Kiriman :I Wayan Nuriarta (Ps. Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar)
Abstrak
Gunarsa adalah seniman Bali asal Klungkung, ia melakukan penggalian nilai dan spirit yang terkandung dalam entitas budaya dan seni tradisional Bali pada lukisannya. Pada konteks ini, Gunarsa juga menyerap seni modern fine art (seni murni) melalui bangku akademis. Gunarsa melahirkan estetika ”baru” dari penggabungan kaidah-kaidah modern dengan nilai-nilai tradisi Bali. Karya-karya Gunarsa dengan kesadaran kuat mengangkat ikon-ikon ke-Bali-an kerap dibaca sebagai bentuk transformasi seni rupa tradisional Bali menuju seni rupa Bali modern. Gunarsa mengasah daya kreativitas berkeseniannya di ISI Yogyakarta pada tahun 1960 sampai 1967. Meminjam kebebasan gerak pada Action Painting Amerika, Gunarsa mengisi kanvasnya dengan goresan kuas membentuk figur penari. Gunarsa tidak bisa lepas dari spirit ke-Bali-annya dalam berkarya. Karyanya yang menunjukan Tiga Figur Penari dapat kita saksikan di Pusat Dokumentasi (Pusdok) Seni Lata Mahosadhi Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar). Karyanya tersebut tersimpan lama di Pusdok ISI Denpasar. Dalam karyanya, nilai-nilai tradisi mendapat ruang baru dalam interpretasinya. Berdasarkan pengamatan terhadap karya-karya Nyoman Gunarsa, dapat dirumuskan bahwa dua nilai yaitu; nilai tradisional dan modern berjalan beriringan dalam proses kreativitasnya. Kondisi ini yang membedakan karya-karyanya dengan modernitas di Barat. Karya-karya Gunarsa menampilkan fenomena modernitas yang berbeda dalam seni rupa Bali, nilai tradisi justru dikemas oleh Gunarsa dengan bahasa rupa modern yaitu gaya figuratif ekspresif, sebuah penyatuan dalam paradigma modern.
Kata Kunci: Lukisan, Gunarsa, Tradisi, Modern
Selengkapnya dapat unduh disini