Cipta Baru Seni Pertunjukan Intermedium

Mar 5, 2025 | Berita, Berita Kegiatan

Foto: Pertunjukan Paras-Bumi-Pamor dalam perhelatan Bali-Dwipantara Bhakti (Umah Bersama Nusantara) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI, Kamis (27/2).

Hal yang turut membuat megah rangkaian Pangurip Institut Seni Indonesi Bali (ISI BALI), secara khusus dicipta karya seni pertunjukan intermedium baru, yaitu Pertunjukan Paras-Bumi-Pamor dalam perhelatan Bali-Dwipantara Bhakti (Umah Bersama Nusantara), Kamis (27/2) dan Pergelaran Gempita-Jagat-Gelatik pada Jumat (28/2). Pergelaran intermedium tersebut meramu-harmoni gerak tari, melodi orkestra-gamelan, artistika busana, intuisi animasi, dan pendar tata cahaya. Pergelaran disajikan kolaboratif dosen dan mahasiswa ISI BALI terpilih.

Foto: Pertunjukan Paras-Bumi-Pamor dalam perhelatan Bali-Dwipantara Bhakti (Umah Bersama Nusantara) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI, Kamis (27/2).

Pergelaran Paras-Bumi-Pamor mengeksplorasi konsep paras menunjuk batu padas, juga bermakna watak teguh. Pamor berarti nama sohor nan putih suci. Jagat bermakna wadah agung yang memulia nama sohor berwatak teguh. Pergelaran ini adalah tentang warna. Warna yang dimaknai sebagai pembentuk seraya pelenyap sosok. Warna pun pencipta sekaligus pelebur ruang. Pergelaran ini menguji pandang serta menyangsikan mata.

Pergelaran Paras-Bumi-Pamor menampilkan komposisi Tari Bumi Bianglala oleh koreografer Adi Gunarta, Tari Bumi Tangi oleh Putu Bagus Bang Sada, dan Tari Paras Pamor oleh Wayan Sutirtha dan Gusti Ngurah Sudibya. Komposer Putu Tiodore Adi Bawa, Made Dwi Andika, Gede Raditya Yudhistira, dan Wayan Sudirana. Desainer kostum Made Tiartini Mudarahayu, Nyoman Ayu Kunti Aryani, Tjok. Gde Abinanda Sukawati, Made Ayu Desiari, Ida Ayu Ari Mahadewi, dan Kadek Ayu Dyah Mutiara Dewi.

Foto: Pergelaran Gempita-Jagat-Gelatik di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI, Jumat (28/2).

Pergelaran Gempita-Jagat-Gelatik mededah tema burung gelatik, mewartakan kehidupan yang mesti tumbuh rekah mewangi. Terlahir sebagai sosok mungil yang kusam, burung endemik Bali ini semakin dewasa kian kilau memesona mata dan jiwa. Gempita-Jagat-Gelatik merupakan tuturan tentang hidup; perjuangan diri dan nama harum. Gempita-Jagat-Gelatik mewujud pergelaran intermedium: tari, fashion dance, visual animasi, gamelan Semaradana Damuh Tuwuh, orkestra, dan tata cahaya yang terangkai anotatif menghamparkan tubuh anggun Gelatik dalam semesta metafora.

Foto: Pergelaran Gempita-Jagat-Gelatik di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI, Jumat (28/2).

Koreografi Tari Tik Gelatik oleh Tjok Istri Putra Padmini dan Ni Komang Sri Wahyuni, serta fashion dance oleh Gede Radiana Putra dan Luh Ayu Pradnyani Utami. Komposer Ketut Garwa, Wayan Diana Putra, Ketut Sumerjana, dan Pt. Lukita Wiweka Nugraha Putra. Desainer Kostum oleh A.A.Ngr.Anom Mayun, Tjok Istri Ratna C.S., Kadek Yuni Diantari, Cok Alit Artawan, Luh Nila Febrianti, Putu Chyntia Dewi, dan Made Citra Dewi.

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...