Persepsi Wisatawan Lanjut Usia Pada Fasilitas Akomodasi Dan Aktivitas Pariwisata Bernuansa Seni Budaya Di Desa Sanur

Jan 19, 2010 | Artikel

Oleh: Yayu Indrawati (Dosen Program Studi Pariwisata, Universitas Udayana Denpasar)

Wisatawan datang ke Bali dengan berbagai latar belakang tujuan, diantaranya untuk menikmati berbagai bentuk seni dan kebudayaan yang dimilikinya. Seperti yang dikemukakan oleh Shaw dan Williams dalam Ardika (2003) dari 10 elemen budaya yang menjadi daya tarik wisatawan yakni, (1) kerajinan, (2) tradisi, (3) sejarah dari suatu tempat/daerah, (4) arsitektur, (5) makanan lokal/tradisional, (6) seni dan musik, (7) cara hidup suatu masyarakat, (8) agama, (9) bahasa, (10) pakaian lokal /tradisional. Elemen budaya tersebut sangat sesuai dengan jenis kepariwisataan yang dikembangkan di Bali yaitu pariwisata budaya.

Dilihat dari segi usia wisatawan yang beragam Pasar orang tua atau senior market merupakan kelompok penting karena besarnya pasar dan potensialnya untuk berkembang. Dengan kemajuan teknologi, sistem kesehatan dan semakin panjang jangka waktu hidup seseorang secara langsung meningkatkan jumlah penduduk lanjut usia. Pada fase ini orang tua telah ditinggalkan oleh anak-anaknya untuk hidup mandiri. Kelompok usia ini dikenal dengan istilah DINKS (Double Income No Kids). Waktu luang yang dimiliki sangat besar sehingga memungkinkan mereka untuk tinggal di suatu destinasi lebih lama. Pada umumnya dengan sistem pensiun yang baik mereka mapan secara finansial. Untuk mengantisipasi kecenderungan pasar di masa depan yaitu semakin banyaknya konsumen wisatawan lanjut usia yang berlibur di Bali maka Pemerintah RI menetapkan suatu kebijakan  bagi wisatawan lanjut usia yaitu dengan mengijinkan wisatawan lanjut usia untuk tinggal lebih lama di Indonesia. Kelompok wisatawan ini diijinkan untuk tinggal di Indonesia selama 1 tahun. Kebijakan tersebut telah dituangkan dalam SK Menteri Kehakiman No. M-04-12.01.02/1998. Surat keputusan ini dibuat berdasarkan Keputusan Presiden /Keppres No. 31/1998. SK Menteri Kehakiman di atas kemudian ditindaklanjuti dengan keluarnya Ketetapan Dirjen Imigrasi No. F.256-12.02/2000. Ketetapan ini menyatakan bahwa wisatawan lanjut usia dapat diberikan Temporary Visa sebagai penduduk sementara selama 1 tahun dan dapat diperpanjang sampai 5 tahun. Visa ini hanya berlaku bagi negara-negara Eropa, Amerika, Amerika, Kanada, Jepang, Asean, Australia dan Selandia Baru.

Untuk mendukung Sanur sebagai daerah tujuan wisata (DTW) maka dibangunlah berbagai macam fasilitas pariwisata baik itu fasilitas pokok, penunjang, maupun fasilitas pelengkap pariwisata. Fasilitas akomodasi seperti hotel yang ada di Desa Sanur, mulai  dari hotel  baik bintang maupun non bintang, villa, bungalow dan lainnya  di Sanur sebagian besar terletak di dekat pantai dan  memiliki akses yang sangat dekat dengan pantai menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan lanjut usia untuk menginap di daerah ini.

Fasilitas akomodasi dan aktivitas pariwisata yang ditawarkan di Desa Sanur terkait dengan seni dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Bali, seperti akomodasi yang bercorak tradisional Bali dilihat dari segi arsitekur, penggunaan material khas Bali seperti batu – batu alam, ukiran, barang kerajinan seperti kursi-kursi rotan dan beragam hasil kerajinan masyarakat Bali,  penataan taman taman tropis yang ada di sekitar fasilitas akomodasi juga  sangat disesuaikan dengan konsep budaya Bali. Kemudian aktivitas wisata yang terdapat di Desa Sanur juga sangat bervariasi dan menurut hasil penelitian,  tradisi masyarakat Sanur merupakan komponen budaya yang paling diminati oleh wisatawan (Ardika, 2003).

Dilihat dari segi usia, wisatawan yang datang ke Desa Sanur sangat beragam tingkatan umurnya. Sebagian besar wisatawan tersebut berusia lanjut dan berasal dari  kawasan Eropa, seperti Inggris, Jerman dan Belanda. Terdapat juga wisatawan yang berasal dari kawasan Asia Pasifik misalnya Jepang dan Australia. Empat negara tersebut kecuali Belanda masuk dalam 10 (sepuluh) besar negara yang mendatangkan wisatawan terbanyak ke Bali.

Sebagian besar wisatawan lanjut usia yang berkunjung ke Desa Sanur karena memiliki kenangan tersendiri terhadap daerah ini, disamping itu juga mereka sangat menyukai budaya dan tradisi masyarakat setempat serta keramahtamahan penduduknya.  Selama berada di destinasi terdapat berbagai aktivitas pariwisata yang dilakukan terutama merupakan wisata tirta (swimming, boating, canoeing ), dan aktivitas yang dilakukan di darat seperti  menghadiri kegiatan-kegiatan kebudayaan, seperti Sanur Village Festival dan Kite Festival, dan atraksi budaya lainnya, relaksasi, jogging, spa dan lainnya.  Aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan pemenuhan hobi dan pemenuhan kebutuhan fisik. Dari latar belakang tersebut penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai persepsi wisatawan lanjut usia terhadap fasilitas akomodasi dan aktivitas pariwisata bernuansa  seni budaya di Desa Sanur.

Persepsi Wisatawan Lanjut Usia Pada Fasilitas Akomodasi Dan Aktivitas Pariwisata Bernuansa Seni Budaya  Di Desa Sanur, selengkapnya

Berita Terkini

Kegiatan

Pengumuman

Artikel

KOMERSIALISASI PADA SENI PERTUNJUKAN BALI

Kiriman : Dr. Kadek Suartaya, S.S.Kar., M.Si. Abstrak Dinamika zaman yang terkait dengan gelombang transformasi budaya memunculkan perkembangan, pergeseran dan perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali. Spesialisasi pada suatu bidang tertentu melahirkan...

Loading...