Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan
Nada dan tangga nada, merupakan salah satu unsur yang paling mendasar dari sebuah musik. Nada dan tangga nada musi dari berbagai suku bangsa di dunia memiliki identitas, karakter, dan keunikan tersendiri. Ilmu pengetahun yang berkembang dewasa ini membedakan tangga nada musik menjadi dua yaitu pentatonis (lima nada) dan diatonis (7 nada). Secara umum, masing-masing tangga nada yang ada terdiri dari tujuh nada dalam satu oktaf. Jika dilakukan pengamatan secara cermat dan teliti, terdapat fakta dan kemungkinan lain dalam sebuah bentuk tangga nada terdiri dari sembilan nada dalam satu oktaf.
Konsep sembilan nada dalam satu oktaf pernah dirumuskan oleh dua orang musikolog Indonesia yaitu Raden Mahyar Angga Kusumadinata dan R. Hardjo Subroto. Pada gamelan Bali hal tersebut tersirat dalam lontar Prakempa. Konsep musikal yang sesungguhnya menarik ini, belum pernah diteliti dan dilakukan pengkajian yang mendalam. Dalam konteks inilah, Nawa Swara (sistem nada pada gamelan dengan menggunakan sembilan nada dalam satu oktaf); sebagai suatu bentuk penelitian terapan dilakukan.
Nawa Swara adalah sebuah konsep sistem nada dengan menggunakan sistem 9 nada pada satu oktafnya. Konsep sistem nada ini dirumuskan oleh dua orang etnomusikolog Indonesia yaitu oleh Raden Mahyar Angga Kusumadinata dengan teri lingkaran kempyung, R. Hardjo Subroto dengan teori skema larasnya, dan tersirat pula pada sebuah manuskrip lontar di Bali bernama Prakempa yang telah diterjemahkan oleh I Made Bandem dengan istilah Pengider Bhuana.
Pengider Bhuana adalah konsep dasar dari berbagai macam tindakan, merupakan unsur pokok dalam pembentukan nada-nada pada gamelan Bali. Disebutkan bahwa laras nada-nada pelog dan slendro dicantumkan dalam sebuah urutan lingkaran dengan delapan arah mata angin di tambah satu untuk bagian pusat (centre). Kalau disusun nada-nada tersebut mulai dari tengah menjadi, ndong dung, ndung, dang, ndang, ding, nding, deng, ndeng, ding, nding, dong. Untuk nada ditengah disebut tentang atas dan bawah (dong dan ndong), penulis memperkirakannya sebagai nada pengulangan.
Nawa Swara Gamelan Sistem Sembilan Nada Dalam Satu Gembyang selengkapnya