Oleh : Prof. Drs. A.A. Rai Kalam, Jurusan Lukis,FSRD, Penciptaan, DIPA 2008
Abstrak penelitian
Ogoh-ogoh dapat diartikan sebagai bagian wujud visual yang digolongkan dalam “bentuk patumng berkualitas seni di Bali” umumnya tidak dipahat, berwujud makhluk-makhluk menyeramkan, rangkanya dibuat dari bambu, lalu dibungkus dengan kertas, kain atau benang pada bagian-bagain tertentu. Penampilan komposisi warnanya disesuaikan dengan visualisasi wajah-wajah makhluk yang diinginkan (Bali Art Festival, 1987). Bentuk perwujudan Ogoh-Ogoh unik ini, oleh perupa seni lukis akademik ini dimanfaatkan sebagai unsur-unsur penciptaan karya seni, terutama berperan penting dalam mengkomunikasikan ide-ide, gagasan dan fungsi dalam wujud seni lukis akademik. Kehadiran Ogoh-Ogoh selalu terkait dan tidak terlepas dari aktualitas ritual, sebagai upacara “Bhuta-Yadnya”, upacara korban suci bermakna untuk menyicikan ,keslamatan alam semesta……., ditampilkan pada hari raya “Nyepi”. Utamanya Ogoh-Ogoh akan dihadirkan, diarak segera oleh warga desa setelah usai pelaksanaan upaara. Disertai suara gambelan……musik tradisional…….bertalu-talu, dengan tingkah riuk sorak pengarak yang mengandung makna untuk mengusir roh-roh jahat dari wilayah desa bersangkutan.
Profil ogoh-ogoh pun dibuat bermacam-macam umumnya menyeramkan dan menakutkan seperti penampilan ogoh-ogoh Duara-pala, profilnya berwujud menyeramkan, perutnya bucit, mata mendekati bentuk busur, taringnya mencuat dan berambut gondrong.
Data jumlah Ogoh-Ogoh dari 3 (tiga) tahun teakhir, tercatat meningkat rata-rata 500-1000 buah pertahun. Data terakhir tercatat di Polda Bali jumlah Ogoh-ogoh pada malam hari Pengerupukan Nyepi tanggal 6 Maret 2008 mencapai 4.036 buah ogoh-Ogoh (Kompas, 6 Maret 2008). Data pencermatan di ketahui bahwa bentuk Ogoh-ogoh sebagai perwujudan Bhuta-Kala jumlah dan jenisnya sangat beragam, setiap Bhuta Kala memiliki fungsi atau tugas berbeda antara satu dengan yang lain. Ukuran , bentuk, warna, gayanyapun ditampilkan dalam bahasa rupa, desain yang unik. Pada intinya ogoh-Ogoh Bhuta Kala tersebut diyakini masyarakat ada di Bhuana Agung dan Bhuana Alit. Agar para Bhuta Kala tersebut tidak sampai mengganggu kehidupan serta lingkungan desa dan sebagainya, maka diberikan berupa sesaji atau simbol persembaha dengan melaksanakan kegiatan penyajian upacara “Segeh Agung sebalum Ogoh-Ogoh di arak keliling di lingkungan desa. Aktivitas dan penampilan arak-arakan Ogoh-Ogoh ini dipandang sebagai karya seni patung unik, dapat disajikan sumber penciptaan, khusunya sebagai Sumber Penciptaan Seni Lukis Akademik. Pencipta Seni Lukis Akademik yang dimaksud adalah pencipta profesional dalam proses seni lukis akibat adanya pendidikan bidang seni rupa yang menerima perubahan ,terdidik, inovatif, mengikuti perkembangan IPTEKS, dalam pengmbangan ide-ide, maupun kosep-konsep dalam mewujudkan ciptaan baru karya seninya.
Kesimpulan bahwa penghayatan Ogoh-Ogoh sebagai bentuk patung menyajikan sibol-simbol yang bersifat menyeramkan, memiliki karakter, bentuk,gaya, warna yang bervariasi menarik dijadikan sumber penciptaan ditunjukan dengan munculnya diversifikasi karya seni lukis akademik dengan ide dan kosep-konsep baru.