by admin | Jun 24, 2009 | Berita
Kamasutra Karya Gus Eka 2009
Prasyarat meraih gelar sarjana seni (S.Sn) bagi mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, diwajibkan mengikuti pameran TA, dan ujian konfrehensip. Pameran TA sebagai pertanggungjawaban terhadap publik karya seni yang mereka hasilkan selama menempuh pendidikan selama empat tahun, bergulat dengan kurikulum. Ujian konfrehensip mempresentasikan konsep karya didepan sidang ujian berupa teori dan teknis dalam mencipta sehingga antara konsep dan visualisasi menjadi yang utuh.
Tema yang diangkat dari tahun ke tahun sangat pariatif, seperti Kehidupan Nelayan di Pantai Kedonganan, Wanita Tukang Suun di Pasar Badung, Shadow di Pasar Kintamani, Air sebagai sumber penciptaan Fotografi, dan lain sebagainya. Untuk tahun ini yang mengikuti TA mahasiswa Ps. Fotografi mengangkat tema relief kamasutra dan busana etnik Bali.
Visualisasi Relief Kamasuta ke dalam Fotografi Seni merupakan karya TA I.B. Eka Ananda hasil bimbingan Drs. I Dewa Md. Darmawan, M.Si dan Drs. I.N Wirakesuma.,M.Sn. lebih banyak mengksplorasi beberapa relief kamasutra yang terdapat di Tirtha Gangga dan beberapa hotel di daerah sekitar Ubud. Filosofi dari kamasutra yang ditelusuri oleh Gus Eka, merupakan seni berhubungan suami istri yang menghasilkan keturunan suputra, dalam visualisasinya agar tidak mengandung fornografi Gus Eka mengemas karyanya dengan komposisi, sudut pengambilan, pencahayaan, warna yang sangat estetis jauh dari kesan vulgar.
Foto Fashion by Gek Dani 2009
Karya TA Etnik Bali sebagai visualisasi ke dalam Fotografi Fashion karya TA A.A Ayu Puspawardhani hasil bimbingan I Made Saryana.,S.Sn., dan I Komang Arba Wirawan.,S.Sn.,M.Si. mempresentasikan rancangan busana Cok Abi dan beberapa model cantik. Konsep busana, pose model dan seting pemotretan, diambil dalam suasana Bali yang dinamis, seperti model dengan pakaian biru dan pose dan setting di Pasar Badung, di Monkey Forest, di galian Pasir Klungkung semua tervisualisasi dengan karakter pencahayaan yang matang. Proses penciptaan karya Gek Dani, dibantu dengan mobile lihgt untuk untuk menghilangkan bayangan pada wajah model. Presentasi 15 karya yang diciptakan Gek Dani tampil dengan balutan busana etnik Bali yang estetis, semoga dapat menjadi fotografer akademik yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
By. I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,M.Si
Pj. Ketua Program Studi Fotografi, FSRD ISI Denpasar
by admin | Jun 17, 2009 | pengumuman
Panitia pengadaan barang dan jasa ISI Denpasar akan mengadakan pelelangan Umum pengadaan barang dan jasa berupa pengadaan dan pemasangan alat CCTV dengan Pagu Rp. 250.000.000,-. Lengkapnya dapat diunduh disini
by admin | Jun 15, 2009 | Berita
(Denpasar-Humasisi)Salah satu faktor penghambat kemajuan kemampuan seorang seniman Lukis adalah kemampuan berbahasa asing, meskipun karya yang dihasilkan luar biasa akan tetapi seniman tidak bisa berinteraksi, mengungkapkan ide dan apa yang ingin dituangkannya kepada orang asing, sehingga berpengaruh terhadap harga jualnya dan peluangnya untuk mengembangkan diri di tingkat inetnasional. Itu terungkap dalam pertemuan Rektor ISI Denpasar dengan mahasiswa lukis yang telah melakukan pameran di Batu-Malang, Art Centre dan di ISI Denpasar ketika berlangsungnya konferensi internasional yang diprakarsai SSEASR, ISI Denpasar dan UNHI.Pada Acara tersebut dihadiri oleh seluruh mahasiswa yang telah berpameran, PR I Drs. I Ketut Murdana, MSn, PR III Drs. I Made Subrata, MSi, Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi, PD II FSRD Drs. I Made Bendi Yudha, MSn dan jajaran struktural FSRD ISI Denpasar. Rektor ISI Denpasar Prof. I Wayan Rai S., MA menyatakan bangga dan salut atas prakarsa mahasiswa yang telah sukses menggelar pameran, apalagi pada waktu konferensi banyak profesor dari 61 negara menyatakan rasa kagumnya atas kepedulian mahasiswa ISI Denpasar terhadap keberlangsungan Air di dunia lewat karya-karya yang bertemakan Air dengan kualitas yang membanggakan.
Berkenaan dengan hal tersebut, Prof. Rai juga mempertanyakan rencana mahasiswa ke depan dan mengharapkan agar terus diadakan pameran baik di lokal Bali, di Kota-Kota Besar di Indonesia atau di ruang lingkup internasional. Kelemahan mendasar dari mahasiswa yang dicermati Rektor adalah dari segi kualitas karya memang luar biasa kemampuannya namun dari segi kemampuan bahasa asing khususnya bahasa Inggris masih perlu ditingkatkan lagi. Karena terbukti mahasiswa pada waktu menjelaskan idenya atau karyanya lewat bahasa, terkesan mahasiswa gagap atau bahkan kebingungan, ini menyebabkan para tamu internasional kurang menghargai karya tersebut akibat dari kekurang jelasan penjelasan dari sang seniman. Apalagi peluang ke luar negeri bagi mahasiswa sekarang ini sangat terbuka lebar seperti Double Degree Program atau Sandwich program seperti yang digariskan oleh DIKTI. Prof. Rai juga menawarkan program peningkatan kemampuan bahasa Inggris (TOEFL) secara gratis, dimana instruktur dan Laboratorium telah disediakan oleh Institut. Namun Uniknya program bahasa ini diarahkan ke bagaimana seorang seniman membahasakan karyanya sehingga bisa dimengerti oleh orang asing selain bisa berinterkasi dengan masyarakat asing sehingga dapat membuka peluang untuk berpameran di tingkat internasional. Prof. Rai juga mengharapkan prestasi dari mahasiswa dengan jalan selalu aktif berpameran dan berkompetisi.
Dalam pertemuan tersebut juga terjadi dialog dari Mahasiswa seperti Albaniadi yang berencana akan mengadakan pameran bersama ISI Yogyakarta, ISI Surakarta dan ISI Denpasar. Widiantara yang berencana menginginkan pameran di daerah–daerah Bali yang berkelas internasional seperti Gaya Space-Ubud dan Museum Puri Lukisan. Semua hasil diskusi ini akan dijadikan masukan bagi Rektor dan Dekan FSRD khususnya untuk kedepannya. Ini mencerminkan semangat mahasiswa untuk terus mengembangkan dirinya lewat pameran dan akan di dukung secara penuh oleh institusi.
by admin | Jun 12, 2009 | Berita
Suasana Hunting Fotografi di Tenganan
Budaya Bali memiliki keindahan dan taksu yang tidak pernah tidur dalam sehari pun, aktivitas budayanya hampir setiap hari terus bernafas seperti kehidupan manusia yang perlu oksigen untuk dapat hidup, seperti itulah budaya Bali. Keunggulan budaya yang dimiliki Bali ini dimanfaatkan Program Studi Fotografi sebagai objek eksplorasi yang tidak pernah sepi, ini tidak dapat ditemui di institusi seni lain di Indonesia.
Tenganan Pegringsingan sebagai daerah yang kental dengan aktifitas budaya menarik untuk dieksplorasi oleh dosen dan mahasiswa Fotografi FSRD, ISI Denpasar. Kegiatan utamanya adalah upakara mekare-kare, rejang, dan hampir seluruh kegiatannya mengandung sudut estetis. Eksplorasi selama dua hari membuat kepuasan tersendiri rasa lelah tidak terasa, melihat hasil yang memuaskan.
Anak-anak Fotografi bergulat dengan panas, debu dan lapar namun tetap fokus pada moment yang tidak mau ketinggalan sedikitpun, diantaranya Gung wijaya, Ryo Agung, Avian, Deyu, Teja, Budiwijaya, Gunk Ama, dibimbing Made Saryana, S.Sn., MSn., dan I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,Msi. Yang menemani mahasiswa sampai akhir acara rejang yang sangat mengagumkan. Selanjutnya hasil karya eksplorasi Tenganan Pegringsingan 2009, akan dikurasi untuk dipergunakan sebagai materi pameran fotografi di tingkat nasional dan internasional.
By. I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,Msi
by admin | Jun 7, 2009 | Agenda, Berita
SSEASR
Denpasar- Setelah 567 paper didiskusikan dalam Konfrensi Internasional yang diselenggarakan oleh South and Southeast Asia Association For Study of Culture and Religion (Satu organisasi ditingkat Asia dan Asia Tenggara untuk studi agama dan budaya) bekerjasama dengan ISI Denpasar dan UNHI Denpasar, tema : Water in South and Southeast Asia: Interaction of Culture and Religion, maka pada penutupan konfrensi dideklarasikan untuk konservasi dan pengelolaan air. Selama konfrensi beberapa issu dan masalah terkuak yaitu (1) air memiliki peranan penting untuk bumi dan kehidupan manusia, flora, fauna dan ketahanan eksisitensi bumi, (2) Evolusi umat manusia telah melalui tiga tingkatan, yaitu a. Peradaban air, b. Peradaban industri serta C. Peradaban jasa/ layanan, (3) Dinamika peradaban manusia mengakibatkan penggunaan air yang berlebihan dan berkurangnya sumber mata air, (4) Kondisi penggunaan air berlebih dan berkurangnya sumber mata air telah mengakibatkan berkurangnya kualitas kehidupan di bumi, dengan pertumbuhan dari kebiasaan manusia dan komunitasnya menunjukkan bahwa tanda-tanda konservasi dan pengelolaan air menjadi tuntutan, hasil dalam peningkatan jumlah air dapat digunakan oleh manusia dan mahkluk hidup lainnya di bumi ini.
Sehingga dari issu dan permasalahan tersebut dapat diberikan solusi bahwa: (1) Solusi secara umum adalah untuk mengembalikan semangat guna melakukan strategi dan kegiatan nyata secara bersama-sama untuk konservasi dan langkah-langkah pengelolaan air yang tepat adalah untuk melindungi dan memperbaiki kegiatan melalui Gerakan Penghijauan Bumi (Green Earth Movement). (2) Mempertahankan basis budaya, seperti berbagai kearifan local di wilayah Asia dan Asia Tenggara. Khususnya dari Bali, konservasi air sebagai asset suci dan pengelolaan air melalui organnisasi pertanian “subak”. Protensi air melalui kesrifan local, mitologi masyarakat Bali terhadap air (Dewa Wisnu), eksisitensi dari upacara Sad Kerthi dan juga konsep dari Tri Hita Karana sebagai budaya yang penting serta pondasi spiritual.
Selain itu deklarasi juga menghasilkan percepatan dari pertukaran kerjasama antar bangsa, yang menyatakan bahwa: (1) Pertumbuhan budaya spiritual dan gerakan social dalam sebuah jalan networking dan juga gerakan social untuk melakukan kegiatan nyata untuk pelestarian air, pengelolaan air dan juga memelihara kualitas air. (2) Semua Negara sudah seharusnya memberikan contoh untuk pengelolaan secara berlanjut dan pertukaran komunikasi antar bangsa.
Dalam pendeklarasian hadir ketua panitia Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., Profesor Amarjiva Lochan Presiden SSEASR, Kepengurusan SSEASR dan Presiden IAHR (CIPSH, UNESCO) Prof. Ms Rosalind Hackett, Prof. Rosalind sangat kagum dan bangga dengan kesuksesan acara konfrensi internasional ke-3 SSEASR yang digelar di Bali. Kekagumannya dia ungkapkan saat penyampaian sekapur sirih tentang konfrensi yang merupakan buah hasil kerjasama antara SSEASR dengan ISI Denpasar dan UNHI Denpasar. Dia menyampaikan bahwa konfrensi di Bali ini adalah paling mengesankan. Selain keramah-tamahan yang dia dapatkan selama mengikuti konfrensi, nuansa alam kampus yang lestari juga mengantarkan kesan tersendiri yang tak terlupakan bagi para akademisi untuk dapat bertukar pandangan sesuai tema yang diangkat yaitu Water in South and Southeast Asia: Interaction of Culture and Religion. Apalagi suguhan pementasan tari, tabuh dan pameran mampu menghipnotisnya untuk terus akan mengenang Bali.
Humas ISI Denpasar melaporkan