Kerjasama ISI Denpasar Dengan Kunitachi College of Music – Jepang

Kerjasama ISI Denpasar Dengan Kunitachi College of Music – Jepang

Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.S.Kar., M.Hum., menerima sumbangan perangkat musik modern berupa flute dan saksofon dari Kunitachi College of Music, Jepang serta dua buah biola milik mendiang Ong Tiong Giap yang merupakan maestro biola asal Surabaya yang menetap di Kota Stutgart, Jerman sejak tahun 1950.

Prof. Kiechi Kubota dari Kunitachi College of Music mengaku, pihaknya sangat senang bekerja sama dengan ISI Denpasar. Hal ini dibuktikan dengan jalinan berbagai aktivitas akademik antara ISI Denpasar dengan lembaganya. Kemudian dikuatkan dengan bantuan alat musik modern.

Kubota menjamin, kondisi alat-alat musik milik institusinya masih bagus dan laik pakai. Dan ia siap menyumbangkan minimal satu perangkat orkestra untuk mendukung program studi (Prodi) Musik di ISI Denpasar. “Di tempat kami ada banyak alat musik modern yang masih bagus sekali. Kami persilakan pihak ISI Denpasar mengambilnya. Hari ini (kemarin, red) kami menyerahkan dua perangkat saja secara simbolis,” kata Kubota.

Pada kesempatan yang sama, Jongky Goie, mengaku diutus oleh istri mendiang Ong Tiong Giap, Ong Wang Ing untuk menyerahkan dua buah biola koleksi suaminya yang meninggal dunia tahun lalu. Pria kelahiran Malang, Jawa Timur ini menceritakan, semasa hidupnya, Ong Tiong Giap merupakan salah satu pemain biola terbaik.

Sementara istrinya adalah pemain piano kenamaan yang menjadi gurunya di universitas Stutgart, Jerman. Mereka juga bekerja di orkestra milik pemerintah setempat. Pasangan suami istri itu, masih menurut Jogky, telah menjelajah belahan dunia untuk menggelar konser orkestra. “Koleksi mereka sangat banyak, khususnya biola. Sepeninggal suaminya, Ibu Ong berniat membagi-bagikan alat musik koleksinya untuk generasi muda di Indonesia, khususnya Bali. Karena beliau sangat menyukai Bali,” kata Jongky.

Jongky beralasan, dipilihnya ISI Denpasar oleh Nyonya Ong dikarenakan ia dan suaminya sering mengunjungi Bali. Selain itu, Jongky merupakan dosen tamu pada Prodi Musik ISI Denpasar. “Jadi ada semacam kedekatan khusus antara keluarga Ong dengan ISI Denpasar. Selain itu, saya juga pernah membawa orkestra tiup dan menggelar konset di ISI Denpasar 2018 lalu,” dia menambahkan.

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. Arya Sugiartha membenarkan antara pihaknya dengan Kunitachi College of Music, telah menjalin kerja sama sejak 2015 silam. Bahkan salah satu peserta didik Kunitachi mengambil degree di ISI Denpasar. “Kami kunjungan pertama ke Kunitachi pada 2015 lalu. Kemudian lanjut dengan kunjungan balasan, begitu selanjutnya. Nyambung terus. Hingga hari ini kami diberi sumbangan alat musik modern,” kata Arya didampingi Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama I Ketut Garwa, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan I Komang Sudirga dan Humas I Gede Eko Jaya Utama.

Sayangnya, bantuan alat musik dalam jumlah banyak itu terkendala regulasi pada sistem di Indonesia. Pihaknya terus berupaya mencari jalan keluar termasuk berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang agar pengiriman perangkat musik yang diperkirakan satu kontainer itu berjalan mulus, tanpa melanggar aturan yang berlaku di Indonesia.

Selaku pimpinan institusi, Arya berjanji akan mempergunakan bantuan tersebut sebaik-baiknya. “Kami mengucapkan terimakasih atas segala bentuk perhatian semua pihak untuk lembaga kami, ISI Denpasar,” pungkas rektor asal Pupuan, Tabanan ini.

Masyarakat Antusias Hadiri Pesta Kesenian Mahasiswa

Masyarakat Antusias Hadiri Pesta Kesenian Mahasiswa

 Sejumlah warga Denpasar antusias datang dan menghadiri pembukaan event Pesta Kesenian Mahasiswa bertajuk ‘Kita Lo Gini #4) yang dilangsungkan di Gedung Natya Mandala, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Pesta Kesenian Mahasiswa ini diadakan oleh senat mahasiswa. Event Kita Lo Gini #4 diselenggarakan pada 12-13 Oktober 2018. Beberapa stand hasil olah kreativitas mahasiswa dan stand kuliner disediakan, yang penempatannya berjajar apik sepanjang jalan yang dilalui pengunjung, sebelum menuju lokasi pertunjukan di panggung terbuka.

Sementara itu, kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan I Fakultas Seni Rupa dan Desain, Dr I Nengah Sudika Negara. Secara khusus pada acara pembukaan Pesta Kesenian Mahasiswa ini, maka Sudika Negara mengatakan bahwa Rektor ISI melalui Wakil Rektor I telah menyampaikan pesan bahwa mudah-mudahan kegiatan ini dapat memberikan wadah untuk menampilkan kreavivitas mahasiswa.

“Dalam proses belajrar mengajar, telah jelas diketahui bahwa pengetahuan tidak hanya didapatkan di bangku kuliah. Mahasiswa tidak hanya kuliah untuk dapat teori dan tugas-tugas dari para dosen, tetapi juga harus mendapatkan pengetahun dari luar kampus. Salah satunya dalam bentuk kegiatan siswa seperti yang berlangsung kali ini, yaitu Kita Lo Gini yang keempat,” ujar Sudika Negara.

Wakil Dekan ini menyatakan, ketika dahulu diadakan yang pertama tahun 2015 lalu, maka para dosen belum memahami apa itu Kita Lo Gini. Setelah datang dan melihat, baru para dosen tahu kalau Kita Lo Gini adalah ajang kreativitas mahasiswa ISI Denpasar. Yang di dalamnya terdapat berbagai kreativitas dari hasil persaingan antara mahasiswa, jurusan, dan fakultas

“Dari persaingan itu, menghasilkan kreativitas baru yang terupdate di dunia seni. Kemudian dari persaingan itu, kita dapat bersaing baik di kancah lokal, nasional dan internasional. Hal ini sesuai dengan visi dan misi ISI Denpasar, yaitu dapat bersaing dan berperan dalam persaingan global,” katanya.

Novia Puspita Riza Arifin selaku Ketua Panitia ‘Kita Lo Gini #4’ melaporkan, kegiatan ini merupakan event tahunan berupa pesta kesenian terbesar di ISI Denpasar dengan format festival. Pesta kesenian ini dieselenggarakan Senat Mahasiswa ISI Denpasar dengan merangkul seluruh himpunan mahasiswa jurusan yang ada di lingkungan ISI Denpasar.

“Kali ini merupakan Pesta Kesenian Mahasiwa yang keempat, setelah diselenggarakan tahun 2015. Tahun ini mengangkat tema ‘Kolaborasa’ yang merupakan kepanjangan dari ‘koloborasi rasa’ dengan tagline ‘rasa dalam warna’. Dalam mengimplementasikan tema ini, setiap mahasiswa ditantang untuk mengekspresikan rasa dalam sebuah karya,” kata Novia.

Dalam prosesnya, lanjut mahasiswi jurusan film dan televisi ini, panitia telah terbentuk sejak April 2018. Terdiri dari mahasiswa seluruh jurusan di ISI Denpasar, yang telah mendaftarkan diri terlebih dahulu. Dan untuk menuju acara puncak pada Jumat (12/10/2018) ini, maka panitia telah melakukan promosi Kita Lo Gini (KLG) dengan dua tahap, yaitu pra KLG part 1 dan pra KLG part 2.

Pada part 1, panitia telah menyelenggarakan lomba mural dan dance yang menyasar pada masyarakat umum. Event ini membuahkan karya mural yang telah dipamerkan di pintu masuk acara. Pada bagian part 2 dilakukan di Renon, bertepatan kegiatan ‘car free day’, dengan melakukan promosi, musik, serta belajar mewarnai untuk anak. Dengan cara promosi ini, maka masyarakat umum diharapkan hadir pada event ini dan misi untuk mempromosikan ISI Denpasar dapat tercapai.

“Tinggi harapan kami bahwa acara ini selalui menunjukkan eksistensi masing-masing jurusan di ISI Denpasar, dan semoga dalam proses berkarya maka interaksi antarmahasiswa di lingkungan ISI Denpasar jadi semakin intens. Juga semoga acara ini menjadi ajang menjalin keakraban yang tidak dapat didapatkan di perkuliahan. Akhir kata, besar harapan acara ini dapat terselenggara dengan baik dan menjadi event yang menyatukan seluruh mahasiswa ISI Denpasar,” ucap Novia.

Sementara itu, sebelumnya Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama SE, MM menjelaskan kalau acara Pesta Kesenian Mahasiswa ini memang biasanya selalu mendapat sambutan meriah, baik dari mahasiswa maupun masyarakat umum yang tertarik dengan dinamika karya seni.

Beragam pertunjukan mewarnai Pesta Kesenian Mahasiswa ini, serta menghadirkan bintang tamu untuk menghibur masyarakat dan mahasiswa yang datang. Sebagai pertunjukan perdana, ada peragaan busana atau fashion show, di mana desainernya ialah mahasiswa ISI Denpasar, yang hasil karyanya tidak kalah dengan deretan desainer kondang lainnya di Bali. 

Pembukaan Art Summit Indonesia 2013 Digelar di ISI Denpasar

Pembukaan Art Summit Indonesia 2013 Digelar di ISI Denpasar

Rektor ISI Denpasar (kanan) memberi kenang-kenangan kepada Menteri Parekraf (kiri)

Rektor ISI Denpasar (kanan) memberi kenang-kenangan kepada Menteri Parekraf (kiri)

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS. TV dan Film).

Denpasar- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia setiap tahun menggelar festival dan seminar internasional pada pertunjukan seni  kontemporer yang bertajuk Art Summit Indonesia (ASI). Tahun 2013 ini  ASI VII diadakan di empat tempat berbeda yaitu Bali, Jakarta, Yogyakarta dan Surakarta. Pembukaan Art Summit yang ke-7 berlangsung secara spektakuler di Bali, tepatnya di Gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia Denpasar pukul 19.00 wita malam kemarin (8/10). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Republik Indonesia, Mari Elka Pangestu juga hadir sekaligus membuka Art Summit Indonesia 2013 ini.

Dalam sambutannya Mari mengatakan, kegiatan seperti itu akan meningkatkan apresiasi dan kreativitas seni kontemporer. “Penyelenggaraan ASI kali ini diadakan di beberapa kampus seni yang ada di Indonesia, dengan tujuan memberi peluang kepada seniman khususnya para pendidik seni untuk menunjukkan kreativitas seni kontemporernya” ungkapnya. Marie menambahkan dengan melihat karya seniman pertunjukkan dunia, maka ada proses pembelajaran yang bisa dikembangkan menjadi suatu pertunjukkan yang lebih memiliki nilai artistik.

ISI Denpasar sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan ASI ini mampu menata suasana kampus menjadi indah dengan nuansa garden party. Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum dalam opening remak menyambut baik penyelenggaraan ASI Indonesia diselenggarakan di ISI Denpasar. “Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan ISI Denpasar dalam penyelenggaraan ASI Indonesia” ungkap Dr. Arya. Pihaknya menambahkan bahwa gelaran yang dilaksanakan di empat kota ini sangat baik, selain memberi ruang bagi seni pertunjukkan di tanah air, juga mampu menunjukkan eksistensi seni kontemporer Indonesia dalam kancah internasional.

Foto bersama seniman usai pementasan

Foto bersama seniman usai pementasan

Suasana perhelatan yang mengambil tema : “Contemporary Art and the Making of list Market” semakin meriah karena partisipasi penonton cukup tinggi, serta hampir semua audiens mengenakan pakaian batik cirikhas bangsa Indonesia, termasuk Ibu menteri dan undangan lainnya.

Acara pembukaan dikaitkan momentum dengan penyelenggara APEC di Bali yang dihadiri para kepala negara kawasan Asia Pasifik. Dalam kegiatan itu ditampilkan, lima karya tari dan musik kontemporer. Tiga karya seni seniman ISI Denpasar yakni “Tangkep” karya Wayan Sutirtha (koreogtrafer) dan Nyoman Kariasa (Komponis). Juga “Ku Tak Sabar” karya Gus Teja dan “Jay Sita” karya Gede Oka Suryawan yang seorang koreografer, dengan iringan musik oleh I Gede Mawan.

ASI juga menghadirkan mitra dari luar yaitu turut tampil Ensamble Reconsil Vienna (Austria), Arco Renz (Belgia), Solid States (Jerman), Bulssang (Korean National Contempany- Korea Selatan), Smashed Gandini Junggling (United Kongdom). Diketahui, ajang tahunan Art Summit Indonesia (ASI) ini selalu mengundang mitra dari dalam dan luar negeri sekaligus media untuk saling memberikan pemahaman dan komunikasi antar pelaku seni pertunjukkan.

Loading...