Ida Bagus Nyoman Mas, SSKar. Dan I Komang Darmayuda, S.Sn., M.Si.
Dibiayai oleh DIPA ISI Denpasar Tahun 2009
Mpu Tanakung menceritakan kisah seorang papa, si Lubdhaka, yang karena melaksanakan brata Siwaratri pada malam Siwa yang suci, akhirnya mendapat anugerah dari Bhatara Siwa. Melalui kekawin itu Mpu Tanakung sesungguhnya telah menguraikan sapek-aspek filsafat agama, tata susila agama dan upacara agama menurut ajaran Siwa yang dapat dipakai pedoman dalam kehidupan.
Sementara dalam konteks kekinian, tokoh Lubdaka dinilai telah mengalami “reinkarnasi” menjadi Lubdhaka-Lubdhaka kontemporer. Perlakuan Lubdhaka kontemporer melakukan eksploitasi terhadap kawasan yang disucikan umat Hindu. Hal itu sangatlah kontradiktif dengan praktik yadnya yang dilakukan umat Hindu, karena yadnya itu digelar adalah untuk mencapai keharmonisan alam. Fenomena ini menjadi inspirasi yang menarik bagi penggarap untuk merealisasikan dalam sebuah garapan Cak Kreasi Baru yang berjudul Cak Lubdhaka.