Kunjungan Dosen University of Western Australia ke ISI Denpasar

Kunjungan Dosen University of Western Australia ke ISI Denpasar

lalalele (Denpasar-humasisi) Ditengah gencar-gencarnya Lembaga Pendidikan Tinggi di  Indonesia untuk membenahi kualitas pendidikannya agar bisa bersaing dengan Universitas  luar negeri, kampus ISI Denpasar kedatangan Paul Trinidad seorang dosen Visual Arts dari  The Faculty of Architecture, Landscape and Visual Arts, University of Western Australia.  Kedatangan Mr. Paul disini adalah untuk menjajaki kerjasama (UtoU) dengan ISI Denpasar  di bidang pendidikan Seni Rupa seperti pameran, workshop, sandwich program, seminar,  kolaborasi seni dan pertukaran Mahasiswa dan Dosen. Itu terungkap dalam pertemuan  rektor dengan Paul Trinidad di gedung Rektorat ISI Denpasar. Pada kesempatan tersebut  Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA didampingi oleh Dekan FSRD Dra. Ni  Made Rinu, MSi, PD I FSRD Drs. I Gede Mugi Raharja, MSn, PD II FSRD Drs. I Made Bendi  Yudha, MSn, Ketua PS. Fotografi Arba Wirawan.

Ternyata ini merupakan kunjungan lanjutan Mr. Paul dimana pada tahun 2007 pernah dilaksanakan. Kedatangannya saat ini adalah untuk lebih intens untuk menjajaki kerjasama secara konkret dan membicarakan butir-butir kesepakatan kerjasama (MoU) yang rencananya pada Bulan September depan bisa ditandatangani antara kedua belah pihak. Sementara itu dalam waktu dekat dari pihak University of Western Australia akan membuat website yang memuat karya-karya mahasiswa dan dosen dari kedua universitas. Dimana dosen dan mahasiswa FSRD ISI Denpasar diharapkan mengisi content-nya dengan memajang karyanya disana. Rencananya web tersebut dinamakan “truly bagus” sebuah Bridge of culture (Jembatan kebudayaan) yang bermakna estetika yang tinggi dalam dua bahasa Inggris dan Indonesia. Tujuan pembuatan website ini adalah promosi lewat internet sehingga masyarakat dunia secara umum dan masyarakat Indonesia dan Australia pada khususnya dapat melihat karya mahasiswa dan dosen kedua Universitas, sehingga bisa memberikan input terhadap peningkatan kualitas karya, baik secara akademis maupun komersial. Rencannya website akan ditindaklanjuti pada bulan Juli ini dan akan diadakannya student project pada bulan Agustus. Untuk rencana ke depannya dosen dan mahasiswa ISI Denpasar juga diundang untuk mengisi International Exhibition di Australia pada September depan.

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA menanggapi dengan baik rencana kerjasama ini dan mengharapkan sebelum tahun 2010 dapat terlaksana realisasi kerjasama antara University of Western Australia dengan ISI Denpasar dan antara FSRD ISI denpasar dengan Faculty of Architecture, Landscape and Visual Arts University of Western Australia. Sehingga ISI denpasar pada umumnya dan FSRD bisa mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas pendidikannya sesuai dengan standar internasional. Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi menyambut gembira dengan diadakannya dan menanggapi secara serius dengan mempersiapkan diri secara maksimal. Apalagi kelemahan mendasar dari mahasiswa dan dosen adalah kemampuan berbahasa asing, apalagi Mr. Paul berjanji untuk membantu di dalam hal peningkatan kemampuan bahasa. Nah dengan kesempatan ini kita bisa meningkatkan kemampuan bahasa dengan kerjasama ini, sehingga transfer ilmu dan wawasan tentang perkembangan dunia seni rupa di dunia internasional dapat ditingkatkan. Dengan kerjasama ini juga dapat menambah networking kita di dunia dan diharapkan dapat memotivasi diri untuk mengasah kualitas dan kemampuan diri agar dapat bersaing di tingkat internasional.

Mr. Paul Trinidad sangat senang bisa berkunjung ke ISI Denpasar khususnya dan ke Bali pada umumnya. Apalagi dosen eksentrik ini sangat menyukai Wayang Kulit Kamasan dan mengharapkan kesenirupaan Bali banyak diangkat ke pentas internasional karena mempunyai ciri khas, filosofi dan nilai estetika yang tinggi.

“NGAYAH” ISI DENPASAR DIKAGUMI PAKAR BUDAYA MANCANEGARA

“NGAYAH” ISI DENPASAR DIKAGUMI PAKAR BUDAYA MANCANEGARA

picture-790 (Gianyar-Humasisi) Para mahasiswa dan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, pada hari  Minggu (8/6) siang ngayah menyajikan seni pertunjukan tari, karawitan, dan pedalangan dalam  ritual “Dirgayusa Bumi, Mamungkah lan Ngenteg Linggih” di sebuah pura besar Desa Pakraman  Lebih, Kabupaten Gianyar. Persembahan seni yang ditampilkan adalah Rejang Dewa, Baris Gede,  Topeng Sidakarya, Wayang Lemah, drama tari Gambuh, dan tabuh-tabuh lelambatan klasik. Dalam  suasana yang komunal religius, para mahasiswa dan dosen ISI tampil dengan penuh ketulusan.  Rejang Dewa yang disajikan di areal suci pura dibawakan oleh puluhan penari wanita dengan  balutan busana putih kuning. Tari Baris Gede yang dikomandoi oleh dosen tari I Gede Surya Negara,  SST, M.Si dibawakan oleh para penari pria berbusana hitam putih tampil menghentak dan berseru-  seru. Kedua tari sakral ini menyudahi penampilannya sembari menuju ke halaman utama pura.

Sementara itu dua bentuk seni wali disajikan secara bersamaan di halaman tengah pura. Dibawah arahan dosen pedalangan I Dewa Wicaksana, SSP, M.Hum, Wayang Lemah bertutur tentang makna dari sebuah upacara agama. Tak jauh dari pementasan wayang itu, dosen pedalangan I Nyoman Sukerta, SSP, M.Si bersama dua orang mahasiswa menyuguhkan Topeng Sidakarya dengan sumber cerita babad mengisahkan nilai-nilai kehidupan dan hakikat beragama. Penampilan figur Sidakarya pada akhir pementasan melegitimasi prosesi ritual keagamaan itu. Penampilan Rejang Dewa, Baris Gede, dan Topeng Sidakarya yang mendapat perhatian masyarakat setempat itu diiringi oleh para mahasiswa Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan. Dibawah arahan dosen I Ketut Garwa, S.Sn, M.Sn dan I Pande Gede Mustika, S.SKar.M.Si, selain mengiringi tari, kelompok penabuh itu juga mengumandangkan tabuh-tabuh klasik lelambatan menyertai menit-menit awal prosesi.

Ketika prosesi sedang berlangsung, sekelompok mahasiswa dan dosen ISI menyajikan drama tari Gambuh di halaman luar pura. Tampak dosen I Nyoman Sudiana, SSKar, M.Si dan I Made Kartawan, S.Sn, M.Si memimpin para penabuh mengiringi adegen demi adegan teater total tersebut dengan gamelan yang menonjolkan alunan melodi dari beberapa suling panjang. Selain diperkuat oleh dosen Cokorda Raka Tisnu, SST, M.Si yang berperan sebagai raja, drama tari tua yang bersumber dari cerita Panji ini bawakan oleh penari-penari muda, para mahasiswa Jurusan Tari. Seusai para mahasiswa dan dosen ISI ngayah, para pimpinan Desa Pekraman Lebih menyampaikan terimakasi dan keterharuaannya atas partisipasi tulus dari perguruan tinggi seni yang dulu dikenal dengan nama ASTI/STSI itu. “Kami, masyarakat Lebih akan terus minta bantuan kepada para seniman ISI, baik untuk kepentingan upacara adat dan agama maupun untuk pembinaan seni, “ ujar Ngakan Putu Mandra, bendesa adat Lebih. Rektor ISI, Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA mengatakan selalu siap menerjunkan para mahasiswanya melestarikan dan mengembangkan kesenian di seluruh Bali bahkan hingga ke luar pulau.

Kiprah para mahasiswa dan dosen ISI ngayah di desa Lebih itu diamati secara seksama oleh puluhan pakar agama dan budaya dari mancanegara yang baru saja berkonferensi di Bali. Mereka tergabung dalam South and Southeast Asia Association for Study of Culture and Religion (SSEASR) yang bernaung dibawah International Associotion for the History of Religions (IAHR) Unesco. Ketua IAHR, Prof. Rosalind mengatakan keterlibatan seniman akademis yang begitu erat dengan lingkungan masyarakatnya hanya ditemukannya di Bali. “Keharmonisan seni dan agama di Bali sangat unik dan mengesankan,” ujar wanita asal Amerika tersebut.

Loading...