Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar menyelenggarakan kegiatan Sangkep Desain (Alumni Sharing Session) yang bertajuk “Visual Design for Global Industry”. Kegiatan ini menghadirkan salah satu alumni berprestasi yang kini sudah menjadi praktisi desain sekaligus CEO Chykalophia, Chicaco USA “Ari Kryzk” sebagai pembicara. Materi yang dibawakan Alumni DKV ISI DPS tahun 2009 ini terkait tentang UI UX.
Kegiatan ini dibuka oleh WD bidang akademik FSRD ISI DPS, Bp. Dr. Pande Made Artadi, S.Sn., M.Si dan dihadiri oleh seluruh dosen serta mahasiswa smester 2 & 4 Prodi DKV FSRD ISI DPS. Diharapkan setelah adanya kegiatan ini dapat menambah wawasan mahasiswa dalam berkarir di dunia internasional
Tentunya, sejalan dengan kesan positif yang telah berhasil dibangun oleh lembaga ISI Denpasar yang kita cintai ini, terdapat beberapa hal yang patut diberi perhatian lebih, guna memantapkan pijak langkah ISI ke depannya. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati dan didasari semangat membangun, ijinkanlah kami menyampaikan beberapa pesan dari sudut pandang kemahasiswaan demi perbaikan secara keseluruhan. Adapun pesan yang ingin kami sampaikan ialah :
Penuturan I Made Agus Wardana (alumnus ISI Denpasar) kepada kami melalui email.
Agus Wardana Main Kendang
I Made Agus Wardana lahir di Pegok Sesetan, Denpasar pada tanggal 25 Nopember 1971 yang saat ini bekerja sebagai Staf Pensosbud KBRI brussel, menuturkan lewat email kepada kami mulai dari kenapa berada di Belgia sampai pada pembentukan sekehe Gong Saling Asah
Awal keberangkatannya ke Belgia dimulai dari tahun 1995, Pemerintah daerah Bali menghibahkan Seperangkat Gamelan Bali kepada KBRI Brussel. Atas inisiatif Dubes RI Bapak Sabana Kartasismita saat itu meminta seorang guru pengajar Gamelan dan tari untuk mengajarkan gamelan Bali di belgia. Pada tahun 1996, Direktur STSI Denpasar (Dr. I made Bandem) mengirimkan Made agus wardana untuk menjadi tenaga pengajar. Dibentuklah berbagai grup gamelan Bali seperti Grup gamelan Konservatorium brussel, Grup gamelan KBRI brussel, grup gamelan Arjuna, grup gamelan Dharma wanita KBRI brussel, grup gamelan Anak-anak, grup gamelan Saling Asah, grup DUO made, grup gamelan pelajar Indonesia.
Mengajar Tari di SD dan SMP Joseph
keberadaan grup gamelan tersebut, menjadikan Belgia sebagai pusat kebudayaan Bali di Eropa, Partisipasi grup gamelan tersebut dalam berbagai event di Belgia berdampak sangat positif terhadap pengembangan kebudayaan Indonesia di belgia, sekaligus menjadi ujung tombak dalam upaya meningkatkan citra positif Indonesia di Belgia dan Uni Eropa.
gamelan dan tari Bali sangat menarik bagi kalangan pelajar di Belgia. Mereka sangat antusias belajar gamelan dan tari. Tidak ketinggalan sekolah anak-anak cacatpun ikut berpatisipasi dalam kegiatan Workshop yang dilakukan diseluruh Belgia.
Konser Againts Rasisme
Berkolaborasi dengan seniman belgia, adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga, memadukan irama dan tempo gamelan bersama perkusi modern ataupun gesekan chello beradu dengan suling Bali memberikan perpaduan rasa baru. pokoknya saya suka berkolaborasi musik bu;
Grup gamelan saling Asah didirikan tahun 1998 berawal dari pertemuan saya dg Dr. Zachar Laskewicz seorang seniman musik, teater, drama. Dia memperoleh PHdnya di Universitas Gent, Belgia di bisang seni.
Saling Asah beranggotakan warga Belgia dan warga Indonesia berjumlah 15 orang. Grup ini memainkan gamelan gong kebyar dengan memainkan tabuh dan tari tradisional seperti : Pendet, Panyembrama, margapati, cendrawasih, legong keraton, baris, topeng, dll. Nama saling asah diambil dari bahasa bali ASAH (rata/sama). saling asah = kebersamaan dalam musik.