MAHASISWA FOTOGRAFI, FSRD ISI DENPASAR “EKSPLORATION TENGANAN PEGRINGSINGAN”

MAHASISWA FOTOGRAFI, FSRD ISI DENPASAR “EKSPLORATION TENGANAN PEGRINGSINGAN”

Suasana Hunting Fotografi di Tenganan

Suasana Hunting Fotografi di Tenganan

Budaya Bali memiliki keindahan dan taksu yang tidak pernah tidur dalam sehari pun, aktivitas budayanya hampir setiap hari terus bernafas seperti kehidupan manusia yang perlu oksigen untuk dapat hidup, seperti itulah budaya Bali. Keunggulan budaya yang dimiliki Bali ini dimanfaatkan Program Studi Fotografi  sebagai objek eksplorasi yang tidak pernah sepi, ini tidak dapat ditemui  di institusi seni lain di Indonesia.

Tenganan Pegringsingan sebagai daerah yang kental dengan aktifitas budaya menarik untuk dieksplorasi oleh dosen dan mahasiswa Fotografi FSRD, ISI Denpasar. Kegiatan utamanya adalah upakara mekare-kare, rejang, dan hampir seluruh kegiatannya mengandung sudut estetis. Eksplorasi selama dua hari membuat kepuasan tersendiri rasa lelah tidak terasa, melihat hasil yang memuaskan.

Anak-anak Fotografi bergulat dengan panas, debu dan lapar namun tetap fokus pada moment yang tidak mau ketinggalan sedikitpun, diantaranya Gung wijaya, Ryo Agung, Avian, Deyu, Teja, Budiwijaya, Gunk Ama, dibimbing Made Saryana, S.Sn., MSn., dan I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,Msi. Yang menemani mahasiswa sampai akhir acara rejang yang sangat mengagumkan. Selanjutnya hasil karya eksplorasi Tenganan Pegringsingan 2009, akan dikurasi untuk dipergunakan sebagai materi pameran fotografi di tingkat nasional dan internasional.

By. I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,Msi

’Waters’ Pameran Seni Rupa Air  Bagi Kehidupan Manusia

’Waters’ Pameran Seni Rupa Air Bagi Kehidupan Manusia

Pembukaan Pameran

Pembukaan Pameran

Air– bagi kehidupan manusia, memberikan manfaat dan makna yang tidak terbatas bagaikan wujud kasihNya. Bagi kehidupan berkesenian air telah banyak memberikan inspirasi, karena wujud keindahan yang menyenangkan bagi setiap orang yang menyaksikannya. Akibat vibrasi sentuhan itu para seniman menimbulkan pengalaman estetis dan interfenetrasi mendalam, sehingga melahirkan inspirasi dan proses kreatif. Inspirasi dan proses kreatif sepanjang perjalanan sejarah kesenian diekspresikan menjadi wujud-wujud gaya yang sangat beragam, itu artinya bahwa air bagaikan “ibu” sebagai “sumber pemberkat” keindahan bagi seniman. Oleh karena demikian menjaga, kelestarian dan kesucian air menjadi kewajiban yang sangat melekat bagi kita semua.

Pameran yang mengambil tema “WATERS” dalam rangkaian The 3rd SSEASR CONFERENCE OF SOUTH AND SOUTHEST ASIAN FOR THE STUDY OF CULTURE AND RELIGION ON Waters in South and Southeast Asia: Interaction of Culture and Religion, yang berlangsung dari tanggal 3 s/d 6 Juni 2009, di gedung kryasana pameran tetap FSRD Institut Seni Indonesia Denpasar.

 

Demontrasi seni rupa Juni 2009
Demontrasi seni rupa Juni 2009

Berkaitan dengan itu para dosen dan mahasiswa Fakultas seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar berupaya memamerkan karya-karyanya bertemakan air sebagai wujud ajang kritik dan apresiasi dalam upaya mengenal air sebagai sumber kehidupan dan meningkatkan kualitas proses kreatif. Kegiatan pameran seperti yang sudah sepantasnya didukung oleh berbagai pihak terutama pemerhati seni.

Pameran ini menampilkan 80 karya seni rupa, dengan 40 seniman akademik yang menvisualisasi air dengan berbagai gaya, yang sangat estetis dan variatif. Penampilan Ps. Fotografi dengan dengan 12 fotografer menampilkan 15 karya tampil dengan berbagai proses kreatif fotografi digital imaging, yang mampu menyedot pengunjung pameran. Seperti tema budaya yang ditampilkan I Komang Arba Wirawan, dosen fotografi ISI Denpasar, dengan judul menuju air suci, karya ini hasil hunting dengan mahasiswanya pada rangkaian upakara melasti panca Bali krama beberapa bulan yang lalu di pantai watu klotok klungkung. Begitu juga penampilan karya Anis Raharjo dosen Ps. Fotografi yang sedang menempuh S2 penciptaan di ISI Yogyakarta, menampilkan karya dengan judul “waters” seorang bayi yang masih dalam kandungan ibunya yang masih dibungkus oleh air ketuban. Karya I Made Saryana dengan Judul Hobies, tampil dengan fotografi hitam putih dengan komposisi yang mempesona.

Seniman lukis semester VI Ps. Lukis dengan karya instalasinya mampu memberi warna dan penuangan ide yang sangat cerdas dalam penyampaian pesan kepedulian kita terhadap air. Instalasi yang diberi judul “safe water” karya I Gede Jaya Putra dapat sanjungan presiden UNESCO ‘ ini merupakan ide cerdas dari seorang seniman akademis muda” katanya sambil memberi ucapan selamat. Dari seluruh karya lukis, krya, patung dan demonstrasi mahasiswa lukis mendapat sambutan yang antosias dari seluruh peserta konferensi.

Arba wirawan melaporkan untuk ISI Denpasar

Pameran Air Sebagai Eksplorasi Karya Seni Rupa FSRD ISI Denpasar (Konfrensi Ke-3 SSEASR)

Pameran Air Sebagai Eksplorasi Karya Seni Rupa FSRD ISI Denpasar (Konfrensi Ke-3 SSEASR)

Air Kehidupan Karya I Wayan Gunawan

Air Kehidupan Karya I Wayan Gunawan (Seni Rupa Murni)

Denpasar– Air bagi kehidupan manusia, memberikan  manfaat dan makna yang tidak terbatas bagaikan wujud kasihNya. Bagi kehidupan berkesenian air telah banyak memberikan inspirasi, karena  wujud keindahan yang menyenangkan bagi setiap orang yang menyaksikannya. Akibat vibrasi sentuhan itu para seniman menimbulkan pengalaman estetis dan interfenetrasi mendalam, sehingga melahirkan inspirasi dan proses kreatif. Inspirasi dan proses kreatif sepanjang perjalana sejarah kesenian diekspresikan menjadi wujud-wujud gaya yang sangat beragam, itu artinya bahwa air bagaikan “ibu” sebagai “sumber pemberkat” keindahan bagi seniman. Oleh karena demikian menjaga, kelestarian dan kesucian air menjadi kewajiban yang sangat melekat bagi kita semua ” kata Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., selaku Rektor ISI Denpasar dan Ketua panitia (OC) ke-3 SSEASR.

Berkaitan dengan itu para dosen dan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar berupaya memamerkan karya-karyanya bertemakan air sebagai wujud kerjasama antara Institut Seni Indonesia Denpasar dengan Universitas Hindu Indonesia dengan SSEASR (South and Southeast Asian Association For the Study Culture and Religion) sebagai ajang kritik dan apresiasi dalam upaya mengenal air sebagai sumber kehidupan dan meningkatkan kualitas proses kreatif. Kegiatan pameran seperti yang sudah sepantasnya didukung oleh berbagai pihak terutama pemerhati seni.

Karena kegiatan berkesenian seperti ini, disamping mengapresiasim kualitas kesyahduan nilai estetik sebagai prestasi kreatif senimannya, tetapi juga rekaman berbagai peristiwa yang mencerminkan berbagai makna yang diekspresikan lewat air. Aktualisasi nilai-nilai universalitas yang selalu dikemas dengan kualitas inovasi kreatif ikon-ikon budaya dunia’ kata Dra. I Made Rinu, M.Si., selaku dekan FSRD dan penanggungjawab pameran dengan tema air di Gedung pameran FSRD ISI Denpasar.

Perfect day karya Bina Isyawan (Fotografi)

Perfect day karya Bina Isyawan (Fotografi)

Pameran yang diikuti oleh mahasiswa dan dosen dari seluruh jurusan di FSRD ini menampilkan karya fotografi seni, lukis, patung dan kriya. Sebanyak 26 dosen dan mahasiswa berpartisipasi dalam pameran bertaraf internasional ini. Persiapan pameran terutama di Program Studi Fotografi sebelumnya melakukan eksplorasi danau Batur Kintamani, Danau Buyan, danau Beratan dan dari berbagai sumber mata air di Bali yang seharusnya kita selamatkan dan wariskan kepada anak cucu kita, yang diolah dengan berbagai teknik fotografi sehingga menghasilkan karya imaging digital seni fotografi yang estetis, kata I Komang Arba Wirawan, S.Sn., M.Si., dosen, fotografer yang hobi hunting dengan mahasiswanya.

Pameran yang berlangsung dari tanggal 3-6 Juni di Gedung Pameran FSRD ISI Denpasar merupakan turut mengsukseskan konfrensi ke-3 SSEASR di ISI Denpasar dan UNHI Denpasar, sebagai tuan rumah. Mahasiswa umum diundang untuk memberikan aspirasi terhadap karya dosen dan mahasiswa, terhadap kepedulian dan eksplorasi air menjadi karya seni rupa.

Tim Pameran FSRD ISI Denpasar

Pameran Lukisan “Nuansa Alam” Mahasiswa Lukis Semester 2 ISI Denpasar

Pameran Lukisan “Nuansa Alam” Mahasiswa Lukis Semester 2 ISI Denpasar

Pameran

Pameran

Alam merupakan sumber inspirasi bagi manusia dalam berkesenian. Bagaimana manusia yang jaman dulunya berusaha “mempelajari” alam dengan kontemplasi dan perenungannya, sehingga menghasilkan karya seni yang bersifat religius spiritual. Hendaknya pada jaman sekarang ini alam agar dijaga sedemikian rupa agar harmonis, dapat memberikan inspirasi berkesenian dan kesinambungan kehidupan manusia itu sendiri. Itu terungkap dalam sambutan Pembantu Rektor I ISI Denpasar Drs. I Ketut Murdana, MSn dalam pembukaan Pameran Lukisan “Nuansa Alam” oleh mahasiswa lukis semester 2 ISI Denpasar yang tergabung dalam kelompok KUAS 2008 (Komunitas Anak Seni 2008) di gedung Kriya Art Centre Denpasar. Terdapat 32 karya yang dipamerkan dalam kesempatana ini, 30 mahasiswa lukis dan 2 mahasiswa Kriya dan rencananya pameran ini akan berlangsung dari tanggal 23 Mei-6 Juni 2009. Acara tersebut dihadiri oleh dekan FSRD, Kaprodi Kriya, Cokorda Ngurah Gede Pemecutan dari Museum Sidik Jari, dosen-dosen FSRD ISI Denpasar, mahasiswa peserta pameran, pengunjung dan pengamat seni rupa. Murdana juga mengingatkan tantangan seniman saat sekarang adalah bagaimana menggali identitas diri sebagai seorang seniman akademis dengan selalu menciptakan inovasi-inovasi baru dalam berkarya. Juga pentingnya pengetahuan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) bagi seniman untuk melindungi hak dan kesejahteraannya secara hukum.

Menurut ketua Panitia Pameran I Ketut Alit Wijaya tujuan dari terselenggaranya pameran ini adalah untuk mengangkat kredibilitas seni lukis di khalayak umum, memberikan citra positif bagi kampus ISI Denpasar khususnya FSRD Jurusan Seni Lukis, mengangkat nama komunitas dan kelompok seni dan memperkuat rasa persaudaraan antar mahasiswa 2008. Harapannya ke depan adalah untuk bersama-sama berjalan melangkah ke depan dengan menghasilkan karya yang berkualitas dan bertaksu. Untuk Teknik yang dipakai pada pameran ini kebanyakan dipakai cat air, transparan, plakat, realis, tradisi modern, impressionism dan abstrak. Uniknya di bagian Kriya mahasiswa mengangkat ukiran Dayak-Kalimantan yang cukup eksotik dan menarik. Dosen pembimbing dalam kegiatan ini Drs. I Wayan Mudana. M.Par menerangkan bahwa kegiatan pameran ini merupakan hasil karya rangkaian dari mata kuliah Menggambar I dan menggambar II Jurusan Seni Lukis. Dimana mahasiswa diharapkan mampu untuk memindahkan alam ke dalam media gambarnya dengan mengasah kemampuan psikomotoriknya, sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Semoga ke depannya mahasiswa mampu mengasah kemampuan teknis, menggali potensi diri dan menambah wawasan, sehingga berimbas kepada kualitas karya mahasiswa itu sendiri.

Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi mengucapkan selamat dan berterima kasih terhadap pihak-pihak yang berkreja keras agar pameran ini dapat terlaksana, juga para dosen pembimbing yang telah membimbing mahasiswa sehingga dapat menyelesaikan karya sesuai dengan yang diharapkan. Dilihat dari kualitas karya sungguh mengejutkan, bagaimana tidak karya-karya mahasiswa semester 2 ini terlihat seperti karya mahasiswa semester 6. Rinu juga mengucapkan salut atas keberanian mahasiswa untuk mengadakan pameran, itu membuktikan kemauan atau keinginan mahasiswa yang kuat yang mengasah kemampuan yang didapatnya di kampus di dalam ajang pameran. Mungkin ke depannya perlu dicarikan tempat pameran yang lebih luas dengan ditambah hadirnya para kritikus seni, sehingga lebih mengasah dan menambah wawasan kemampuan mahasiswa dalam berkesenian. Sebagai jajaran struktural Rinu tidak henti-hentinya mendorong jurusan lain agar mengadakan ajang untuk mengasah kemampuan mahasiswa di luar kampus seperti pameran, workshop, seminar, dll. Sehingga mahasiswa dapat dimatangkan dengan interaksi langsung dengan masyarakat/stakeholder yang akan menggunakan jasa mereka kelak. Dengan jalan demikian mahasiswa memahami kemampuan dan potensi yang dapat mereka kembangkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, selain menggali identitas dirinya dalam konteks penciptaan karya yang berkualitas.

Pameran ini seyogyanya dilakukan 3 bulan yang lalu namun terganjal ujian tengah semester dan rencananya kedepan akan dilaksanakan tahunan. Semoga pemeran ini menginspirasi kita semua agar mencintai alam dan memberikan respon positif bagi kemajuan ISI Denpasar.

Dosen ISI Denpasar Menerima Penghargaan Kerti Budaya dari Pemkot Denpasar

Dosen ISI Denpasar Menerima Penghargaan Kerti Budaya dari Pemkot Denpasar

Salah satu dosen ISI Denpasar Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn menerima penghargaan Kerti Budaya oleh Pemerintah Kota Denpasar. Penghargaan tersebut diterimanya atas pengabdiannya sebagai pembina seni lukis remaja dan anak-anak kota Denpasar, serta kontinuitasnya dalam kreatifitas berkarya seni lukis. Pria yang lahir pada tanggal 25 Desember 1961 ini telah malang melintang dalam berbagai pameran baik di dalam maupun luar negeri. Tercatat beberapa negara di dunia seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, USA, Monaco, Perancis dan Australia pernah dijajalnya sebagai tempat pameran lukisannya. Pria jebolan S1 ISI Jogjakarta pada tahun 1988 dan meneruskan S2 nya juga di tempat yang sama pada tahun 2005 ini, tercatat pernah mengukir prestasi sebagai pemenang lomba lukis dan sketsa se-ISI Jogjakarta dari tahun 1982-1986. Diangkat menjadi staf dosen di Jurusan Seni Lukis STSI(sekarang ISI Denpasar) juga telah menerima penghargaan Satya Lencana pengabdian 10 Tahun dari presiden RI atas pengabdiannya sebagai pegawai negeri sipil selama 1 dasawarsa.

Atas prestasi tersebut pria dua anak yang juga pembantu pejabat Dekan di bidang anggaran FSRD ISI Denpasar ini, bangga dan termotivasi untuk terus mentransfer ilmunya kepada seniman pemula untuk lebih meningkatkan kreatifitas dan kemampuan mereka. Karena menurutnya dengan kreatifitas tinggi, maka seni akan memiliki nilai jual yang tinggi pula, sehingga kehidupan pelaku seni tersebut dapat terangkat. Pemkot Denpasar menurutnya sudah cukup serius memperhatikan para seniman, sehingga ”kejengahan” para seniman untuk berkreatifitas, berkarya dapat terus ditingkatkan sehingga kekhawatiran akan memudarnya seni budaya Bali dapat diantisipasi sedari dini. Dengan jalan memberikan wadah untuk berkompetisi dalam bidang seni budaya dengan mengadakan lomba-lomba seperti PSR (Pekan Seni Remaja) dan Porsenijar (Pekan Olahraga dan Seni Pelajar) yang diadakan tiap tahun. Lomba ini secara tidak langsung mendidik generasi muda agar mengetahui seni budayanya dan berkompetisi untuk menjadi yang terbaik di bidang tersebut.

Disinggung mengenai terpilihnya ia dalam penghargaan Kerti Budaya yang digagas Pemkot Denpasar, Pria asli Denpasar ini menilai pemberian penghargaan ini sangat bagus untuk memetakan posisi seniman di kancah dunia seni Bali. Sehingga para generasi muda dapat terinspirasi dan tergugah semangatnya untuk berkontribusi pada jagat seni Bali. Diharapkan tantangan kedepan yaitu bagaimana mempertahankan prestasi yang sudah diraih ini, karena pada saat sekarang, jagat seni khususnya di Bali dihadapkan pada kenyataan yaitu pengaruh perkembangan seni plural, sehingga tugas senimanlah yang menjaga kelestarian ciri khas Bali melalui karya-karya seninya.

Dekan FSRD ISI Denpasar Dra. Ni Made Rinu, M.Si sangat bangga dan gembira atas penghargaan yang telah diterima oleh koleganya ini. Karena loyalitas dan kontribusi Bendi terhadap bidang seni khususnya seni lukis di Bali baik sebagai praktisi, akademisi maupun pembina seni telah dilakoninya dari sejak pertama dia diangkat menjadi staf dosen di STSI(ISI Denpasar). Penghargaan ini juga diharapkan menjadi ransangan atau motivasi kepada dosen yang lain untuk berkarya terutama di masyarakat. Terpilihnya Bendi sebagai penerima penghargaan ini juga sebagai tolok ukur kualitas dosen ISI Denpasar yang mampu memberikan citra positif bagi lembaga. Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang merupakan tugas pokok profesi(Tupoksi)-nya sebagai staf pendidik. Bendi merupakan salah satu seniman yang dinilai berhasil melahirkan seniman-seniman muda berbakat, terbukti beberapa anak didiknya telah menorehkan prestasi gemilang dalam berbagai ajang lomba. Itu dikarenakan cara mendidik Bendi yang unik dan responsif, sehingga gampang dicerna oleh anak didiknya. Dimulai dari penggalian ide, bentuk dan tekniknya. Semoga menjadikan inspirasi bagi kita semua untuk memajukan Bali sesuai dengan bidang kita masing-masing.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Loading...