Oleh Drs. I Nyoman Nirma, Dosen PS Seni Rupa Murni
Karakter Lukisan Wayang Kamasan
Seni Lukis Wayang Kamasan memiliki bentuk, sikap, figur, ekspresi, dan warna tertentu sesuai dengan peranannya dalam cerita yang dilakoninya, yakni:
1. Lukisan wayang figur Dewa mencerminkan sifat adil, pengasih, dan penyayang.
2. Lukisan wayang figur pendeta dengan ekspresi ketuaan menunjukan sifat yang suci, adil dan welas asih.
3. Lukisan wayang figur kesatria dengan ekspresi perkasa, berwibawa, gagah, dan kuat.
4. Lukisan wayang punakawan, binatang, tumbuhan hanya sebagai pelengkap untuk menghidupkan suasana, dengan karakter sesuai perananya dalam lakon.
Penggambaran wayang sifat baik dan sifat buruk seperti rwa bhineda selalu ada sehingga tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Setiap figur wayang memiliki sifat dan karakter tersendiri hal ini dapat dilihat dari bentuk mata, mulut dan badannya.
Pada penggambaran figur wayang yang berkarakter halus digambarkan dengan bentuk badan yang ramping tangan panjang dan warna tubuh coklat kekuningan yang mengekspresikan kehalusan. Wajah yang berkarakter lembut selalu dibuat tersenyum walaupun dalam perang. Contoh figur wayang yang memiliki karakter ini adalah Yudistira, Laksmana, Wibisana, Rama dan lain lain.
Untuk tokoh figur yang berkarakter kasar dan keras dibuat dengan bentuk badan yang besar, warna kulit badan yang coklat kehitaman, berbulu, mata bulat melotot, mulut yang tersenyum bengis bahkan gigi yang tajam. Figur wayang yang memiliki karakter ini adalah Bima, Duryodana, Rahwana, Raksasa dan lain lain.
Proses Pembuatan Lukisan Wayang Kamasan
Teknik pembuatan lukisan wayang Kamasan sampai saat ini masih menggunakan cara-cara tradisional. Dalam sub judul ini proses pembatan lukisan wayang akan diuraikan dari awal pembuatan media samapai akhir antara lain pembuatan kanvas (nganjinin/mubuhin), membuat seket (ngreka), mewarna dan memberi ornament (nyawi).
a. Pembuatan Kanvas (nganjinin/mubuhin)
Kanvas adalah salah satu media yang digunakan dalam pembuatan lukisan wayang kamasan. Kanvas dibuat dari selembar kain putih, biasanya kain blacu dengan dimensi yang dikehendaki oleh pelukis. Terlebih dahulu kain ini dicuci dan direndam dengan air selanjutnya dijemur sampai setengah kering. Tahap selanjutnya, kain tersebut dicelupkan dalam bubur tepung beras yang dikenal dengan istilah mubuhin. Selanjutnya dibentangkan di sinar matahari sampai mengering. Tujuan mubuhin ini adalah untuk menutup dan merekatkan benang-benang kain agar tidak bergerak.