Rektor ISI Denpasar larang ada perpeloncoan mahasiswa baru

Rektor ISI Denpasar larang ada perpeloncoan mahasiswa baru

Sumber : bali.antaranews.com

Denpasar (ANTARA) – Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar, MHum, mengingatkan jajarannya agar jangan sampai ada praktik perpeloncoan dalam masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun akademik 2019/2020

“Bahkan tegas saya katakan kalau ada perpeloncoan, kekerasan, laporkan saja. Bila perlu ditolak dan dilawan saja,” kata Prof Arya Sugiartha, saat membuka PKKMB tahun akademik 2019/2020, di kampus setempat, di Denpasar, Senin.

Guru besar seni karawitan itu berpandangan kegiatan PKKMB sangat penting karena ISI Denpasar merupakan kampus seni negeri yang memiliki sejumlah keunikan dengan berbagai fasilitasnya.

“Tentu ini perlu diketahui mahasiswa, termasuk cara menggunakannya, dan dengan siapa-siapa mereka nanti berhubungan ketika menempuh pendidikan di ISI Denpasar,” ujarnya.

Komitmen tidak adanya kegiatan perpeloncoan juga sebelumnya ditunjukkan senat mahasiswa ISI Denpasar dengan telah menandatangani pakta integritas.

Apalagi, lanjut Prof Arya, sesuai dengan arahan dari Kemenristekdikti bahwa dalam kegiatan mahasiswa baru itu sama sekali tidak boleh ada perpeloncoan dan semua diarahkan pada hal-hal yang bersifat akademis. “Pengenalan peralatan, fasilitas, dan studio, itu semua dalam rangka belajar secara akademis,” ucapnya.

Setelah selesai masa pengenalan kehidupan kampus, pihak ISI Denpasar juga akan mengundang para orang tua mahasiswa agar mereka bisa mengetahui seputar materi pendidikan yang akan diterima mahasiswa hingga besaran pembayaran SPP dari Rp500 ribu sampai dengan Rp4 juta. Besaran pembayaran SPP berbeda-beda karena disesuaikan dengan kemampuan orang tua.

Di sisi lain, Rektor ISI menegaskan pihaknya sangat mengedepankan kualitas, sehingga orientasi kampus setempat tidak mengejar jumlah mahasiswa sebanyak-banyaknya.

“Tetapi mahasiswa yang benar-benar dijaring adalah yang memiliki talenta, memiliki komitmen dan keinginan untuk maju. Bukan berdasarkan siapa saja diterima. Kami yakin, yang memutuskan bergabung di ISI Denpasar adalah mereka-mereka yang memiliki komitmen dan bertalenta untuk mengembangkan seni,” katanya.

Di samping itu, jumlah mahasiswa yang diterima juga disesuaikan dengan fasilitas-fasilitas yang dimiliki ISI Denpasar. “Tidak akan mungkin kami menerima mahasiswa terlalu banyak meskipun pelamarnya banyak, kalau seandainya fasilitas kami belum memadai, dosennya masih kurang, dan komputernya tidak banyak,” ujar Prof Arya.

Selain itu, ISI Denpasar dari segi pembiayaan juga sudah didukung habis-habisan melalui Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

“Partisipasi masyarakat dalam bentuk SPP itu pendamping saja, karena sebagai masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam pendidikan. Tidak gratis-gratis saja, perlu masyarakat ikut mendukung, apalagi bagi yang mampu,” ucapnya.

Menurut Prof Arya, keunggulan lulusan ISI Denpasar adalah orang-orang profesional yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Pihak kampus akan mengasah kemampuan mahasiswa sedemikian rupa dan juga berkepribadian sehingga setelah tamat tidak ke sana kemari membawa map untuk memperoleh pekerjaan.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa mengatakan kegiatan PKKMB tahun 2019 ini diikuti sebanyak 494 mahasiswa yang terdiri atas mahasiswa baru Fakultas Seni Pertunjukan sebanyak 201 orang dan mahasiswa baru Fakultas Seni Rupa dan Desain sebanyak 293 mahasiswa.

PKKMB akan dilaksanakan selama enam hari dari 19-24 Agustus 2019 dengan materi yang akan diberikan diantaranya perguruan tinggi di era Revolusi Industri 4.0; materi kebencanaan dan kesadaran bela negara; serta bahaya radikalisme, terorisme, dan bahaya narkoba.

“Di samping itu, mahasiswa juga diberikan materi kepemimpinan, kerukunan beragama, kegiatan akademik ISI Denpasar, pengenalan nilai budaya dan etika; organisasi kemahasiswaan, layanan mahasiswa, dan persiapan penyesuaian diri di perguruan tinggi,” kata Prof Artayasa.

Untuk pemateri diantaranya dari perwakilan Kementerian Pertahanan Provinsi Bali, Danrem 163/Wirasatya, dosen ISI Denpasar, Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali. Metode penyampaiannya melalui ceramah dan pelatihan.

Terkait pelatihan pengenalan pedel, tari kebesaran ISI Denpasar Ciwa Nataraja, hymne dan mars juga akan dipertunjukkan dalam Rapat Senat Terbuka untuk pengesahan mahasiswa baru tahun 2019 pada 2 September mendatang.

Pada 26 Agustus 2019, bagi mahasiswa baru yang beragama Hindu akan melaksanakan upacara “Pawintenan Saraswati” di Pura Padma Nareswara ISI Denpasar.

Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar, MHum, saat memberikan pengarahan pada mahasiswa baru kampus setempat dalam pembukaan PKKMB 2019 (ANTARA/Ni Luh Rhisma)
ISI Denpasar pusatkan KKN pada 20 desa di Gianyar

ISI Denpasar pusatkan KKN pada 20 desa di Gianyar

sumber : bali.antaranews.com

Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memusatkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2019 di Kabupaten Gianyar, Bali, yakni 20 desa di kabupaten yang dikenal dengan kekayaan seni dan budayanya itu.

“KKN ini sangat penting bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan masyarakat. Ketika berinteraksi dengan masyarakat itu, banyak hal bisa didapatkan mahasiswa,” kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum di Denpasar, Minggu.

Selama KKN, ia menjelaskan, mahasiswa tidak saja dapat melatih masyarakat untuk menabuh gamelan dan menari tetapi bisa menggali sumber-sumber penelitian berkenaan dengan seni dan budaya.

“Dengan berinteraksi, mahasiswa bisa mendapatkan sesuatu yang unik dan sesuatu yang baru. Take and give inilah yang menyebabkan KKN masih konsisten dilakukan, bahkan ditingkatkan pelaksanaannya,” katanya.

Guru besar seni karawitan itu menambahkan, KKN ISI Denpasar setiap tahun dipusatkan di satu kabupaten. Tahun ini pusatnya di Kabupaten Gianyar. Pembukaannya dilaksanakan pada 1 Agustus di Desa Sebatu.

“Beberapa waktu lalu kami sudah menandatangani MoU dengan Pemkab Gianyar dan juga memang ada permintaan dari para perbekel (kepala desa),” ujar Prof Arya.

Sementara itu, Ketua Panitia KKN ISI Drs I Ketut Muka MSi mengatakan kegiatan KKN diharapkan dapat menimbulkan gagasan baru serta inovasi dalam usaha mendata, mengembangkan, dan melestarikan seni budaya yang tersebar di Kabupaten Gianyar.

Koordinator Pusat Pengabdian kepada Masyarakat ISI Denpasar itu mengemukakan, sebelum mahasiswa diterjunkan ke lapangan menuju desa lokasi KKN, mereka telah diberi pembekalan.

Peserta KKN ISI Denpasar tahun ini berjumlah 376 orang yang berasal dari 12 program studi. Peserta KKN meliputi 347 peserta KKN Reguler, 24 peserta KKN Non-Reguler 24, dan lima peserta KKN Kebangsaan.

Khusus untuk KKN Kebangsaan, pelaksanaannya di Kota Ternate dan Tidore, Maluku Utara. Pesertanya sudah diberangkatkan 18 Juli dan kegiatan akan berakhir 22 Agustus 2019.

“KKN Kebangsaan merupakan program terpadu dari seluruh PTN di Indonesia yang bertujuan untuk membangun dan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan sebangsa dan setanah air Indonesia,” ucap Muka.

Sedangkan KKN Reguler dan Non-Reguler merupakan proses pembelajaran di tengah masyarakat berbasis keilmuan dengan harapan mahasiswa mampu menyinergikan kebutuhan dan pembangunan di pedesaan secara berkelanjutan.

“Melalui kedua model KKN tahun ini di Kabupaten Gianyar akan dilaksanakan sejumlah program di lapangan selama satu bulan penuh dengan output pemetaan seni budaya, laporan kelompok, video durasi lima menit, serta mampu menyelesaikan program unggulan yang tengah dirancang oleh masing-masing desa dalam bentuk maskot desa,” katanya.

Bupati Gianyar I Made Mahayastra dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada ISI Denpasar karena telah memilih Gianyar sebagai tempat KKN. Dia meminta para camat dan kepala desa membantu pelaksanaan KKN.

Gubernur Bali rekrut tenaga kontrak bina seni desa adat

Gubernur Bali rekrut tenaga kontrak bina seni desa adat

Sumber : bali.antaranews.com

Denpasar (ANTARA) – Gubernur Bali Wayan Koster berencana merekrut tenaga kontrak yang ditugaskan untuk melakukan pembinaan seni dan budaya yang akan ditempatkan di setiap desa adat di Pulau Dewata.

“Untuk perekrutannya nanti setelah selesai dulu Pergub tentang Desa Adat,” kata Koster disela-sela menghadiri Dies Natalis XVI ISI Denpasar di Denpasar, Rabu (31/7).

Dengan penempatan tenaga kontrak tersebut, menurut Koster, juga akan memberikan peluang bagi lulusan ISI Denpasar untuk berkontribusi lebih besar dalam upaya pelestarian dan pengembangan seni. “Nanti tugasnya di desa asalnya agar tidak perlu ‘ngekos,” ucapnya yang juga Ketua Dewan Penyantun ISI Denpasar itu.

Upaya menjaga warisan kesenian, budaya dan kearifan lokal Bali, tambah dia, merupakan hal yang sangat penting karena merupakan potensi utama dan keunggulan Bali.

“Adat istiadat dan seni budaya Bali tidak akan pernah habis karena tidak bisa dikeruk seperti halnya hasil tambang. Keunggulan kita ini ada di kepala setiap manusia Bali. Namun harus terus diupayakan pelestariannya,” ujarnya.

Orang nomor satu di Bali ini juga berpandangan bahwa kesenian Bali tidak akan pernah punah karena memang menyatu dengan kehidupan ritual masyarakat setempat, seperti halnya dalam setiap ritual ‘piodalan’ selalu diiringi dengan tari Baris dan tari Rejang.

Sementara itu, Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha menyambut baik rencana Gubernur asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng itu.

“Selama ini untuk pekerjaan, lulusan ISI tidak ada masalah sebenarnya. Mereka bisa bekerja dimana-mana, tidak di instansi pun, mereka sebenarnya bisa bekerja sendiri,” ucapnya.

Prof Arya mengatakan sangat bagus jika lulusannya nanti disebar di desa-desa adat. “Kalau sudah penempatan tenaga (pembina seni-red) di situ ‘kan pembinaan bisa lebih intensif. Kalau sekarang, kami yang datang ke desa-desa untuk melakukan pembinaan setiap tahun,” ucap guru besar seni karawitan itu.

Oleh karena itu, Prof Arya mendorong agar setiap desa adat minimal ada satu warganya yang kuliah di ISI Denpasar yang telah memiliki 14 program studi.

“Ini sinergi yang bagus dan respons yang positif pemerintah daerah kepada ISI. Meskipun kami instansi vertikal, tujuan kami tetap membangun daerah, tidak hanya membangun Indonesia,” ujarnya.

Gubernur Bali ingin gratiskan kuliah di ISI Denpasar

Gubernur Bali ingin gratiskan kuliah di ISI Denpasar

Sumber : bali.antaranews.com

Denpasar (ANTARA) – Gubernur Bali Wayan Koster ingin memberikan beasiswa Bidikmisi kepada mahasiswa-mahasiswi yang menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar melalui APBD setempat sehingga mereka bisa kuliah di tempat itu secara gratis.

“Saya sedang menyiapkan skema untuk memberikan beasiswa Bidikmisi dari APBD karena kita membutuhkan SDM seni seperti adik-adik ini, yang nantinya ketika sudah lulus akan membuat sanggar-sanggar seni dan aktif berkecimpung untuk melestarikan seni dan budaya Bali,” katanya saat menyampaikan sambutan pada Dies Natalis XVI ISI Denpasar di Denpasar, Rabu.

Menurut dia, Bali tidak memiliki kekayaan sumber daya alam (tambang), tetapi memiliki keunggulan adat istiadat, seni, budaya dan tradisi yang tidak akan pernah habis.

Sumber daya itu pula, katanya, yang menjadi daya tarik “Pulau Dewata” itu bagi wisatawan yang melancong ke Bali.

“Pariwisata itu tidak saja menyangkut alam maupun infrastruktur, tetapi juga jiwa yang bersumber dari seni, budaya, dan adat istiadat. Maka peliharalah jiwanya itu dengan serius mengurus seni dan budaya,” ujar Koster yang juga Ketua Dewan Penyantun ISI Denpasar itu.

Untuk menjaga kelestarian seni dan budaya Bali, lanjut dia, salah satunya dapat dilakukan dengan memperkuat ISI Denpasar.

“Bali dari sisi budaya sangat tergantung dengan bapak/ibu dosen dan mahasiswa ISI Denpasar sebagai penentu budaya. Budaya harus dijadikan hulu atau haluan pembangunan. Oleh karena itu, banggalah menjadi dosen dan mahasiswa seni,” ucapnya.

Koster mengatakan peminat mereka yang akan berkuliah di ISI Denpasar harus terus ditumbuhkan, salah satunya dengan meringankan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu atau kalau bisa digratiskan.

“Beri saya waktu untuk mencari sumber-sumber pendapatan sehingga nantinya semuanya bisa gratis,” ucap Gubernur Bali yang berasal dari Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng itu.

Dalam kesempatan itu, Koster juga mendorong ISI Denpasar terus melahirkan karya-karya berkualitas, yang salah satu ukurannya semakin banyak dipakai masyarakat.

Rektor ISI Denpasar Profesor Doktor I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum menyambut baik rencana Gubernur Bali memberikan beasiswa Bidikmisi bagi anak didiknya.

“Selama ini dari 600 mahasiswa yang kami terima, yang menerima Bidikmisi 150. Iya Bapak Gubernur menginginkan yang 450 itu bisa dibantu dari APBD,” ucapnya.

Terkait dengan perayaan Dies Natalis yang dilakukan secara sederhana, menurut Prof Arya, tidak mengurangi makna dan semangat civitas untuk membangun almamater.

Kegiatan diawali dengan debat mahasiswa, tirtayatra, dan pemutaran film karya terbaik mahasiswa, dan kemudian diakhiri dangan Rapat Dewan Penyantun.

“Rapat Dewan Penyantun telah menghasilkan sejumlah rumusan penting sebagai masukan terhadap penyusunan Renstra ISI Denpasar 2019-2024,” ujarnya.

Pada Dies Natalis ke-16 ini juga diisi orasi ilmiah oleh Profesor Sardono Waluyo Kusumo, seniman dan guru besar Institut Kesenian Jakarta dengan judul “Chthonic Broer”. Topik itu dipilih dengan mencermati perkembangan jagat seni Indonesia selama beberapa dekade terakhir ini.

“Kami lebih banyak mengisi rangkaian dies natalis dengan hal-hal yang prinsip. Seperti halnya orasi ilmiah ini benar-benar menyentuh dan memberikan makna bagi kami,” kata dia.

ISI Denpasar pajang karya TA mahasiswa di tempat-tempat umum

ISI Denpasar pajang karya TA mahasiswa di tempat-tempat umum

Sumber : bali.antaranews.com

Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia Denpasar memajang karya tugas akhir (TA) mahasiswa di tempat-tempat umum dan sekaligus menggelar ujian tulis di sejumlah tempat pameran itu.

“Tempat pameran tugas akhir mahasiswa dari tujuh jurusan (prodi) di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar berbeda-beda, disesuaikan dengan karya yang dihasilkan,” kata Dekan FSRD ISI Denpasar Dr AA Gde Bagus Udayana, S.Sn, MSi, di Denpasar, Rabu.

Untuk Jurusan Seni Rupa Murni misalnya, karya dipajang di Denpasar Art Space; Jurusan Kriya di Museum Pendet Ubud, Kabupaten Gianyar; Jurusan Desain Interior di Kulidan Kitchen, Gianyar; serta Jurusan Desain Komunikasi Visual dan Fotografi di Musuem Jnana Tilem.

Sementara karya mahasiswa Jurusan Televisi dan Film, menggunakan dua tempat yakni laboratorium kampus dan “outdoor”. Sedangkan Jurusan Desain Mode memperagakan rancangan busananya di salah satu gedung kampus.

Menurut Udayana, tugas akhir inovatif ini bertujuan mendekatkan FSRD ISI Denpasar dengan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat atau “stakeholder” mengetahui potensi yang dimiliki FSRD ISI Denpasar di puncak masa akademik mahasiswanya di kampus.

“Semuanya mengundang pakar di bidang masing-masing. Secara tidak langsung, kami juga ingin menyampaikan pesan ke publik, ini lho karya mahasiswa kami,” ucap Udayana.

Udayana optimistis karya tugas akhir peserta didiknya yang dilalui dengan proses panjang dapat diterima dan menjadi kebutuhan dari para pemangku kepentingan. “Melalui pameran ini, kami pun berharap menarik minat masyarakat untuk kuliah di FSRD ISI Denpasar sehingga semakin dikenal masyarakat luas,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum, secara khusus memuji karya tugas akhir mahasiswa. Berdasarkan pengalamannya, hampir tidak ada jebolan dari institusi setempat yang menganggur.

Ribuan alumnusnya telah menyebar menjadi abdi negara, seniman, akademisi serta pelaku usaha kreatif.

Menurut Prof Arya, data tersebut membuktikan lulusan ISI Denpasar memiliki kompetensi seimbang antara ilmu seni (teori) dan praktik melalui karya yang dihasilkan.

“Lulusan ISI Denpasar langsung kerja dan berwirausaha sesaat setelah diwisuda atau lulus,” katanya.

Loading...