Melihat Pegayaman, Merayakan Perbedaan

Sep 29, 2016 | Artikel

Kiriman : I Nyoman Payuyasa (Dosen PS Film dan Televisi FSRD ISI Denpasar)

Abstrak

Indonesia dikenal karena keragamannya. Hal ini juga membuat Indonesia rentan konflik. Aneka ragam akulturasi budaya di desa Pegayaman, Buleleng, membangkitkan rasa optimis bahwa Indonesia masih mencintai kedamaian, nilai toleransi di tengah perbedaan yang begitu besar. Kehidupan di desa ini tak ubahnya seperti kehidupan di Bali pada umumnya. Desa Pegayaman, karena letaknya di pegunungan dan tergolong masih agraris, semua simbol-simbol adat Bali seperti subak, seka, banjar, dipelihara dengan baik. Harmonisasi kepaduan dua perbedaan ini nampak pada berbagai tataran kehidupan, mulai dari bahasa, sistem berbagi, dan penghormatan atau penghargaan atas perayaan hari-hari besar. Akulturasi ini merupakan suatu keindahan yang tak ternilai harganya. Perbedaan bukanlah hal yang harus diperdebatkan, melainkan dikombinasikan untuk dapat menciptakan keharmonisan. Pegayaman memberikan contoh yang patut ditiru guna merayakan perbedaan dengan kebahagiaan dan kehangatan.

Kata Kunci : Akulturasi, Toleransi, Keharmonisan.

Selengkapnya dapat unduh disini

 

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...