by tik ISi | Sep 21, 2022 | 2022, Artikel
Kiriman : Jamiati Ritami, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar, e-mail: [email protected], Ni Wayan Mudiasih, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar,e-mail: [email protected]
Abstrak
Tulisan ini membahas salah satu kekayaan budaya bangsa yang menjelma dalam upacara magic bernuansa keagamaan. Pada beberapa sisi masih tampak kental sebagai warisan budaya lama, baik animisme maupun hinduisme, terutama dalam bentuk dan tatanan fisik. Upacara adat kebo-keboan merupakan salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Using di Kabupaten Banyuwangi. Upacara adat kebo-keboan bertujuan untuk menangkal wabah penyakit dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan keselamatan dan dijauhkan dari gangguan dan cobaan yang menimpa masyarakat. Pada upacara adat kebo-keboan ini diharapkan hasil panen yang akan datang meningkat atau lebih baik dari panen sebelumnya. Upacara adat kebo-keboan ini masih dilestarikan dan memiliki pengaruh nilai religius dan spiritual, nilai kepribadian, dan nilai sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Using di Desa Alasmalang.
Kata Kunci: tradisi, nilai, upacara adat, kebo-keboan
Baca Selengkpanya Klik Disni
by tik ISi | Sep 12, 2022 | 2022, Artikel
Kiriman : Gabriel Rico Adhitya, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar, e-mail: gric[email protected] , Ni Wayan Mudiasih, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar, e-mail: [email protected]
Abstrak
Maskot merupakan salah satu produk sebagai upaya untuk mempromosikan suatu acara atau daerah untuk bersaing dalam era globalisasi saat ini. Maskot dapat mencerminkan karakteristik dari suatu daerah dengan visual yang menarik serta memiliki makna yang mendalam. Sebagai inovasi serta alat komunikasi dalam promosi kota Malang, daerah tersebut meresmikan maskotnya yang berjudul “Osi dan Ji” pada bulan Desember tahun 2017 lalu. Maskot tersebut adalah hasil dari lomba yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Malang. Adapun topik pembahasan dalam kajian ini, yakni membahas tentang desain maskot “Osi dan Ji” sebagai sebuah identitas visual yang mewakili kota Malang. Dalam pembahasan ini, dilakukan melalui sebuah tahap pengkajian, yakni melalui sebuah kajian dengan menggunakan metode semiotika yang merupakan teori dari Roland Barthes dengan menitikberatkan pada tanda-tanda.
Kata Kunci : maskot, visual, desain, semiotika
Baca Selengkapnya Klik Disni
by tik ISi | Sep 7, 2022 | 2022, Artikel
Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si.
Abstrak
Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan profesionalisme, termasuk dalam bidang seni. Sikap profesional di kalangan pelaku seni di Bali, ketika berelasi dengan logika ekonomi uang menghadirkan komersialisasi. Orientasi kepada finansial di tengah masyarakat Bali berlangsung secara internal dan lebih spesifik pada seni pentas wisata. Komersialisasi di tengah komunalitas masyarakat Bali tampak pada seni pertunjukan katagori presentasi tontonan estetik dan komersialiasi di dunia pariwisata dikemas dari seni pertunjukan sakral hingga seni pertunjukan sekuler-profan.
Kata kunci: seni pertunjukan, komersialisasi, pariwisata
Baca Selenglapnya Klik Disini
by tik ISi | Aug 22, 2022 | 2022, Artikel
Kiriman : I Wayan Budiarsa, Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan FSP ISI Denpasar, Email: [email protected]
Abstrak
Vibrasi Rejang Sutri Batuan menunjukkan getarannya yang sakral, walaupun dalam pandemi Covid-19. Hanya saja, dampak dari pandemi tersebut mengakibatkan sajian seni ritual Sutri yang awalnya diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat desa setempat, dibatasi dengan tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak terpapar virus Covid-19. Dimulai pukul 19.00 Wita sampai selesai, Rejang Sutri yang digelar selama empat bulan kalender (awal bulan Oktober/November sampai bulan Maret tahun berikutnya), bertempat di wantilan/jaba sisi Pura Desa-Puseh Batuan, selama pandemi diikuti secara terbatas yakni dari pihak penabuh, penari, pangrombo, prajuru desa, dan Jero Mangku Desa. Sedangkan masyarakat yang tidak bertugas diimbau untuk tidak datang (nangkil) ke Pura Desa demi keselamatan, dan sekaligus mematuhi imbauan pemerintah agar setiap upacara keagamaan dapat meminimalisir kerumunan orang banyak. Dengan peserta yang terbatas tidak mengurangi makna sajian tari Rejang Sutri yang disakralkan oleh masyarakat Desa Batuan, dalam situasi apapun dipercaya masih mampu memberikan vibrasi positif dalam konteks sekala-niskala.
Kata Kunci: vibrasi, Rejang Sutri, covid-19, sekala-niskala.
Selengkapnya dapat diunduh disini
by tik ISi | Aug 3, 2022 | 2022, Artikel
Kiriman : I Wayan Diana Putra (Dosen Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan FSP, ISI Denpasar)
Pulau Bali merupakan salah satu pulau di Nusantara yang memiliki beragam jenis kesenian yang bernilai estetika tinggi. Kesenian tersebut meliputi arsitektur, patung, lukisan, tari, wayang, dan salah satu yang populer adalah karawitan. Masyarakat Bali lebih mengenal seni karawitan sebagai ‘gamelan’ atau ‘gong’. Kartawan mengatakan: “Di Bali sedikitnya terdapat tiga puluh enam jenis barungan gamelan yang masing-masing mempunyai karakteristik, repertoar, jenis instrumental, bentuk serta fungsi yang berbeda-beda” (2005:175). Dewasa ini mungkin jumlah tersebut telah bertambah dibuktikan dengan munculnya gamelan jenis baru seperti: Manikasanti dan Ciwa Nada oleh I Wayan Sinti, Gamelan Salukat oleh Dewa Alit, dan Gamelan Jes Fushion oleh I Nyoman Windha. Dari sekian banyaknya jenis barungan dengan berbagai karakternya masing-masing, barungan gamelan Smara Dhana (SD) adalah salah satu jenis barungan yang begitu familiar dengan aktivitas berkesenian yang penulis geluti.
Di dalam masyarakat Bali sendiri khususnya di kalangan seniman karawitan Bali, barungan gamelan SD sudah tidak asing lagi keberadaan dan eksistensinya, tetapi di kalangan seniman bahkan masyarakat pencinta seni lainnya seperti di Jawa, Sunda, Minang, Makasar, dan daerah lainnya di Nusantara mungkin belum begitu mengenal apa itu gamelan SD. Untuk mengenalkan keberadaan dan eksistensi dari gamelan Smara Dhana ini di Nusantara, maka diperlukan sosialisai dengan menggunakan piranti ‘analisa’ sebagai pisau bedah. Di sini peranan masyarakat pendukung (local genius) dari gamelan SD sendiri sangat penting, karena melaluinya informasi sedetail mungkin dapat digali dan didapatkan secara akurat, dan misi untuk mengenalkan gamelan jenis ini di
Nusantara bisa terwujud. Hal itu disebabkan, masyarakat pendukung dari gamelan SD itu sendiri dapat langsung berhadapan dengan objek yang dikaji melalui aktivitas berkesenian maupun kegiatan sosial religius di masyarakatnya.
Selengkapnya dapat unduh Disini
by tik ISi | Jul 25, 2022 | 2022, Artikel
Kiriman : I Wayan Sudira (53), PNS & Kelihan Sekeha Kecak Terena Jenggala, Desa Padangtegal, Ubud. Jl. Hanoman, No. 2, Banjar Padangtegal Kaja, Ubud, Gianyar, Bali.
Manajemen berasal dari kata manage yang berarti mengatur. Jadi manajemen merupakan rangkaian jaringan pekerjaan dalam mewujudkan sebuah tujuan yang dilakukan oleh seseorang, kelompok kecil, atau kelompok besar. Dasar tindakan manajemen yang erat kaitannya dengan motif ekonomi yaitu bagaimana orang dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya telah dikenal manusia sejak lama (Murgiyanto, 2004:7). Dalam sebuah menajemen diawasi oleh seorang pimpinan yang disebut manager. Definisi lain tentang manajemen menurut Winardi adalah sebuah proses yang khas yang terdiri dari aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilaksanakan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan dengan bantuan manusia dan sumber-sumber daya yang lain (Alfiro, 2014:4).
Manajemen membantu organisasi seni pertunjukan mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Purnomo, 2019:118). Manajemen sebagai sebuah tata kelola kerja dalam organisasi juga diberlakukan pada bidang pertunjukan yang disebut manajemen pertunjukan. Manajemen pertunjukan adalah proses merencanakan serta melahirkan kebijakan, mengorganisasikan, mengelola, memimpin, dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik, teknologi dan informasi yang berhubungan dengan pertunjukan. Dalam hal lain juga disebut dengan sebuah pola kerja tersruktur dan terarah untuk menghasilkan sebuah pertunjukan yang ideal dan berjalan lancar.
Selengkapnya dapat download disini