Kiriman : I Wayan Nuriarta (Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar)
Abstrak
Dalam masyarakat patriarki, hubungan antara laki-laki dan perempuan cendrung lebih memberikan tempat yang utama pada laki-laki, sehingga jika dicermati secara teliti maka dalam banyak bidang kehidupan menempatkan perempuan pada posisi subordinasi. Seorang perempuan tentu dipandang berada sebagai “makhluk kelas kedua” setelah lakilaki atau bisa disebutkan bahwa kekuasaan hanya milik laki-laki. Penelitian ini akan membahas kuasa Setyawati, tokoh perempuan dalam cerita Mahabharata yang membuat orang lain memenuhi apa yang ia katakan. Membaca kembali kuasa Setyawati dengan perspektif kekuasaan penting untuk dilakukan untuk melihat kuasa perempuan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan metode kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kuasa Setyawati pada komik Mahabharata dalam sub-cerita Sumpah Bhisma. Hasilnya adalah pertama, Setyawati mampu membuat Raja Sentanu memaksa Bhisma untuk tidak naik tahta di Astina meskipun sudah dinobatkan menjadi putra mahkota, kedua Setyawati telah mampu membuat Bhisma kehilangan tahta dan juga kehilangan kesempatan untuk menikah dan memiliki keturuan. Dua hal yang dilakukan oleh dua tokoh laki-laki hebat dalam cerita Mahabharata ini adalah sebuah pengorbanan untuk dapat memenuhi harapan Dewi Setyawati. Itulah
penegasan kuasa Dewi Setyawati dalam cerita komik Mahabharata karya Gun Gun.
Kata Kunci: Komik Mahabharata, Kekuasaan, Kajian Budaya, Ilustrasi
Selengkapnya dapat unduh disini