Kunjungan Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan

Kunjungan Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan

Kunjungan Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan Bapak Dr. Mochammad Fadjroel Rachman, SE., M.H. ke Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Selasa, 31/1/2023 diterima oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Kun Adnyana beserta jajaran di ruang kerja Rektor.

Kunjungan dimaksudkan untuk membahas kegiatan guna mendukung program Pemerintah RI mempromosikan pendidikan dan budaya Indonesia di negara Kazakhstan, dalam rangkaian acara Memperingati 30 Tahun Hubungan Diplomatik antara Indonesia dengan Kazakhstan di Tahun 2023.

Kunjungan diakhiri dengan mengunjungi ruang pameran Nata-Citta Art Space (N-CAS) dan Wall of Fame ISI Denpasar. (ISIDps/Humas)

GURATAN RELUNG JIWA AUTOMATISME KARYA MAHASISWA SENI MURNI MELALUI TEMATIK AMRETA-WANGSA-JENGGAMA

GURATAN RELUNG JIWA AUTOMATISME KARYA MAHASISWA SENI MURNI MELALUI TEMATIK AMRETA-WANGSA-JENGGAMA

AMRETA – WANGSA – JENGGAMA yang memiliki makna Air Garis Kehidupan pada pameran Tera Rupa #2 telah diikuti oleh empat Angkatan. Himpunan Mahasiswa Prodi Seni Murni periode 2022/2023 telah menciptakan iklim yang segar terkait proses dan artistik seni. Pada bulan Januari ini mengadakan pameran yang dilaksanakan di N-CAS, Institut Seni Indonesia Denpasar. Yang akan dibuka oleh rektor Institut Seni Indonesia Denpsar pada 19 Januari 2023 pukul 09.00 WITA. Pameran Tera Rupa #2 memiliki materi yang terdiri dari dwimatra dan trimatra yang diwujudkan dengan patung yang dibuat secara individu dan berkelompok. Pameran menggunakan pendekatan otomatisme, kemudian menyelenggaran workshop dengan judul ‘automatic clay medium batu padas’. Presentasi kekaryaan menggunakan konsep memusat seperti matahari sebagai pusat planet-planet. Terdapat dua kecenderungan artistik otomatisme yang saya temukan yakni figuratif dan abstrak. Dimana karya lukisan disana memiliki kecendrungan perspective yang sangat dinamis dan struktur komposisi artistic yang menyertai. 

Sebagai seorang mahasiswa, tentunya pameran ini memberikan banyak pengalaman dalam hal mengelola ruang seni rupa. Kedua kurator yakni I Wayan Setem dan I Wayan Sujana Suklu memiliki andil besar untuk memberikan pengetahuan tata kelola seni. Mikke (2016) telah menuliskan buku yang mengulas tata Kelola seni dari berbagai pandangan dan bidang keilmuan dalam judul ‘Menimbang Ruang Menata Rupa’. Hubungan kompetensi antar seni yang ideal, dapat diasumsikan bahwa persoalan menggagas sebuah perhelatan atau memanajemen sebuah pameran adalah wujud dari bagaimana perkara penyajian seni harus dijalankan. Penyajian seni atau upaya mengagas pameran selama ini ternyata telah menjadi bidang kajian akademis yang sangat tertinggal. Hal ini dapat dilihat dari minimnya penelitian, penulisan, atau diskusi wacana yang mengarah kepada kesadaran untuk mengerjakan “seni mengatur pameran” secara lebih khusus.

Pameran ini merupakan praktek langsung dilapangan menghadapi berbagai masalah, kendala dan hal terkait tata kelola seni yang diteorikan tersebut. Teori yang bahkan belum didapat secara sempurna oleh mahasiswa sebelumnya adalah awal untuk mencari ilmu yang didapat melalui pengalaman dan praktek yang dialami selama persiapan dan penggrapan. Contoh pengalaman yang pertama adalah, strategi teknis pameran. Diawali dengan publikasi dan promosi, siaran pers yang belum dimaksimalkan. Publikasi adalah membuat bahan berita atau serangkaian tindakan untuk mencatatat acara yang berhubungan. Adapun promosi adalah tindakan memperkenalkan/menyebarluaskan berita/publikasi tersebut untuk meningkatkan volume penjualan atau penonton dalam pameran. Tindakan yang paling utama adalah berpikir bagaimana membangkitkan gairah public untuk mencari informasi proyek/pameran yang salah satu caranya adalah memberi undangan resmi dengan menjalin hubungan dengan pers (media massa). Masalah kedua adalah mengenai harga karya seni (Art Pricing) dan data karya seperti  judul karya, ukuran, medium, dan tahun pembuatan, dengan minimnya data yang belum disiapkan oleh para pelukis akan menjadi persoalan, karena penetapan harga (pricing) karya seni selain untuk seniman juga bertujuan tidak hanya untuk koleksi, investasi, divestasi, dan tujuan pembiayaan, tetapi sebagai bagian dari penilaian yang berkaitan dengan penilaian karya yang berkaitan dengan penilaian karya untuk sumbangan amal, perencanaan pajak, asuransi dan fungsi lainnya. Sehingga penilaian monoter atau penetapan harga semacam ini menjadi lahan yang tak terbatas bagi banyak stakeholder dimana berhubungan dengan seni, misalnya pemerintah, lembaga pajak dan bea cukai, pegadaian, galeri, museum sampai rumah lelang. Perkara menghargai atau menetapkan harga lukisan bukanlah hal yang mudah. Dalam khasanah penetapan harga secara umum, menurut para ekonom, harga,nilai dan faedah (utility) merupakan konsep yang berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang dapat memuaskan kebutuhan. Poin pentingnya adalah ketika mengalami langsung kasus-kasus dilapangan membuka mata penulis untuk membuat catatan terkait dengan tahapan-tahapan mempersiapkan pameran. Mendapat banyak pengalaman apabila praktek langsung dilapangan sangatlah berbeda dengan teori, karena sering menemukan banyak tahapan persiapan yang sering terlupakan.

Untuk itu sangatlah penting bagi seorang pelukis yang akan beranjak menjadi seniman, memiliki kesadaran untuk mencatat setiap ide mereka yang dikemudian hari akan menjadi desain brief. Artefak-artefak yang ada didalam proses eksplorasi memiliki pengaruh yang sangat kuat kepada seniman dalam berkarya. Ketika masuk kemateri pameran, bergulat dengan visual dwimatra dan trimatra, yakni lukisan, patung, art objek dan istalasi sungguh membuat penulis bergairah, untuk mengamati setiap detil ekspresinya. Artistik kekaryaan terbagi menjadi dua katagori yakni ada yang bercorak figuratif atau abstrak. Corak figuratif ini juga bisa kita kategorikan lagi jenis-jenisnya dengan simbolik, metaforik, realisme, naturalism dan romantisme. Kemudian ada pelukis yang hanya bermain komposisi warna dimana kita sebut sebagai abstrak. 

Untuk itu penulis sendiri memiliki pendekatan, konsep dan visual yang cenderung simbolik surealis. Hal ini dimulai dari pendekatan yang penulis ciptakan yaitu Fog Formation. Kekaguman penulis dalam mengamati proses pembentukan kabut, membuatnya terinspirasi menciptakan pendekatan dengan memulai dari titik-titik embun yang dimetaforikkan dengan cipratan warna. Cipratan yang direspon menggunakan imaji alam bawah sadar untuk melihat sosok apa yang muncul dibalik titik-titik embun cat warna tersebut. Setelah mendapatkan sosok, penulis akan merespon bentuk tersebut menggunakan teknik automatic drawing yang lagi-lagi mengandalkan kekuatan alam bawah sadar. Kecenderungan penulis memakai perpaduan bentuk garis spiral dan gelombang dikarenakan filosofi motif ini sarat akan makna yang mendalam, spiral adalah lambang bahwa kehidupan terus berjalan,berputar melintasi dari satu masa ke masa yang lain. Dan gelombang dimaknasi sebagai symbol air, air kehidupan yang dapat menyublim salah satunya menjadi embun. Penulis membiarkan kekuatan alam bawah sadar dari automatik untuk memimpin gerakan tangan agar mampu menciptakan simbol-simbolnya sendiri dan terhindar dari pengaruh pikiran yang dapat mematikan kekuatan dari automatik itu sendiri. Setelahnya akan dilakukan finishing dengan membentuk garis yang mampu menciptakan kesan plastis dari objek, dalam hal ini sosok-sosok yang ada didalam alam bawah sadar penulis. Sesungguhnya kekuatan dari keunikan apa yang muncul dari alam bawah sadar sangat dipengaruhi oleh sampai mana pemahaman kita tentang kualitas buku yang kita baca, apa yang kita dengar, bagaiamana kondisi lingkungan bahkan mengenai pola hidup dimana akan sangat mempengaruhi kesadaran kita. Untuk itu, agar memiliki konsep yang matang dibutuhkan riset yang mendalam, tidak hanya melihat secara artifisial saja melainkan menelisik makna tersebut sampai kerelung-relung terdalam. Barulah akan terlihat keunikan konsep yang diciptakan dan mampu mempertanggungjawabkan konsep tersebut secara argumentatif. Ketika mahasiswa memiliki pendekatan dan konsep kekaryaan, maka poin penting selanjutnya adalah konsep visual. Hal ini dimulai dari berbagai macam eksplorasi, lalu mengupgrade mindset pembentukan objek visual yang mampu menampilkan bentuk deformatif dan oleh penulis, karya ini dimaksimalkan dengan wujud deformatif yang dipengaruhi oleh simbol simbolik dari hasil riset dan diharmonisasikan melalui konsep visual yang surealis dimana memberikan kesan sosok aneh atau sosok menyeramkan. Aneh karena bentuknya tak lazim, menyeramkan karena siluet plastis. 

Dengan begitu kegiatan pameran Tera Rupa #2 mampu memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan secara untuk diimplementasikan seperti halnya terjelaskan dari buku Mikke (2016) Menimbang Ruang Menata Rupa, dan memiliki kesan khusus bagi penulis karena mampu merespon tematik pameran yang mewajibkan menggunakan automatisme sebagai dasar dengan menampilkan karya menggunakan pendekatan Fog Formation. 

Selamat memasuki ruang rupa seni murni!

Kiriman :

Putu Durga Laksmi Devi

Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar

[email protected]

Prodi Animasi ISI Denpasar Launching Film ‘Undine’

Prodi Animasi ISI Denpasar Launching Film ‘Undine’

MANGUPURA, NusaBali.com – Program Studi (Prodi) Animasi yang baru dibuka pertengahan tahun 2022 di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar sudah menghasilkan karya perdana yang diberi judul ‘Undine’.

Karya animasi dengan durasi lima menit ini diluncurkan, Kamis (12/1/2023), di sela-sela pameran tugas akhir mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar di Park23 Creative Hub, Kuta, Kabupaten Badung.

Prodi Animasi ISI Denpasar baru dimulai pada September 2022 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 28 orang. 

“Film yang ditampilkan ini sebuah animasi seperti iklan layanan masyarakat sehingga kami ikut mendukung program Pemerintah Provinsi Bali,” ujar Koordinator Prodi Animasi, I Putu Arya Janottama. 

Film animasi ini mengangkat tema memuliakan air disajikan dengan ringan, mudah dicerna serta visual yang apik.

“Tema ini dipilih karena akhir-akhir ini kita sering terkena musibah seperti banjir bandang dan sebagainya. Itu juga akibat sumber air yang tidak dijaga, kita lihat juga sumber air kita tercemar sampah plastik dan sebagainya,” ujar Sutradara Film, Gede Pasek Putra Adnyana Yasa  yang juga dosen pengajar animasi.

Film animasi yang mengambil setting di Danau Batur disimbolkan sebagai sebuah air yang harus disucikan dan bagaimana masyarakat bisa memuja leluhur atau Tuhan. 

Debut film animasi pertama tersebut menampilkan beberapa karakter dalam film seperti Dewi Danu sebagai Dewi Pelindung Air, beberapa masyarakat, serta tiga karakter yang menjadi tokoh utama sebagai ayah, ibu, dan anak. 

Salah seorang mahasiswa yang ikut menggarap film animasi, Wayan Vicky Darish Putra mengungkapkan butuh waktu satu bulan untuk menyelesaikan ‘Undine’. 

Vicky bersama 20 rekannya yang ikut menggarap film animasi tersebut sehingga layak tayang.

“Kalau kendala pertama mulai dari konsistensi gaya gambar karena ini proyek besar yang pertama kali kami buat. Sehingga kami masih mencari cara mencocokkan gaya gambar kami dengan teman yang lain. Selain itu perangkat lunak yang baru kami tahu, sehingga kami perlu belajar lebih ekstra sebelumnya,” ujar mahasiswa kelahiran 18 Januari 2004 itu.

Ia pun turut menuturkan, film animasi pertamanya tersebut bisa ditonton oleh semua kalangan usia baik dari anak-anak hingga dewasa alias tidak ada batasan usia. Ke depan, ia dan seluruh rekannya akan memiliki rencana untuk membuat film animasi lainnya dengan tema-tema yang lebih segar dan tentu memberikan pesan mendalam.

“Pasti kita akan membuat film animasi-animasi kembali, semester ini kami juga akan mengajak mahasiswa lain untuk membuat animasi kembali. Selain kami mengangkat tema lokal kami juga akan mengangkat isu-isu yang sedang berkembang saat ini,” jelasnya.

Untuk bisa memenuhi impian anak didiknya, Arya Jonattama menjelaskan akan berkolaborasi dengan berbagai studio seperti di Yogyakarta untuk menggalakkan kembali hasil karya-karya animasi mahasiswanya.

“Harapannya untuk bidang animasi di Bali ini dapat diperhitungkan baik secara nasional maupun internasional karena kita mempunyai potensi yang sangat besar untuk memajukan bidang ini. Saya harapkan banyak animasi-animasi yang mengangkat cerita lokal yang bisa kita nikmati sehingga kita tidak banyak dijajah dengan film-film barat,” harap Arya Jonattama. 

Sementara itu Ketua Panitia Gelaran Diseminasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, I Made Pande Artadi, menambahkan event yang digelar di Park23 Creative Hub pada  10-12 Januari 2023,  sengaja memperkenalkan dua Prodi baru di ISI Denpasar, yakni Animasi dan Desain Produk.

 “Harapannya, nanti ada mitra-mitra baru lagi yang lebih bereputasi yang berminat dan ikut serta di dalam program pendidikan MBKM,” ujar  Pande Artadi. *ris

Sumber : https://www.nusabali.com/berita/133502/prodi-animasi-isi-denpasar-launching-film-undine

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Kembali Memperoleh Sertifikat Akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Kembali Memperoleh Sertifikat Akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT

Selamat!
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar kembali memperoleh Sertifikat Akreditasi “A” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi berdasarkan Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT No. 7/SK/BAN-PT/Ak.Ppj/PT/I/2023 berlaku sejak tanggal 4 Januari 2023 sampai dengan 4 Januari 2028.

Peringkat A yang dipertahankan ISI Denpasar menjadi prestasi bersama dalam mewujudkan visi “ISI Denpasar sebagai Pusat Unggulan Pemajuan Seni Budaya Berakar Kearifan Lokal, Berbasis Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, dan Berdaya Saing Global, serta Terciptanya Sivitas Akademika Berjiwa Pancasila, Tangguh, Dinamis, Kritis, Kreatif, juga Inovatif” sekaligus aktualisasi moto: “Global-Bali Arts and Creativity Centre Hub (G-BACCH)”, sebagai semboyan dan ikrar dalam membangun itikad dan tekad bersama dalam mewujudkan visi ISI Denpasar. (ISIDps/Humas)

FASHION SHOW DISEMINASI MBKM PROGRAM STUDI DESAIN MODE INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

FASHION SHOW DISEMINASI MBKM PROGRAM STUDI DESAIN MODE INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

Oleh : A. A. Dwiyanti Dewi Astana 

Denpasar, 7 Januari 2023

Himpunan Mahasiswa Program Studi Desain Mode mempersembahkan Fashion Show Diseminasi Hasil Program MBKM Semester Akhir pada hari Sabtu, 7 Januari 2023 yang berlokasi di Gedung Natya Mandala, Institut Seni Indonesia Denpasar. Fashion Show ini mengangkat tema “Diversity Of Indonesia” dan diikuti oleh 46 mahasiswa Desain Mode angkatan 2019. Setiap mahasiswa mengambil ide pemantik dari sosiokultur, arsitektur, kuliner, flora dan fauna yang berakar dari budaya nusantara. Ide pemantik ini kemudian diterjemahkan kedalam koleksi desain yang terdiri dari Ready To Wear (RTW), Ready To Wear Deluxe (RTWD) dan Semi Couture.

Acara ini resmi dibuka oleh Bapak Wakil Rektor bidang Akademik dan kemahasiswaan ISI Denpasar, Dr. Drs. Anak Agung Gede Rai Remawa, M.Sn. Beliau mengungkapkan, “agar ke-46 mahasiswa Desain Mode yang melakukan diseminasi hari ini dan sudah menempuh tugas akhir dalam bentuk Merdeka Belajar Kampus Merdeka di lapangan untuk menerapkan dan menggunakan ilmunya sebaik-baiknya, selain itu diharapkan pula dalam pendidikan itu tidak hanya menganalisis, tetapi juga berinovasi dan memiliki daya mode yang berteknologi dan berbudi”, ujar Bapak Agung Gede Rai Remawa. Selain pejabat struktural di lingkungan ISI Denpasar, acara ini juga dihadiri oleh dosen pembimbing, 16 Mitra Dunia Usaha Dunia Industri yang terlibat dalam MBKM, beberapa asosiasi perancang di tingkat regional dan nasional, sekolah dan kampus di seputaran Denpasar, Alumni, hingga keluarga maupun orang tua mahasiswa. Keriuhan acara yang berlangsung sabtu malam ini juga melibatkan 6 guest star yaitu : Ni Nengah Zinnia Aribaten, S.Tr.Ds. Alumni Desain Mode Angkatan 2016 Mahasiswa Magister, I Gusti Ngurah Krisna Adi, S.Tr.Ds. Peraih Karya Terbaik 1 Alumni Desain Mode 2017 Fashion Designer , Salsa Bilah Regita Cahyani Mahasiswa Desain Mode 2020, Lady Athalia Lulusan terbaik 1 Diploma ISI Denpasar Alumni Desain Mode Angkatan 2017, Ni Putu Dyah Pradnya Candriasih Alumni Desain Mode 2014. Febiana Wabia Mahasiswa Desain Mode Angkatan 2022. 

Gelaran acara yang riuh dan berlangsung apik ini tidak lepas dari dukungan seluruh mahasiswa Program Studi Desain Mode yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Prodi. “Seluruh Angkatan terlibat dalam acara ini untuk mensukseskan acara kakak kelas mereka, terimakasih sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada seluruh angkatan dan juga Dosen Prodi Desain Mode yang turut mendukung acara ini” ujar Ni Putu Chyntia Dewi, selaku ketua panitia acara Fashion Show Diseminasi MBKM. Acara yang berlangsung selama kurang lebih dua jam, tidak menyurutkan penonton hingga akhir acara. Sesi foto sebagai penutup dilakukan diatas panggung dan juga di luar ruangan pada booth foto yang telah disediakan.

Energi Seni dari Institut Seni Indonesia Denpasar

Energi Seni dari Institut Seni Indonesia Denpasar

ISI Denpasar menghadirkan pameran seni rupa internasional bertajuk ”Dharma-Tirta-Prana” di Gedung N-CAS ISI Denpasar. Pameran sebagai apresiasi seni dan karya itu berlangsung sampai 8 Januari 2023.

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menghadirkan pameran seni rupa internasional bertajuk “Dharma-Tirta-Prana” serangkaian Bali Padma Bhuwana II. Lebih dari 60 karya seni berupa lukisan, keramik, patung, topeng, seni serat, fashion, sampai karya fotografi ditampilkan dalam pameran Bali Bhuwana Rupa 2022 di Gedung Nata-Citta Art Space ISI Denpasar mulai Kamis (8/12/2022) sampai Minggu (8/1/2023).

Institut Seni Indonesia Denpasar menghadirkan pameran seni rupa internasional bertajuk ”Dharma-Tirta-Prana” dalam rangkaian Festival Internasional Bali Padma Bhuwana II. Dalam pameran itu, dihadirkan karya-karya seni dua dimensi maupun tiga dimensi serta produk fashion.

Lebih dari 60 karya seni berupa lukisan, keramik, patung, topeng, seni serat, fashion, sampai karya fotografi ditampilkan dalam pameran Bali Bhuwana Rupa 2022, yang dilangsungkan di Gedung Nata-Citta Art Space ISI Denpasar, mulai Kamis (8/12/2022) hingga Minggu (8/1/2023). Pameran seni rupa internasional tersebut, menurut Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Wayan ”Kun” Adnyana, hadir sebagai bentuk apresiasi seni dengan gagasan segar dan karya baru.

Karya dari 42 seniman lintas bangsa, termasuk dari Perancis, Jepang, Yunani, Belanda, Australia, dan Indonesia, ditampilkan mengisi ruang Gedung Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, sekaligus memaknai purnapugar gedung kriya tersebut. Pameran dibuka oleh Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Lukman.

Adapun seniman yang terlibat, antara lain, Ketut Budiana, Nyoman Erawan, I Made Bendi Yudha, I Wayan Setem, Made Wiradana, Wayan Sujana ”Suklu”, Made Gunawan, Made Sumadiyasa, dan Wayan Karja serta I Wayan ”Kun” Adnyana melalui karya lukisan. Selain itu, terdapat karya keramik dari Ketut Muka Pendet, Rai Wahyudi, dan Ida Ayu Gede Artayani. Ditampilkan pula hasil cipta fashion dari Tjokorda Gde Abinanda Sukawati (Tjok Abi), Tjok Istri Ratna Cora Sudarsana, dan Dewa Ayu Putu Leliana Sari, serta Ni Kadek Yuni Diantari.

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menghadirkan pameran seni rupa internasional bertajuk “Dharma-Tirta-Prana” serangkaian Bali Padma Bhuwana II. Lebih dari 60 karya seni berupa lukisan, keramik, patung, topeng, seni serat, fashion, sampai karya fotografi ditampilkan dalam pameran Bali Bhuwana Rupa 2022 di Gedung Nata-Citta Art Space ISI Denpasar mulai Kamis (8/12/2022) sampai Minggu (8/1/2023).

Selain itu, pematung Keiji Ujiie (Jepang) dan Filippos Bourbo (Yunani) juga menghadirkan karya bersifat simbolik-metaforik, begitu pula dengan I Made Jodog hadir melalui karya patung berjudul ”Sociality of Rats” dan I Made Suparta dengan karya patung berjudul ”Kekuatan Persatuan”.

Dihadirkan pula karya fotografi dari Ted van der Hulst (Belanda) dan I Komang Arba Wirawan. Terdapat juga karya woodcut print dari penggrafis asal Australia Paul Trinidad. Pameran dikuratori Wicaksono Adi bersama Warih Wisatsana dan Nyoman Dewi Pebryani.

”Lebih dari 60 karya seni berbagai rupa ditampilkan dalam pameran ini,” kata I Wayan Setem, koordinator pameran.

Karya <i>fashion </i>berjudul Misteri Tembang Samudra dari Tjok Gde Abinanda Sukawati turut mengisi pameran Bali Bhuwana Rupa 2022 bertajuk "Dharma-Tirta-Prana" di Gedung Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Kota Denpasar. Pameran berlangsung sampai Minggu (8/1/2023).
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Karya fashion berjudul Misteri Tembang Samudra dari Tjok Gde Abinanda Sukawati turut mengisi pameran Bali Bhuwana Rupa 2022 bertajuk “Dharma-Tirta-Prana” di Gedung Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Kota Denpasar. Pameran berlangsung sampai Minggu (8/1/2023).

Capaian

Mengamati karya yang dipamerkan dalam ”Dharma-Tirta-Prana” terkesankan kegairahan para seniman dalam mengekspresikan perasaan dan pemikiran mereka. Pada karya pematung I Made Jodog berjudul ”Sociality of Rats” ditampilkan rupa tiga ekor tikus berukuran besar dengan beragam polah. Pematung menggunakan bahan media campuran, antara lain, tapioka dan tanah liat untuk menghasilkan karya seni rupanya itu.

Karya para perupa itu juga menunjukkan pencapaian kecakapan teknik, yang menyatu sebagai bagian proses penciptaannya. Sejumlah perupa yang karya mereka ditampilkan dalam pameran itu juga merupakan pengajar atau dosen seni di ISI Denpasar. Hal itu tecermin pada sejumlah karya keramik berjudul Terumbu Karang dari Ketut Muka Pendet atau karya fashion berjudul Misteri Tembang Samudra dari Tjok Abi.

Pengantar dari tim kurator pameran Warih Wisatsana menyebutkan, sejumlah perupa hadir dengan karya yang menunjukkan pencapaian mengesankan. Melalui karya-karyanya, menurut Warih, para perupa membuktikan kematangan dalam proses cipta yang telah teruji waktu. Seniman tidak tergoda menjadikan tema pameran sebagai sebentuk rupa.

”Tidak ada lagi halangan secara estetik stilistik dalam menanggapi tema,” ujar Warih dalam pengantar pameran.

Patung berjudul Sociality of Rats karya I Made Jodog turut mengisi pameran Bali Bhuwana Rupa 2022 bertajuk "Dharma-Tirta-Prana" di Gedung Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Kota Denpasar. Pameran berlangsung sampai Minggu (8/1/2023).
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRAPatung berjudul Sociality of Rats karya I Made Jodog turut mengisi pameran Bali Bhuwana Rupa 2022 bertajuk “Dharma-Tirta-Prana” di Gedung Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Kota Denpasar. Pameran berlangsung sampai Minggu (8/1/2023).

Karya para perupa tidak pula dibatasi ukuran maupun dimensi. Terdapat lukisan berukuran besar, sampai 200 sentimeter x 300 sentimeter. Namun, terdapat juga karya rupa berukuran 40 cm x 30 cm, misalnya, pada lukisan berjudul ”Tantri Carita” karya I Wayan Adi Sucipta. Keiji Ujiie (Jepang) menghadirkan karya rupa patung yang mengisahkan mitologi simbolik yang imajinatif. Adapun perupa Ida Bagus Candra Yana menghadirkan empat seri Wayang Wong yang dicetak secara manual di atas daun awar-awar.

Para seniman menghadirkan otentisitas karya dengan sentuhan kreativitas yang tidak biasa. Karya fashion dari Tjok Abi, Tjok Istri Ratna, Leliana Sari, maupun Yuni Diantari menawarkan imajinasi yang melampaui kesan glamor, tetapi menegaskan keorisinalan karya. Kreativitas mampu melahirkan kemungkinan penciptaan yang unik dan otentik melalui beragam media dan rupa.

Visi seni

Pameran bertajuk “Dharma-Tirta-Prana” juga menjadi penanda penyelarasan visi baru ISI Denpasar periode 2020-2024, yaitu mewujudkan ISI Denpasar sebagai Pusat Unggulan Pemajuan Seni Budaya Berakar Kearifan Lokal, Berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dan Berdaya Saing Global. ISI Denpasar juga menetapkan visi terciptanya sivitas akademika berjiwa Pancasila, tangguh, dinamis, kritis, kreatif, dan inovatif. Visi ISI Denpasar itu ditopang program aktualisasi strategis, yakni Global-Bali Arts and Creativity Centre Hub (G-BACCH), untuk mewujudkan ISI Denpasar yang maju dan bermartabat.

Lukisan berjudul Microcosmos#8 karya Nyoman Erawan turut mengisi pameran Bali Bhuwana Rupa 2022 bertajuk "Dharma-Tirta-Prana" di Gedung Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Kota Denpasar. Pameran berlangsung sampai Minggu (8/1/2023).
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Lukisan berjudul Microcosmos#8 karya Nyoman Erawan turut mengisi pameran Bali Bhuwana Rupa 2022 bertajuk “Dharma-Tirta-Prana” di Gedung Nata-Citta Art Space (N-CAS) ISI Denpasar, Kota Denpasar. Pameran berlangsung sampai Minggu (8/1/2023).

Menurut Rektor ISI Denpasar Kun Adnyana, penyelenggaraan pameran menjadi bagian dari aktualisasi program strategis ISI Denpasar, yaitu Bali Bhuwana Rupa, selain penyelenggaraan diseminasi nasional melalui Bali Sangga Dwipantara. Pameran Bali Bhuwana Rupa dan konferensi internasional (Bali Bhuwana Waskita) adalah program strategis berskala internasional dari ISI Denpasar, yakni Bali Padma Bhuwana.

Pameran seni rupa internasional bertema ”Dharma-Tirta-Prana” memaknai semangat baru dan energi seni ISI Denpasar, yang ditampilkan di Gedung N-CAS ISI Denpasar. “Ruang galeri dibangun khusus dengan interior pamer yang representatif. Gedung dibangun dengan merevitalisasi gedung pameran lama,” ujar Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar Ketut Muka Pendet.

Sumber : https://www.kompas.id/baca/nusantara/2022/12/15/energi-seni-dari-institut-seni-indonesia-denpasar?utm_source=kompasid&utm_medium=whatsapp_shared&utm_content=sosmed&utm_campaign=sharinglink&status=sukses_login&status_login=login

Loading...