Institut Seni Indonesia Denpasar Sajikan Tari Krasi Minangkabau“ Galombang Carano “ di Living World Denpasar

Institut Seni Indonesia Denpasar Sajikan Tari Krasi Minangkabau“ Galombang Carano “ di Living World Denpasar

Penyajian Tari Kreasi Minangkabau“ Galombang Carano “ berhasil memukau penonton pada hari Rabu 21 Agustus 2024 di Living World Denpasar. Tari ini merupakan tari penyambutan tamu dengan versi yang berbeda, banyak tari Minangkabau yang digunakan untuk menyambut tamu, salah satunya adalah tari Galombang Carano. Tari penyambutan tamu merupan bagian yang tak terpisahkan dari budaya dan tradisi masyarakat Indonesia khususnya di Minangkabau. Melalui gerak tari, musik dan busana yang indah, tarian ini tidak hanya menyambut tamu dengan keramahan dan kehormatan, tetapi juga membuat rasa persatuan dan solidaritas dalam masyarakat pendukungnya. Tari Galombang Carano berangkat dari gerak silat Minangkabau yang dipadukan dengan gerak tari modern. Begitu juga dengan pengolahan properti yaitu Carano beserta makna yang disampaikan yaitu, menjamu tamu yang datang.

Baca Juga : ISI Denpasar Sajikan Drama Tari ‘Kesempatan Kedua’ Bertema Spiritual di Living World

Tari Kreasi Minangkabau“ Galombang Carano “ ini digarap dengan dedikasi oleh Dr. Yulinis, SST.,M.Si sebagai koreografer, Dr. I Gede Mawan sebagai komposer, dan Ni Made Liza Anggara Dewi, S.Sn.,M.Sn sebagai penata rias dan busana. Karya ini tercipta berkat dukungan penari, pemusik, dan partisipasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan (PSP) Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Denpasar. Karya ini didanai oleh DIPA ISI Denpasar melalui program P2DSD (Penelitian, Penciptaan, Diseminasi, Seni – Desain) LP2MPP ISI Denpasar Kegiatan diseminasi ini dihadiri oleh Ketua LP2MPP dan Korpus Penelitian ISI Denpasar beserta staff LP2MPP ISI Denpasar, Koordinator Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan, Koordinator Prodi Tari, yang memberikan dukungan dan apresiasi terhadap karya tari Galombang Carano, upaya pengembangan seni pertunjukan di kampus ISI Denpasar. Ketua LP2MPP ISI Denpasar, Dr. I Wayan Suardana mengatakan bahwa karya tari kreasi Minangkabau “Galombang Carano’ yang disajikan malam itu di Living World Denpasar adalah diseminasi pertama dari hasil penelitian P2DSD, dan selanjutnya akan didiseminasikan pada awal bulan Oktober di Banyuwangi. Ketua LP2MPP ISI Denpasar sangat mengapresiasi karya tersebut yang sudah berhasil ditampilkan dan sukses di Living World Denasar. Pementasan karya seni ini juga mendapat perhatian khusus dari Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST, M.A., Dr. Ni Made Wiratini, SST.,M.Si, pegawai ISI Denpasar, serta anggota senibudaya Ikatan Keluarga Minang Saiyo [IKMS] Bali . Kehadiran bapak, ibuk, dan saudara, teman di acara Diseminasi karya hasil penelitian P2DSD di Living World Denpasar, memberikan dorongan moral bagi penggarap maupun para pelaku seni, dan menunjukkan persatuan, solidaritas dan kecintaan mereka terhadap karya seni dan lembaga seni ISI Denpasar. Ide penciptaan karya tari kreasi Minangkabau “Galombang Carano” mengarah pada pengolahan gerak silat sebagai bahan dasar pijak penciptaan. Silat yang dimaksud adalah silat Minangkabau. Silat Minangkabau merupakan bagian integral dari budaya Minangkabau yang kaya. Silat Minangkabau telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan kecil di Minangkabau dan berkembang sampai saat ini, sebagai cara untuk melatih ketahanan fisik dan mental. Pementasan ini mendapat sambutan hangat dari penonton. Dengan keberhasilan acara ini, diharapkan akan lebih banyak pementasan seni yang dapat dinikmati oleh publik, serta memberikan inspirasi dan kesempatan bagi generasi mendatang dalam dunia seni pertunjukan terutama dengan tema sosial.

ISI Denpasar Sajikan Drama Tari ‘Kesempatan Kedua’ Bertema Spiritual di Living World

ISI Denpasar Sajikan Drama Tari ‘Kesempatan Kedua’ Bertema Spiritual di Living World

Pementasan drama tari berjudul “Kesempatan Kedua” berhasil memukau penonton pada hari Rabu 21 Agustus 2024 di Living World. Acara ini mengisahkan sejarah kehidupan Ajamila, seorang tokoh dalam kitab Purana Srimad Bhagavatam skanda 6.1, dengan paduan tari tradisional dan inovasi modern yang menyentuh hati.

Drama tari ini digarap dengan penuh dedikasi oleh Ni Wayan Mudiasih sebagai penulis naskah, Ketut Sumerjana sebagai komposer, dan Diah Pramanasari sebagai koreografer. Karya ini merupakan hasil kolaborasi yang melibatkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan (PSP) Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Denpasar serta alumni Program Studi Seni Program Magister ISI Denpasar. Karya ini  didanai oleh dari DIPA ISI Denpasar melalui program P2DSD (Penelitian, Penciptaan, Diseminasi, Seni – Desain).

Kegiatan diseminasi ini dihadiri oleh Ketua LP2MPP dan Korpus Penelitian ISI Denpasar beserta staff LP2MPP, yang memberikan dukungan dan apresiasi terhadap upaya pengembangan seni pertunjukan di kampus. Ketua LP2MPP ISI Denpasar, Dr. I Wayan Suardana mengatakan bahwa karya drama tari Kesempatan Kedua yang disajikan malam itu adalah diseminasi pertama dan selanjutnya akan didiseminasikan di Banyuangi. Pihaknya sangat mengapresiasi karya tersebut yang sudah berhasil ditampilkan walaupun digarap hanya dalam waktu 5 minggu.

Baca Juga : Meraya Bali Padma Bhuwana IV Dicipta Pertunjukan Baru

Pementasan ini juga mendapat perhatian khusus dari Prof. Dr. I Wayan Dibia, serta pegawai ISI Denpasar. Kehadiran Prof. Dr. I Wayan Dibia memberikan dorongan moral bagi para pelaku seni, sementara pegawai ISI Denpasar menunjukkan solidaritas dan kecintaan mereka terhadap karya seni lembaga mereka.

“Kesempatan Kedua” yang mengisahkan penghianatan Ajamila terhadap istrinya Visvajyoti yang kemudian mendapat kesempatan kedua dari Sri Narayana karena di ujung kematiannya dia memanggil putranya yang bernama Narayana yang juga didengar oleh Sri Narayana. Kisah ini menyampaikan nilai moral yang mendalam bahwa manusia mungkin membuat kesalahan, tetapi dengan berseru memanggil nama Tuhan, pertobatan, dan kesungguhan dalam memperbaiki diri adalah jalan menuju kemuliaan. Pementasan ini tidak hanya menghadirkan cerita yang mendalam tentang Ajamila, tetapi juga menyampaikan pesan universal tentang kesempatan untuk memperbaiki diri dan mencari pengampunan.

Pementasan ini mendapat sambutan hangat dari penonton. Dengan keberhasilan acara ini, diharapkan akan lebih banyak pementasan seni yang dapat dinikmati oleh publik, serta memberikan inspirasi dan kesempatan bagi generasi mendatang dalam dunia seni pertunjukan terutama dengan tema spiritual.

Loading...