by dwigunawati | Jun 20, 2011 | Berita, Galeri
Penata
Nama : I Wayan Adi Gunarta
Nim : 200701019
Program Studi : Seni Tari
Sinopsis :
Ibarat sapu lidi, manusia lebih kuat dalam kebersamaan. Perbedaan watak, sifat dan kepentingan bila diharmoniskan akan menjadi kekuatan, namun ketika ego tak terkendali, maka timbullah perpecahan bagaikan lidi-lidi rapuh tatkala sendiri.
Penata Iringan : I Wayan Ary Wijaya, S.Sn
Pendukung Tari : Mahasiswa Jur.Seni Tari FSP ISI DPS
1. I Gusti Putu Agus Adi Yustika
2. I Putu Arimbawa
Pendukung Iringan : Palawara Music Company, Denpasar
Ujian Tugas Akhir FSP Gelombang I Tahun 2011
by dwigunawati | Jun 17, 2011 | Berita, Galeri
Penata
Nama : I Wayan Suarjaya
Nim : 2007 02 006
Program Studi : Seni Karawitan
Sinopsis :
“ SAREB “ berasal dari penggabungan dua kata yaitu Senandung dan Rebab. Sareb merupakan sebuaah garapan karawitan inovatif yang mengacu pada konsep musik eksperimental dengan mengolah suara dan teknik permainan instrumen rebab bali dan suling bali.
Keanekaragaman yang mengacu pada pengolahan melodi, ritme, tempo dan dinamika menjadi ide pokok dalam penciptaan garapan ini.
Pendukung Karawitan :
- Mahasiswa Semester IV Jurusan Karawitan ISI Denpasar.
- Siswa SMK N 5 Denpasar
Siswa SMK N 3 Sukawati
Ujian Tugas Akhir FSP Gelombang I Tahun 2011
by admin | Jun 16, 2011 | Berita, Galeri
Babak I
Alkisah Maharaja Sentanu sangat sulit melupakan istrinya yang cantik jelita, Dewi Gangga. Untuk melipur hatinya Sentanu menyusuri hutan belantara. Ditengah hutan Sentanu diterpa hembusan angin yang menebar aroma harum semerbak. Teryata arah datangnya sumber aroma wangi itu adalah tubuh seorang gadis molek bernama Satyawati ditepi sungai Yamuna. Raja Sentanu terpesona dan menyampaikan hasratnya untuk mejadikan istri. Ayah gadis itu, seorang nelayan cerdik, mengajukan syarat: putra yang dilahirkan Satyawati harus menggantikan Sentanu jadi raja Hastina.
Papeson/plot :
- (prolog) Raja Sentanu menghalangi Dewi Gangga untuk membuang bayinya.
- Sungai Yamuna yang asri
- Raja Sentanu menyusuri tepi sungai Yamuna (naik kereta kuda)
- Para nelayan dan Dewi Satyawati
- Pertemuan Sentanu dengan Satyawati (roman)
- Ayah Setyawati mengajukan persyaratan kepada Raja Sentanu
Babak II
Setelah pertemuannya dengan Satyawati, Raja Sentanu bermuram durja dan jatuh sakit. Dewabharata binung memikirkan sebab musabab kemurungan ayah tercintanya. Kepada sang putra mahkota, Raja Sentanu hanya mengatakan terlalu berpikir berat mengenai masa depan kerajaan jika ternyata terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap penerus dinasti kerajaan satu-satunya yaitu Dewabharata sendiri. Tetapi Dewabharata menangkap ada sesuatu yang disembunyikan oleh ayahnya.
Pepeson/plot:
- Prajurit kebesaran Hastina
- Dewabharata berlatih senjata (ada laporan ayahnya sakit)
- Dayang-dayang
- Para patih + raja Sentanu sakit
- Pertemuan Sentanu dan Dewabharata
Babak III
Melalui kusir kerajaan, Dewabharata mengetahui bahwa sumber kemurungan Raja Sentanu adalah Satyawati, gadis cantik putrid seorang nelayan di tepi sungan Yamuna. Sang raja jatuh cinta dan berhasrat menjadikannya permaisuri tetapi sangat terpukul dengan persyaratan yang diajukan ayah Satyawati. Didorong oleh rasa hormat dan kasih sayangnya pada sang ayah, menuntun Dewabharata menjumpai ayah Satyawati. Dewabharata berjanji tidak akan menjadi raja Hastina dan akan memberikan kepada putra yang dilahirkan Satyawati.
Pepeson/plot:
- Pertemuan Dewabharata dengan kusir kerajaan
- Pertemuan Dewabharata dengan Satyawati dan ayah Satyawati
- Sumpah Dewabharata untuk tidak jadi raja Hastina
Babak IV
Dikisahkan raksasa Gorawisesa sangat murka akan rencana pernikahan Raja Sentanu dengan Satyawati. Raksasa yang telah lama tergila-gila dengan kecantikan Satyawati itu bertekad merampasnya dari Dewabharata yang sedang dalam perjalanan menuju Hastina. Penghadangan dari raksasa Gorawisesa dihadapi oleh Dewabharata dengan sigap. Gorawisesa dapat ditaklukkan. Dewabharata kemudian menghaturkan Satyawati kepada ayahnya. Perkawinan agung Sentanu dengan Satyawati dipersiapkan besar-besaran. Atas permintaan ayah Satyawati Dewabharata bersumpah akan hidup membujang selama hayatya. Maharaja Sentanu sangat terharu dengan ketulusan, jiwa besar, pengorbanan putra kebanggaannya, Bhisma Dewabharata.
Pepeson/plot:
- Raksasa Gorawisesa murka akan diboyongnya Satyawati ke Hastina
- Raksasa Gorawisesa merampas Satyawati dari tangan Dewabharata
- Dewabharata menumpas kejahatan Gorawisesa
- Dewabharata menghaturkan Dewi Satyawati kepada Raja Sentanu
- Persiapan perkawinan agung Maharaja Sentanu dengan Satyawati
- Ayah Satyawati mengajukan syarat agar keturunan Dewabharata tak jadi raja
- Dewabharata bersumpah tidak kawin diiringi suara gaib: bhisma, bhisma, bhisma
by dwigunawati | Jun 15, 2011 | Berita, Galeri
Penata
Nama : I Made Darma
Nim : 200703024
Program Studi : Seni Pedalangan
Sinopsis :
Pustaka Tarka adalah anugrah Dewa Siwa kepada Gana Kumara yang sedang belajar di pesraman Kasurgwa Rena, yang di pimpin oleh Bagawan Asmaranata. Dengan demikian Guna Kumara diserahkan tugas untuk memimpin pasraman oleh Begawan Asmaranata. Banyak para dewa yang datang ke pesraman Kasurgwa Rena dengan tujuan untuk bertenung. Sehingga menimbulkan kecemburuan Dewa Wisnu dan Dewa Brahma. Suatu hari Gana Kumara didatangi oleh Dewa Wisnu dikatakan sebagai pembunuh. Dewa Wisnu sangat marah, namun setelah diberi penjelasan oleh Gana Kumara bahwa dikelahirannya ke dunia nanti menjadi Rama Membunuh Rahwana, menjadi Kresna membunuh Kangsa. Dewa Wisnu menerima kenyataan itu dan kembali ke wisnu loka. Kemudian kembali Gana Kumara di datangi oleh Dewa Brahma yang juga tujuannya menguji kemampuan Gana Kumara. Setelah ditenung oleh Gana Kumara. Dewa Brahma sangat marah karena merasa ada yang tidak beres.Dewa Brahma segera menggempur Gana Kumara dengan kekuatan seratus raksasa yang muncul dari dalam dirinya. Dewa Siwa Mengetahui hal itu, mengeluarkan kekuatan Panca Dewata dari dalam dirinya membela Guna kumara. Terjadilah pertempuran para raksasa dengan Panca Dewata, yang akhirnya di menangkan oleh Panca Dewata.
Pendukung : Sanggar Alit Sunari
Ujian Tugas Akhir FSP Gelombang I Tahun 2011
by dwigunawati | Jun 14, 2011 | Berita, Galeri
TARI KREASI
Penata
Nama : Luh Gde Candra Pratiwi
Nim : 200701023
Program Studi : Seni Tari
Sinopsis :
Cinta kasih, kebersamaan, kedamaian dan saling menghargai terkoyak oleh sebuah cupu manik yang tidak pantas mereka miliki. Serakah, angkuh, iri hati dan kedengkian meluluh lantakan sebuah keharmonisan.
Penata Iringan : I Made Subandi, S.Sn
Pendukung Tari :
1. I Gede Radiana Putra (Siswa SMA Negeri 3 Denpasar)
2. Dewa Putu Selamat Raharja (Siswa SMK Negeri 3 Sukawati)
Pendukung Iringan : Sanggar Ceraken Batubulan, Gianyar
Ujian Tugas Akhir FSP Gelombang I Tahun 2011
by admin | Jun 14, 2011 | Berita, Galeri
Sinopsis
Dewabharata lahir dari buah cinta antara Maharaja Sentanu dengan wanita penjelmaan bidadari, Dewi Gangga. Sebagai putra mahkota Kerajaan Hastina, Dewabharata yang tampan dan perkasa diharapkan menjadi pemimpin agung yang akan menurunkan sumber insani masa depan bangsa Bharata. Setelah dinobatkan menjadi Yowanaraja, Dewabharata memperoleh mandat menunaikan tugas dan kewajibannya sebagai raja muda, sedangkan ayahnya, Sentanu, bertindak selaku pendamping dan penasihat.
Suatu ketika, Dewabharata begitu masgul dengan keberadaan ayahnya yang senantiasa bemuram durja. Melalui kusir kerajaan, Dewabharata mengetahui bahwa sumber kemurungan raja Sentanu adalah Satyawati, gadis cantik putri seorang nelayan di tepi sungai Yamuna. Dikisahkan, perjumpaan Sentanu dengan gadis molek beraroma harum semerbak itu, membuat sang raja jatuh cinta dan berhasrat menjadikannya permaisuri tetapi sangat terpukul dengan persyaratan yang diajukan oleh ayah Satyawati. Persyaratan yang mahaberat itu adalah anak yang dilahirkan Satyawati harus menjadi raja pengganti maharaja Sentanu.
Di dorong oleh rasa hormat dan kasih sayangnya pada sang ayah, menuntun Dewabharata menjumpai ayah Satyawati. Dewabharata berjanji tidak akan menjadi raja Hastina dan akan memberikan kepada putra yang dilahirkan Satyawati. Dewabharata memboyong Satyawati ke istana dan menghaturkan kepada ayahnya. Setibanya di istana, sebuah persyaratan diajukan lagi ayah Satyawati agar kelak keturunan Dewabharata tidak menuntut haknya untuk menjadi raja Hastina. Demi kebahagiaan sang ayah, Dewabharata bersumpah akan hidup membujang selama hayatnya. Ikrar Dewabharata disambut hujan bunga dari angkasa dan gaung suara bhisma…bhisma…bhisma!( Bhisma berarti kesatria sejati yang menepati sumpah suci).. Maharaja Sentanu sangat terharu dengan ketulusan, jiwa besar, pengorbanan putra kebanggaannya, Bhisma Dewabharata.