ABSTRAK
Kompetensi merupakan sebuah konsep yang masih sering diperdebatkan secara sengit, tergantung siapa yang menggunakan konsep itu. Pendukung kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yakin bahwa KBK dapat meningkatkan pendidikan atau pelatihan dan persyaratan kerja. KBK bersifat individualis, lebih menekankan outcomes (apa yang diketahui dan dapat dilakukan oleh seorang individu). KBK memperjelas apa yang harus dicapai dan standar apa yang digunakan untuk mengukur pencapaian tersebut. Secara teoritis, KBK menyelesaikan pembedaan antara tangan dan pikiran, teori dan praktek, dan pendidikan umum dan vokasional. Pengritik KBK, menengarai KBK sangat simplistis, berpendekatan kompetensi tunggal, terlalu mahal, birokratis, sarat beban, dan memerlukan banyak waktu. Terlepas dari kelemahan (internal) dan kendala (eksternal) tersebut, KBK merupakan sebuah pendekatan dalam pengambilan kebijakan dalam pendidikan. Maka dari itu, prinsip dasar yang harus digunakan untuk menjadikan KBK sebuah realita dalam pendidikan nasional kita, dan bukan sebuah mitos adalah dengan mengubah kelemahan dan kendalanya menjadi sebuah kekuatan dan peluang.
Kata kunci : kurikulum berbasis kompetensi, mitos, realita.