Festival Seni Bali Jani 2019, ISI Denpasar tampilkan tenun primitif

Festival Seni Bali Jani 2019, ISI Denpasar tampilkan tenun primitif

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/167200/festival-seni-bali-jani-2019-isi-denpasar-tampilkan-tenun-primitif

Denpasar (ANTARA) – Mahasiswa Program Studi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia Denpasar akan menampilkan berbagai karya busana yang dipadukan dengan sejumlah corak tenun primitif khas Bali dalam ajang Festival Seni Bali Jani di Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar pada Minggu (28/10).

“Peragaan busana yang melibatkan sekitar 30-40 model dari mahasiswa Prodi Desain yang menampilkan karya-karya terbaru, termasuk karya ujian akhir mahasiswa, akan bertajuk Nemu Gelang,” kata Ketua Jurusan Fashion ISI Denpasar, Dr Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, SSn, di Denpasar, Jumat.

Tema tersebut, lanjut dia, menggambarkan sebuah proses kreatif dalam penciptaan karya busana yang berujung pada kesadaran akan pentingnya penggunaan dan pemaknaan “wastra” atau kain Bali sebagai bagian dalam identitas karya.

Sedangkan para desainer yang terlibat selain dirinya juga ada Dr Tjokorda Abinanda Sukawati (Cok Abi), Kadek Wira Dika Saskara, I Gusti Ngurah Krisna Adi, Ni Kadek Yuni Diantari dan Putu Darmara Pradnya Paramita.

Cok Istri Cora menambahkan, adibusana berbasis pada wastra Bali merupakan muara dari proses kreatif seorang desainer. Sejauh ini, pesan yang ingin disampaikan sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali tentang Pemakaian Busana Adat.

“Dunia fashion identik glamour, lihat saja tren penggunaan busana di masyarakat belakangan ini apa yang lagi viral, corak busana , style begitu cepat meluas dan kompak digunakan. Sayangnya penggunaanya banyak yang melanggar secara etika, ini yang harus diberikan pemahaman secara konsisten kepada masyarakat yakni bagaimana berbusana yang baik dan benar sesuai norma yang berlaku,” ujarnya.

Untuk itu pihaknya mengajak masyarakat agar menumbuhkan pengetahuan berbusana yang beretika, seperti apa busana yang benar dan baik sehingga cocok dikenakan untuk ke pura, atau kegiatan lainnya tanpa menimbulkan efek negatif.

Dalam karya yang akan dipersembahkan nanti, Cok Istri Cora menyebut akan ada pengenalan bahan kain tenun khas Bali Timur, yang sejauh ini banyak orang tidak mengenalnya.

“Jadi ada wastra Bebali namanya Saudan dan Tuu Batu dalam karya adibusana, umurnya ratusan tahun, kami akan perkenalkan corak langka kain khas kita Bali yang punya, nanti kita kenalkan ke publik,” ujarnya.

Menurut dia, kain dengan polanya yang primitif, ketika digunakan dalam karya-karya kekinian jelas hasilnya luar biasa. “Jadi, orang Bali dalam menjalankan upacara Panca Yadnya, melalui napas doa dan harapan masyarakat kita tempo dulu, bisa dilihat dari jenis wastranya, sangat disakralkan, nah ini yang kita coba sedang gali, dimana pengetahuan leluhur kita maha hebat itu mewarisi karya busana yang kita masih bisa lihat hari ini,” katanya.

Cok Istri Cora mengapresiasi kegiatan ajang Festival Seni Bali Jani sebagai wahana anak muda berkarya dan memberikan harapan untuk tumbuh generasi yang produktif dan menghasilkan di masa mendatang.

“Kami sangat bersyukur dan mengapresiasi kegiatan Festival Seni Bali Jani ini sebagai wadah kreativitas anak muda, para pelajar, mahasiswa menunjukkan kemampuannya dalam menggali karya-karya utamanya di dunia mode atau fashion,” ujarnya.

Untuk diketahui, ajang Seni Bali Jani yang berlangsung dari 26 Oktober-8 November 2019, secara umum akan menampilkan berbagi kegiatan diantaranya Pawimba (Lomba), Adilango (Pergelaran), Aguron-guron (Workshop), Kandarupa (Pameran), Tenten (Pasar Malam Seni), Timbang Rasa (Sarasehan).

ISI Denpasar mantapkan keahlian mahasiswa dalam seni ukir tulang

ISI Denpasar mantapkan keahlian mahasiswa dalam seni ukir tulang

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/167335/isi-denpasar-mantapkan-keahlian-mahasiswa-dalam-seni-ukir-tulang

Denpasar (ANTARA) – Sivitas akademika ISI Denpasar mengadakan lokakarya/workshop dengan menghadirkan seniman ukir dari Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, untuk memantapkan keahlian mahasiswa dalam seni mengukir tulang menggunakan teknik atau alat foredom.

“Biasanya foredom ini digunakan untuk mengukir atau membuat benda-benda yang kecil dan unik. Dengan kegiatan ini, kami harapkan dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan mahasiswa agar tidak saja ahli menggunakan pahat,” kata Sekretaris Panita Workshop yang juga akademisi ISI Denpasar I Ketut Sida Arsa, di Denpasar, Sabtu.

Pada kegiatan pelatihan yang diikuti para mahasiswa semua tingkatan dari Prodi Kriya ISI Denpasar itu, foredom digunakan untuk mengukir tulang sapi. “Tulang sapi yang diukir ini telah melalui proses perebusan sehingga aman dan higienis dipakai sebagai produk kerajinan,” ucapnya.

Oleh karena foredom itu ukuran mesinnya kecil, lanjut Sida Arsa, sehingga pemanfaatannya bukan untuk produk kerajinan skala besar, tetapi khusus untuk produk cinderamata dan aksesoris.

Mesin ukir foredom tidak saja dapat dimanfaatkan untuk mengukir tulang, tetapi bisa dimanfaatkan hampir di semua material seperti dalam media kayu hingga tempurung kelapa. Yang belum pernah digunakan untuk mengukir keramik karena tingkat kekerasannya tinggi dan juga getas.

“Kami memang melibatkan mahasiswa di semua angkatan, tetapi untuk workshop ini kami pilih. Untuk berikutnya, kami harapkan mereka dapat menularkan keahliannya dalam penguasaan alat pada rekan-rekan mahasiswa lainnya,” ujar Sida Arsa.

Dengan mahasiswa lebih banyak menguasai alat untuk mengukir di berbagai media, diharapkan bisa diterapkan pula pada mata kuliah yang ada. Apalagi kegiatan pelatihan dibimbing langsung seniman ukir tulang Dewa Ketut Kenak dan Dewa Komang Drika dari Tampaksiring, Gianyar.

Dalam kegiatan “workshop” yang berlangsung selama dua hari, 25-26 Oktober 2019 itu terlihat mahasiswa sangat antusias mengukir di atas media tulang sapi menggunakan foredom.

WORKSHOP NGUKIR TULANG DENGAN TEKNIK FOREDEM

WORKSHOP NGUKIR TULANG DENGAN TEKNIK FOREDEM

Kegiatan workshop ngukir tulang dengan teknik foredem dilaksanakan oleh Program Studi Kriya ISI Denpasar 2019 tanggal 25-26 Oktober 2019 bertempat di Gedung Kriya Studi Keramik Program Studi Kriya ISI Denpasar dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FSRD ISI Denpasar. Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang mahasiswa Kriya ISI Denpasar dan mendatangkan instruktur I Dewa Ketut Kenak dan I Dewa Komang Drike yang merupakan perajin ukir tulang dari Desa Tampaksiring Gianyar. Dalam sambutannya Wakil Dekan Bidang Akademik FSRD ISI Denpasar menyebutkan menyambut gembira kegiatan workshop ini sangat penting bagi peningkatan keterampilan mahasiswa kriya dalam penggunaan teknologi menyambut wacana era revolusi industri 4,0. 

Pada kesempatan tersebut ketua Program studi Kriya FSRD ISI Denpasar  Dr. Drs. I Wayan Suardana, M.Sn juga menjelaskan tujuan workshop ini adalah meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penggunaan mesin foredom yang dapat digunakan tidak semata untuk mengukir tulang tetpi juga dapat pada material lainnya, seperti kayu, logam dan keramik. Mahasiswa diharapkan bersinergi dengan teknologi yang terus berkembang dalam usaha meningkatkan produktifitasnya dalam berkarya.

ISI Denpasar berjaya di “English Competition V” PNB

ISI Denpasar berjaya di “English Competition V” PNB

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/166828/isi-denpasar-berjaya-di-english-competition-v-pnb

Denpasar (ANTARA) – Kontingen ISI Denpasar berhasil lolos ke babak final dan akhirnya meraih juara III dalam ajang “English Competition V” yang digelar Politeknik Negeri Bali, yang melibatkan peserta dari 32 perguruan tinggi negeri dan swasta se-Bali.

“Kebetulan kami di ISI baru saja mengelar lomba debat bahasa Inggris, sehingga mahasiswa kami sudah siap menghadapi pertarungan,” kata dosen pendamping debat ISI Denpasar, Dr Ni Ketut Dewi Yuliantini, SS, MHum, di Denpasar, Selasa.

Menurut Dewi, meskipun kampus yang terletak di Jalan Nusa Indah, Denpasar itu berbasiskan seni, pimpinan ISI Denpasar tetap melengkapi peserta didiknya dengan “soft skill” tambahan, seperti kewirausahaan dan bahasa asing.

Hal ini dibuktikan dengan prestasi kontingen ISI Denpasar yang diwakili Yehuda (Prodi FTV) dan Made Georgina Triwinardi (Prodi Pedalangan) lolos ke babak final English Competition V yang digelar UKM English Club Politeknik Negeri Bali (PNB) 19-20 Oktober 2019, yang mengusung tema “Creating a Brilliant Mindset of Young Generation”.

“Bahasa Inggris tidak boleh dikesampingkan dalam menghadapi persaingan global. Dan yang terpenting, kemampuan berbahasa Inggris sivitas ISI Denpasar sangat menunjang visi institusi yakni menjadi ‘centre of excellence’ seni berlandaskan kearifan lokal berwawasan global,” ujar Dewi Yuliantini didampingi dosen Ni Putu Tisna Andayani, SS,MHum itu.

Dosen yang juga Koordinator Lab Bahasa di kampus seni negeri itu mengaku memiliki harapan besar mahasiswanya mampu berprestasi lagi di tingkat LL Dikti Wilayah VIII (Bali, NTB, NTT) serta tingkat nasional.

Sementara itu, Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum, sangat mengapresiasi capaian mahasiswanya. Ia meminta bukan hanya bahasa Inggris yang perlu dikuasai, melainkan bahasa Mandarin, Jepang dan bahasa pergaulan internasional lain.

Keberadaan mahasiswa asing melalui jalur Dharma Siswa diharapkan mampu menjadi “laboratorium hidup” oleh seluruh warga ISI Denpasar untuk belajar bahasa asing lewat interaksi langsung.

“ISI Denpasar sudah biasa saling mengunjungi dengan perguruan tinggi di berbagai belahan dunia, begitu pun pertukaran pelajar dan dosen, sehingga penguasaan bahasa asing, itu wajib,” ujar guru besar seni karawitan itu.

Loading...