ISI Denpasar dan Petchaburi University Thailand mantapkan kerja sama

ISI Denpasar dan Petchaburi University Thailand mantapkan kerja sama

Sumber : https://bali.antaranews.com/berita/163266/isi-denpasar-dan-petchaburi-university-thailand-mantapkan-kerja-sama

Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar memantapkan kerja sama pendidikan dengan Petchaburi Rajabhat University Thailand melalui kunjungan dan sejumlah kegiatan akademik bersama, ke salah satu perguruan tinggi seni di Negeri Gajah Putih itu.

“Di sana, kami melaksanakan sejumlah workshop berkaitan dengan seni serta diskusi-diskusi terkait yang bisa dilanjutkan dengan penandatanganan MoU,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Drs I Nyoman Artayasa, MKes, di Denpasar, Rabu.

Dalam kunjungan ke kampus seni di Thailand itu belum lama ini, Artayasa juga didampingi Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara MHum, Wakil Dekan 3 Fakultas Seni Rupa dan Desain, Dosen Karawitan dan Kasubag Kerjasama Humas dan sejumlah dosen ISI Denpasar lainnya.

Dalam diskusi dengan Presiden Petchaburi Rajabhat University (PBRU) Thailand dan sejumlah dosen di sana, di antaranya dibahas pengembangan kerja sama Petchaburi Rajabhat University Thailand yang bermaksud mengirimkan 1 orang dosen Thai Music untuk belajar S3 di ISI Denpasar dan akan diikuti oleh 1 dosen Thai Dance.

“Jadi nanti akan ada dua dosen dari kampus seni di Thailand itu yang akan kuliah di ISI Denpasar. Mudah-mudahan urusan surat-menyurat bisa lancar sehingga tahun depan dua dosen tersebut sudah bisa mulai kuliah di ISI Denpasar,” ujar Artayasa.

Dari pihak PBRU, lanjut dia, juga mengharapkan dosen ISI Denpasar bisa mengambil pendidikan bidang-bidang seni di kampus setempat. “Apalagi memang ada kesamaan seni yang dikelola ISI Denpasar dengan PBRU,” katanya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Dr Drs I Gusti Ngurah Seramasara MHum menambahkan, dalam lawatan tersebut ISI Denpasar diterima oleh President Phetchaburi Rajabhat University, Vice President, Assisten President: Kitsada Thungcawal (Joe), Dean Humanities and Sccience dan beberapa pejabat beserta dosen lainnya.

ISI Denpasar juga disambut dengan musik traditional Thailand oleh mahasiswa PBRU dan ISI Denpasar menampilkan tiga tarian yakni tari Kebyar Duduk, Truna Jaya dan Oleg Tamulingan yang disaksikan oleh ratusan mahasiswa dan dosen PBRU.

Setelah acara seremoni sebagai ucapan selamat datang dilanjutkan dengan “public lecture” atau kuliah umum oleh dosen ISI Denpasar Ni Kadek Dwiyani, SS. MHum, dengan judul “Representation Balinese Art and Culture Values on the Perspective Documentary Film”.

Kuliah umum tersebut cukup menarik perhatian para dosen dan mahasiswa PBRU, apalagi ditambah dengan pemutaran tiga buah Film Trailer.

“Mereka menerima kami dengan sangat bagus, Mudah-mudahan kerja sama dalam pertukaran dosen dan lainnya bisa berlanjut dan terus terpelihara,” kata Seramasara.

Siswa Jepang Tampilkan Tari Barong Kijang Upaya Pelestarian Pascatsunami 2011

Siswa Jepang Tampilkan Tari Barong Kijang Upaya Pelestarian Pascatsunami 2011

Melalui fasilitator Jepang Foundation, sejumlah pelajar SMA bersama tujuh staf dari Iwate prefektur utara-timur Jepang yang tergabung dalam grup Shishi-Odori, mengunjungi Bali selama beberapa hari untuk saling bertukar pengetahuan tentang kebudayaan. Pada Selasa (27/3), rombongan asal Negeri Matahari Terbit itu secara khusus menampilkan tarian khas daerah Iwate yakni Barong Kijang, bertempat di Gedung Candra Metu, ISI Denpasar.

Selain memperkenalkan tarian khas mereka, atraksi tersebut juga sebagai upaya pelestarian kesenian warisan leluhur mereka yang sempat diporak-porandakan oleh bencana tsunami pada tahun 2011 silam. Demikian dikatakan perwakilan dari Jepang Foundation Fujimoto Jin usai pertunjukan.

Fujimoto Jin menambahkan, kedatangan mereka juga diisi dengan diskusi bersama seniman Bali. Sebab, di daerah asalnya, terdapat banyak kesenian tradisional kuno yang diwariskan para leluhurnya. Untuk itu, ia mengatakan perlu adanya upaya rekonstruksi dan pengembangan budaya seni dan hiburan tradisional khususnya untuk generasi muda Jepang sebagai pewaris. “Kami harap mereka mampu menstimulir seni tradisional dari pertukaran internasional dengan seni yang unggul di luar negeri,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama ISI Denpasar I Ketut Garwa yang mewakili rektor mengaku menyambut baik kedatangan rombongan tersebut. Apa lagi, menurut dia, ISI Denpasar memang sedang menggenjot kerjasama-kerjasama internasional. “Kami tentu senang memfasilitasi mereka. Prinsipnya kan saling mendapatkan sesuatu,” ucap Garwa.

Garwa mengakui, antara Jepang dan Bali memiliki banyak kemiripan di bidang kesenian musik dan tari. Ia mencontohkan, Bali memiliki Adimerdhaga, sementara Jepang memiliki Taiko, Begitupun tentang peralatan musiknya lebih didominasi perkusi dengan ‘skin rhytem’ atau ‘kendang’ yang memadukan gerakan tubuh, dan nyanyian.

Lebih lanjut, Garwa menilai, dari pertunjukan tersebut mahasiswa ISI Denpasar mampu memperkaya pengetahuan mereka tentang kesenian musik dan tarian Jepang. “Saya akui gerakannya sangat bagus. Ini baik untuk perbandingan mahasiswa kami,” pungkas dia.  

Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, saat dikonfirmasi menerangkan, pagelaran tersebut diawali permohonan dari Motoko Saturada selaku lecture Toho College of Music in Tokyo, dan director gamelan group Terang Bulan, Jepang. “Pak Motoko menerima permintaan dari The Japan Foundation menjadi koordinator suatu program ‘Sanriku-Asian Network Project’. Mereka ingin ke ISI Denpasar. Selanjutnya Rektor kami menyetujuinya,” pungkas Eko Jaya.

ISI Geber Seminar Internasional “Silang Budaya Dalam Seni Musik “

ISI Geber Seminar Internasional “Silang Budaya Dalam Seni Musik “

Prof. Arya :Adaptasi Musik Luar Lahirkan Karya  Baru

Institut Seni Indonesia ((ISI) Denpasar menggelar sebuah seminar musik bertemakan Silang Budaya dalam Seni Musik , di Gedung Natya Mandala, Kampus ISI Denpasar, Senin (26/3).

Kegiatan seminar yang diikuti ratusan mahasiswa , Dosen tersebut merupakan rangkaian menandai  60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia  dan Jepang. Seminat menghadirkan tiga pembicara diantaranya Prof. Dr I Gede Arya Sugiartha, S.Skar, (Rektor ISI Denpasar), Prof. Drs Triyono Bramantyo ,Ph.D  (ISI Yogyakarta) dan Prof. Keiichi Kubota dari Kunitachi College University Jepang. 

Rektor ISI Prof. Arya mengungkapkan,  menilik perjalanan seni musik di  Bali, sejatinya kita telah menerima budaya luar khususnya seni musik secara selektif dan terbuka. ” Bali dari sejarah yang kita miliki, begitu terbuka mengadaptasi  terhadap kesenian luar, dengan melahirkan karya-karya  baru,  ” kata kata Prof. Arya.

Dikatakan dunia penciptaan di Bali telah berkembang cukup pesat, kita telah bergelut dengan kearifan lokal, namun juga perlu mengenyam perkembangan musik luar, dalam usaha menciptakan karya musik baru.” Jadi apa yang belum kita miliki, kita bisa dapatkan dari luar negeri maupun luar daerah, seperti bahan-  bahan atau warna suara yang baru yang  belum kita punya kita bisa serap guna melahirkan karya musik baru,” ungkapnya. 

Lebih jauh dikatakan, dunia musik di Bali semakin semarak. Prof.Arya menyebut kalau  era dulu tahun  80-an kita sangat minim memiliki pencipta  atau komposer kalau  sekarang kita bisa lihat banyak komposer muda yang bermunculan, begitu juga, karya- karya musik kontemporer yang dulu sebagian banyak yang dikritik karena  dianggap menghilangkan musik tradisi, sekarang kita mulai melihat garapan kreatif seni tradisi yang kontemporer dari seniman muda kita mulai tumbuh, sangat positif, ” tandasnya. 

Ditambahkan, ISI yang memiliki prodi musik dimana umurnya baru 4 tahun berharap akan mampu berkembang semakin besar kedepan. ” Cita – cita saya, ISI bisa menggarap sebuah konser besar, ini tantangan dimana ada perpaduan antara musik tradisi kita dengan musik modern yang lengkap dalam satu panggung, ini belum ada di Indonesia,” harap Arya seraya menyebut ISI mendapat  hibah alat musik lengkap dari Jepang, namun masih  dalam  proses, karena regulasinya cukup rumit.

Hadir juga dalam seminar itu Deputy  Konsul -General Jepang Koichi Ohashi . Dalam sambutanya Koichi menyampaikan hubungan antara Bali dan Jepang cukup terjalin dengan baik. ” Bahkan budaya Bali dan Jepang ada kemiripan , dengan seminar serangkaian 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang ini, saya berharap ada hubungan yang semakin erat, terutama kerjasama pendidikan tinggi, ” ungkapnya. 

Sementara Prof. Keniichi Kubota menyatakan , belajar musik luar di Jepang sudah menjadi kurikulum di sejumlah lembaga pendidikan tinggi. ” Jadi tidak saja belajar musik tradisi dalam negeri saja, melainkan musik barat, musik tradisi Negara lain sudah masuk menjadi mata pelajaran,” ungkap Prof. Kenichi.

Lebih lanjut Prof. Kenichi menyebut terlebih gamelan Bali cukup berkembang di Jepang. ” Termasuk seni musik tradisi Bali dikenalkan di Jepang  sejak 1979, gamelan sudah menjadi mata pelajaran di lembaga pendidikan tinggi di Jepang, jadi pemerintah Jepang telah memberikan regulasi mengenal kesenian tradisi dari luar negeri, ” tegasnya.

Seminar tersebut, juga dipungkasi  dengan sajian pentas seni musik dari dua budaya.

ISI Denpasar Menerima Kunjungan dari Konsul Jenderal India

ISI Denpasar Menerima Kunjungan dari Konsul Jenderal India

festival indiaKiriman: I Ketut Agus Agus Adi Kamajaya, S.S., M.Hum. (Staf Kerjasama ISI Denpasar)

Foto: Made Rai Kariasa, S.Sos

Denpasar- Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum didampingi oleh Penasehat Rektor, I Wayan Suweca, SSKar.,M.Mus serta staf kerjasama ISI Denpasar, I Ketut Agus Adi Kamajaya, S.S., M.Hum, pada  28 Oktober 2014 menerima kunjungan dari Konsul Jenderal India, Mr. Amarjit Sing Takhi. Pada kesempatan tersebut, Konsul Jenderal India didampingi dua orang staf konsulatnya menyampaikan bahwa tujuan kunjungan adalah untuk mempererat jalinan kerjasama antara ISI Denpasar dengan India lewat penyelenggaraan kegiatan bersama. Selajan dengan hal tersebut pada bulan Januari s.d Maret 2015 akan diselenggarakan Festival of India  yang akan digelar di Bali, dan secara khusus akan mengambil tempat di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar. Dalam kesempatan tersebut Rektor ISI Denpasar menyambut baik terselenggaranya acara tersebut serta berjanji bahwa ISI Denpasar siap bekerja sama dalam penyelenggara tersebut.

“Festival of India nantinya akan menampilkan beragam pertunjukan tarian rakyat (folk dance)/ tari klasik India seperti Ramayana, Krishnaawatram, Banghra, Tholu Bommalata (wayang), dll serta tidak ketinggalan pameran tekstil dan busana khas India (wastram exhibition) juga akan melengkapi acara tersebut” ungkap Mr. Amarjit Sing Takhi.

Dalam perhelatan Festival of India ini kedua belah fihak mengharapkan partisipasi dari berbagai kalangan termasuk, tokoh-tokoh seni, sanggar-sangar seni, kritikus seni, pecinta, dan pemerhati seni, serta berbagai fihak yang bersentuhan langsung dengan aktivitas seni dan budaya baik lokal, nasional, maupun internasional.

Rektor ISI Denpasar yang menerima kunjungan di ruang kerjanya berharap melalui pelaksanaan kegiatan ini dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Indonesia umumnya dan Bali khususnya tentang pemahaman yang lebih mendalam terhadap kesenian dan kebudayaan India. Sehingga mampu menumbuhkan pemahaman dan saling pengertian, serta saling menghormati kesenian dan kebudayaan di kalangan masyarakat Indonesia dan India. Sehingga hubungan kerjasama yang telah terbangun dengan baik dapat dipelihara serta ditingkatkan di masa yang akan datang.

ISI Denpasar Mantapkan Latihan untuk Pembukaan PKB 2014

ISI Denpasar Mantapkan Latihan untuk Pembukaan PKB 2014

2

Latihan Adimerdangga

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi,S.S.,MA (Dosen PS Tv dan Film ISI Denpasar)

Foto: I Made Rai Kariasa, S.Sos

Denpasar- ISI Denpasar tak henti-hentinya melakukan latihan untuk menampilkan karya terbaik dalam pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-36 yang rencananya dibuka oleh Presiden RI Susilo Bangbang Yudoyono. Menurut Pembantu Rektor IV ISI Denpasar, I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn, di bulan-bulan sebelumnya ISI Denpasar telah melakukan latihan secara sektoral, untuk memantapkan gending tabuh dan tari. Di bulan ini latihan mulai menggabungkan antara tari dan iringan gamelannya. Walaupun kendala utama adalah kesulitan mengatur waktu antara jadwal kuliah dan hari libur yang banyak, namun telah disiasati oleh pihak lembaga dengan penjadwalan yang ketat. “Akhirnya latihan bisa berjalan dengan baik dan lancar” ungkap I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn.

PKB akan berlangsung dari tanggal 13 Juni hingga 12 Juli 2014. Seperti ditahun-tahun sebelumnya ISI Denpasar selalu terlibat dalam acara pembukaan PKB, baik pada saat pawai yang akan menampilkan adi merdangga serta pembukaan yang akan menampilkan oratorium berjudul Rama Sita Bhuwana yang akan ditampilakn di Art Center Denpasar.

PR IV ISI Denpasar tengah memberikan pengarahan saat latihan adimerdangga

PR IV ISI Denpasar tengah memberikan pengarahan saat latihan adimerdangga

ISI Denpasar sudah sejak jauh-jauh hari melakukan persiapan, yang diawali dengan pengayaan cerita dan membagi babak per babak cerita. Oratorium Rama Sita Prana Bhuwana mengisahkan tentang Raja Agung Rahwana yang ditakuti para dewa khayangan menugaskan Wibisana menjaga istrinya Dewi Tari selama melakukan tapa di Gunung Gokarna, dan mengawasi akan kelahiran bayinya. Bila lahir anak laki-laki pertanda kemasyuran Alengka dan sebaliknya bila lahir anak perempuan pertanda keruntuhan nagara yang mereka cintai.

Latihan Oratorium Ramayana

Latihan Oratorium Ramayana

Selang beberapa lama lahirlah putri dari Wibisana (Dewi Sita). Karena teringat pesan Rahwana, maka Wibisana menggantikan Dewi Sita dengan Menganada yakni putra yang diciptakan dari gumpalan awan pekat dengan wajah menakutkan. Dalam kepanikan menyelamatkan Dewi Sita muncullah Dewi Pertiwi dan membawanya ke bumi Matila.

Di Kerajaan Matila dengan Raja Prabu Jenaka, merupakan Negara yang subur akan hasil pertanian. Mendengar jeritan bayi maka Raja Jenaka memungut dewi Sita sebagai putri. Disaat Dewi Sita dewasa Raja Jenaka menyelenggarakan sayembara untuk mencari pangeran sebagai pasangan putrinya.

Hari sayembara telah tiba, para raja di belahan Jambuwarsa berdatangan, dan tidak ketinggalan pula Pangeran Ayodya Sri Rama beserta adiknya Laksamana. Langit dan bumi tidak dapat dipisahkan Rama dan Sita pun bersatu. Upacara pernikahan pun digelar.

Ramaprasu seorang Rsi yang penuh dendam tidak henti-hentinya memburu para ksatria dibelahan dunia. Mendengan keberhasilan Rama maka Ramaprasu menghadang rombongan Rama dan menantang Rama mengadu kanuragan. Namun atas bisikan Wasista, Rama berhasil menaklukkan kesombongan Ramaprasu (Ramabergawa). Bargawa menghormat dan menghargai Rama sebagai titisan Wisnu dan menyarankan untuk menjaga Dewi Sita sebagai perwujudan dewi Bumi pembawa kesuburan.

Rektor ISI Denpasar turut menyaksikan prosesi latihan

Rektor ISI Denpasar turut menyaksikan prosesi latihan

Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha,S.SKar., M.Hum menyampaikan saat rapat kepanitiaan PKB menyampaikan agar ISI Denpasar menampikan garapan yang maksimal, dan menegaskan bahwa garapan toratorium Rama Sita Prana Bhuwana sesuai dengan tema PKB tahun ini yaitu “Kertamasa: Dinamika Kehidupan Masyarakat Agraris Menuju Kesejahteraan Semesta”

Loading...