Menteri Kebudayaan dan Seni Kerajaan Kamboja Memainkan “Kendang” di ISI Denpasar

Feb 27, 2009 | Agenda, Berita

Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kerajaan Kamboja H. E. Him Chhem sangat antusias memainkan alat musik kendang, rebab dan suling, dalam pemaparannya tentang kesamaan kebudayaan Kamboja dan Indonesia khususnya Bali di gedung Natya Mandala, ISI Denpasar pada hari jumat(27 februari 2009). Kunjungan ini merupakan buah rangkaian dari acara penandatanganan MoU antara Indonesia dan Kamboja di bidang kebudayaan di Hotel Discovery Kartika Plaza Kuta, yang diadakan pada hari kamis kemarin (26 februari 2009). Dipilihnya Bali karena faktor kedekatan dan kemiripan, dimana Bali sebagai pusat kebudayaan. Untuk MoU tentang kebudayaan ini awalnya merupakan hasil kunjungan kenegaraan Presiden Susilo bambang Yudhoyono ke Kamboja pada tahun 2006, yang akhirnya mencetuskan kerjasama peradaban yang dikenal dengan “Trail of Civilization”. Berselang 3 bulan bertempat di Yogyakarta para menteri di kawasan ASEAN berkumpul diantaranya berasal dari: Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, Myanmar, Singapura, Malaysia dan Indonesia sebagai tuan rumah. Pertemuan ini membicarakan kerjasama di bidang kebudayaan dan peradaban yang melahirkan kesepakatan “Declaration of Borobudur”. Ini deklarasi pada umumnya untuk mengembangkan, melestarikan dan memasarkan kebudayaan-kebudayaan tradisional yang berada di masing-masing negara ASEAN.

Berdasarkan pertemuan dan wacana tersebut Indonesia dan Kamboja merasa perlu membuat payung kerjasama yang kuat di bidang kebudayaan. Dikarenakan begitu banyaknya kemiripan antara kebudayaan Indonesia dan Kamboja, salah satu contohnya Indonesia memiliki candi yang terbesar yaitu candi Borobudur sedangkan Kamboja juga memiliki candi yang tak kalah besarnya yaitu Angkor Wat. Sehingga melalui kerjasama ini masing-masing negara saling mempromosikan dan mengangkat warisan yang adiluhung yaitu Borobudur dan Angkor Wat.

Dalam kunjungan ke ISI Denpasar Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kerajaan Kamboja H.E. Him Chhem, didampingi oleh Embassy of the Republic of Indonesia-Phom Penh, R. Eko Indoarto R, beserta staf berharap agar MoU yang sudah ditandatangani antara ISI Denpasar dengan The Royal University of Fine Arts (RUFA) tahun 2007 bisa segera diwujudkan. Beberapa agenda kerjasama yang berpeluang dilaksanakan diantaranya mengadakan study banding serta pengiriman mahasiswa untuk belajar seni. Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja berencana mengirimkan beberapa mahasiswa dari Kamboja untuk belajar Seni di ISI Denpasar.

Pejabat Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S.,MA menyambut gembira dan bangga atas kunjungan menteri Kebudayaan dan Seni Kerajaan Kamboja ini dan mengharapkan kerjasama yang semakin erat dan terus menerus dalam bidang seni baik dalam pendidikan, tukar menukar dosen, pegawai , mahasiswa dan penelitian di bidang seni budaya. Ini juga merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan kampus ISI Denpasar sebagai “Centre of Excellence”, dengan tanpa lelah membangun jaringan atau networking sehingga visi untuk “go international” semakin dapat dicapai. Mengenai rencana kedatangan mahasiswa Kamboja untuk belajar seni di ISI Denpasar, Prof. Rai menyatakan seluruh staf dan infrastruktur sudah cukup siap untuk menampung dan kami dengan tangan terbuka akan menyambut semua orang yang ingin menimba ilmu tentang seni di ISI Denpasar baik lokal maupun internasional.

Rombongan menteri disuguhi pentas tari Selat Segara dan Satya Brasta, juga penampilan khusus tari Margapati dibawakan oleh mahasiswa Asing yang kuliah di ISI Denpasar. Menteri juga meninjau gedung Lata Mahosadhi (Pusat Dokumentasi) untuk melihat museum gamelan dan ditutup dengan membuka dan meninjau pameran tetap yang dilaksanakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain. Mr. Him Chhem sangat antusias meninjau pameran dan gedung Lata mahosadhi sambil bercerita bahwa di Kamboja hampir ribuan guru dan profesor telah dibantai dalam konflik perang saudara, jadi dia bertekad akan terus meningkatkan kerjasama dalam bidang Kebudayaan dan Seni khususnya di bidang pendidikannya, sehingga kamboja dapat melestarikan dan mengembangkan kesenian/ kebudayaannya sejajar dengan negara lain di ASEAN maupun dunia pada umumnya.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...