Gambaran sosok polisi adalah seseorang yang tertib, rapi, menjalankan tugas dan peraturan sesuai dengan ideal yang berlaku. Gambaran ini sangat sesuai disematkan pada dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (PS DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar) Drs. Cokorda Gde Raka Swendra, M.Si yang sering disapa dengan sebutan Pak Cok Raka.
Drs. Cokorda Gde Raka Swendra (Pak Cok Raka) Sumber: dokumentasi PS DKV FSRD ISI Denpasar
Pak Cok Raka selalu hadir ke kampus, dan tentu saja ke ruang-ruang kelas perkuliahan dengan pakaian yang rapi lengkap dengan berbagai “senjata” mengajar. Sebagai sosok dosen senior di PS DKV, Pak Cok Raka sangat tepat dijadikan rollmodel di kampus oleh teman sejawat dan tentu saja oleh dosen yunior lainnya. Sosok yang memiliki ciri kumis yang rapi ini selalu menyiapkan perkuliahan dengan sangat tertib. Sebut saja pembuatan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) selalu dibuat dengan sangat teliti dan terstruktur. RPS lengkap dengan kontrak perkuliahan dan daftar hadir mahasiswa selalu dibawanya.
Dalam bidang akademik, metode perkuliahan yang dilakukan Pak Cok Raka tentu tidak ada yang meragukan. Sebagai pendidik, Pak Cok Raka adalah simbol ketauladanan. Hadir tepat waktu dalam setiap mengajar, rapat, ataupun dalam kegiatan akademik lain seperti acara seminar-seminar baik yang diadakan di kampus ataupun luar kampus. Ia mengajar sesuai dengan jadwal dan tepat waktu. Materi yang diajarkan pun selalu padat, meski dalam keseriusannya selalu ada humor yang dilontarkan untuk mencairkan suasana perkuliahan, dan menghidupkan suasana.
Drs. Cokorda Gde Raka Swendra (kiri) bersama Drs. I Nengah Sudika Negara, M.Erg (kanan).
Sumber: dokumentasi PS DKV FSRD ISI Denpasar
Sebagai sosok senior di PS DKV, Pak Cok Raka selalu memberikan contoh yang baik terutama dalam hal kedisiplinan. Pun dalam setiap rapat di PS DKV, Pak Cok Raka selalu memberikan kontribusi, masukan, pendapat/opini terkait dengan kebijakan-kebijakan yang diambil PS. Acuan opini yang disampaikan selalu terstruktur, teratur dan terukur. Pendapatnya sulit dibantah, karena opini yang disampaikan selalu dilengkapi dengan data. Tidak mengherankan kemudian, Pak Cok Raka sempat menduduki jabatan sebagai anggota Senat di tingkat Institut. Tugasnya adalah merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan institusi ISI Denpasar. Tugas ini dilaksanakan oleh Senat dalam bentuk pembahasan dan pembentukan sampai terbentuknya Statuta, Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Operasional (RENOP), serta merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian civitas akademik. Ia duduk sebagai perwakilan FSRD untuk menyuarakan kepentingan FSRD dan juga ISI Denpasar.
Kordinator PS DKV FSRD ISI Denpasar menyerahkan kenang-kenangan kepada Pak Cok Raka Sumber: dokumentasi DKV 2023
Bulan Mei 2023 tercatat sebagai bulan berakhirnya tugas Pak Cok Raka sebagai dosen di PS DKV secara administrasi, namun sebagai dosen dalam kehidupan sehari-hari, Pak Cok Raka masih sangat diharapkan berbagi berbagai opininya terkait dengan kemajuan PS maupun perkembangan keilmuan desain komunikasi visual pada umumnya. Pak Cok Raka adalah seorang akademisi yang kritis dalam berbagai persoalan, beliau adalah tauladan.
Drs. I Nengah Sudika Negara, M.Erg (Pak Sudika) yang saat ini duduk sebagai wakil dekan bidang umum FSRD ISI Denpasar adalah soulmate Pak Cok Raka. Pak Sudika menyampaikan bahwa Pak Cok Raka sebagai dosen yang tertib. Pada masa purna tugas Pak Cok Raka, wakil dekan dua ini mendoakan semoga Pak Cok Raka selalu dalam keadaan sehat, dan bagi dosen lain diharapkan mampu melanjutkan kebiasaan disiplin Pak Cok Raka.
Koordinator PS DKV, Agus Ngurah Arya Putraka, S.Sn., M.Sn juga menyatakan bahwa Pak Cok Raka adalah dosen yang sangat disiplin dan bertanggungjawab, selalu bertindak berdasarkan aturan-aturan yang berlaku, selalu kooperatif, berkoordinasi dalam membangun PS DKV hingga prodi ini sukses meraih akreditasi Sangat Baik (A). Putraka juga menambahkan harapannya, dengan mendoakan Pak Cok Raka sehat selalu, terus bersedia berkontribusi pada PS DKV dan masyarakat luas.
Putraka selaku Kordinator PS DKV membuat acara untuk menandai purnatugasnya Pak Cok Raka. Dibantu oleh Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn., M.Sn (panitia), acara berlangsung penuh haru. Desi (penulis memanggilnya mbak Desi) menyampaikan bahwa acara ini dirancang persiapannya selama satu bulan. Dengan melakukan berbagai survey tempat acara, menyusun kegiatan dan hal-hal lainnya. Tanggal 15 Mei digunakan untuk melangsungkan acara purnatugas Pak Cok Raka. Pemilihan bulan Mei juga dikarenakan Pak Cok Raka berulang tahun di bulan tersebut. Panitia menyiapkan kenang-kenangan, salah satunya adalah pakaian adat (Bali) lengkap. Syukur semua dosen bisa hadir dalam acara ini, tegas mbak Desi selaku panitia acara. Acara pun diakhiri dengan foto bersama. (*nuriarta).
Pak Cok Raka bersama dosen-dosen DKV FSRD ISI Denpasar Sumber: dokumentasi PS DKV FSRD ISI Denpasar
Gubernur Bali I Wayan Koster mengisi kuliah umum di Institut Seni Indonesia Denpasar. Berlangsung pada hari Kamis 25 Mei 2023, yang bertempat di Gedung Citta Kelangen, kuliah umum dihadiri segenap dosen dan mahasiswa Institut Seni Indonesia Denpasar.
Kuliah umum bertema “44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru”, ditandai dengan penguatan karakter budaya Bali pada tiap-tiap sendi kehidupan masyarakat Bali. Menjadi pusat peradaban dunia, merupakan sebuah ungkapan yang terujar dari kuliah umum tersebut. Ungkapan ini muncul karena Gubernur Bali yakin betapa masyhurnya budaya Bali di mata dunia. Keunikan seni serta kekuatan adat tradisinya telah banyak mempesona dunia internasional. Beliau yakin masih banyak potensi budaya laten di desa-desa adat tua. Potensi ini jika dikelola dengan baik, akan menjadi tonggak dalam pelestarian kebudayaan Bali.
Penguatan karakter budaya Bali, seperti pemaknaan hari raya, penggunaan aksara Bali, pengenalan keyboard Bahasa Bali demi pelestarian aksara bali untuk SMKN dan SMA, pembaruan festival budaya seperti PKB dan Bali Jani, pelindungan sumber air, pengelolaan dan pembatasan sampah plastik, peningkatan perekonomian lokal, pengendalian pertanian ramah lingkungan, penggunaan energi ramah lingkungan, pariwisata berbasis budaya, tata kelola minuman destilasi khas Bali, perlindungan kawasan suci Besakih, hingga pembangunan sarana dan prasarana pendukung pengembangan budaya Bali, menjadi titik zenit peradaban penanda Bali era baru.
Lebih lanjut Gubernur Bali mengatakan bergantinya nama Institut Seni Indonesia Denpasar menjadi Institut Seni Bali, membawa kontribusi yang sangat besar terhadap pelestarian seni dan tradisi. Diharapkan para insan akademis Institut Seni Bali mampu mengembangkan seni tradisi agar tetap ajeg di masa mendatang.
Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar mengatakan bahwa 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru, merupakan sebuah bentuk apresiasi Gubernur Bali terhadap cita-cita dan mimpi bersama masyarakat Bali. Keberadaan kawasan terpadu kesenian Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung, merupakan bentuk jawaban atas salah satu mimpi bersama masyarakat Bali.
Pemilihan tema 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru, menurut Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar dirasa sangat tepat sebagai kuliah umum. Karena di dalamnya terjalin simpul-simpul penguatan seni tradisi yang akan diemban oleh segenap civitas akademika. Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar menambahkan tentang kekaguman Beliau terhadap sosok Gubernur Bali yang sangat peduli terhadap pemuliaan budaya Bali. Oleh karenanya Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar mendoakan Bapak I Wayan Koster agar diberikan amanah dan kesehatan untuk dapat melanjutkan kepemimpinan pada periode selanjutnya. (IPUW/isidps)
DENPASAR – Sejak Maret 2023, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar melakukan kegiatan Penelitian dan Penciptaan Seni (P2S) dengan ketua pencipta Nyoman Lia Susanthi, beranggotakan I Nyoman Payuyasa dan IB. Hari Kayana Putra yang merupakan dosen dari Prodi Produksi Film dan Televisi, Produksi film ini melibatkan juga Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Ketut Hery Budiyana beserta para mahasiswa Prodi Produksi Film Televisi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar. Penciptaannya berupa film musik yang mengangkat gong luang sebagai gamelan sakral dan keramat dalam tradisi Bali sebagai objek penciptaan. Gamelan ini diangkat karena merupakan bentuk gamelan tua, dengan repertoar gending yang masih bersifat klasik. Berdasarkan pengamatan dalam dua dekade terakhir gamelan Gong luang mulai mengalami pergeseran dengan semakin jarang difungsikan dalam keperluan seni pertunjukan, perkembangannya sebatas pada pengiring upacara pengabenan saja. Gong luang yang memiliki satu tangga nada yaitu pelog, kurang diminati generasi muda, sehingga gong ini sangat jarang dimainkan.
Nyoman Lia Susanthi menyampaikan bahwa dalam upaya pengajegan seni budaya diperlukan perjuangan gigih, iktiar pelestarian melalui pemanfaatan media baru yang nenawarkan posisi audio visual sesuai hasrat audiens. Maka diciptakan audio visual sound ofIndonesia, terutama mengangkat ambience dan foley yang dikombinasikan dengan gamelan tua Gong luang. Dari penciptaan ini menjawab permasalahan untuk melestarikan gong luang melalui penciptaan karya film musik berjudul ”Kawyagita Mandala” yang berarti musik pengantar roh untuk menyatu dengan Sang Pencipta. Implikasi dari penciptaan film musik pengantar roh ini mampu mempolerkan kesenian langka gong luang melalui pemanfaatan media film.
Dalam menciptakan film musik berjudul “Kawyagita Mandala” menggunakan metode penciptaan karya yang menjelaskan tahapan-tahapan penciptaan film. Pada proses penciptaan film didahului dengan riset. Metode penciptaan film menggunakan 3 tahapan yaitu praproduksi, produksi dan pascaproduksi. Beberapa narasumber yang hadir dalam film ini diantaranya Prof. Dr. I Wayan Rai S,, M.A pakar Seni Karawitan Bali, serta akademisi I Wayan Sudirana, S.Sn., M.A. Ph.D. Selain itu merekam permaian gamelan gong luang oleh Sanggar Gong Luang Banjar Apuan Singapadu. Film musik ini rencana akan diputar pada publik sekitar bulan Agustus 2023.
Proses produksi film musik “Kawyagitan Mandala” dengan narasumber Prof. Dr I Wan Rai S., M.A.
Proses produksi film musik “Kawyagitan Mandala” dengan narasumber I Wayan Sudirana, S.Sn., M.A. Ph.D
Ujian Masuk Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Test (SNBT), merupakan salah satu jalur penerimaan mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Tes UTBK-SNBT dapat diikuti oleh siswa lulusan SMA/MA/SMK dan sederajat serta lulusan Paket C, tahun lulusan 2021, 2022, 2023 dengan umur maksimal 25 tahun per 1 Juli 2023.
Institut Seni Indonesia Denpasar didapuk sebagai salah satu penyelenggara UTBK-SNBT Tahun 2023 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Jumlah peserta yang melaksanakan tes seleksi sebanyak 3.423 orang, dari total kapasitas ruang yang telah disediakan untuk 4.340 orang di lingkungan Institut Seni Indonesia Denpasar.
Institut Seni Indonesia Denpasar menyediakan lima tempat untuk pelaksanaan UTBK-SNBT. Kelima tempat tersebut yaitu Lab. Komputer Desain Interior, dengan kapasitas 20 peserta, Lab. Komputer Animasi dengan kapasitas 30 peserta, Lab. Bahasa dengan kapasitas 30 peserta, Lab. Komputer ISI Denpasar dengan kapasitas 45 peserta, Lab. Komputer Fakultas Seni Rupa dan Desain dengan kapasitas 30 peserta.
Pelaksanaan tes dilakukan dengan mengikuti prosedur untuk menghindari kecurangan selama pelaksanaan, meliputi deteksi peserta dengan metal detector, pemeriksaan berkas kelengkapan tes peserta, memastikan kondisi kesehatan peserta tes, serta pengawasan saat kegiatan menjawab tes.
Khusus untuk antisipasi kondisi kesehatan peserta, Institut Seni Indonesia Denpasar telah menyediakan tim kesehatan. Tim ini bertugas memberikan pertolongan apabila terdapat peserta yang mengalami masalah kesehatan ketika proses tes berlangsung.
Pelaksanaan tes seleksi dibagi menjadi beberapa gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan mulai tanggal 8 – 14 Mei 2023. Lalu gelombang kedua dilaksanakan dari tanggal 22-26 Mei 2023. Usai pelaksanaan tes, pengumuman hasil SNBT akan dilakukan pada tanggal 20 Juni 2023.
Pelaksanaan ujian per hari dibagi menjadi 2 (dua) sesi, yakni sesi pagi dan sesi siang, per sesi ujian sebanyak 155 peserta. Sesi pagi dilaksanakan mulai pukul 07.45 s/d 11.30 WITA, sedangkan sesi siang diadakan pukul: 13.30 s/d 17.15 WITA. Kemudian materi ujian yang dilakukan meliputi Tes Potensi Skolastik (TPS), Literasi dalam Bahasa Indonesia, Literasi dalam Bahasa Inggris, dan Penalaran Matematika.
Upacara Betara Turun Kabeh yang berlangsung setiap tahun puncaknya dilaksanakan pada Purnamaning Sasih Kedasa dalam kalender Bali. Pada tahun ini, upacara ini jatuh pada hari Rabu, 5 April 2023 dan berlangsung hingga 26 April 2023. Pada hari ini, Kamis Tanggal 13 April 2023 tim ISI Denpasar melakukan kegiatan pengabdian ngayah di Penataran Agung Pura Besakih. Kegiatan ini merupakan salah satu program kampus dalam pengabdian Tri Darma Perguruan Tinggi. Pada kegiatan ini, turut hadir Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn.,M.Sn, Wakil Rektor I, A.A Rai Remawa, S.Sn.,M.Si, Wakil Rektor III, Prof. Dr. I Komang Sudirga, S.Sn.,M.Sn, Dosen Fakultas Seni Pertunjukan; I Nyoman Kariasa, S.Sn.,M.Sn, Dr. I Wayan Suharta. S.Sn., M.Si, Dr. I Gede Yudarta, S.S.Kar.,M.Si, Ni Putu Masyuni Sujayanti, S.H.M.H, I Nyoman Sudiana. S.Skar.,M.Si, Putu Tiodore Adi Bawa.S.Sn.,M.Sn, Ni Putu Hartini. S.Sn.,M.Sn, I Gusti Ketut Sudana. S.Skar., M.Si, Drs. I Ketut Muryana. M.Si., I Made Dwi Andika Putra, S.Sn.,M.Sn dan I Nyoman Mariyana. S.Sn., M.Sn.
Rektor, Wakil Rektor dan Tokoh Karawitan I Wayan Suweca
Dokumentasi I Nyoman Mariyana, Tahun 2023
Fakultas Seni Pertunjukan ditunjuk sebagai pelaksana tugas pengabdian ini. Masing-masing Prodi bekerja sama dan memberikan mahasiswa terbaiknya untuk kegiatan ngayah ini. Untuk memantapkan kegiatan ini, semua tim pendukung sebelumnya telah melakukan persiapan dengan latihan bersama di Gedung Pusat Dokumentasi ISI Denpasar dibina oleh dosen-dosen di masing-masing Prodi. Pembina tari dari prodi tari bimbing oleh I Wayan Adi Gunarta, S.Sn.,M.Sn, I Ketut Sutapa, S.Sn.,M.Sn, Ni Wayan Suartini, S.Sn.,M.Sn, Ida Ayu Wayan Arya Satyani, S.Sn.,M.Sn.
Kegiatan ngayah didahului dengan memainkan tabuh instrumentalia dari Jurusan Karawitan ISI Denpasar, Semester IV a dan IV b sebagai penabuh gamelan Gong Gede dan mahasiswa semester II a sebagai penabuh gamelan Selonding. Penyajian gamelan Selonding ini merupakan aplikasi kelas Karawitan Golongan Tua yang diperoleh dalam kelas yang baru berjalan 7 kali pertemuan. Penabuh Gong Gede memainkan gending-gending Lelambatan klasik seperti; Tabuh Telu Buaya Manggap, Tabuh Pat Parianom, serta mengiringi tarian Wali; Petopengan, Baris Gede, Rejang Dewa yang terletak disisi Barat penataran Pura Besakih. Sedangkan pemain Selonding posisinya berada di sisi Timur. Suara gamelan pun ditabuh.
Penabuh Gong Gede dan Selonding Prodi Karawitan
Dokumentasi I Nyoman Mariyana, Tahun 2023
Alunan bunyi Gong Gede Besakih menambah kekidmatan ritus yang berlangsung. Banyak pemedek yang datang menghaturkan sarana upakara dan berdoa bersama. Hujan yang turun cukup deras, tak menyurutkan kekhusukan pemedek yang sedang menghaturkan sembah baktinya kepada Hyang Widhi. Begitupula halnya Tim ISI Denpasar, semua dengan semangat bakti menari ditengah hujan yang turun membasahi areal pura. Tarian diawali dengan sesolahan tari Rejang Dewa dari mahasiswa prodi Tari, dilanjutkan dengan tarian Baris Gede.
Tari Rejang Dewa ISI Denpasar
Dokumentasi I Nyoman Mariyana, Tahun 2023
Tari Bari Gede ISI Denpasar
Dokumentasi I Nyoman Mariyana, Tahun 2023
Selesai tarian tersebut dilanjutkan dengan tari topeng Wali dari para dosen Prodi Pedalangan, diantaranya; Sang Nyoman Gede Adhi Santika, M.Sn, I Bagus Wijna Bratanatyam, S.Sn., M.Sn, I Made Sidia, SSP., M.Sn, I Kadek Widnyana, SSP., M.Si.
Kampus Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar) terus melakukan terobosan untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya bidang seni dan desain. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya dengan menghadirkan praktisi professional sebagai dosen tamu di ruang kuliah. Program Studi (Prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), ISI Denpasar menghadirkan Jango Pramartha sebagai dosen tamu.
Made Gede Perama Artha atau Jango Pramartha dikenal sebagai kartunis/ karikaturis yang berbicara banyak tentang perubahan sosial budaya yang terjadi di Bali. Karya kartun ataupun karikaturnya telah di muat di berbagai media massa seperti harian Bali Post dan juga Nusa Bali. Ia adalah salah satu tokoh di balik kesuksesan majalah kartun Bog-Bog Bali Cartoon Magazine yang mendapatkan penghargaan Museum Record Indonesia tahun 2003. Selain dimuat di media massa, kartun-kartun Pramartha telah dipamerkan di berbagai Negara. Kartun dengan judul Glo-BALI-sasi telah dikenal luas oleh pecinta kartun. Laki-laki kelahiran 21 Desember 1965 ini dikenal sebagai salah satu master kartun/karikatur Bali yang pernah menjabat sebagai President of Indonesia Cartoonist Association tahun 2005-2010.
Pada hari Jumat, 31 Maret 2023 Pramartha hadir di Kampus ISI Denpasar. Sebelum memasuki ruang kuliah, ia berdiskusi bersama pengampu mata kuliah Nyastra Rupa, I Wayan Agus Eka Cahyadi. Diskusi tersebut dilakukan guna mematangkan materi dan memaksimalkan perkuliahan. Setelah diskusi selesai dan jam perkuliah dimulai, Pramartha dan Cahyadi memasuki ruang kuliah. Di ruang studio DKV tampak mahasiswa telah menunggu dan bersiap mengikuti perkuliahan. Cahyadi sebagai dosen DKV ISI Denpasar membuka perkuliahan dengan menyampaikan capaian perkuliahan pada pertemuan ke-6 tersebut. Cahyadi menjelaskan pertemuan itu akan menghadirkan dosen tamu yang ahli pada bidangnya, lebih lanjut ia menekankan agar mahasiswa mampu mengikuti perkuliahan dengan baik. Dosen yang sedang menempuh pendidikan Doktoral di ISI Denpasar ini pun memperkenalkan secara singkat dosen tamu yang hadir yaitu Pramartha, seorang ahli karikatur.
Sebagai dosen tamu di Prodi DKV, FSRD-ISI Denpasar Pramartha mengawali kuliah Nyastra Rupa dengan memberikan materi teori-teori dasar ilustrasi, kartun dan karikatur. Pemahaman tentang ilustrasi sebagai sebuah gambar yang menjelaskan sebuah peristiwa, cerita atau naskah dipaparkan dengan sangat detail. Pemahaman tentang konsep ilustrasi kemudian ditautkan dengan posisi kartun dan karikatur dalam mengungkapkan ide cerita. Mahasiswa yang hadir dalam ruang perkuliahan pun mendengarkan penjelasan Pramartha dengan sangat antusias. Pramartha tidak saja menjelaskan konsep-konsep teoritis, ia juga menunjukan praktik membuat gambar kartun di hadapan mahasiswa.
Lima kertas gambar dipasang Pramartha pada papan di depan kelas. Pramartha mulai membuka peralatan gambarnya yang terdiri dari pastel dan konte. Dua kertas pertamanya diisi dengan gambar kartun. Goresan tangan Pramartha sangat lugas melukiskan dua sosok kartun yang sangat khas sebagai tokoh masyarakat Bali. Gambar kartunal tersebut menunjukan identitas Bali seperti memakai udeng atau ikat kepala khas masyarakat Bali. Ada dua tokoh yang dibuat, pertama gambar kartunal orang Bali menghadap ke depan yang bernama Made Bogler, dan yang kedua menghadap ke samping bernama Si Gug.
Metode perkuliahan yang dilakukan Pramartha sangat interaktif. Selain menggambar dua tokoh kartunnya, ia juga menggambar wajah mahasiswa yang hadir dalam perkuliahan. Pramartha mempersilakan dua mahasiswa untuk duduk di depan, di kursi yang telah disiapkan karena Pramartha akan menunjukan cara membuat gambar karikatur. Sukra dan Jessica adalah dua mahasiswa yang tampil ke depan. Dua mahasiswa ini ingin agar wajahnya dikarikaturkan. Pertama wajah Sukra dibuat karikaturnya. Coretan di kertas oleh Pramartha sangat spontan. Tiap garis yang ia goreskan adalah “garis jadi”. Gambar karikatur wajah mahasiswa Sukra dibuat oleh Pramartha tidak lebih dari hitungan 7 menit. Begitu pula dengan gambar karikatur wajah Jessica, dalam sekejap bisa diselesaikan Pramartha. Goresan tangan di atas kertas seperti kilat. Mahasiswa semakin kaget melihat hasil karya yang diselesaikan dalam waktu singkat. Minat mahasiswa membuat gambarpun tampak makin bersemangat.
Jurus-jurus kilat membuat gambar karikaturpun selanjutnya dijelaskan Pramartha. Laki-laki yang pernah membuat karikatur wajah Presiden RI ke-6 ini pun menjelaskan bahwa dalam membuat karikatur harus memahami karakter wajah orang yang digambar. Perhatikan bentuk rambut, bentuk wajah, alis atau ciri khas pada hidung ataupun bibir. Dalam membuat gambar wajah, memperhatikan bentuk mata menjadi penekanannya dalam menggambar. Saat mahasiswa bertanya tentang cara supaya bisa menggambar cepat bagai kilat itu, Pramartha menjawabnya harus banyak latihan. Harus latihan, latihan, dan latihan, ungkap Pramartha.
Di akhir perkuliahan, Pramartha menyampaikan beberapa hal. Pertama, mengapresiasi kegiatan ISI Denpasar dalam hal mengundang dosen tamu. Para professional akan memberikan banyak tips-tips atau jurus-jurus untuk meraih cita-cita mahasiswa khususnya dalam bidang seni dan desain. Mahasiswa akan lebih banyak mengetahui pengalaman yang telah dilalui oleh para praktisi seni dan desain selaku dosen tamu. Kedua, Pramartha sangat senang melihat ‘gesture’ mahasiswa yang bersemangat mengikuti perkuliahan oleh dosen tamu. Berkaitan dengan materi yang disampaikannya pada perkuliahan, mahasiswa dipandang sangat aktif dalam proses pembelajaran. Terakhir, berharap kuliah-kuliah seperti ini (mendatangkan dosen tamu) bisa konsisten dilakukan kampus ini, ungkap Pramartha. (Nuriarta, 2023)