Kiriman : I Wayan Nuriarta (Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar)
Abstrak
Sisi lain dari pulau Bali yang memiliki alam yang indah dan tradisi yang kuat, diabad ke 17 penduduk Bali juga dikenal dengan hal-hal yang kurang terpuji, seperti sering terjadi perkelahian, dan pembunuhan. Bahkan banyak orang Bali dijadikan budak serta diperjualbelikan. Hingga kedatangan Belanda dengan pemerintah kolonialnya, di tahun 1920 berhasil mengkonstruksi citra identitas budaya Bali tersebut menjadi terkenal sebagai pulau yang eksotik, harmonis, dengan penduduk yang ramah, tradisi keagamaan yang turuntemurun terjaga, serta seni dan budayanya yang kuat dipertahankan hingga kini. Kebijakan kolonial untuk memurnikan Bali dengan menjadikan Bali sebagai “museum hidup” disebut kebijakan Baliseering. Baliseering ini telah menjadikan Bali memiliki citra yang harmonis dan eksotik, yang didambakan oleh para orientalis Barat. Akhirnya Bali bisa dikenal ke berbagai negara sebagai “pulau surga terakhir”. Promosi tentang citra Bali ini melibatkan media yang representatif. Media yang digunakan untuk mempromosikan Bali ke berbagai negara tersebut salah satunya adalah poster. Poster telah menjadi media penyampaian informasi tentang citra Bali yang indah dan eksotik, hingga berdampak pada meningkatnya jumpah para pengunjung tiap tahun ke Bali dari tahun 1924.
Kata kunci: Poster, Konstruksi, Citra, Budaya Bali, Kolonial
Selengkapnya dapat unduh disini