Rememori Estetik Prof. Cai Yushui dalam Kuliah Umum “Bali-Bhuwana Karma”

Aug 13, 2024 | Berita, Berita Kegiatan

Foto: Kuliah Umum Bali-Bhuwana Karma (Global Initiative Scape) di Gedung Citta Kelangen Lantai 2 ISI Denpasar, Kamis (8/8).

Serangkaian Festival Internasional Bali Padma Bhuwana IV, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggelar Bali-Bhuwana Karma (Global Initiative Scape) di Gedung Citta Kelangen Lantai 2 ISI Denpasar, Kamis, 8 Agustus 2024.

Program yang dikemas dalam kegiatan Kuliah Umum ini menghadirkan profesor dari Beijing Fine Art Academy sekaligus Deputy Director of Chinese National Art Committee Prof. Cai Yushui.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Prof. Dr. I Komang Sudirga, dan dipandu oleh Koordinator Program Studi Desain Mode, Dewi Pebriyani, Ph.D. Hadir dalam acara mantan Konsul Jenderal RRT di Denpasar, Gou Haodong beserta istri.

Foto: Kuliah Umum Bali-Bhuwana Karma (Global Initiative Scape) di Gedung Citta Kelangen Lantai 2 ISI Denpasar, Kamis (8/8).

Kuliah umum bertajuk Nara-Bhuwana-Nadi (Global Human Virtue) ini menghadirkan Prof. Cai Yushui, seorang profesor dari Beijing Fine Art Academy sekaligus Deputy Director of Chinese National Art Committee. Dalam paparannya, Prof. Cai berbagi perjalanan karirnya dalam dunia seni rupa.

Prof. Cai Yushui pertama kali dikenal pada tahun 1995 lewat karyanya yang monumental, “In Memory of China’s One Hundred Years.” Karya tersebut menggambarkan perjalanan sejarah Cina dari Perang Candu pada tahun 1840 hingga kemenangan Perang Perlawanan Terhadap Jepang pada tahun 1945, periode di mana bangsa Cina mengalami penderitaan besar namun tetap bangkit. Karyanya dipamerkan di Central Round Exhibition Hall di China Arts Museum tahun 1995.

“Tapi hanya sedikit orang yang datang dan menikmati karya saya. Karena lukisan itu menggambarkan tragedi yang amat tragis akibat peperangan. Orang-orang takut akan merasakan trauma mendalam saat melihatnya” kisah Prof. Cai Yushui dalam Bahasa Mandarin.

Foto: Kuliah Umum Bali-Bhuwana Karma (Global Initiative Scape) di Gedung Citta Kelangen Lantai 2 ISI Denpasar, Kamis (8/8).

Setelah menyelesaikan karyanya yang bertema tragis, Prof. Cai Yushui kemudian beralih ke tema surga dengan mengambil inspirasi dari Pulau Bali. Dia menyebut bahwa perubahan besar dalam hidupnya terjadi saat mengeksplorasi bahan dan teknik baru, seperti penggunaan pigmen campuran dan bahan-bahan beragam, termasuk tinta tradisional, cat air, pewarna alkali, dan cat minyak. Dengan pendekatan baru ini, Cai menciptakan karya-karya yang bertema surga, salah satunya “Paradise—Bali Island”.

Baca Juga : Dies Natalis XXI ISI Denpasar Bertabur Bintang

“Bali adalah surga dunia. Selama tinggal di Bali, saya menemukan ketenangan dan inspirasi yang luar biasa. Pulau ini mengajarkan saya tentang keindahan alam, harmoni antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan, serta manusia dengan komunitasnya.” ungkap Prof. Cai Yushui.

Prof. Cai juga menambahkan bahwa Bali memberikan pengaruh besar dalam proses kreatifnya. Dalam karya “Paradise—Bali Island,” ia berhasil menangkap esensi dari keindahan pulau ini, yang tidak hanya memikat mata tetapi juga menyentuh jiwa. Karya tersebut kemudian dipamerkan di berbagai galeri internasional dan mendapat apresiasi luas dari kritikus seni dan pecinta seni rupa di seluruh dunia.

Acara kuliah umum berlangsung hangat antara Prof. Cai dan peserta. Banyak peserta yang mengajukan pertanyaan, terutama terkait bagaimana Bali mempengaruhi karya-karya seni Prof. Cai. Dalam sesi tanya jawab, beliau menjelaskan bahwa Bali tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga spiritualitas yang mendalam, yang menjadi sumber inspirasi  luar biasa.

Pada akhir acara, Prof. Cai Yushui memberikan pesan kepada para mahasiswa dan seniman muda Indonesia untuk selalu terbuka terhadap pengalaman baru dan budaya yang berbeda, karena hal itu bisa menjadi sumber inspirasi yang kaya dan membawa perubahan besar dalam karya seni mereka.

Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama, Prof. Dr. I Komang Sudirga mengapresiasi kehadiran Prof. Cai Yushui. “Kehadiran beliau tidak hanya memberikan wawasan baru tentang dunia seni rupa internasional, tetapi juga memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya melalui seni,” ujar Prof. Sudirga. (ISIDps/Humas)

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...