Foto: Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasa-Bali mempersembahkan Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, tepatnya di Dusun Bali Sido Agung, Desa Sidoharjo, Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Baca Juga : Gelaran Seni ISI Denpasar Tuai Apresiasi Pengunjung Geidai Festival 2024, Jepang
Pergelaran yang disajikan secara kolaboratif oleh 195 mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dengan dukung Krama Desa Bali Sido Agung ini diramu dalam Program Bali Widya Kahuripan III 2024. Kegiatan-kegiatan dalam program ini dilaksanakan di Provinsi Lampung, 28 November – 2 Desember 2024.
Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana bersama para undangan menyaksikan Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Adnyana menjelaskan Pergelaran Kolosal Candet Ding Padmaswari Kalpa merupakan ajang diseminasi hasil pembelajaran Merdeka Belajar Tahun 2024. Sebagaimana dalam pembelajaran ini, diseminasi bertujuan menyebarluaskan dan membagikan pengetahuan dalam bentuk presentasi karya koreografi dan musik tradisional dan modern.
“Pergelaran Kolosal Candet Ding Padmaswari Kalpa adalah momentum bagi mahasiswa mengaktualisasikan hasil pembelajaran Merdeka Belajar Tahun 2024. Mahasiswa membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka melalui presentasi karya koreografi serta musik. Ini menjadi wujud nyata dari proses belajar yang merdeka, kreatif, dan inovatif di ISI Denpasar,” ujar Guru Besar Bidang Sejarah Seni ini.
Foto: Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana menjelaskan alasan pemilihan Lampung Selatan sebagai lokasi pergelaran. Sejak tahun 1964, banyak masyarakat Bali yang melakukan transmigrasi ke daerah tersebut. Kehadiran ISI Denpasar di Dusun Bali Sido Agung, Desa Sidoharjo, Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan, bertujuan untuk memenuhi kerinduan masyarakat Lampung keturunan Bali akan kesenian dan budaya Bali.
“Kami ingin membangun kembali ikatan budaya dan menghadirkan seni Bali di tengah-tengah masyarakat transmigran di Lampung Selatan. Ini adalah bentuk pengabdian kami untuk menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan lestari,” ujar Prof. Kun Adnyana.
Foto: Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Pergelaran Kolosal Candet Ding Padmaswari Kalpa merupakan wujud transformasi terkini 100 Tahun Cak, berpadu stilistika klasik Pagambuhan, serta dipadukan korus-tembang vokal bertemu kedalaman magis musikal selonding, merdu seruling, dan gempita orkestra Barat. Padmaswari Kalpa merupakan simbol padmabhuwana aksara dengan Kagunan tradisi Bali-Jawa, termulia sebagai Saraswati; Mahaibu pengetahuan, penerang abadi pembentang sejarah dan peradaban. Candet Ding Padmaiswara Kalpa merupakan cipta seni pertunjukan kolosal, tutur waktu, sang penghayat, dan kronik pendakian kesucian susastra semesta raya.
Pergelaran yang dipentaskan telah dilatih selama dua bulan melibatkan artistik direktur Dr. I Gusti Putu Sudarta, wakil artistic direktur Sang Nyoman Gede Adhi Santika, M.Sn, koreografer I Wayan Sutirtha, M.Sn, Anak Agung Ayu Mayun Artati, M.Sn, Tjok. Istri Putra Padmini, M.Sn, Ni Wayan Suartini, M.Sn, dan Ni Komang Sri Wahyuni, M.Sn, komposer Dr. I Ketut Garwa, I Wayan Sudirana, Ph.D, I Pt. Lukita Wiweka Nugraha Putra, M.Sn, dan Dr. I Made Kartawan. Penata rias dan kostum, yakni Ni Nyoman Kasih, M.Sn dan Dr. Drs. A.A.Ngr.Anom Mayun K.Tenaya, M.Si.
Foto: Penabuh dalam Pergelaran Kolosal Candet Ding Padma Swari Kalpa di Lapangan Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Sabtu (30/11).
Pergelaran Candet Ding Padmaswari Kalpa berhasil memukau penonton dari berbagai etnis, terlebih bagi krama Lampung etnis Bali. Dengan narasi yang kuat, tata artistik inovatif, koreografi berbasis lingkungan, diiringi komposisi melodis gamelan, serta didukung properti pertunjukan yang dipadu permainan tata cahaya yang apik, pergelaran menuai haru suka cita seluruh penonton.
Secara keseluruhan, Bali Widya Kahuripan III hadir dengan 6 kegiatan, yakni: Bali Widya Adinatya (Pagelaran Kolosal Candet Ding Padmaswari Kalpa), Bali Widya Kanti (Kolaborasi Seni), Bali Widya Pasraman (Lampah Sekolah), Bali Widya Diatmika (Wacana Seniman), Bali Widya Cipta (Lokakarya Tari Tradisional Lampung), dan Bali Lampah Mahawidya (Benchmarking). (ISIDps/Humas)