Dengan hormat kami mengundang utk mengapresiasi suguhan indah musik kami, kolaborasi SMM Jogjakarta dan Prodi Musik ISI dps. Bertempat di Hall Natya Mandala ISI Denpasar 14 Maret 2020 Pukul 19:00 WITA
Dalam rangka memperingati hari Musik Nasional 9 Maret 2020, kami Prodi Musik mengundang bapak ibu hadir nanti malam jam 7 malam untuk menikmati persembahan musik dari mahasiswa dan alumni Prodi Musik ISI Denpasar. Semabil menikmati indahnya malam bulan Purnama
Mendengar kata
Desa, perasaan yang mendengarkan, terasa sejuk nyaman asri dan terasa bahagia.
Desa di Bali banyak ragam dan pesonanya. Bagian terrkecil dari desa adalah
Banjar, apa lagi Banjar dekat dengan daerah wisata, banyak lalulang mobil
pengantar wisatawan. Pagi yang berawan dengan sinar matahari yang redup,
bertanda hujan mau turun. Suasana pagi di Banjar Nyuh Kuning, yang memberikan rasa dingin salah satu sudut
di Banjar nyuh kuning. Rumput yang hijau dilapangan dengan diselimuti embun
yang membasahi rumput nan hijau. Di sudut Banjar Nyuh Kuning ada yang kurang
menarik, menghiasi beberapa sudut banjar, baik itu disaluran air, dekat dengan
tanaman bunga yang indah dihiasi oleh warna-warni sampah-sampah plastic yang
dibuang oleh orang-orang yang belum sadar tentang kebersihan lingkungan.
Sampah plastic
adalah sebuah bahan yang sering digunakan untuk membungkus berbagai benda baik
yang bisa dimakan atau tidak, selalu menggunakan plastic sebagai bahan
pembungkusnya. Sampah plastic sangat beragam dan mulai menjadi masalah jika
tidak dipakai lagi. Sampah plastic, susah diurai oleh alam, dan menyebabkan ancaman bagi mahluk
hidup yang ada di alam ini. Kelian dinas Banjar Nyuh Kuning Bapak I wayan Eka
Putra, mengatakan bahwa, sepanjang jalan di Banjar Nyuh Kuning, menjadi salah
satu jalan arternatif, yang sangat padat, bahkan bisa macet oleh padatnya hilir
mudik mobil dan motor. Munculnya permasalahan sampah plastic di akibatkan oleh
para pengemudi dan penumpang, membuang sampah sembarang, sehingga dipagi hari
banyak sampah plastic yang bertaburan di sepanjang jalan Banjar Nyuh Kuning. Menjaga
kebersihan alam dari sampah plastic masyarakat dan anak sekolah dasar, secara
rutin di setiap akhir pekan atau di hari sabtu, merlakukan bersih-bersih sampah
plastic.
Melihat hal ini
Bapak I Ketut Muka bersama Bapak I Wayan Suardana, mempunyai gagasan untuk
mengajak teman-temannya yang bergabung dalam wadah Program Studi Kriya ISI
Denpasar, melakukan kerja bakti atau gotong royong pada hari sabtu di Banjar
Nyuh kuning, bersih bersih sampah plastic, bersama anak-anak sekolah dasar
setempat. Bersih sampah plastic, untuk memberikan contoh kepada masyarakat
bahwa sampah plastic sangat berbahaya bagi lingkungan, karena susah diurai oleh
tanah, plastic sangat kuat dan tahan lama bila tertanam di bawah tanah dan
menghambat pertumbuhan akar dan cacing tanah, yang memberi kesuburan pada
tanah. Bapak I Wayan Suardana mengatakan bahwa, sampah plastic sebenarnya bisa
didaur ulang, menjadi karya seni yang indah, dikalangan mahasiswa FSRD ISI
Denpasar, sudah mencoba menghasilkan karya-karya daur ulang dari bahan plastic,
namun masih dalam proses, untuk menggantikan bahan kayu, yang mulai langka di
alam. Bersih-bersih sampah plastic diawali dari ujung banjar, sampai objek
monkey forest, disamping dapat berbaur dengan masyarakat, para pengajar ps
kriya FRSD ISI Denpasar, dapat menikmati suasana banjar Nyuh Kuning yang asri
dan sejuk, dengan pepohonan yang sepanjang jalan dihiasi oleh pohon kamboja beraneka
ragam warna bunganya.
Kesadaran
masyarakat yang pengguna plastic harus diberi contoh untuk tidak membuang
sampah sembarangan, baik diselokan, taman hias, sepanjang jalan, dan
sudut-sudut tembok, yang akan mengotori pemandangan mata terhadap lingkungan
disekitarnya. Apa yang telah dilakukan oleh para pengajar Ps kriya FSRD ISI
Denpasar, di Banjar Nyuh Kuning, merupakan sebuah gambaran untuk mencintai alam
lingkungan disekitar kita untuk selalu bersih dan asri, jauh dari sampah
plastic, selain itu pengurangan menggunakan plastic, harus dimulai dari
sekarang, jika tidak alam kita akan diselimuti oleh plastic, seperti embun pagi
yang menutupi rumput yang hijau di lapangan rumput yang luas. Mari berawal dari
diri sendiri dan ditularkan melalui kedisiplinan, kepada masyarakat untuk stop
penggunaan plastic sebagai media utama dalam kegiatan sehari-hari, kembalilah
kealam dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didaur ulang oleh alam, dan
selalu memberi contoh kepada generasi mudah, untuk tidak menggunakan plastic
dan beralihlah kealam go green back to nature.I Gusti Ngurah Agung Jaya CK
2020