by tik ISi | May 14, 2018 | Berita
DENPASAR-Rombongan The International Organization of Folk Art IOV ( UESCO-NGO) Asia and Korea mengunjungi Institut Seni Indonesia ( ISI) Denpasar, Rabu (9/5) lalu. Mereka hadir di Bali membawa misi membangkitkan dan melestarikan tarian rakyat yang sedang gencar direkontruksi di negara Korea.
Selain menyajikan tari rakyat yang dibawakan seniman tradisional Korea, dalam kesempatan tersebut juga melakukan penandatangan kerjasama dua lembaga seni yaitu antara ISI Denpasar dan Sangmyung University ( Korea).
Rombongan dari negeri Ginseng ini berjumlah 16 orang terdiri dari seniman, perwakilan pemerintah Korea Selatan, NGO , IOV, lembaga pendidikan Sangmyung Universitas dan diterima langsung Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar, M.Hum.
Rektor ISI Denpasar Prof. Arya Sugiartha mengatakan, mereka memiliki misi untuk mengangkat heritage , berupa musik dan tari-tarian rakyat yang direkonstruksi ulang, didukung pihak kementerian kebudayaan mereka. Dimana musik rakyat ini dibawa oleh seniman sebagian besar adalah petani , mereka berkeliling ke sejumlah negara. Di Indonesia mereka telah mengunjungi Semarang dan ke Bali. ” Mereka mengajak dan menghimbau kesenian rakyat yang sudah punah bisa direkonstruksi dan dilestarikan, termasuk kesenian rakyat di Bali, itu permintaan mereka kepada saya ” kata Prof. Arya , saat dihubungi , Minggu ( 13/5).
Dikatakan, menurut pemerintah Korea, banyak musik rakyat disana mulai ditinggalkan oleh generasi mudanya. ” Kesenian mereka dilibas sama musik K-POP, seni kontemporer jadi penari penarinya sekarang yang dilibatkan sudah tua tua, nah saat ini pemerintah Korea mensuport lembaga pendidikan seni di Korea untuk merekontruksi musik dan tari rakyat,” ungkap Rektor asal Pujungan, Pupuan, Tabanan ini.
Lebih lanjut dikatakan, kehadiran di Bali melalui kementerian kebudayaan Korea memfasilitasi universitas untuk melakukan kerjasama dengan universitas lain guna menambah pengalaman. ” Melalui MOU ini kita juga melakukan upaya kerjasama untuk memperkuat kesenian rakyat dan pelestarian , jadi kita pun diundang bulan Agustus nanti kita mengirim mahasiswa ke Korea membawa tari topeng, intinya saling menukar pengalaman, ” jelasnya.
Prof. Arya juga menambahkan, mereka menghimbau agar Bali tidak seperti Korea, dimana kesenian rakyatnya mulai ditinggalkan.” Namun, saya jelaskan terimakasih atas himbauan yang disampaikan, sayapun jelaskan di Bali upaya menjaga kesenian rakyat kita sudah dilakukan lewat penggalian dan pelestarian seperti festival budaya yakni Pesta Kesenian Bali ( PKB ) , ” tambahnya.
Sementara itu Kasub Kerjasama ISI Denpasar Komang Artini, S.S, menambahkan kerjasama ini baru yang pertama dilaksanakan antara ISI Denpasar dan Sangmyung Universitas . ” Implementasi kerjasama ini bisa dalam bentuk pertukaran dosen, mahasiswa dan kerjasama lainya yang bertujuan saling menukar pengalaman, ” jelas Artini.
Lanjut Artini, pihak Korea sangat inten melakukan revitalisasi kesenian rakyatnya yang sudah punah. ” Mereka berharap melalui kerjasama ini, kedua lembaga seni beda budaya ,bisa bersama – sama saling memperkuat dan melestarikan kesenian seperti musik rakyat yang terancam punah, ” pungkas Artini didampingi humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama , S.E , M.M.
by tik ISi | May 8, 2018 | Berita
Siapkan Sendratari Rekontruksi ” Jayaprana” Karya Empu Seni I Wayan Beratha
Guru Besar Institut Seni Indonesia ( ISI) Denpasar Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST,MA telah memasuki masa Purnabakti ( pensiun) per tanggal 1 Mei 2018. Selama mengabdi 44 tahun di lembaga seni sejak berstatus ASTI, kemudian STSI hingga menjadi ISI Denpasar, dedengkot seni tari yang dikenal ‘ macanya ASTI’, namanya begitu disegani di jagat seni.
Nah, sebagai wujud pengabdian di dunia pendidikan seni, Prof. Wayan Dibia tak kenal berhenti untuk berkarya. Jagat Bali akan kembali digetarkan lewat sebuah sajian karya seni berkelas , yaitu persembahan sendratari rekontruksi berjudul Jayaprana, pada Minggu ( 6/5) mendatang , bertempat di Panggung Terbuka Nertya Mandala, Kampus ISI Denpasar.
Garapan sendratari garapan Prof. Dibia kali ini merupakan karya rekontruksi , dimana sendratari inilah yang pertama kali dibuat oleh empu seni I Wayan Beratha ( 1962). Selain sajian sendratari, Prof. Dibia juga melepas dua buku, yaitu biografi yang ditulis dirinya dan buku yang khusus dipersembahkan oleh para dosen dari Fakultas Seni Pertujukan ISI.
Prof. Dibia mengatakan, garapan sendratari ini dipersembahkan serangkaian pelepasan pensiun sebagai penanda dirinya mengabdi selama mengajar di kampus ISI . ” Saya sudah 44 tahun mengabdi di lembaga ini mulai ASTI, lantas STSI hingga menjadi ISI Denpasar, untuk menandakan itu Pak Rektor ISI mengadakan pelepasan dengan garapan Sendratari Jayaprana, dan saya juga akan meluncurkan 2 buku ,” jelas Prof. Dibia disela sesi latihan di Gedung Wayan Beratha Kampus ISI Denpasar, Kamis (3/5).
Menariknya, pria kelahiran Singapadu, Gianyar 14 April 1948 menegaskan, garapan sendratari ini murni serius, dikemas dalam olahan gerak, tari, lakon yang diikat dengan iringan musik seperti awal diciptakan pak Wayan Beratha. ” Menarik, karena pak rektor juga ikut megamel, didukung para dosen , jurusan kerawitan, tari dan pedalangan,” jelas lulusan S2 dan S3 yang diselesaikan di Amerika itu.
Lebih rinci dijelaskan, garapan ini dibilang istimewa, karena sendratari inilah yang memberikan landasan bagi perkembangan berkesenian di Bali. Namun dirinya mengamati perkembangan sendratari belakangan ini mulai bergeser. ” Jadi, konsep garapan benar – benar dihitung, baik tari, lakon diikat oleh musik, kalau kita lihat belakangan, banyak garapan sendratari yang bergeser, sekarang sendratari hanya jadi tontonan, enak ditonton saja tetapi konsepnya lemah. Sedangkan garapan ini, kita tentukan dengan terukur , dalang ruangnya terukur, penari, lakon dan iringan benar benar terukur, ” ungkap lulusan ASTI Denpasar 1975.
Prof. Dibia menekankan, ruang yang terukur yang dimaksud adalah, tidak adanya improvisasi berlebihan, baik penari, dalang dan iringan musik. ” Jadi sendratari ya dimana dalangnya, gerak penarinya terukur, artinya disini diperlukan penari yang benar – benar bisa menari, waktunya tepat, durasinya tidak molor, ” tegas Prof. Dibia sembari memberi arahan para penari dan penabuh secara detail.
Sementara itu Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha , S.Skar, M.Hum merasa bangga Bali khususnya ISI memiliki tokoh budayawan sekelas Prof. Dibia. ” Beliau dulu waktu saya masih kuliah, dikenal dengan sebutan macannya ASTI, beliau mengajar tegas, lugas, konsisten dengan waktu, kalau salah dibilang salah. Tapi dengan cara itu anak- anak didiknya jadi disiplin. Beliau mengajar ketegasan , kedua beliau memiliki pengetahuan lengkap, mulai praktek kesenian sejak kecil, bapaknya seorang penari arja terkenal . Mengenyam pendidikan seni, zaman itu sudah kuliah di Asti Yogya, S2 dan S3 di Amerika. Saya sendiri dibimbing pak Dibia, saya bangga dengan beliau , ” sanjungnya.
Prof. Arya menuturkan, sekarang Prof. Dibia purnabakti, namun kita masih membutuhkan keahlian beliau. Untuk itu selain pelepasan, sekaligus kita mengangkat kembali pak Prof. Dibia menjadi dosen non PNS. ” Kita akan tetap membutuhkan Prof. Dibia untuk mengajar di kampus ISI,” tandasnya.
Lantas, terkait pementasan sendratari Jayaprana ini, Prof . Arya mengakui dipersiapkan dengan matang dengan melibatkan para dosen, mahasiswa dari seni pertunjukan termasuk dirinya ikut megamel. ” Saya ikut megamel, sebagai pengugal ( pemimpin melodi), dimana dalam garapan merekonstruksi sendratari ini diciptakan pertama kali di Bali oleh pak Beratha, ini menarik sekali makanya saya ikut ambil bagian dalam sajian nanti,” jelas Rektor asal Pujungan, Pupuan Tabanan ini.
Lanjut dia, dalam penyajian garapan sendratari ini tidak ada improvisasi, jadi penjiwaan harus benar, sendratari itu tidak gampang. Ada penyesuaian, antara gerak, tari, lakon. ” Selain sendratari kita juga tampilkan karya pak Prof. Dibia yang terkenal yaitu Tari Manukrawa yang diciptakan sekitar tahun 1975, jadi pementasan ini sangat menarik, kami akan mengundang para tokoh, seniman, budayawan, terlebih bagi kepentingan keilmuan sangat diperlukan sebagai ruang pembelajaran,” ungkapnya.
Prof. Arya berharap, kehadiran garapan sendratari disajikan oleh Prof. Dibia ini dapat dilihat diamati dipelajari oleh mahasiswa. jangan sampai kita tidak mengenal yang lama – lama, proses perkembangan seni itu terus berlanjut, dengan catatan basisnya kuat yaitu akar tradisi. ” Harapanya, kita sepakat basis pengembangan tidak boleh meninggalkan tradisi. Anak -anak itu sebelum mengenal dunia modern, atau dikenal kosmo itu harus dikuatkan tradisi, kalau tidak kuat tradisinya, maka karya karyanya cendrung tak berisi,” tegasnya.
Garapan Sendratari ini dibagi dalam 7 babak, mulai babak pertama dari Jayaprana tinggal di gubuk di Kalianget, kemudian menginjak remaja, dan diperintahkan sang raja mencari calon istri hingga bertemu Layonsari. Namun kisah percintaan Jayaprana dan Layonsari berujung tragis. Bagaimana kisahnya , nantikan pagelaran selengkapnya, Minggu ( 9/5) mendatang.
Sementara itu, Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE menyebutkan jumlah seniman yang dilibatkan untuk penabuh berjumlah 30 orang, kemudian penari sekitar 50 orang. ” Pementasan sendratari ini akan menarik untuk itu para pegiat seni, baik di lingkup ISI maupun undangan dari para tokoh, budayawan sangat diharapkan tidak melewatkan pagelaran ini, pada Minggu 9 Mei di Kampus ISI,” pungkasnya.
by admin | Apr 28, 2015 | Berita
Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A ( Dosen Film dan Tv ISI Denpasar)
ISI Denpasar sebagai kampus seni pencetak seniman khsusnya seniman tari, turut memperingati Hari Tari Sedunia yang jatuh setiap tanggal 29 April dengan menggelar seminar akademik serta pagelaran seni pertunjukan. Menurut Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar, I Wayan Suharta, S.SKar., M. Si tepat tanggal 29 April besok dimulai dengan seminar akademik pada pukul 08.00-12.00 bertempat di Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar. Adapun materi seminar adalah “Seni Tari Sebagai Pusaka Budaya Daerah dan Bangsa” oleh Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum, “Seni Tari Sebagai Sarana Pendakian Spiritual” oleh Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si serta “Seni Tari Sebagai Pilihan Hidup dan Profesi oleh Prof. Dr. I Wayan Dibia, S.ST., M.A. Adapun sebagai moderator adalah Kadek Suartaya, S.SKar., M.Si serta notulen Dr. Ni Made Arsiniwati, S.ST., M.Si.
Sementara menurut PD III FSP ISI Denpasar Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd yang sekaligus sebagai Ketua Panitia Pelaksana menambahkan bahwa setelah seminar pada pagi hari akan dilanjutkan dengan pagelaran seni pertunjukkan dari pukul 16.00 hingga pukul 24.00. Adapun karya yang akan ditampilkan berjumlah 17 karya yang merupakan karya dosen ISI Denpasar, dan seniman-seniman dari seluruh Bali yaitu seniman dari Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Buleleng, Gianyar, Tabanan, Karangasem, Bangli, Jembrana dan Kelungkung.
Acara tersebut gratis dan terbuka untuk umum, untuk itu bagi masyarakat yang ingin menyaksikan pagelaran dapat mengunjungi kampus ISI Denpasar dengan tempat pementasan di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar.
by admin | Apr 15, 2014 | Berita, pengumuman
PENDAFTARAN MAHASISWA BARU
PROGRAM PASCASARJANA ISI DENPASAR TAHUN AJARAN 2014/2015
Bersama ini diumumkan bahwa Program Pascasarjana ISI Denpasar membuka pendaftaran mahasiswa baru untuk Tahun Akademik 2014/ 2015. Pendaftaran dilaksanakan tanggal 1 April – 31 Juli 2014. Persyaratan pendaftaran adalah sebagai berikut:
1. Mengisi Formulir Pendaftaran Program Pendidikan Pascasarjana, yang bisa diunduh di sini;
2. Fotokopi ijazah S1 yang telah dilegalisir atau Surat Keterangan Lulus (SKL) 1 lembar;
3. Transkrip Akademik S1 yang telah dilegalisir 1 lembar;
4. Surat rekomendasi dari pihak yang mengetahui kemampuan akademik calon;
5. Surat izin tertulis dari instansi tempat bekerja (bagi yang sudah bekerja);
6. Surat keterangan jaminan sanggup membiayai studi sampai selesai;
7. Mengumpulkan contoh karya ilmiah atau karya seni yang pernah dipublikasikan;
8. Surat keterangan sehat dari dokter;
9. Mengumpulkan hasil TOEFL bagi yang sudah pernah menempuh;
10. Pas foto berwarna dengan latar belakang merah untuk wanita dan biru untuk pria dengan memakai pakaian atasan putih, dasi/ scarf, dan jas hitam, tidak memakai kacamata, kelihatan telinga, ukuran 2×3 (2 lembar) dan 4×6 (2 lembar);
11. Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 300.000 (tiga ratus ribu).
Semua persyaratan dimasukkan ke dalam map mika tidak berwarna (bening) dan disampaikan kepada:
Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar
cq. Ketua Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni (S2)
Sekretariat Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni (S2)
Gedung Citta Kelangen Lantai 1
Jl. Nusa Indah, Denpasar Bali 80235
Tlp. (0361) 227316, Fax. (0361) 236100
Jika ada yang kurang jelas silakan menghubungi Sekretariat Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Denpasar di nomor: (0361) 227 316 ext. 123, pada jam 10.00 – 16.00 WITA.