Adanya pandemic covid-19 yang dialami oleh Indonesia, menyebabkan Perkuliahan di kampus seni, mengalami hambatan, untuk berkarya di kampus, mengalami hamnatan, sehingga mahasiswa mencoba berkarya dirumah saja. Berkarya dirumah banyak kendala, yang dihadapi oleh mahasiswa dalam menuangkan ide kreativnya, sehingga mulai menggunakan bahan media alat seadanya. Semangat yang tinggi untuk tetap menghasilkan karya, mendorong mahasiswa lebih kreatif dan berinovasi dalam berkarya cipta. Berkarya dengan tekun dan disiplin, sehingga menghasilkan karya-karya yang berkualitas. Hasil karya yang dihasilkan, kemudian di kumpulkan dalam wadah Himpunan Mahasiswa Kriya ISI Dps. Mencoba menghimpun diri, untuk melakukan pameran, untuk mempromosikan karya-karya yang telah dihasilkan semasa pandemic covid-19. Tepat di hari selasa tanggal 05 Oktober 2021, membuat gebrakkan baru untuk melakukan pameran di taman budaya Denpasar. Jumlah karya yang dipamerkan adalah 100 buah karya, dengan 9 buah karya dari kulit, 30 buah karya dari keramik, 19 buah karya dari bahan kayu, 11 buah bentuk topeng, dan 31 buah karya dari bahan campuran atau mexid media. Keseratus karya tersebut dipamerkan bertujuan, memperkenalkan hasil karya selama mahasiswa dirumah saja. Secara keseluruhan menampilkan bentuk karya yang bernilai estetik, dan penuh dengan kreativitas dan inovasi, karya sebagain besar, menampilakan jati diri dan gejolak ide yang ada dalam pikiran dan berusaha mewujudkan ide tersebut dalam sebuah karya seni Kriya. Pameran ini di buka oleh Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana. SSn., M.Sn. Secara semangat memberikan apresiaisi kepada mahasiswa kriya, untuk selalu berkarya dengan penuh tanggungjawab, tetap memunculkan ide-ide yang cemerlang tanpa memikirkan bahan dan alat yang dipergunakan. Kriya sekarang bebas dalam mengolah bahan dan alat, tidak masih berpatokan pada bahan atau alat tertentu. Semuanya bisa disatukan secara kreativ inovatif sehinga menghasilkan karya yang estetik dan bernilai jual tinggi. Seiring berjalannya waktu, sarana pameran bisa dilakukan melalui media web internet dengan media sosialita yang beragam. Cukup bermain jari diatas hp atau leptop, kita bisa menjual karya dengan sangat cepat dan mendapat respon yang cepat pula. Media sosialita yang semakin berkembang, diharapkan mahasiswa harus berani, menawarkan karyanya melalui media itu, sehingga ide kreatif yang telah dituangkan kedalam bentuk karya cipta, dengan cepat mendapat apresiasi dari masyarakat secara luas, bahkan secara hitungan menit sudah bisa menjangkau jaringan seluruh dunia. Kedepan diharapkan semua mahaiswa kriya berani bersaing, dengan pengusaha, diranah dunia maya, untuk berlomba-lomba merancang pameran virtual, baik secara mandiri maupun secara bergrup, ini sangat bagus untuk mendapat respon cepat dari masyarakat. Upaya ini sangat membantu mahasiswa menjadi usahawan-usahawan muda yang kreativ, untuk memperkenalkan produk karya seninya, kepada masyarakat. Selain itu mahasiswa bisa melakukan kerjasama dengan usaha-usaha yang lain, tanpa biaya oprasional yang tinggi dan bisa ditekan. Proses pameran dengan cara virtual, akan memancing ide-ide kreativ yang lebih cepat, untuk menemukan karya-karya cipta yang unggul dan bersaing.
Mendengar kata
Desa, perasaan yang mendengarkan, terasa sejuk nyaman asri dan terasa bahagia.
Desa di Bali banyak ragam dan pesonanya. Bagian terrkecil dari desa adalah
Banjar, apa lagi Banjar dekat dengan daerah wisata, banyak lalulang mobil
pengantar wisatawan. Pagi yang berawan dengan sinar matahari yang redup,
bertanda hujan mau turun. Suasana pagi di Banjar Nyuh Kuning, yang memberikan rasa dingin salah satu sudut
di Banjar nyuh kuning. Rumput yang hijau dilapangan dengan diselimuti embun
yang membasahi rumput nan hijau. Di sudut Banjar Nyuh Kuning ada yang kurang
menarik, menghiasi beberapa sudut banjar, baik itu disaluran air, dekat dengan
tanaman bunga yang indah dihiasi oleh warna-warni sampah-sampah plastic yang
dibuang oleh orang-orang yang belum sadar tentang kebersihan lingkungan.
Sampah plastic
adalah sebuah bahan yang sering digunakan untuk membungkus berbagai benda baik
yang bisa dimakan atau tidak, selalu menggunakan plastic sebagai bahan
pembungkusnya. Sampah plastic sangat beragam dan mulai menjadi masalah jika
tidak dipakai lagi. Sampah plastic, susah diurai oleh alam, dan menyebabkan ancaman bagi mahluk
hidup yang ada di alam ini. Kelian dinas Banjar Nyuh Kuning Bapak I wayan Eka
Putra, mengatakan bahwa, sepanjang jalan di Banjar Nyuh Kuning, menjadi salah
satu jalan arternatif, yang sangat padat, bahkan bisa macet oleh padatnya hilir
mudik mobil dan motor. Munculnya permasalahan sampah plastic di akibatkan oleh
para pengemudi dan penumpang, membuang sampah sembarang, sehingga dipagi hari
banyak sampah plastic yang bertaburan di sepanjang jalan Banjar Nyuh Kuning. Menjaga
kebersihan alam dari sampah plastic masyarakat dan anak sekolah dasar, secara
rutin di setiap akhir pekan atau di hari sabtu, merlakukan bersih-bersih sampah
plastic.
Melihat hal ini
Bapak I Ketut Muka bersama Bapak I Wayan Suardana, mempunyai gagasan untuk
mengajak teman-temannya yang bergabung dalam wadah Program Studi Kriya ISI
Denpasar, melakukan kerja bakti atau gotong royong pada hari sabtu di Banjar
Nyuh kuning, bersih bersih sampah plastic, bersama anak-anak sekolah dasar
setempat. Bersih sampah plastic, untuk memberikan contoh kepada masyarakat
bahwa sampah plastic sangat berbahaya bagi lingkungan, karena susah diurai oleh
tanah, plastic sangat kuat dan tahan lama bila tertanam di bawah tanah dan
menghambat pertumbuhan akar dan cacing tanah, yang memberi kesuburan pada
tanah. Bapak I Wayan Suardana mengatakan bahwa, sampah plastic sebenarnya bisa
didaur ulang, menjadi karya seni yang indah, dikalangan mahasiswa FSRD ISI
Denpasar, sudah mencoba menghasilkan karya-karya daur ulang dari bahan plastic,
namun masih dalam proses, untuk menggantikan bahan kayu, yang mulai langka di
alam. Bersih-bersih sampah plastic diawali dari ujung banjar, sampai objek
monkey forest, disamping dapat berbaur dengan masyarakat, para pengajar ps
kriya FRSD ISI Denpasar, dapat menikmati suasana banjar Nyuh Kuning yang asri
dan sejuk, dengan pepohonan yang sepanjang jalan dihiasi oleh pohon kamboja beraneka
ragam warna bunganya.
Kesadaran
masyarakat yang pengguna plastic harus diberi contoh untuk tidak membuang
sampah sembarangan, baik diselokan, taman hias, sepanjang jalan, dan
sudut-sudut tembok, yang akan mengotori pemandangan mata terhadap lingkungan
disekitarnya. Apa yang telah dilakukan oleh para pengajar Ps kriya FSRD ISI
Denpasar, di Banjar Nyuh Kuning, merupakan sebuah gambaran untuk mencintai alam
lingkungan disekitar kita untuk selalu bersih dan asri, jauh dari sampah
plastic, selain itu pengurangan menggunakan plastic, harus dimulai dari
sekarang, jika tidak alam kita akan diselimuti oleh plastic, seperti embun pagi
yang menutupi rumput yang hijau di lapangan rumput yang luas. Mari berawal dari
diri sendiri dan ditularkan melalui kedisiplinan, kepada masyarakat untuk stop
penggunaan plastic sebagai media utama dalam kegiatan sehari-hari, kembalilah
kealam dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didaur ulang oleh alam, dan
selalu memberi contoh kepada generasi mudah, untuk tidak menggunakan plastic
dan beralihlah kealam go green back to nature.I Gusti Ngurah Agung Jaya CK
2020
Akhirnya Diva Ismayana menciptakan Sejarah menjadi pembalap Indonesia pertama yang mendapat title juara Asia di kelas tertinggi di Asia ini. Selamat untuk Diva yang akan menerima awarding bulan Januari 2020 di Macau. Terimakasih rekan-rekan senior motorcross Indonesia atas dukungan doanya.
Pameran Tugas Akhir Karya Mahasiswa Kriya Institut Seni Indonesia Denpasar, dari tanggal 29 Juli – 8 Agustus 2019 di Museum Pendet Jl. Nyuh Bojog No.16, Mas Ubud
Kiriman: Nyoman Dewi Pebryani, S.T., M.A (Dosen PS. Desain Interior).
Denpasar- Bertempat di Gedung Latta Mahosadi Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, selasa (11/6), Rektor ISI Denpasar yang diwakili oleh Pembantu Rektor I ISI Denpasar membuka recara resmi acara Pelatihan Teori dan Teknis Kekriyaan Guru-guru SMA/SMK kabupaten Tabanan, Gianyar, dan Badung. Acara yang digelar selama tiga hari (11-13 juni) ini mengundang narasumber Dr. Ni Luh Sustiawati, S.Pd.,M.Pd dari ISI Denpasar dan Drs. I Ketut Supir, M.Hum dari Undiksa (Universitas Pendidikan Ganesha) Singaraja. Sejumlah 21 guru yang berasal dari perwakilan 7 SMA/SMK di tiga kabupaten, yakni Badung, Gianyar, dan Tabanan, menjadi peserta dalam acara Pelatihan ini.
Ketua Jurusan Kriya Seni, Drs. I Ketut Muka, M.Si, dalam laporannya mengungkapkan bahwa acara pelatihan teori dan teknis ini juga merupakan salah satu usaha sosialisasi Program Studi Kriya Seni, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar. Hal senada juga disampaikan oleh Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Dra. Ni Made Rinu, M.Si, beliau mengungkapkan bahwa Kriya Seni sebagai sebuah unsur seni yang sangat penting dan tetap bertahan hingga saat ini, dibutuhkan usaha-usaha untuk mensinergikan dan mendukung Kriya Seni menjadi yang terdepan, agar mampu menarik peminat calon-calon mahasiswa dari berbagai SMA/SMK yang ada di Bali khususnya maupun di luar Bali.
“Besar harapan agar Pelatihan Teori dan Teknis Kekriyaan mampu memberi wawasan dan pengetahuan baru kepada guru-guru SMA/SMK yang diundang, diharapkan informasi tidak berhenti disitu saja, namun diteruskan kepada anak didik maupun lingkungan sekitar mengenai Jurusan Kriya Seni di ISI Denpasar ini” ungkap Pembantu Rektor I, Drs. I Ketut Murdana, M.Sn sebelum membuka acara.
Seperti diketahui, Kriya Seni sebagai salah satu jurusan di FSRD tidak pernah sepi usaha untuk mensosialisasikan Jurusan Kriya Seni, salah satunya dengan beberapa kali mengadakan pameran di luar kampus yang bertempat di Museum Bali dan Gallery Monkey Forest dalam usaha memperkenalkan kepada masyarakat umum mengenai produk yang dihasilkan.
Tidak berhenti dalam kegiatan itu saja, belum lama ini Jurusan Kriya Seni juga mengadakan Seminar Nasional dengan mendatangkan pakar Kriya untuk memberikan seminar dan pandangan baru mengenai Kriya Seni. Dan saat ini sosialisasi dilakukan dengan mengundang guru-guru SMA/SMK untuk pelatihan teori dan teknis, diharapkan kedepannya usaha-usaha sinergis ini akan memberikan dampak positif perkembangan Kriya Seni di Bali khususnya dan di Indonesia pada umumnya.