Oleh : I Made Sumantara, S.Sn., Jurusan kriya, FSRD, DIPA 2008
Abstrak penelitian
Penelitian merupakan penelitian kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Obyek penelitiannya adalah Patung Kreatif Karya Ida Bagus Putu Gede Sutama. Pematung ini lahir di Banjar Taman Sari Desa Sanuir Denpasar, tanggal 21 Juli 1957. Bahan-bahan yang dipakai berkarya adalah kayu,batuan, dan benda-benda temuan laninnya yang dianggap tidak berguna sesuai peruntukannya. Bahan-bahan tersebut dapat ditemui dalam bentuk benda bekas seperti alat bajak petani disawah, perahu, sampan, kayu bekas bangunan, batu karang dengan berbagai tekstur, potongan kayu yang kualitasnya masih baik tetapi bentuknya kurang baik, sampai kayu yang mulai lapuk dan lain-lain. Sedangkan alat yang dipakai dalam berkarya adalah pahat, gergaji, kapak, dan lain-lain. Proses berkarya diawali dengan pemahaman terhadap struktur artistik alami bahan-bahan yang digunakan. Prose ini sebetulnya telah dimulai sejak bahan tersbut diperoleh ayau ditemukan. Bahan tersebut direnungkan dalam pikiran tentang kedalam bentuk apa bahan tersebut dapat diwujudkan. Setelah proses ini matang dan ada ketetapan, maka tahapan selanjutnya adalah mencari hari baik untuk memulai memvisualisasikan ide tersebut kedalam bentuk karya patung.
Tema-tema yang diungkapkan disesuaikan dengan bentuk material yang digunakan, karena bentuk yang diwujudkan mengikuti bentuk bahan. Sebagai orang Bali, kebaliannya muncul pada karya-karyanya dengan mengangkat nilai-nilai tradisi masyarakat Bali. Karya-karya pematung ini dikatagorikan sebagai patung kreatif karena mampu menampilkan karya-karya berkualitas dengan bahan yang tidak lasim dipergunakan oleh pematung pada umumnya. Karya pematung ini dapat dilihat dalam dua kelompok yaitu pertama dalah kelompok yang termasuk bentuk abstraktif filosfis karena bentuknya dideformasi atau disederhanakan (kelainan bentuk) dan distorsi (kelainan proporsi). Sedangkan pesan yang dapat disimak dari karya-karya pematung ini adalah ada yang hanya sekedar menyampaikan ikon benda yang menjadi sumber inspirasinya dan ada juga menyampaikan makna-makna tertentu yang bersifat pembelajaran, kritik sosial dan kebedaan manusia dengan berbagai fenomena kehidupannya. Keberhasilan pemahaman makna tersebut oleh masyarakat sangat tergantung dari tingkat kemampuan dan pengalaman masyarakat. Sikap seniman yang peduli terhadap benda-benda yang dianggap second hand sebagai karya perlu di apresisi dan sebagai sumber belajar. Karena ini berarti peduli terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan. Hal ini perlu terus didesiminasikan baik terhadap seniman maupun masyarakat luas.