Pranaraga Sebuah Lakon Drama Tari Gambuh Generasi Muda Oleh Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan Gianyar Di Ajang Pesta Kesenian Bali XXXIX 2017

Sep 1, 2017 | Artikel

Kiriman : I Wayan Budiarsa ( Jurusan Tari FSP ISI Denpasar )

Abstrak

Semarak Pesta Kesenian Bali XXXIX tahun 2017 telah  menciptakan suasana berbeda dari tahun-tahun terdahulu. Mengambil tema “Ulun Danu” yakni menjaga sumber air kehidupan mampu menarik pengunjung, baik wisatawan dosmetik maupun wisatawan luar negeri. Magnet PKB masih sangat kuat, sehingga penampilan para seniman-seniwati saat penyajiannya selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat luas. Dari perkembangan dari tahun ketahun menunjukan semakin semakin mampu menunjukan kuantitas dan kualitasnya. Pesta Kesenian bali tidak hanya dimiliki oleh masyarakat bali saja, namun telah menjadi bagian dari masyarakat dunia, pun demikian tidak hanya menampilkan hasil karya seni budaya bali saja, namun sajian dari luar negeri pun tak kalah menariknya untuk dapat disimak.

Penyajian gambuh generasi muda oleh Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan dengan jumlah penari dan penabuh mencapai 50 orang lebih tersebut cukup membuat penonton tidak beranjak pergi dari tempat duduknya. Memadukan seniman-seniwati dari usia 9 tahun sampai usia 70 tahun membuat pementasan tersebut berbeda dengan penampilan gambuh lainnya. Gambuh yang dalam penyampaian lakonnya menggunakan bahasa kawi oleh tokoh utama, dan menggunakan bahasa bali oleh tokoh abdi/ punakawan adalah syarat utama bagi para penari agar mampu tampil dengan maksimal di atas panggung.

Kata kunci: Pranaraga, gambuh SL PKB 2017.    

Abstract

The lively Bali Arts Festival XXXIX 2017 has created a different atmosphere from previous years. Taking the theme of “Ulun Danu” is to keep the water source of life able to attract visitors, both tourists and tourists abroad dosmetik. Magnet PKB is still very strong, so the artist-artist performance when the presentation is always eagerly awaited by the audience, which is increasingly able to show the quantity and quality. Bali Art Festival is not only owned by the people of Bali, but has become part of the world community, and not only showcase the work of art and culture of Bali, but the dish from abroad was no less interesting to be listened to.
The presentation of  young regeneration gambuh by Satriya Lelana Batuan Art Studio with the number of dancers and drummers reaches 50 more people is enough to make the audience did not move away from his seat. Blending artists-artwati from the age of 9 years until the age of 70 years makes the performance different from other gambuh performances. Gambuh that in the delivery of the play using kawi language by the main character, and using the language of bali by the character of the servant.

Keywords: Pranaraga, gambuh SL PKB 2017.

Selengkapnya dapat unduh disini

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...