by admin | Jan 24, 2010 | Artikel, Berita
Laporan Penelitian Hibah I-Mhere Batch III
Oleh: Ni Ketut Suryatini, SSKar., M.Sn dan Ni Putu Tisna Andayani, SS
Abstrak
Semakin berkembangnya minat masyarakat terhadap instrument musik gender wayang ini, menjadi suatu tantangan bagi peneliti untuk lebih mendalami terutama dari aspek struktur unsur-unsur musikalnya. Beberapa kalangan pemerhati seni karawitan beranggapan bahwa instrumen Gender Wayang mememiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk mempelajarinya terutama bagi pemuda. Dengan mengetahui gambaran yang lebih jelas unsur-unsur musikal yang terdapat pada instrumen gender wayang, maka diharapkan instrumen ini akan lebih diperhatikan baik oleh seniman praktisi ataupun dari sudut ilmiah.
Unsur musikal sering pula disebut asosiasi musikal (musical association) yaitu hal-hal yang berhubungan langsung dengan unsur-unsur musik itu sendiri misalnya nada, ritme, tempo, struktur, ornamentasi. Gender Wayang sebagai salah satu instrumen musik tentu dapat pula dikaji melalui unsur-unsur musiknya, khususnya dalam hal ini gender wayang style Kayumas.
Kalau kita lihat lebih mendalam terdapat banyak keunikan yang kita jumpai pada unsur musikal gender wayang terutama pada motif kotekan (interlocing figuration). Hal-hal inilah yang ingin diungkap dalam penelitian ini.
Metode yang digunakan untuk menelusuri keunikan pada unsur musikal gender wayang Kayumas yaitu melalui pemilihan sample-sample gending yang sering dimainkan oleh Bapak I Wayan Konolan dalam mengiringi pertunjukan wayang kulit ataupun pada saat upacara agama. Selain itu memakai pula sample gending gender wayang dari Sukawati sebagai alat pembanding.
Secara keseluruhan target jangka panjang yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menarik minat dari seniman musik baik lokal maupun mancanegara untuk lebih menekuni dan mencintai gender wayang, sehingga bisa mendudukkan Gender Wayang sebagai alat musik yang sejajar dengan alat musik seperti halnya piano, biola dan sebagainya. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi yang bermanfaat sebagai bahan informasi, disamping dapat menanamkan apresiasi budaya dikalangan masyarakat utamanya generasi muda sebagai generasi penerus demi kelangsungan budaya bangsa.
by admin | Jan 24, 2010 | Artikel, Berita
Oleh I Dewa Made Pastika (Dosen pada Jurusan Kriya Seni Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar.
Secara umum bentuk petulangan terdiri dari bagian-bagian kepala, badan, kaki dan ekor. Bentuk akan mencapai kesempurnaan bila ada per-bandingan yang selaras antara kepala, badan, kaki dan lainnya. Secara umum perbandingan ditentukan dari penampang kayu untuk kepala petulangan. Misalnya penampang kayu untuk kepala sebesar: 40 x 40 cm, maka panjang badan untuk mendapatkan proporsi yang baik adalah 5 x 40 cm = 200 cm. Tinggi petulangan diukur dari punggung bagian depan sampai alas sama dengan panjang badannya. Panjang leher sama dengan panjang dagu. Tinggi tanduk (untuk petulangan bentuk lembu) sama dengan panjang kepala. Teli-nga tingginya sama dengan jarak dari mata sampai pangkal telinga. Tinggi ekor sama dengan tinggi kepala. Perbandingan bagian bentuk kepala lembu ditentukan dari penampang balok kayu yang disediakan untuk kepala. Ukur-an kayu antara panjang, lebar dan tinggi berbanding: 2 : 1: 1. Dari bidang samping kayu ditarik garis pertolongan yaitu: dua garis sejajar yang mem-bujur dan dua garis sejajar yang melintang, membagi bidang-bidang yang sama. Dari garis pertolongan tersebut ditentukan letaknya mata, tanduk, teli-nga, mulut serta hidungnya. Mata letaknya pada perpotongan garis yang me-lintang di atas dengan garis membujur yang dimuka. Tanduk letaknya pada garis membujur di belakang. Pangkal telinga letaknya lurus dengan garis mata pada garis lintang yang di atas. Balok kayu untuk kepala singa ber-ukuran antara panjang, lebar, dan tinggi berbanding: 3: 2 : 2. Pada bidang samping kayu ditarik pula dua garis sejajar yang membujur dan dua garis se-jajar yang melintang. Perpotongan garis menentukan bagian-bagian kepala. Ujung mata letaknya pada perpotongan garis melintang yang di atas dengan garis membujur yang dimuka. Pangkal telinga letaknya lurus dengan letak mata dan ujung hidung. Lebar mulut lurus kebawah dengan sudut mata. Kepala petulangan bentuk–bentuk lainnya hampir sama dengan petulangan bentuk lembu dan singa. Seperti petulangan bentuk menjangan mengikuti perbandingan petulangan bentuk lembu. Dibedakan moncongnya lebih kurus dan agak memanjang sehingga berkesan lebih langsing.
Petulangan bentuk singa kaang, macan, naga kaang, gedarba, bentuk dan ukurannya hampir sama dengan petulangan singa. Singa kaang wajah-nya mirip singa, sedangkan petulangan macan mirip wajah harimau dan na-ga kaang sebagai wajah kepala ular besar atau patung naga sebagai penghias bangunan di Bali. Petulangan bentuk sudang-sudangan dan gajah mina, ke-duannya stilisasi bentuk ikan. Sudang-sudangan berkepala ikan dengan gigi dan taring yang tajam, sedangkan gajah mina, ikan berkepala gajah, dengan belalai serta gigi yang datar dan sirip ekor.
Ukuran dan bentuk kaki petulangan disesuaikan dengan panjang badan. Kalau panjang badan 5 x 40 cm, maka panjang kaki 2 x 40 cm, untuk kaki bagian belakang. Sedangkan kaki muka 10 cm lebih panjang dari kaki belakang. Kaki muka bentuknya agak lurus dan kaki belakang agak bengkok pada siku kaki. Anatomi dan proporsinya disesuaikan dengan bentuk bina-tang sapi untuk petulangan lembu dan petulangan singa disesuaikan dengan bentuk anjing. Petulangan singa ada pebedaan anatomi perut, yaitu perut petulangan lembu cembung agak ketengah dan petulangan singa cembung-nya agak kemuka. Proporsi dan anatomi jenis petulangan lainnya seperti: petulangan bentuk macan, menjangan, naga kaang, gedarba dan lainnya disesuaikan dengan bentuk binatangnnya.
by admin | Jan 23, 2010 | Berita, pengumuman
Pengumuman Pendaftaran Tugas Akhir (TA)
Semester Genap 2009/ 2010
Pada Semester Genap 2009/ 2010 Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar membuka pendaftaran Tugas Akhir, dengan persyaratan sebagai berikut:
- Sudah duduk di Semester VIII atau telah menyelesaikan semua mata kuliah, kecuali Tugas Akhir, dibuktikan dengan lampiran Transkrip Nilai Akademik yang sah.
- Mengajukan 3 (tiga) judul/ proposal TA yang dijilid plastik mika/ kertas bufalo, dan diperkenankan mengajukan 2 (dua) nama calon Dosen Pembimbing.
- Mengisi formulir usulan judul TA yang telah disiapkan bagian akademik FSRD.
- Persyaratan khusus bagi mahasiswa Jurusan Seni Rupa Murni, melampirkan bukti (sertifikat) studi banding. Bagi yang memilih jalur Penciptaan Karya Seni, wajib melampirkan bukti (katalog) pernah pameran 3 (tiga) kali; dan yang memilih jalur pengkajian/ Skripsi, wajib melampirkan bukti (sertifikat) pernah mengikuti seminar lokal dan nasional, masing-masing minimal 1 (satu) kali.
- Persyaratan khusus bagi mahasiswa Jurusan Desain, melampirkan bukti (sertifikat asli) studi banding dan menyumbangkan 1 (satu) buah buku desain. Mahasiswa desain yang memilih jalur karya tulis/ Skripsi, nilai Mata Kuliah Seminar, Metode Penelitian dan Metode Penelitian Desain minimal B. Dan bagi mahasiswa Desain Interior yang memilih jalur karya desain, wajib melampirkan denah kasus minimal 1000 m2.
- Semua persyaratan pengusulan judul TA dimasukkan ke dalam map : (1) Warna merah untuk Jurusan Seni Rupa Murni ; (2) Warna biru untuk Jurusan Desain ; (3) Warna Hijau untuk Jurusan PS Kriya Seni; (4) Warna Kuning untuk PS Fotografi.
- Bagi mahasiswa yang masih sedang mengambil kuliah Kerja Praktek diperkenankan mendaftar TA, apabila sudah dalam proses penyelesaian laporan atau persiapan ujian, dibuktikan dengan rekomendasi Dosen Pembimbing I dan II.
- Bagi mahasiswa yang baru 1 (satu) periode mengikuti TA tetapi belum dapat menyelesaikan tugas – tugasnya, wajib mendaftar kembali (registrasi ulang) dalam kategori TA lanjutan dengan melampirkan foto copy formulir pendaftaran TA yang telah disetujui Kejur/ Ka. PS. pada semester sebelumnya di dalam map.
- Semua berkas pendaftaran TA disetor di bagian Akademik FSRD ISI Denpasar dari tgl. 25 s.d. 30 Januari 2010.
Demikian pengumuman ini disampaikan untuk diperhatikan dan dilaksanakan. Terimakasih.
Denpasar, 21 Januari 2010
Pembantu Dekan I,
Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn.
NIP.196107061990031005
Lampiran Pengumuman
Tentang Format Umum Proposal
Secara umum proposal yang diajukan mahasiswa, menguraikan hal-hal sebagai berikut :
Pilihan TA: Penciptaan Karya Seni/ Desain
Sampul/ Cover
Halaman Pengesahan/ Persetujuan Proposal
Isi proposal:
A. Thema TA
B. Judul Tugas Akhir
C. Latar Belakang Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Ide Penciptaan/ Konsep Desain
F. Tujuan dan Manfaat Penciptaan/ Desain.
G. Kajian Pustaka Penciptaan/ Desain
H. Metode Penciptaan/ Desain
I. Jadwal Waktu Kegiatan Studio
J. Daftar Pustaka
K. Rencana Kerangka/ Out Line Skrip Karya Seni
atau Rencana Daftar Isi Pengantar Karya
Desain
L. Usulan Pembimbing
Pembimbing I: (dipilih dosen gol.IV)
Pembimbing II: (minimal dosel Gol.III/c)
Denpasar, …………
Mahasiswa Pengusul
Nama
NIM
|
Pilihan TA: Pengkajian/ Skripsi
Sampul/ Cover
Halaman Pengesahan/ Persetujuan Proposal
Isi proposal:
A. Thema TA
B. Judul Proposal Skripsi.
C. Latar Belakang Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Batasan Masalah
F. Tujuan / Manfaat Penelitian
G. Tinjauan Pustaka/ Landasan Teori.
H. Metode Penelitian
I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
J. Daftar Pustaka
K. Rencana Kerangka/ Out Line Daftar Isi Karya
Tulis
L. Usulan Pembimbing
Pembimbing I: (dipilih dosen gol.IV)
Pembimbing II: (minimal dosel Gol.III/c)
Denpasar, …………
Mahasiswa Pengusul
Nama
NIM
|
*) Catatan:
Hal-hal yang bersifat khusus, dapat ditanyakan di Jurusan/ Program Studi masing-masing.
CONTOH SAMPUL/ COVER
Proposal Tugas Akhir
Penciptaan Karya Seni/ Desain atau Pengkajian/ Skripsi *)
Kode MK: (font: 14 – Bold)
J U D U L T U G A S A K H I R (font: 16 – Bold)
LOGO ISI
Oleh
Nama: (nama lengkap mahasiswa)
NIM: (disesuaikan)
Program Studi/ Jurusan: (disesuaikan)
(font 12)
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2009
*) Sesuaikan dengan jalur pilihan TA
Contoh
HALAMAN PENGESAHAN/ PERSETUJUAN PROPOSAL TA
Proposal Tugas Akhir dengan judul: ………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
yang diajukan oleh:
Nama: …………………………………………………………….
NIM: ……………………………..
Prodi: ……………………………………..
Jurusan: ………………………………….
Telah disetujui untuk dilaksanakan sebagai karya Tugas Akhir Penciptaan Karya Seni/ Desain/ Skripsi *), dan untuk itu ditetapkan:
Dosen Pembimbing I: ………………………………………………………..
Dosen Pembimbing II: ………………………………………………………
Ditetapkan di
Denpasar, …………………………………….
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Nama lengkap Nama lengkap
NIP NIP
*) Coret yang tidak perlu
by admin | Jan 23, 2010 | Berita, pengumuman
Tawaran beasiswa dari Unesco Cina bagi 27 orang karyasiswa yang diutamakan perempuan untuk melanjutkan program studi non degree paling lama 1 (satu) tahun. Biaya pulang pergi ditanggung Unesco Cina, sedangkan biaya hidup, akomodasi, pendidikan, uang saku dan kesehatan ditanggung oleh pemerintah Cina Untuk lebih jelasnya silahkan unduh lampirannya.
sumber:
http://ditnaga.dikti.go.id/ditnaga/index.php
by admin | Jan 23, 2010 | Berita, pengumuman
Diberitahukan kepada seluruh Pembimbing Akademik / Dosen FSRD ISI Denpasar, sesuai dengan kalender akademik bahwa perkuliahan untuk semester Genap 2009/2010 akan dimulai pada tanggal 8 Pebruari 2010. untuk memperlancar proses administrasi akademik dalam Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), kami mohon kehadiran seluruh Pembimbing Akademik (PA) pada :
Tanggal : 25 – 30 Januari 2010
Pukul : 09.00 wita
Tempat : Ruangan sesuai jurusan masing-masing
Demikian kami sampaikan untuk diperhatikan dan dilaksanakan, atas kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
Denasar 21 Januari 2010
An. Dekan,
Pembantu Dekan I,
TTD
Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn
NIP. 196107061990031005
by admin | Jan 22, 2010 | Artikel, Berita
Oleh. I Dewa Made Pastika
Fungsi petulangan dalam upacara ngaben sangat erat kaitannya de-ngan kepercayaan nenek moyang terhadap binatang-binatang yang dianggap suci, keramat, memiliki kekuatan dan dijadikan lambang-lambang tertentu. Seperti kerbau yang terdapat diseluruh tanah air dipandang sebagai lambang kesuburan, sebagai penolak roh-roh jahat dan sebagai tunggangan roh le-luhur di akhirat (Van Der Hoop, 1949:136). Di daerah Toraja, Sulawesi pada waktu peralatan penjenasahan banyak kerbau dipotong, satu di antara kerbau tersebut dianggap sebagai kendaraan orang yang meninggal di akhirat. Hias-an rumah masyarakat Toraja dibuat dari kayu berbentuk kerbau. Hal ini ada persamaan dengan petulangan berbentuk lembu pada upacara ngaben di Ba-li. Binatang kerbau mempunyai arti yang sangat penting dalam upacara penjenasahan (Van Der Hoop, 1949:138).
Kepercayaan terhadap binatang menjangan yang disucikan, digam-barkan dalam bangunan bagian muka dari Menjangan Seluang Mospait, ru-mah suci untuk dewa Mojopahit dalam kuil di Pura Desa Singaraja Bali, sua-tu peringatan terhadap perpindahan orang Hindu Jawa ke Bali setelah jatuh-nya Majapahit (Van Der Hoop, 1949:156). Di Bali kepercayaan terhadap bi-natang lembu sebagai binatang yang disucikan. Lembu dipercaya sebagai wahananya Dewa Siwa. Dewa Brahma dipandang sebagai dewa pencipta segala yang ada, wahananya binatang singa. Sedangkan Dewa Wisnu ber-fungsi sebagai pemelihara, wahananya naga. Binatang-binatang tersebut di-sucikan, dihormati, sebagaimana menghormati dewa-dewa dengan manifes-tasinya masing-masing.
Menurut Drs. Ida Bagus Purwita dari Griya Yang Batu Denpasar, (sekarang sulinggih) meninjau dari segi filosofinya bahwa perwujudan petu-langan dengan motif binatang, mengandung arti sebagai petunjuk jalan ke sorga bagi roh orang yang telah meninggal. Binatang nama lainnya sattwa terdiri dari kata sat dan twa. Sat berarti inti (esensiil); twa berarti sifat. Jadi sattwa berarti bersifat esensiil dalam agama ialah Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Dengan menggunakan petulangan berbentuk binatang, mengandung maksud agar roh secepatnya menuju Siwa Loka (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Sedangkan binatang tersebut sebagai perwujudan petu-langan sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan umat terhadap kesucian dari binatang tersebut.
Penggunaan petulangan dengan bentuk binatang ditentukan oleh si-fat perwatakan serta kewajiban seseorang dalam masyarakat. Menurut lontar awig-awig Denpasar milik Mangku Jero Kuta, Jagat Wewengkon Badung pemakaian bentuk petulangan diatur menurut susunan kasta yang ada di Bali yaitu sebagai berikut: Bagi wangsa sudra jadma memakai petulangan ben-tuk gedarba atau bentuk macan, atau bentuk gajah mina. Sang Aria memakai petulanggan berbentuk menjangan. Sang Kesatria memakai petulangan ben-tuk singa. Brahmana Welaka memakai petulangan bentuk lembu hitam dan Pendeta memakai petulangan bentuk lembu putih. Dengan demikian fungsi petulangan adalah sebagai berikut.
- Dalam pengertian umum petulangan berfungsi sebagai tempat membakar jenasah dan secara spiritual, berfungsi sebagai pengantar roh ke alam roh (sorga atau neraka) sesuai dengan hasil perbuatan di dunia.
-
Menunjukkan jenis sekte seseorang yang dianut leluhurnya.
-
Menunjukkan watak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat.
-
Menunjukkan rasa bakti dan penghormatan terhadap dewa-dewa, karena dengan meniru wahananya sebagai sarana upacara. Maka seolah-olah lebih dekat dengan Ida Sang Hyang Widhi.
- Sebagai pernyataan rasa seni yang menimbulkan kepuasan batin bagi yang di-upacarai, orang yang menyelenggarakan upacara, seniman (sangging) yang mengerjakannya, dan masyarakat luas yang menikmatinya.