Analisis Gerak Dan Karakter Mantri Buduh Dalam Arja

Kiriman : Pande Ketut Ayu Windasari (Program Studi Tari

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak

Tulisan ini mengkaji atau menganalisis tentang gerak dan karakter dari Tokoh Mantri Buduh dan perbandingan karakter dengan Tokoh Mantri Manis. Selain untuk memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah, penulis juga bertujuan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang Arja Dan Mantri Buduh. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan Menstro Tari Arja dan menggunakan buku dari I Wayan Dibia yang berjudul Arja Anyar sebagai referensi. Kajian ini dapat bermanfaat sebagai sumber data dan informasi mengenai Arja dan Tokoh Mantri Buduh.

 

Selengkapnya dapat unduh disini

ANALISIS KARAKTER TOKOH DRUPADI DALAM CERITA MAHABHARATA

Kiriman : Ni Nyoman Manik Fajarwati (Mahasiswa Prodi Tari FSP ISI Denpasar)

Abstrak

Dewi Drupadi merupakan salah satu tokoh perempuan yang ada di dalam cerita Mahabharata. Dewi Drupadi merupakan simbol wanita yang setia, serta tahan banting terhadap semua jenis penderitaan, walau sebenarnya dia puteri raja. Ia seorang putri cantik jelita, luhur budinya, bijaksana, sabar dan teliti serta setia. Ia merupakan istri dari kelima putra pandu yaitu Pandawa. Dalam kitab Mahabharata versi India dan dalam tradisi pewayangan di Bali, Dewi Drupadi bersuamikan lima orang, yaitu Panca Pandawa. Pernikahan tersebut terjadi setelah para Pandawa mengunjungi Kerajaan Panchala dan mengikuti sayembara di sana. Secara garis besar didalam cerita Mahabharata Dewi Drupadi menjadi taruhan dalam permainan dadu yang dibuat oleh Duryudana dengan Yudistira. Dalam taruhan ini Drupadi dipermalukan di depan Korawa dan Pandawa, ia ditelanjangi oleh Dursasana adik dari Duryudana. Untuk memenuhi tugas ini penulis menggunakan metode kualitatif. Data primer didapat dengan melakukan wawancara, data sekunder didapat dengan mencari buku terkaitan dengan cerita Mahabharata. Tujuan penulis mengangkat tokoh ini adalah untuk mendeskripsikan sekaligus memahami langsung tokoh dari Drupadi.

Kata kunci : Tokoh perempuan, Setia, Istri Pandawa, Dipermalukan.dsc

 

Selengkapnya dapat unduh disini

 

SMART FACTORY PADA INDUSTRI FURNITUR DI ERA REVOLUSI 4.0

Kiriman : I Putu Udiyana Wasista (Jurusan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain)

ABSTRAK

Smart factory merupakan salah satu aplikasi dari kemajuan teknologi di era revolusi industri 4.0. Industri yang berkembang pada rea revolusi 4.0, banyak menggunakan sistem digital terintegrasi untuk memudahkan komunikasi dengan konsumen, menghemat biaya produksi hingga pengiriman. Sistem smart factory mampu mengurangi emisi industri, sehingga ramah lingkungan sekaligus mampu mengurangi penggunaan material yang sia-sia. Kecepatan mengolah data dari konsumen hingga tahap produksi dan pengiriman, menjadi poin utama sistem ini. Melalui prediksi sistem digital berupa software, didapat kebutuhan dan keinginan konsumen yang diolah menjadi furnitur yang sesuai. Hal ini menyebabkan tidak ada material terbuang dan menjanjikan umur penggunaan produk yang lama.

Kata kunci : smart factory, revolusi industri 4.0, industri furnitur, industri ramah lingkungan

 

Selengkapnya dapat unduh disini

 

Karakterisasi Tokoh Walunateng Dirah dalam Cerita Calonarang

Kiriman : Ni Putu Leslyani (Prodi Tari FSP Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak

Tokoh Walunateng Dirah adalah salah satu pelaku utama yang terdapat dalam cerita atau lakon Calonarang. Tokoh Walunateng Dirah sering disebut juga dengan nama Rangda Ing Dirah atau Reratuning Leak, dan lebih dikenal dalam seni pertunjukan dengan sebutan Matah Gede. Calonarang termasuk tarian ritual magis yang terkenal di Bali, karena berkaitan dengan ilmu sihir, ilmu hitam, ilmu putih, atau dikenal dengan nama pangiwa/pangleakan. Secara garis bersarnya cerita semi-sejarah yang berasal dari abad ke IX ini mengisahkan perbuatan si janda sakti dan guru ilmu hitam dari Dirah bernama Calonarang atau Walunateng Dirah (janda raja dari Dirah) yang menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa manusia yang tidak berdosa (Dibia, 2007:1). Mendengar dari mulut ke mulut tokoh Walunateng Dirah ini memiliki dua sifat, yaitu antagonis dan protagonis.          Untuk memenuhi tugas ini penulis menggunakan metode kualitatif. Data primer didapat dengan melakukan wawancara, data sekunder didapat dengan mencari buku terkait dengan Calonarang maupun karakter tokoh Walunateng Dirah. Tujuan penulis mengangkat tokoh ini adalah untuk mendeskripsikan sekaligus memahami langsung tokoh Walunateng Dirah. Hasil dari observasi ini menunjukan bahwa tokoh Walunateng Dirah memiliki kesaktian dan sifat yang dapat ia gunakan sesuai situasi dan kondisi tertentu, selain itu cerita Calonarang juga dapat digunakan sebagai sumber dasar penciptaan seni di Bali.

Kata Kunci: Matah Gede, Semi-sejarah, Ilmu hitam, Antagonis-Protagonis.

 

Selengkapnya dapat unduh disini

Deskripsi dan Analisis Karakter Jatayu

Kiriman : Putu Angga Pratama (Mahasiswa Prodi Tari FSP ISI Denpasar)

Abstrak

Jatayu adalah seokor burung yang bisa berbicara seperti manusia. Jatayu adalah putra ketiga Rsi Brisawa yang berarti masih keturunan langsung Dewi Brahmaistri, putri Batara Brahma. Ia mempunyai tiga saudara kandung yang bernama Garuda Harna, Garuda Brahman, dan Sempati. Jatayu bersahabat karib dengan Prabu Dasarata raja Ayodya. Mereka bersahabat sejak kecil karena kakek Prabu Dasarata yaitu Batara Kandikota bersahabat karib dengan Rsi Briwawa. Ketika Sita menjerit-jerit karena dibawa kabur oleh Rawana, Jatayu yang sedang berada di dahan sebuah pohon mendengarnya. Ia melihat ke atas, dan tampak Rahwana terbang membawa Sita, puteri Prabu Janaka. Jatayu yang bersahabat dengan Raja Dasarata, merasa bertanggung jawab terhadap Sita yang merupakan istri putera sahabatnya, Sri Rama. Dengan jiwa ksatria meluap-luap dan berada di pihak yang benar, Jatayu tidak gentar untuk melawan Rawana. Ia menyerang Rahwana dengan segenap tenaganya. Namun Jatayu sudah renta. Ketika ia sedang berusaha menyelamatkan Sita dari Rahwana, sayapnya ditebas dengan pedang. Jatayu bernasib naas. Tubuhnya terjatuh ke tanah dan darahnya bercucuran. Karya tulis ini menggunakan metode kualitatif. Data primer dan sekunder didapat dengan mencari buku terkait dengan Ramayana maupun karakter tokoh Jatayu. Tujuan penulis mengangkat tokoh ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana karakteristik tokoh Jatayu. Dari hasil penelitian penulis mendapatkan karakteristik tokoh Jatayu adalah seekor burung yang mempunyai karakter yang baik dan penolong. Sifat tersebut terlihat pada saat ia menolong Dewi Sita dari cengkraman Rahwana.

Kata kunci: Burung, Menjerit-jerit, Menyerang, Ditebas, Penolong.

 

Selengkapnya dapat unduh disini

KEMESRAAN LEGONG DENGAN SEMARA PAGULINGAN

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.SKar., M.Si (Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia Denpasar)

Abstrak

Legong dan Semara Pagulingan rupanya bersua dan bersinergi dalam pengayoman dan kawalan ketat selera tinggi kaum bangsawan pada akhir era kerajaan Bali. Pada masa itu setiap istana memiliki gamelan Semara Pagulingan lengkap dengan penabuhnya. Semara Pagulingan laras pelog tujuh nada (saih pitu) memiliki repertoar gending-gending lepas (sajian instrumental) yang sarat bobot musikal dengan berbagai variasi jelajah modulasinya. Legong dengan karakteristik estetika olah tari serta kompleksitas koreografinya yang dapat bertutur beragam tema adalah mutiara yang bila diasah akan kian berkilau. Tetapi, seni karawitan dan salah satu tari Bali yang indah ini, belakangan tergerus binarnya.

Kata kunci: Semara Pagulingan, tari Legong, adi luhung

 

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...