Oleh: A.A. Gde Bagus Udayana, Anak Agung Rai Kalam, Dw. Md. Pastika, dan A.A. Gde Ngurah TY
Fakultas Seni Rupa Dan Desain Isi Denpasar
Abstrak Penelitian Hibah Bersaing 2009
Transformasi penciptaan seni lukis di Bali telah berkembang melalui suatu rentetan perubahan dan pergeseran dalam rentang tertentu, faktor-faktor penciptaan menjadi ciri utama perubahan, jaman prasejarah Bali, jaman Hindu (Hindu Bali, Bali Kuno, Hindu Jawa), pengaruh Majapahit, kemudian oleh kontak dengan Barat.
Zaman Bali kuno dikemukakan dalam bentuk gambar rerajahan, gambar geometris, simbul-simbul. Ciptaan seni lukis Bali masa kontak dan pengaruh Majapahit ditemukan dalam bentuk ornamen-ornamen bangunan, gambar wayang, lukisan Kamasan, dengan ciri-ciri kekhasan, tidak berubah, memperlihatkan jati diri (identitas), memperlihatkan ke-Bali-annya, kemudian jaman modern sekaligus memperlihatkan jati diri pelukisnya akibat pengaruh ciptaan seni lukis Barat oleh pelukis Anak Agung Gde Sobrat, Gusti Nyoman Lempad, Ida Bagus Made, Ida Bagus Gelgel, Gusti Deblog, dan sebagainya. Muncul kelompok Seni Lukis Bali Modern-Pithamaha. Penciptaan seni setelah kemerdekaan (1945) munculnya pendidikan tinggi di Perguruan Tinggi Fakultas / Jurusan Seni Rupa Unud tahun 1965 di Bali tahun 2004 bersama STSI ditingkatkan menjadi ISI Denpasar, penciptaan seni lukis Bali dalam bentuk “Seni Lukis Bali Modern-Akademik”. Para Sarjana Seni baik lokal maupun luar, tema-tema Bali dituangkan dengan konsep-konsep pendidikan tinggi Barat yang bercorak pribadi. Dekade tahun 1970-1980 adanya masa globalisasi, dengan berbagai corak dari Barat, naturalis, rialis, inpresionis, suryalis, kubis, dadais, abstrak dan membuka tabir sejarah transformasi penciptaan Seni Lukis Bali baru, dalam bentuk “Seni Lukis Bali Modern-Universal”.
Tujuan penelitian Transformasi Penciptaan Seni Lukis Bali ini untuk mengidentifikasi kualitas konsep-konsep nilai-nilai ide atau konsep penciptaan dan elemen estetika yang berkembang sehingga identifikasi dan kualitas dinilai bagaimana perkembangan yang tumbuh dalam seni lukis Bali baik dari keberagamannya maupun arah yang perlu ditempuh di masa depan.
Metode penelitian, mengambil lokasi yang menyebar pada wilayah-wilayah seluruh Bali yang diwakili oleh kabupaten-kabupaten dan kotamadya di Bali, besar sampel 90 buah karya seni lukis obyek sampel penelitian serta menetapkan klasifikasi 5 (lima) perkembangan bentuk seni lukis Bali, tersebar di seluruh Bali secara acak.
Klasifikasi penciptaan dibedakan dalam 5 (lima) kelompok wujud karya dijadikan sampel penilaian. Dari 90 (100%) data sampel didapat hasil bahwa: (1) Seni Lukis Bali Kuno-Lama sebanyak 11 (12,2%); (2) Seni Lukis Bali Klasik-Tradisional sebanyak 16 (17,8%); (3) Seni Lukis Bali Modern-Pithamaha sebanyak 23 (25,6%); (4) Seni Lukis Bali Modern-Akademik sebanyak 27 (30,0%); (5) Seni Lukis Bali Modern-Universal sebanyak 13 (14,4%).
Dari segi jumlah penyebaran terlihat Kabupaten Gianyar jumlah aktivitas penciptaan seni lukis di dapat paling banyak, sebanyak 30 (33,3%), Kotamadya Denpasar 20 (22,2%), Kabupaten Klungkung 10 (11,1%), Kabupaten Badung dan Buleleng masing-masing 8 (8,9%), selanjutnya Kabupaten Tabanan dan Karangasem 4 (4,4%).
Dari data sebaran rekapitulasi penilaian 90 sampel karya-karya penciptaan seni lukis Bali tahun 2009 ini (Laporan Penelitian, tabel 5.3.3) disimpulkan hasil kumulatif sebesar 1576 poin (70,04%), sehingga hasil penilaian dapat dikatakan baik. Dengan hasil predikat baik berarti bahwa Transformasi Penciptaan Seni Lukis Bali yang berkembang saat ini dipandang dapat meneruskan citra dan identitas ke-Bali-annya.
Kata Kunci : Transformasi, Penciptaan, Seni Lukis