tubuh, ibarat batang pohon, merupakan penopang piranti kehidupan manusia. Sedangkan “Bhumi Teben” dengan menggunakan besi, merupakan elemen atau pondasi dasar bumi.

‘’Seluruh rangkaian sharing discussion, workshop dan art performance dalam Nungkalik International Festival yang telah dimulai sejak April 2023 lalu dengan konsep menjangkar fenomena Gerhana Matahari di Pantai Segara Ayu, kemudian akan diselesaikan kembali di pantai ini  dengan membawa konsep Tri Angga dan dikemas sebagai “Tri Tunggal” yang diharapkan dapat menghasilkan puncak eksplorasi,’’ ujar Durga. Dengan demikian, seluruh artefak yang telah menjadi hasil eksplorasi, akan dipresenting secara ‘Nungkalik’ dengan menampilkan art performance “Remember Our Archetypes” dan peluncuran E-Book yang merangkum semua perjalanan Nungkalik International Festival dari berbagai sudut pandang, yang telah direspons oleh seniman, pengamat serta masyarakat umum, yang diharapkan dapat memberikan hasil kajian tentang pandangan seni kontemporer pada masyarakat umum.

Dr. I Wayan Sujana ‘Suklu’, S.Sn., M.Sn., kurator Nungkalik Festival internasional menyampaikan, nungkalik merupakan sebuah konsep yang dimaknai sebagai berkarya di luar kebiasaan. Konsep ini diangkat lagi dalam Festival Nungkalik bertaraf internasional. Festival Nungkalik ini sebuah interaksi, proses yang bersifat eksperimental konseptual. Tubuh, roh, pengalaman, medium dan tempat, merupakan  entitas dasar untuk memperkuat konsep interaksi atau intermingle. Manusia, dalam hal ini seniman, hampir setiap hari (gerak, music, visual, verbal) melakukan eksperimen-formatting-presenting dalam perjalanan hidupnya. Tubuh dan ingatannya mengandung pengalaman yang terus menumpuk dari hari ke hari. Kepekaan diri atas penomena di luar diri, terlatih menjadi kepekaan substantif di dunia internalnya. Kepekaan instinctive akan muncul ketika ada hal-hal eksternal datang menghampiri. Seniman dalam kondisi terbuka dengan insting intuitifnya, siap berinteraksi dengan hal-hal di luar dirinya. Bentuk interaksi tersebut menjadi dua bagian. Berinteraksi dengan alam dan berinteraksi dengan sesama seniman. ‘’Nungkalik International Festival merupakan ruang interaksi bagi para seniman. Tubuh siap-siaga menjadi ruang eksperimental konseptual. Seniman berproses dengan penghayatan extraordinary dari sebelum-sebelumnya,” kata Sujana Suklu, salah satu Pembina BEM ISI Denpasar ini.

Karma Citta Waskita Inagurasi dan Sapa Publik Guru Besar Anyar Prof. Dr. Ida Ayu Trisnawati, S.ST.,M.Si

Karma Citta Waskita Inagurasi dan Sapa Publik Guru Besar Anyar Prof. Dr. Ida Ayu Trisnawati, S.ST.,M.Si

Hadir Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Gubernur Bali yang diwakili oleh Sekda Prov. Bali, Kadisbud Prov. Bali, Kadisbud Kota Denpasar Seniman Prof. Dr. I Wayan Dibia,SST.,MA, Jero Gede Batur Beduuran dan Pemuka Adat Baturlainnya, serta para undangan lainnya.

 ISI Denpasar menjemput Senat Institut menuju ruangan sebagai petanda dibukanya acara Inagurasi Guru Besar Prof. Dr. Ida Ayu Trisnawati, S.ST.,M.Si, yang kemudian dilanjutkan dengan penampilan kesenian Rudat dari Desa Kepaon Denpasar sebagai pengantar Prof. Dr. Ida Ayu Trisnawati, S.ST.,M.Si menuju ruangan.

Tak kalah penting, tari kebesaran Siwa Nata Raja yang selalu hadir dalam acara-acara besar Insitut Seni Indonesia Denpasar. Sambutan Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn.,M.Sn menyampaikan beberapa capaian kerja ISI Denpasar yang telah diraih, diantaranya; perbaikan layanan pendidikan, penghargaan yang telah diperoleh oleh Lembaga, dan keberadaan Guru Besar di kalangan ISI Denpasar yang kini tercatat ada 10 Guru Besar sesuai dengan bidang ilmunya, serta ISI Denpasar yang kini tengah mempersiapkan diri untuk menjadi ISI Bali.

Sambutan Wali Kota Denpasar dibacakan langsung oleh I Gusti Ngurah Jaya Negara. Dalam sambutan beliau, mengapresiasi Lembaga ISI Denpasar sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang tetap menjadi barometer pertumbuhan kesenian Bali. Diakhir sambutannya, beliau mengucapkan selat kepada Prof. Dr. Ida Ayu Trisnawati, S.ST.,M.Si atas pencapaian Guru Besarnya. Selanjutnya sambutan Gubernur Bali yang disampaikan oleh Sekda Prov. Bali. Dalam sambutannya beliau juga menyampaikan selamat kepada Prof. Dr. Ida Ayu Trisnawati, S.ST.,M.Si atas capaian jabatan Guru Besarnya.

Sosok Prof. Dr. Ida Ayu Trisnawati, SST., M.Si., lahir di Malang pada tanggal 21 Januari 1962 Adalah anak dari pasangan Ida Bagus Anom (alm) dengan I Gusti Ayu Muliani, putri ke empat dari delapan bersaudara. Ida Ayu Trisnawati menikah dengan A.A.Ngurah Ketut Suparta SE.,M.Si Pensiunan Dispenda Prop.Bali saat ini sebagai Bendesa Adat Poh Gading, Denpasar, memiliki 3 orang Putra-Putri. Pertama, Dokter Anak Agung Ayu Diah Citradewi, M.Biomed, Sp.M, Kedua, Dokter Anak Agung Ngurah Bayu Putra, yang saat ini sedang Pendidikan Spesialis Bedah di Udayana, ketiga, Anak Agung Ngurah Surya Putra, B.Bus, bekerja di Ausi ( Sydney ) dan seorang anak asuh yaitu Herdiyan Adi Prasetia,S.pd.,M.pd. Ida Ayu Trisnawati memiliki 8 orang Cucu. Saat ini Ida Ayu Trisnawati bekerja sebagai Dosen Program Studi Tari, Fakultas Seni Pertunjukan (FSP), Institut Seni Indonesia Denpasar dan Dosen pada Program Studi Pendidikan Seni Program Magister Institut Seni Indonesia Denpasar. Setelah lulus S2 pada Kajian Budaya pada UNUD Denpasar (1999-2001) dan S3 Bidang Kajian Budaya pada UNUD Denpasar (2012- 2016) kini masih aktif sebagai peneliti, penulis dan praktisi seni. Sebagai praktisi seni telah berkesempatan untuk menjadi duta seni ke beberapa negara seperti, Jepang Tokyo tahun 1981, Amerika,1983, penari istana negara tahun 1981-1984 sebagai penari Manuk Rawa ciptaan I Wayan Dibia, tour Canada tahun 1986, Thailand (1996), Iwate-Jepang (1997), Kamboja (2007), Perancis (2008), dan Singapore 2019, dan lain-lain. Kini masih aktif mengajar di Prodi Tari dan Pascasarjana ISI Denpasar, aktif berkarya seni, meneliti, menulis artikel ilmiah, seminar, dan mengabdi di masyarakat.

Orasi Ilmiah dari Prof. Dr. Ida Ayu Trisnawati, S.ST.,M.Si yang bertajuk “Ceria Menembus Kebisuan”.  Orasi dimulai dari penyampaian pengabdian Prof. Dr. Ida Ayu Trisnawati, S.ST.,M.Si di “Desa Kolok” yang dimulai dari tahun 2016.  Ditengah keterbatasan masyarakatnya, mereka memiliki potensi seni dan semangat tinggi untuk berkesenian yang patut dibina.

Desa Bengkala, sebagai salah satu desa tua dikawasan Bali Utara, tidak saja memiliki keunikan secara budaya dan karakter masyarakatnya. Namun ada juga keunikan yaitu adanya masyarakat yang mengalami kelainan berupa tuli bisu (dibaca kolok). Mereka adalah kelompok masyarakat tuna rungu dan tuna wicara. Penduduk yang bisu ini atau oleh orang Bengkala menyebutnya dengan orang kolok hidup selayaknya masyarakat yang normal. Keadaan tuli-bisu ini dialami secara genetik (kelainan fungsi pendengaran sejak lahir). Terlepas dari kondisi fisik yang tidak sempurna tetapi masyarakat kolok di Desa Bengkala bisa beraktivitas layaknya masyarakat normal, termasuk salah satunya dengan kegiatan menari. Desa Bengkala terkenal dengan kelompok Tari Janger Koloknya. Tari Janger Kolok menjadi ikon penting dalam perkembangan kesenian di Desa Bengkala. Kondisi itu tentu menarik untuk terus dikembangkan sebagai salah satu potensi yang bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata. Tujuannya terjadi peningkatan

kesejahteraan hidup masyarakat di desa ini.

Keberadaan masyarakat Kolok Bengkala sangat penting karena mereka menjadi contoh unik tentang kemampuan manusia dalam menciptakan bahasa baru dan mengadaptasinya dalam situasi yang unik. Mereka menunjukkan bahwa bahasa isyarat tidak hanya menjadi sarana komunikasi bagi penyandang tunarungu, tetapi juga dapat digunakan oleh komunitas yang lebih luas atau masyarakat normal.

Melihat begitu besarnya potensi seni yang dimiliki oleh masyarakat Kolok di Desa Bengkala, Prof. Dr. Ida Ayu Trisnawati, S.ST.,M.Si tercetus ide untuk menciptakan tarian kolok dengan judul Tari Baris “Bebila” diambil dari (Baris Bebek Bingar Bengkala) adalah tari garapan baru yang dikembangkan sesuai dengan potensi seni di Desa Bengkala yang terbatas secara fisik yaitu orang bisu tuli diciptakan pada tahun 2017. Tari baris yang dikembangkan adalah tarian baris yang mengambil beberapa gerak-gerak pegambuhan. Secara konsep, kata ‘baris’ menggambarkan pasukan. ‘Bebek yaitu itik, sedangkan Bingar adalah ceria dan Bengkala adalah nama Desa. Jadi Tari Baris Bebila (Bebek Bingar Bengkala) adalah Tarian yang menggambarkan keceriaan pasukan yang semangatnya melampaui batas kemampuan dibawah satu komando. Tari Baris Bebila ini terinspirasi dari pengembala bebek, ‘bebek yang berbaris mengikuti si pengembala yang memegang sebatang bambu/penyisih.

Tari Baris Bebila ini membawa property tombak. Layaknya tarian Baris upacara, beragam tarian ‘baris’ menjadi inspirasi, sekelompok penari yang membawa senjata, perlengkapan upacara,dan mengenakan kostum yang berbeda warna. Gerakan tarian ini sesuai dengan kemampuan penari yang terbatas, sehingga penari mudah mengikuti gerakannya. Penari tari Baris Bebek Bingar Bengkala terdiri dari tujuh orang laki-laki yang membawa tombak. Satu orang berperan sebagai pimpinan. Diakhir orasinya ditampilkan Tari Baris Bebila yang diringin Kendang Beliq dan kemong. Penggunaan instrumen ini merupakan pilihan agar penyajiannya mudah untuk memberikan tanda komando/pengamatan dalam tarian.

Kesenian Rudat, Desa Kepaon dan Penari Baris Bebila

Dokumentasi Prof. Dr. Ida Ayu Trisnawati, S.ST.,M.Si, tahun 2023

Diakhir orasinya disampaikan ucapan teeima kasih kepada seluruh yang membantu terlaksananya acara pada hari ini. Penutupan acara dilakukan oleh Ketua Senat ISI Denpasar Dr. Ni Kadek Arsiniwati, SST.,M.Si dan nyayian Mars ISI Denpasar.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat Nata Citta Swabudaya ISI Denpasar di Desa Batur Ditutup Dengan Penyerahan Piagam Penghargaan

Kegiatan Pengabdian Masyarakat Nata Citta Swabudaya ISI Denpasar di Desa Batur Ditutup Dengan Penyerahan Piagam Penghargaan

Tidak terasa program pengabdian NCS di Desa Batur sudah berjalan hingga memasuki bulan ke-lima. Berbagai kegiatan telah terselesaikan dengan baik dan penuh suka cita.  Diantara prosesi ritual yang berlangsung di Desa Batur, tim juga dapat merasakan moment berharga dari ritus sakral yang berlangsung. Semua tim telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan hari ini pun kegiatan NCS di Desa Batur ditutup. Penutupan dihadiri oleh Kabiro Umum dan Keuangan Dr. I Gusti Ngurah Sudibya, SST.,M.Sn, Jro Gede Penyarikan Batur, Perbekel Batur Tengah I Made Sasmika, SST, Para Penari Debunga Desa Batur, Juru Gamel Desa Batur, Guru Tabuh Selonding serta segenap Tim Pengabdian Masyarakat ISI Denpasar.

Kegiatan penutupan NCS Batur didahului dengan sambutan ketua Tim NCS ISI Denpasar. Pada kesempatan ini ketua Tim mewakili segenap anggota yang bertugas menyampaiakan ucapan terimakasih kepada Jro Gede Batur beserta aparat desa lainnya yang sudah menjamu tim dengan sangat baik. Disampaikan dalam kegiatan ini, dari awal tiba sudah disuguhkan teh sebelum memulai pengabdian. Begitu juga setelah selesai kegiatan, semua tim harus “nunas” (makan bersama) di dapur suci terlebih dahulu sebelum mepamit dari Pura, ujar Dr. Drs. I Wayan Suardana, M.Sn. Masing-masing tim sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Terbentuk tari maskot, Murda Nata yang tariannya digarap oleh Dr. Ida Ayu Trisnawati, SST.,,M.Si., dan Dr. I Wayan Suharta, S.SKar., M.Si. sebagai penggarap musiknya. Tari Baris Daddap juga sudah mampu direkontruksi dengan memperbanyak penari yang mulamya hanya 3 orang, sekarang sudah berjumlah 10 orang. Pemberian dua buah gending Selonding kepada Selonding Batur, pembentukan monograf Desa Batur, Vidio branding, semua sudah digarap dan dipersembahkan untuk Desa Batur.

Tim juga sudah meletakan prasasti pengabdian di Pura Desa Batur sebagai petanda pengabdian yang sudah dilakukan.  Diakhir sambutan, ketua tim mewakili segenap tim NCS Batur juga memohon maaf atas keterbatasan waktu pengabdian sehingga ditutup pada hari ini Kamis, tgl 8 Juni 2023.

Pada sambutan kedua disampaiakan oleh Jro Gede Batur Duuran. Beliau juga berterimakasih kepada tim.NCS sudah mampu merekontruksi Tari Baris Dapdap yang ditakuti akan punah, kini telah bangkit dan menerus kegenerasi berikutnya. Jro Gede Batur mengapresiasi kinerja semua tim NCS Batur sudah bekerja keras untuk membangun dan membangkitkan kesenian-kesenian Batur. Beliau menyampaikan juga dari penyajian pagelaran tari Maskot Batur, berdasarkan hasil pengamatan dari Gubernur, dihimbau untuk mengevaluasi kembai tatanan kostum tarinya. Disampaikan juga dalam sambutannya, di Desa Batur banyak terdapat gamelan, seperti; gamelan Selonding, 2 set gamelan Gong Gede, Angklung, Semar Pagulingan, 2 Gedog Wayang dan kesenian-kesenian lain yang ada di Batur. Semuanya sudah bangkit dan nantinya akan difungsikan dalam berbagai aktivitas ritual di Desa Batur. Akhir sambutan Beliau, menyampaikan permintaan maaf atas kekurangan dalam penyambutan tim selama melakukan tugas pengabdian di Desa Batur. Acara dilanjutkan dengan sambutan Rektor ISI Denpasar yang disampaikan oleh Kabiro Umum dan Keuangan. Sambutan dibuka dengan humoris dalam nuansa kekeluargaan. Rektor ISI Denpasar melalui Kabiro Umum dan Keuangan berterimakasih juga kepada Jro Gede Batur, masyarakat Desa Batur yang sudah menerima Tim ISI Denpasar dengan penuh keakraban. Pada kesempatan itu juga disampaikan ucapan terimakasih kepada semua Tim NCS Desa Batur yang sudah bekerja keras penuh semangat mengabdi untuk membangkitkan dan mengembangkan kesenian di Desa Batur. Kedepannya akan tetap terjalin kerja sama antara ISI Denpasar dengan Desa Batur.

Selanjutnya sambutan dilanjutkan oleh Jro Gede Penyarikan Batur. Beliau mengapresisi juga pelaksanaan NCS ISI Denpasar yang sudah dilaksanakan. “Kalau akademisi sudah turun memberikan pembinaan, akan menghasilkan yang beda dengan teori dan pendekatan yang diberikan semua masalah kesenian dapat diatasi dengan baik” kata Beliau. Jro Gede Penyarikan berharap kesenian-kesenian di Batur tidak hanya dibina saat ini saja, namun kedepannya dimohon untuk tetap mendapat perhatian dan pendampingan teknis dari tim ISI Denpasar. Penciptaan tari maskot Desa Batur dengan judul “Tirtha Mahamreta Pratistha” Tirtha Mahamreta mempunyai makna simbolisme danau Batur sebagai pusat kesejahteraan hidup manusia Bali. Hal ini termuat dalam Kakawin Purwaning Gunung Agung Danu Batur dengan menyebutkan istilah Tirtha Mahāmreta Mahottama. Sedangkan Pratistha berarti peruwatan; penyucian. Maka, Tirtha Mahamreta Pratistha berarti air utama yang memberi kehidupan dan kesucian. Tarian ini ditarikan oleh 11 orang penari perempuan sebagai symbol sebelas mata air yang ada di Desa Batur, tegas Jro Penyarikan Batur.

Koordinator pengabdian masyarakat LP2MPP ISI Denpasar Drs. I Made Ruta, M.Si, menambahkan tentang isi dari program Nata Citta Swabudaya (NCS). Program ini merupakan program baru dari ISI Denpasar yang sudah berlangsung 2 tahun. Program ini bertujuan untuk membangkitkan ekosistem seni di masyarakat. Kesenian kesenian klasik yang menemukan masalah dalam kebangkitannya, melalui program NCS dapat mengundang para dosen-dosen seni sesuai dengan bidangnya. Mereka akan dengan siap, sigap, dan tanggap mengabdi untuk membantu masyarakat terhadap masalah kesenian yang dihadapi. Selain itu, kedepannya ISI Denpasar akan memberikan juga tenaga ahli yang siap untuk mengandi untuk kepentingan masyarakat terhadap pemajuan kesenian di daerah. Acara penutupan ini ditutup dengan penyerahan sertifikat dan foto kegiatan pengabdian kepada masing-masing bidang kesenian yang dibina.

Penyerahan Vidio Baranding Desa Kepada Jro Gede Batur.

Dokumentasi Tim NCS ISI Denpasar, Tahun 2023

Penyerahan Sertifikat Kepada Penari Baris Dapdap

Dokumentasi Tim NCS ISI Denpasar, Tahun 2023

Penyerahan Sertifikat Kepada Penabuh (Guru Selonding) dan Juru Gamel

Dokumentasi Tim NCS ISI Denpasar, Tahun 2023

Penyerahan Sertifikat, Vidio Tari dan Buku Monograf Desa Batur

Dokumentasi Tim NCS ISI Denpasar, Tahun 2023

Penyerahan Foto Tari Maskot dan Prasasti Kepada Jro Gede Batur

Dokumentasi Tim NCS ISI Denpasar, Tahun 2023

Foto Bersama Segenap Tim NCS Batur bersama Pemuka Adat Batur

Dokumentasi Tim NCS ISI Denpasar, Tahun 2023

Loading...