8 Mahasiswa Fotografi ISI Denpasar Akan Bertolak ke Thailand

8 Mahasiswa Fotografi ISI Denpasar Akan Bertolak ke Thailand

Foto bersama usai mendapat pengarahan dari Rektor

Foto bersama usai mendapat pengarahan dari Rektor

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS Pedalangan).

Denpasar- Dalam rangka mengikuti workshop fotografi  yang diselenggarakan oleh Southeast Asia Minister of Education Organization Seameo Regional Centre for Archeology and Fine Arts (SEAMEO SPAFA), sebanyak 8 mahasiswa dari Program Studi Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain FSRD ISI Denpasar akan bertolak ke Bangkok dan Chantaburi, Thailand. Kedelapan mahasiswa fotografi tersebut adalah I Made Adi Dharmawan, I Wayan Semara Putra, I Komang Yorda Garmita, I Nyoman Haryadi Wijaya, I Made Kristo Joelyanta, I Ketut Arya Patrawan, serta I Gusti Ngurah Agung Parawira. Kegiatan workshop akan berlangsung dari tanggal 19-23 Februari 2013, yang akamodasi dan transportasi sepenuhnya ditanggung oleh SEAMEO SPAFA.

Menurut Kepala Prodi Fotografi, I Made Saryana, S.Sn., M.Sn., workshop ini bertujuan untuk membangun kompetensi dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam skill fotografi . Dengan belajar dari para photographer profesional serta yang memiliki pengalaman, mereka akan mendapatkan ilmu terkait teknik-teknik foto yang spesifik dalam berbagai situasi. Selama di Thailand mereka mengikuti workshop bersama photographer ternama, Glen Goh dengan materi dari basic photography hingga practical session.

Sebelum berangkat, pada tanggal 8 Januari 2013, delapan mahasiswa fotografi didampingi oleh Kaprodi Fotografi, I Made Saryana S.Sn., M.Sn., serta Sekretaris PS Fotografi, Anis Raharjo, S.Sn., M.Sn., menghadap Rektor untuk mendapat arahan. Didampingi PR II Dr. I Gede Arya Sugiartha, S,SKar., M.Hum, PR III Drs. I Made Subrata, M.Si., serta Kutua LP2M Drs. I Gusti Ngurah Seramasara, M.Hum, Prof Rai mengungkapkan sangat bangga, karena diawal tahun sejumlah mahasiswa sudah membuahkan prestasi. Syukur pada Tuhan, dan terima kasih atas kerja kerasnya, sehingga ISI Denpasar berhasil lolos dalam workshop SEAMEO SPAFA di Thailand. “Kegiatan ini penting untuk membuka cakrawala sehingga mampu menghasilkan pemikiran-pemikiran baru yang inovatif, mendapat pengalaman internasional,meningkatkan hard skill dan solft skill, serta pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan-perbedaan sosial budaya,”ujar Prof Rai.

Dosen Bahasa Inggris ISI Denpasar Lolos Seleksi PDEC Batch 2 yang Diselenggarakan Dikti

Dosen Bahasa Inggris ISI Denpasar Lolos Seleksi PDEC Batch 2 yang Diselenggarakan Dikti

Putu Agus Bratayadnya, S.S., M.Hum. (kanan) sedang presentasi paper kepada Peserta PDEC lainnya.

Putu Agus Bratayadnya, S.S., M.Hum. (kanan) sedang presentasi paper kepada Peserta PDEC lainnya.

Kiriman: Putu Agus Bratayadnya, S.S., M.Hum. (Dosen PS. Fotografi). 

Malang- Sebagai ajang pelatihan bagi dosen-dosen se-Indonesia yang berminat untuk kuliah di luar negeri, DITDIKTENDIK, DITJEN DIKTI, Kementerian Pendidikan Nasional, memberi peluang bagi seluruh dosen untuk mengikuti program kursus bahasa yang dikenal dengan istilah Pre Departure English Course (PDEC). Salah satu dosen ISI Denpasar, Putu Agus Bratayadnya, S.S., M.Hum.  lolos  seleksi untuk dapat mengikuti pelatihan selama 6 bulan dari tanggal 4 Juni 2012 hingga 4 Desember 2012, bertempat di Universitas Negeri Malang (UM). Bersama 11 peserta lain, Agus yang merupakan dosen bahasa Inggris ISI Denpasar mengikuti kursus International English Language Testing Sistem (IELTS).  

Peserta PDEC mengikuti proses belajar mengajar dari senin s/d jumat, dimana mereka dituntut untuk mengikuti pelatihan minimal 90%. Pelatihan dimulai pada jam 7.00 pagi dan berakhir pada jam 15.30. Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi dua (2) bagian. Bagian pertama, peserta pelatihan belajar bertatap muka dengan dosen pengajar di kelas yang terdapat pada Balai Bahasa dan Budaya yang dimulai sejak pukul 7.00 pagi s/d 11.30 siang dimana para peserta PDEC dilatih dan diasah kemampuan bahasa Inggrisnya di bidang listening (mendengar), reading, (membaca), writing (menulis), speaking (berbicara), grammar (tata bahasa) dan Abroad Study Orientation/ASO (Pembelajaran Mengenai Budaya Luar Negeri). Total pembelajaran di dalam kelas mencapai 720 jam.

Peserta PDEC foto bersama salah satu dosen pengajar.

Peserta PDEC foto bersama salah satu dosen pengajar.

Selain itu, peserta juga diberi kegiatan belajar mandiri di laboratorium bahasa yang terdapat di Fakultas Sastra dan Bahasa Universitas Negeri Malang (UM). Mereka belajar di lab bahasa UM yang bernama Intensive Self-Active Centre (ISAC) dari pukul 13.00 siang sampai selesai yaitu pukul 15.30. Di ISAC, para peserta dapat memilih sendiri materi-materi pelajaran yang diperlukan baik berupa buku-buku, artikel-artikel maupun akses internet dan televisi kabel yang berhubungan dengan materi-materi persiapan untuk menghadapi International English Language Testing System (IELTS).

Selain pelatihan para peserta pelatihan juga mengikuti acara seminar yang diadakan oleh universitas asing untuk mendapatkan informasi tentang atmosfer belajar-mengajar di Universitas asing tersebut.

Pascasarjana ISI Denpasar Mengawali Tahun 2013 Dengan Kuliah Umum Bersama Prof. Thomas dari Swarthmore College USA

Pascasarjana ISI Denpasar Mengawali Tahun 2013 Dengan Kuliah Umum Bersama Prof. Thomas dari Swarthmore College USA

Prof. Dr. Thomas Whitman (kiri) saat memberi kuliah umum, didampingi oleh moderator I Gde Made Indra Sadguna, S.Sn., M.Sn. (kanan).

Prof. Dr. Thomas Whitman (kiri) saat memberi kuliah umum, didampingi oleh moderator I Gde Made Indra Sadguna, S.Sn., M.Sn. (kanan).

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS Pedalangan ISI Denpasar).

Denpasar- Awal tahun 2013 dimaknai berbeda oleh segenap civitas akademika Program Pascasarjana ISI Denpasar. Pada tanggal 4 Januari 2013, Pascasarjana ISI Denpasar mengadakan kuliah umum yang menghadirkan Prof. Dr. Thomas Whitman, seorang pengajar dari Swarthmore College, Pennsylvania-USA, yang ahli dalam komposisi dan teori musik barat, bertempat di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar. Kuliah umum yang dibuka oleh Rektor ISI Denpasar sekaligus sebagai Direktur Program Pascasarjana ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal untuk jalinan kerjasama yang lebih serius. “Ini sebagai jembatan untuk menghantarkan pada kegiatan penting yaitu penandatanganan Mou antara ISI Denpasar dengan Swarthmore College USA, yang rencananya terlaksana tahun 2013 ini” ujar Prof. Rai. Nantinya implementasi dari penandatanganan Mou ini melahirkan beberapa butir kesepakatan diantaranya pertukaran mahasiswa, dosen, penelitian dan kolaborasi pementasan bersama.

Prof. Rai menyatakan bangga atas terselenggaranya acara ini dan mengharapkan dengan adanya acara semacam ini akan lebih meningkatkan networking dan menjadi salah satu transfer of knowledge dalam pengembangan kelimuan mahasiswa.

Peserta kuliah umum, yang terdiri dari mahasiswa dan dosen ISI Denpasar.

Peserta kuliah umum, yang terdiri dari mahasiswa dan dosen ISI Denpasar.

Kuliah umum dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari seluruh mahasiswa pascasarjana ISI Denpasar, dan dosen pengampu pascasarjana. Mengingat materi bahasan mengarah pada musik barat, maka turut hadir pula para mahasiswa S1 yang tergabung dalam kalompok paduan suara ISI Denpasar, beserta para pembinanya yaitu Komang Darmayudha, S.Sn.,M.Si., Wahyu Sri Wiyati, S.Sn., M.Si, dan Wayan Ardini, S.Sn., M.Si.

Foto bersama usai Prof Rai (kanan) memberikan souvenir kepada Prof. Dr. Thomas (dua dari kanan)

Foto bersama usai Prof Rai (kanan) memberikan souvenir kepada Prof. Dr. Thomas (dua dari kanan)

Suasana kuliah umum dipandu sangat talkative oleh moderator I Gde Made Indra Sadguna, S.Sn., M.Sn. Kuliah umum yang berlangsung selama 2 jam diwarnai berbagai pertanyaan dan masukan oleh peserta. Prof. Thomas menjelaskan bahwa komposisi musik tradisional Bali dan kompoisisi musik barat sangat berbeda. Untuk memudahkan transfer ilmu, Prof. Thomas mengemas kuliah dengan menarik, lewat contoh-contoh musik. Dari kuliah umum ini dapat ditarik benang merahnya bahwa walaupun komposisi musik Bali dan barat berbeda, untuk memberikan harmoni dalam penciptaan komposisi antar dua budaya berbeda, sebaiknya dipahami dan dicintai dulu budayanya agar dapat benar-benar mengambil roh dari budaya tersebut.

Dari Serah Terima Aset:  2013 Kemendikbud Segera Resmikan ISBI Tanah Papua

Dari Serah Terima Aset: 2013 Kemendikbud Segera Resmikan ISBI Tanah Papua

(Ki-ka) Kadistikpora Papua- James Modouw, Rektor ISI Denpasar-Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., Gubernur Papua-drh. Constant Karma, Mendikbud-Prof. Dr. Ir Muhammad Nuh, DEA., Ketua DPD RI- La Ode, Dirjen Dikti-Prof. Dr. Ir Djoko Santoso, M.Sc., Budayawan Papua-Don A Flasy, M.A., Ketua Panitia Pendirian ISBI Tanah Papua-Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum.

(Ki-ka) Kadistikpora Papua- James Modouw, Rektor ISI Denpasar-Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., Gubernur Papua-drh. Constant Karma, Mendikbud-Prof. Dr. Ir Muhammad Nuh, DEA., Ketua DPD RI- La Ode, Dirjen Dikti-Prof. Dr. Ir Djoko Santoso, M.Sc., Budayawan Papua-Don A Flasy, M.A., Ketua Panitia Pendirian ISBI Tanah Papua-Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum.

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS. Pedalangan).

Jakarta-Kerja keras panitia pendirian Institut Seni dan Budaya (ISBI) Tanah Papua yang dimotori oleh ISI Denpasar berbuah manis. Setelah kurang lebih setahun menggodok rancangan untuk mendirikan ISBI di Papua, akhirnya tahun 2013 ISBI Tanah Papua akan segera diresmikan, yang diawali dengan serah terima aset dari Pemerintah Provinsi Papua kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), hari Kamis (3/1) di Gedung D Kemdikbud, Jakarta. Pemerintah Provinsi Papua melakukan serah terima aset dengan penandatanganan berita acara serah terima aset yang dilakukan antara Pejabat Gubernur Provinsi Papua, drh. Constant Karma dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc.

Menurut Dirjen Dikti, penyerahan aset untuk ISBI Tanah Papua adalah tahapan akhir sebelum masuk proses peresmian pendirian ISBI. Prof. Djoko Santoso menegaskan bahwa kita sudah memiliki UU Pendidikan Tinggi sehingga sudah menjadi tugas kita untuk mengimplementasikannya. Salah satunya mengamatkan bahwa budaya merupakan landasan penting bagi bangasa. “Pendirian ISBI Papua ini nampaknya yang tercepat, karena yang di Kalimantan dan Aceh belum, Pak” lapor Prof. Djoko Santoso kepada Mendikbud. Dengan semangat Dirjen Dikti menyatakan bahwa ISI Denpasar-lah yang memiliki peran dalam membantu pendirian ISBI Tanah Papua.

Pejabat Gubernur Papua, drh. Constant Karma tidak dapat menyembunyikan rasa syukurnya lewat ungkapan terimakasih kepada Rektor ISI Denpasar beserta timnya, Mendikbud, Dirjen dan semua pihak yang mendukung pendirian ISBI Tanah Papua. ISBI Tanah Papua adalah impian lama warga Papua, karena di Papua terdapat 300-an suku, sehingga bagaimana nilai-nilai tersebut dapat digunakan untuk membangun kesejahteraan Papua lewat ISBI.

Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA sangat mendorong pendirian ISBI ini. Filosofi lulusan seni dan budaya adalah diversity, maka kita harus menghargai menghormati, mengkonservasi, mempromosikan mengembangkan tradisi, budaya, nilai, kebiasaan dan adat -istiadat yang ada di daerah, karena ini adalah kekayaan yang luar biasa. “Sudah menjadi tugas pemerintah melakukan konservasi, mengembangkan hingga seni dan budaya menjadi faktor penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat” ujar Prof. M. Nuh. Dalam sambutannya Prof. M. Nuh tampak tidak sabar untuk segera meresmikan ISBI Tanah Papua tahun 2013, yang nantinya akan dibarengi dengan acara syukuran karena noken (tas suku Papua) menjadi  warisan budaya dunia Unesco, serta berencana menyerahkan mobil bioskop keliling untuk membuka wawasan masyarakat Papua lewat film. “Untuk membangun Papua harus menggunakan pendekatan yang sifatnya kemanusiaan dan kesejahteraan, Kementrian sangat serius untuk mengambil peran untuk pembangunan Papua yang menitik beratkan pada SDM Papua sendiri” tambah Prof. M. Nuh.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A yang turut menandatangani berita acara sebagai saksi menyatakan atas nama tim panitia Pendirian ISBI Tanah Papua menyampaikan terima kasih yang setinggi-tinggi kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti atas kepercayaannya kepada ISI Denpasar, dan memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Pemerintah Provinsi Papua, warga Papua dan seluruh pihak yang membantu proses pendirian ISBI. Rektor ISI Denpasar yang pada kesempatan tersebut didampingi oleh Ketua Tim Pendirian ISBI Tanah Papua, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum. menegaskan bahwa “Dengan pendekatan dari hati ke hati, kami berharap ISBI Tanah Papua dapat sebagai perekat bangsa” ujar Prof. Rai.

UPT. Penerbitan ISI Denpasar Terbitkan 2 Judul Buku

UPT. Penerbitan ISI Denpasar Terbitkan 2 Judul Buku

Rektor ISI Denpasar (kanan) menyerahkan buku terbitan UPT. Penerbitan kepada Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKAr., M.Hum (kanan) sebagai penulis buku.

Rektor ISI Denpasar (kanan) menyerahkan buku terbitan UPT. Penerbitan kepada Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKAr., M.Hum (kiri) sebagai penulis buku.

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S. M.A. (Dosen PS Pedalangan).

Buleleng– Buku tidak hanya berguna sebagai dokumentasi ilmu pengetahuan dan sumber pengetahuan, tapi  juga sebagai tolak ukur perkembangan  pengetahuan sebuah lembaga pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari jumlah mutu buku terbitan yang di-release oleh penerbit di kampus. Hal tersebut terungkap dalam launching dua judul buku, karya Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum dengan judul “Kreativitas Musik Bali Garapan Baru, Perspektif Cultural Studies” dan karya I Gde Made Indra Sadguna, S.Sn., M.Sn dengan judul buku “The Kendang Bebarongan in Balinese Music, an Organological Study”, pada 28 Desember 2012 di Hotel Melka Excelsior-Lovina. Launcing buku dirangkaikan dengan kegiatan Rapat Koordinasi dan Pengembangan ISI Denpasar Tahun Anggaran 2013, yang dihadiri oleh seluruh pejabat struktural di lingkungan ISI Denapasar. Kepala UPT. Penerbitan, I Wayan Setem, S.Sn., M.Sn, yang diberi kesempatan untuk memberi sambutan menyatakan bahwa terbitan buku dari penerbit kampus dapat menjadi tolak ukur dari “brand” sebuah pendidikan tinggi. Aktivitas dosen yang mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, mewajibkan dosen melakukan pendidikan, pengabdian dan penelitian. Hasil dari pemikiran-pemikiran dalam penelitian dan wujud pengabdian pada masyarakat membutuhkan kehadiran penerbit. Penerbit di sebuah pendidikan tinggi sangat diperlukan karena sebagai medium untuk menyalurkan inspirasi dosen berupa karangan/ karya tulis ilmiah untuk dituangkan dalam bentuk buku. Selain itu, terjadi proses hubungan yang komprehensif secara timbal balik antara pendidikan tinggi dan masyarakat. Aspek terpenting adalah penyebaran informasi yang dihasilkan pendidikan tinggi, berbagai hasil penelitian maupun hasil dari proses pembelajaran yang disebarkan Penerbit dalam wujud buku maupun jurnal ilmiah.

Dalam kesempatan tersebut Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A memotivasi seluruh dosen untuk berlomba dalam menghasilkan buku dan sebaran media informasi lainnya. Sehingga berbagai temuan penelitian maupun keilmuan dalam proses pembelajaran dapat pula disebarkan kepada masyarakat yang lebih luas, tentunya melalui produk yang dihasilkan oleh penerbit. “Setelah dua judul buku terbitan UPT. Penerbitan ISI Denpasar, selanjutnya siapa lagi yang akan berkarya” ungkap Prof. Rai memotovasi. Dalam kesempatan tersebut Prof. Rai juga mengapresiasi satu buku yang telah diterbitkan dalam bentuk bahasa Inggris, sebagai modal untuk dapat go International dan cambuk bagi yang lain untuk terus berkarya.

Buku karya Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum dengan judul “Kreativitas Musik Bali Garapan Baru, Perspektif Cultural Studies” merupakan hasil penelitian yang menyoroti secara komprehensif tentang kelahiran musik-musik garapan baru di kota Denpasar. Diantaranya digambarkan bahwa kreativitas musik garapan baru menggunakan konsep dan cara kerja dekonstruksi, yaitu lahir dari tuntutan dan kebutuhan untuk menciptakan bahasa dan rasa musik baru. Buku ini akan menjadi jembatan untuk memahami perkembangan dan pergeseran konsep musik Bali garapan baru.

Sementara buku karya I Gde Made Indra Sadguna, S.Sn., M.Sn dengan judul buku “The Kendang Bebarongan in Balinese Music, an Organological Study”, adalah buku berbahasa Inggris yang juga merupakan hasil penelitian S1 di Jurusan Karawitan ISI Denpasar. Buku dengan jumlah 60 halaman berisikan tentang bagaimana proses pembuatan Kendang Bebarongan, pupuh kekendangan dan hubungan antara pupuh kekendangan dan tari Barong.

Loading...