Oleh Drs. Made Radiawan, M.Erg., Dosen PS Kriya Seni
Sikap Kerja
Sikap tubuh dalam beraktivitas pekerjaan diakibatkan oleh hubungan antara demensi kerja dengan variasi tempat kerja, sikap tubuh dalam keadaan pasip tanpa melakukan aktivitas atau pekerjaan adalah sikap berdiri, berbaring, jongkok, duduk. Sikap-sikap tubuh diaplikasikan pada pekerjaan disebut sikap kerja (Pheasant,1991, Yusuf, 2004. 16).
Sikap seseorang dipengaruhi oleh empat factor:
- fisik, umur, jenis kelamin, ukuran antropometri, berat badan, kesegaran jasmani, kemampuan gerakan sendi system musculoskeletal, tajam penglihatan, masalah kegemukan, riwayat penyakit.
- Jenis keperluan tugas, pekerjaan memerlukan ketelitian, kekuatan tangan, ukuran tempat duduk, giliran tugas, waktu istirahat dan lain-lain.
- Disain tempat kerja, seperti ukuran tempat duduk, ketinggian landasan kerja, kondisi bidang pekerjaan, dan factor-faktor lingkungan.
- Lingkungan kerja(environment) ; intensitas penerangan, suhu lingkungan, kelembaban udara, kecepatan udara, kebisingan, debu, dan getaran.(Bridger,1995)
Dalam empat factor diatas, sikap berdiri, sikap berbaring, sikap duduk di alntai dan sebagainya, pada pengerjaan perajin ukir kayu, sikap kerja yang terjadi yakni sikap bersila dilantai dan telapak kaki mencengkram benda (patung) punggung agak membungkuk, dengan tempat duduk dari kayu yang keras dan tangan kiri memegang pahat, dan yang kanan memegang palu kayu (pengotok) baik dalam proses pembentukan global, menghaluskan dan proses finishing (nyawi).
Pekerjaan mengukir yang selalu dilakukan di Desa Guwang adalah dengan sikap membungkuk dengan lutut menekuk dengan menyentuh dada, hal ini terjadi sikap yang memaksa terjadinya iklinasi kepala, leher tubuh condong kedepan. Sikap kerja paksa yang terlalu lama dapat menimbulkan keluhan ada gangguan pada sistim musculoskeletal dan terjadi tekanan cukup besar pada discus intervebralis sehingga dapat menimbulkan low back pain ( Gandjean 1993; Pheasant 1991).