Pameran Mata Air III Mahasiswa Lukis ISI Denpasar Menghangatkan Kota Batu-Malang

Pameran Mata Air III Mahasiswa Lukis ISI Denpasar Menghangatkan Kota Batu-Malang

dsc041534

Rektor ISI Denpasar dan Pimpinan FSRD di Ruang Pameran

(Batu-Malang-humasisi) Gallery Raos yang terletak di suatu daerah yang terkenal sebagai kota sejuk  yaitu Batu-Malang, tiba-tiba menjadi ramai dan hangat pada malam tanggal 26 April 2009 pada saat  pembukaan Pameran Lukis Mata Air III “Variation of Mind” mahasiswa lukis semester 6 ISI  Denpasar. Bahkan pemiliknya Djoeari Soebardja tampak sumringah dan tidak dapat  menyembunyikan rasa bangganya atas pameran ini, selain memang kualitas karya yang cukup  mumpuni untuk kelas mahasiswa juga pada pembukaannya juga dihadiri langsung oleh Rektor ISI  Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA yang langsung terbang dari Bali. Menurut Djoeari ini  merupakan kali pertama seorang rektor membuka pameran di gallerynya, sungguh pengalaman yang  membanggakan. Pada pameran tersebut juga dihadiri oleh mahasiswa dari Universitas Negeri  Malang, seniman dan masyarakat pencinta seni se-batu malang dan juga jajaran struktural Jurusan  Seni rupa Murni ISI Denpasar. Tampak Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, M. Si, PD 2 Drs. I Made Bendhi Yudha, PD 3 I Wayan Suwandhi, M.Si, Ketua Jurusan Seni Rupa Murni Drs. I Made Ruta, Sekretaris Jurusan Drs. I Ketut Karyana, Kaprodi Seni Lukis Dra. Ni Made Purnami Utami, M. Erg dan Kaprodi Seni Patung Drs. I Wayan Sutha. Pameran yang berlangsung dari 26 April sampai 2 Mei 2009 ini juga juga mengadakan kegiatan Workshop Seni Lukis wayang dan Diskusi masalah Seni rupa.

Menurut Pembantu Dekan 2 sekaligus pembimbing pameran ini Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn menyambut gembira dengan diadakannya kegiatan pameran ini, apalagi apresiasi masyarakat batu sangat baik terbukti dengan banyaknya komentar positif tentang keberadaan pameran ini. Pameran ini juga menunjukan kemandirian mahasiswa semester 6 untuk mengembangkan potensi dirinya melalui kegiatan pameran sehingga arah pengembangan kesenimannya sudah mulai matang. Terbukti konsep ciptaannya yang mulai nampak dewasa dengan membungkus nilai-nilai tradisi dengan bahasa kontemporer, terbukti dengan menggunakan bahasa simbol (metafora) dalam penyampaian pesan dan imajinasinya. Mahasiswa semester 6 juga dapat mewakili perkembangan seni rupa akademis Bali pada umumnya, sehingga dengan pembimbing yang tepat diharapkan akan menjadi seniman yang berkualitas baik di tingkat nasional maupun internasional. Menurut Bendi pameran ini merupakan salah satu kesinambungan dari kegiatan Kamasra (Ikatan Mahasiswa Seni Rupa) di ISI Denpasar yang sempat mandek, dan pameran ini merupakan suatu semangat baru untuk membangkitkan gairah pameran mahasiswa seni rupa sehingga dapat meningkatkan citra seni rupa ISI Denpasar di mata masyarakat. Pesannya agar terus tertantang untuk menggali potensi dirinya dan terus mengasah diri lewat pameran baik di tingkat nasional maupun internasional, dengan terus menjaga sikap kekompakan, kerjasama baik antar mahasiswa mapun dosen.

Bendi memaparkan pada pameran ini kebanyakan mengangkat fenomena sosial yang terjadi masyarakat sekarang dam kaca mata seniman. Contohnya karya I Nyoman Suartana (Rako) dengan judul “Mimpiku di atas “dampar” yang menampilkan atau memotret generasi muda sekarang yang menganggur atau karya I Gede Jaya Putra (Dexde) dengan judul “Senyum sesaat” yang menampilkan potret seorang Ibu yang tersenyum sambil memamerkan uang bantuan Langsung Tunai-nya (BLT), sebuah pemandangan ironi pada saat sekarang. Yang menarik juga karya Diah ardanareswari seorang mahasiswi yang mencoba memformulasikan benda-benda pabrik dengan teknik kolase sehingga tampak eksotisme seorang perempuan yang masuk ke dalam budaya konsumerisme.

Senada dengan yang diungkapkan Bendi, Dekan FSRD ISI Denpasar Dra. Ni Made Rinu, Msi mengucapkan terima kasih kepada Rektor, jajaran struktural FSRD dan pihak2 yang telah berkeja keras sehingga kegiatan pameran dapat berlangsung dengan lancar. Menurutnya pameran ini merupakan suatu proses pembelajaran yang sangat penting dalam karier kesenimanan mahasiswa. Dimana kritikan dan masukan yang ada dapat lebih apresiatif dalam pengembangan kreativitas dan kualitas karya mahasiswa. Semoga kegiatan ini dapat dilanjutkan oleh adik kelasnya dan Jurusan lain di FSRD, dimana Rinu sebagai dekan tidak henti-hentinya mendorong agar diadakan kegiatan seperti ini untuk meningkatkan citra kampus di masyarakat. Ke depannya mahasiswa semester 6 akan melanjutkan pameran ini ke kota2 lainnya di pulau jawa seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.

Karya Kriya “Tameng Bhuwana” Dosen ISI Denpasar Lolos Seleksi Pameran Nasional

Karya Kriya “Tameng Bhuwana” Dosen ISI Denpasar Lolos Seleksi Pameran Nasional

untitled-11

Wayan Suardana dan karyanya

(Denpasar-humasisi) Satu prestasi kembali diukir oleh salah satu Dosen Kriya Seni ISI Denpasar Drs. I Wayan      Suardana, MSn, yaitu lolos seleksi pameran dan seminar nasional “Seni Rupa Nusantara 2009” dengan mengambil  tema “Menilik Akar”. Karya Suardana termasuk kedalam 85 karya yang lolos dari 600 karya yang diseleksi dari  seluruh Indonesia. Khusus daerah Bali meloloskan 6 karya termasuk karya Suardana dan salah satunya adalah karya  maestro seni lukis Bali yaitu Nyoman Gunarsa. Yang membanggakan adalah ISI Denpasar meloloskan 4 karya yaitu 1  karya Dosen kriya (Suardana) dan 3 karya alumnus ISI Denpasar ( I Gst. Putu Hardana Putra, I Wayan Sedana Yasa,  Wayan Dania). Hal tersebut menambah daftar prestasi yang diraih oleh ISI Denpasar. Rencananya karya-karya  tersebut akan dipamerkan di Galery Nasional Indonesia-Jakarta dari tanggal 19-31 Mei mendatang dan rencananya  akan dibuka oleh Menbudpar Republik Indonesia yaitu Ir. Jero Wacik, SE.

Mengenai karya yang lolos seleksi tersebut Suardana merasa bangga dan senang, mengingat ini adalah suatu event  besar dunia seni rupa Indonesia, saingan yang begitu banyak dan proses seleksi yang ketat. Ditanya kenapa karyanya  tersebut bisa lolos seleksi, Suardana menjelaskan menurutnya karya tersebut sangat dekat dengan tema yaitu “Menilik  Akar” dimana sumber idenya menggali kembali (akar) tradisi daerah . Karyanya “Tameng Bhuwana” menurutnya  mengambil dari konsep penjaga bhuwana(dunia), dimana di Bali dunia dibagi menjadi Bhuwana Agung (alam) dan  bhuwana Alit (badan manusia). Jadi kita harus menjaga alam dan manusia ini agar seimbang dan harmonis. Pria  asal Petulu Ubud ini menjelaskan, untuk pengambilan bentuk dasar diangkat “lesung” yang merupakan perlambang dari Pertiwi(Yoni/Ibu/Bumi) dan Senjata Dewata Nawa Sanga yang merupakan Dewa-Dewa penjaga arah mata angin di Bali. Dari material juga dipakai limbah kayu jati, jadi memanfaatkan barang bekas untuk menghasilkan karya seni yang tinggi.

Bapak 3 orang anak dan putra kandung dari salah satu seniman patung terkenal dari Petulu Gunung-Ubud pak Made poleng ini, mengharapkan kedepannya dengan keberhasilannya ia akan lebih termotivasi untuk membuat karya yang lebih monumental lagi dan pada saat pameran ia akan berpromosi tentang keberadaan kampus ISI Denpasar. Ketua jurusan Kriya Seni ISI Denpasar Drs. I Made Suparta, M.Hum menyambut gembira menyambut hal ini dan tidak lelahnya mencari celah-celah yang ada apalagi pada waktu dekat ini mahasiswa kriya pada khususnya akan melakukan temu Karya Mahasiswa Kriya Seni di Solo, inilah salah satu dari beberapa cara untuk lebih mempromosikan jurusan dan kampus di tingkat nasional dan internasional. Sementara PD II FSRD ISI Denpasar Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn menyambut gembira dan terus mendukung semangat berkompetisi baik bagi dosen maupun mahasiswa untuk menunjukkan kualitas pendidikan di ISI Denpasar. Senada dengan Bendi, PD I ISI Denpasar Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn dengan lolosnnya karya Suardana ini membuktikan kualitas dosen ISI Denpasar sehingga mahasiswa terpacu dan bangga untuk mengikuti jejak dosennya tersebut. Sehingga atmosfir pendidikan di kampus menjadi lebih kompetitif dan berkualitas.

Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi saat dihubungi menyambut bangga dan gembira atas antusiasme dosen dan mahasiswa untuk mengikuti kompetisi di tingkat nasional maupun internasional. Apalagi bersamaan dengan semangat Hari Pendidikan Nasional, semoga lolosnya salah satu dosen ISI Denpasar makin meningkatkan semangat civitas kampus untuk lebih kompetitif dan meningkatkan kualitasnya dalam bidang pendidikan. Rinu sebagai Dekan juga tidak lelah-lelahnya mendorong para dosen dan mahasiswa untuk terus mengikui event-event nasional maupun internasional selain untuk mengasah dri sebagai pribadi juga turut juga mempromosikan kampus secara tidak langsung. Sehingga visi kita untuk “go international” dapat terwujud dengan semangat kompetisi untuk mengasah diri. Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA menyambut gembira atas lolosnya Suardana ini dan berpesan pada jaman globalisasi ini berkompetisi di segala bidang adalah hal yang sangat mutlak adanya. Jadi kita sebagai institusi seni harus bersiap diri untuk menghadapi iklim kompetisi ini, dan tidak ada jalan selain terus mengasah diri dan menempa diri sesuai kapasitasnya masing-masing, namun tetap mempertahankan etika profesi dan jati diri kita. Semoga dengan event-event seperti ini ISI Denpasar semakin terpacu untuk mengembangkan diri untuk menuju World Class University.

ISI Denpasar Ngayah ke Lombok, Disambut Antusias Oleh Umat Hindu Lombok

ISI Denpasar Ngayah ke Lombok, Disambut Antusias Oleh Umat Hindu Lombok

img_0957

Dosen dan Mahasiswa Jurusan Karawitan di Lombok

Lombok– Bertepatan dengan odalan pujawali di Pura Dalem Karangjangkong, Cakranegara, Lombok-Nusa Tenggara Barat, yang diadakan pada tilem kedasa, tanggal 24 April 2009, ISI Denpasar merasa terpanggil untuk ikut memberikan sumbangsih dalam bentuk “ngayah”. Rentetan upacara piodalan berlangsung dari tanggal 23 April dengan agenda Mapepade atau Macaru, tanggal 24 April, piodalan/ pujawali serta tanggal 25 April upacara nyineb. Rombongan ISI Denpasar yang melibatkan 85 dosen, staf dan mahasiswa mendapat kesempatan untuk ngayah pada tanggal 23 dan 24 April 2009. Adapun sesolahan yang ditampilkan oleh ISI Denpasar adalah tabuh Semarpagulingan persembahan dari Asti Pertiwi (kumpulan penabuh wanita ISI Denpasar), Wayang Lemah yang dibawakan oleh Asti Kumara (kumpulan anak-anak dosen dan staf ISI Denpasar), Tari Jauk Manis, Baris Gede dan Rejang. Selain rombongan dari ISI denpasar ada juga beberapa sanggar yang turut ngayah, diantaranya Angklung dari Karang Kecicang, Gong dari Truna Sari-Karang Kubu, Tabuh dan Tari dari sanggar Samsam Gadang, Banjar Pande, Lombok. Pada malam hiburan ISI Denpasar juga mendapat kesempatan untuk “mebarung” dengan Sanggar Samasam Gadang Banjar Pande Lombok, yang digelar di Jaba Pura Dalem Karangjangkong. Adapun hiburan yang ditampilkan ISI Denpasar adalah Lelambatan Tabuh Kutus Pelayon, Tari Penyambutan Selat Segara, Jauk Manis, Oleg Tambulilingan, Truna Jaya, Satya Brasta serta karya seni yang mengkolaborasikan antara vocal dan music yaitu Kebyar Dang Cita Utsawa. Sementara sanggar seni Samsam Gadang, Banjar Pande, Lombok menampilkan Tabuh Lelambatan Mina Ing Segara, serta gadung kasturi sementara Tariannya menampilkan Legong Keraton Lasem, Jauk Manis, Truna Jaya serta Satya Brasta. Para dosen, staf dan mahasiswa ISI Denpasar, tampak bekerjasama dan responsif untuk menghasilkan pementasan yang baik. Sementara umat Hindu di Lombok yang menyaksikan berbagai rentetan persembahan dari ISI Denpasar tampak antusias untuk menyaksikan aksi panggu dari ISI Denpasar. Selain untuk melakukan persembahyangan mereka juga berbondong-bondong untuk menyaksikan hiburan Mabarung antara ISI Denpasar dan Sanggar Samsan Gadang Lombok.

Pembantu Rektor IV ISI Denpasar, I Wayan Sweca, M.Mus yang sekaligus sebagai ketua rombongan mengungkapkan kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat serta pengajaran kepada mahasiswa untuk dapat secara langsung mengaplikasikan ilmu di masyarakat serta bentuk pertanggungjawaban ISI Denpasar Kepada Masyarakat. Ajang ini juga sangat tepat untuk mempromosikan dan mencitrakan ISI Denpasar di luar Bali, sehingga melalui kegiatan ini akan mampu menarik para calon-calon seniman di Lombok untuk bergabung di ISI Denpasar. Sweca menambahkan, selain rombongan melaksanakan persembahyangan bersama guna “nunas ica” agar seluruh keluarga besar ISI Denpasar diberikan keselamatan, rombongan ISI Denpasar juga berkesempatan untuk melakukan tirta yatra ke Pura Narmada, Suranadi, Lingsar dan Batu Bolong.

Sementara Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A, mengungkapkan kedepan model kegiatan seperti ini akan terus dikembangkan untuk keharmonisan bersama, sehingga konsep Tri Hita Karana dan menyama braya dapat dijadikan modal dasar untuk menciptakan keharmonisan dan kebersamaan. Selain mencari bibit-bibit baru dari Lombok kegiata ini juga akan mampu menggali warisan-warisan budaya Timur yang sudah menjadi kewajiban ISI Denpasar untuk turut melestarikannya, mengingat ISI Denpasar adalah satu-satunya perguruan tinggi Seni yang berada di kawasan timur Indonesia. Sehingga kedepanpun kegiatan serupa akan diprioritaskan di kawasan timur Indonesia.

Humas ISI Denpasar melaporkan

ISI DENPASAR DISIBUKKAN DENGAN KEGIATAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

ISI DENPASAR DISIBUKKAN DENGAN KEGIATAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

I Nyoman Kariasa, SSn dosen ISI Denpasar yang sedang tugas mengajar ke Perancis

I Nyoman Kariasa, SSn dosen ISI Denpasar yang sedang tugas mengajar ke Perancis

Denpasar. Institut Seni Indonesia Denpasar sebagai lembaga pendidikan seni terus berupaya membenahi diri dengan perbaikan diberbagai bidang termasuk meningkatkan kualifikasi diri dengan berbagai kegiatan baik bertarat nasional hingga internasional. Tentunya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu: Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang menjadi nyawa dalam Perguruan Tinggi tetap dijalankan sesuai dengan yang telah digariskan oleh Depdiknas. Dalam bidang penelitian para dosen ISI Denpasar tengah disibukkan dengan konfrensi internasional tentang budaya yaitu “The 3rd south and southeast asia association for the study of culture and religion (SSEASR) conference” yang bekerjasama dengan UNHI. Rencannya kegiatan tersebut akan berlangsung pada 3-6 Juni 2009 dan akan dihadiri para penyaji dari 58 Negara di Dunia. Untuk Tema yang akan diangkat dalam seminar tersebut adalah “Waters in Southband SouthEast Asia : Interaction of Culture and Religion”. Dalam ajang internasional tersebut para dosen, staf bahkan mahasiswa akan ikut terlibat, baik sebagai panitia, peserta seminar maupun penyaji saat seminat internasional berlangsung. Selain para dosen diberikan peluang untuk dapat memberikan sumbangsihnya sebagi penyaji di SSEASR cenference tersebut, dosen ISI denpasar juga mengikuti berbagai penelitian stategis untuk dipusat maupun penelitian dilingkungan kampus serta penelitian sebagai pemenang berbagai hibah. Bahkan untuk menggodok penelitian tersebut ISI Denpasar melibatkan tim penilai dari Universitas Udayana serta Universitas Pendidikan Ganesa (UNDIKSHA) yang sudah memiliki sertifikat sebagai penilai penelitian.

Sementara dalam bidang pendidikan, para mahasiswa dan Dosen ISI Denpasar juga disibukkan dengan persiapan mengghadapi ujian akhir mahasiswa baik dalam penciptaan maupun pengkajian di dua fakultas, yaitu Fakultas seni pertunjukan dan fakultas seni rupa dan desain. Kampus mulai terlihat hiruk pikuk dalam hal persiapan Tugas Akhir, karena TA di ISI Denpasar paling beda. Dimana masyarakat umum diijinkan untuk menilai dalam hal ini melihat proses Ujian Akhir itu sendiri. Dalam hal kurikulum pendidikan bagi mahasiswa asing juga lebih ditingkatkan, terutama dibidang metode pengajaran yang profesional, insfrastuktur dan tenaga pengajar dengan kapabilitas bahasa yang memadai. Apalagi ISI Depasar telah membuka program s1 International, jadi tuntutan ke arah world class university menjadi semakin realistis. Sementara dalam bidang pengabdian masyarakat, selain melakukan ngayah di Besakih dan Ulun Danu Batur, ISI denpasar juga berencana melakukan ngayah ke Pura dalem Giangkong Cakranegara, Mataram NTB, pada tanggal 24 April 2009 bertepatan denngan Odalan dipura setempat. ISI Denpasar akan mempersembahkan tari dan tabuh wali serta hiburan (bali-balihan). Untuk persembahan tari wali isi denpasar akan menampilakan tari rejang, baris, topeng yang nantinya akan diiringi oleh sekaa tabuh wanita isi denpasar yaitu Asti pertiwi. Sementara untuk persembahan hiburan, isi denpasar akan menampilkan pentas tari selat segara, jauk manis, satya brasta, oleg tamulilingan serta truna jaya yang diiringi oleh sekaa tabuh dari ISI denpasar. Menurut PR IV ISI Denpasar I Wayan Suweca, SSKar, M. Mus rombongan yang berangkat adalah 73 orang yang terdiri dari 22 orang mahasiswa dan sisanya dosen serta staf isi denpasar.

Selain itu bentuk pengabdian isi telah mengirimkan salah satu dosennya ke Paris-Perancis guna meningkatkan pengenalan masyarakat Perancis terhadap budaya Indonesia khususnya dalam hal gamelan Bali. ISI Denpasar diwakili oleh 2 orang yaitu I Nyoman Kariasa, SSn seorang dosen dari Jurusan karawitan dan Ida Bagus Gede Surya Peradantha seorang mahasiswa dari jurusan tari. Program ini akan berlangsung selama 6 bulan dari bulan Maret sampai Balan Agustus 2009. Sementara itu bukti mahasiswa ISI Denpasar dapat bersaing dengan mahasiswa lainnya di Indonesia adalah prestasi yang telah ditorehkan salah satu mahasiswa Prodi DKV ISI denpasar atas nama Ketut Adhi Apriana, yang mendapat juara III dalam lomba desain logo ulang tahun 60 tahun Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Begitulah ISI Denpasar Kampus yang bernafaskan seni Bali yang tidak lelah-lelahnya beraktivitas demi kelestarian Seni dan Budaya Bali.

Humas ISI Denpasar melaporkan…

MAHASISWA ASING DAN ROMBONGAN ISI DENPASAR “NGAYAH” DI PURA AGUNG BESAKIH DAN PURA ULUN DANU BATUR

MAHASISWA ASING DAN ROMBONGAN ISI DENPASAR “NGAYAH” DI PURA AGUNG BESAKIH DAN PURA ULUN DANU BATUR

lim_0108-copyBangli(humasisi).Bertepatan dengan diselenggarakannya upacara Panca Bali Krama di Pura Agung Besakih dan Upacara Ngusaba Kedasa di Pura Batur, ISI Denpasar sebagai Institusi Seni di Bali merasa terpanggil untuk ikut berpartisipasi pada kedua upacara yang termasuk besar tersebut. Terbukti pada hari Rabu, tanggal 15 April 2009 sekitar 200 mahasiswa Fakultas Seni pertunjukan dari semua angkatan dan 100 dosen berangkat ke Pura Ulun Danu Batur untuk “ngayah”. Tari Rejang, Baris Gede, Tabuh Gong Gede 2 barung, Asti Pertiwi (Sekaa gong wanita ISI Denpasar), Tari Selat Segara, Jauk Manis, Margapati (dimana mahasiswa asing yang ikut menari 4 orang), Legong Kuntul, Oleg Tamulilingan dan Satya Brasta.Ini merupakan lanjutan dari acara ngayah yang dilaksanakan di Pura Besakih pada hari Selasa tanggal 7 April yang lalu. Pada saat tersebut ISI Denpasar memberangkatkan sekitar 300 orang dalam 7 bus yang terdiri dari mahasiswa dan dosen. Partisipasi ISI Denpasar berupa penampilan tabuh Gong Gede, tabuh Lelambatan, Penampilan Tari Rejang, Tari Baris, Topeng, Wayang lemah yang dibawakan oleh dalang cilik I Dewa Ketut Wicaksanditha dan Semar Pegulingan. Uniknya dalam acara ngayah tersebut adalah diikutsertakannya beberapa mahasiswa asing program Dharmasiswa Pemerintah Republik Indonesia. Pada kesempatan tersebut ikut menarikan Tari Rejang sebanyak 14 orang (Pura Besakih) dan Tari Margapati (Pura Ulun Danu Batur) sebanyak 4 orang yang berasal dari negara Inggris, Meksiko, Jepang, Polandia, Kanada dan Rep. Ceko. Salah satu penari “asing” yang dapat ditemui yaitu Sarka Bartuskova asal Republik Ceko, Ia sangat bahagia dapat kesempatan untuk menari apalagi di pura terbesar di Bali dan upacara lima tahunan sekali, sungguh suatu kenangan seumur hidup baginya. Lain lagi dengan Tashiro Cie mahasiswa asing asal Jepang yang sebelum keberangkatan mengalami tabrakan sepeda motornya, namun dengan semangat yang tinggi dapat melanjutkan acara “ngayah”nya meskipun dengan terpincang-pincang.

Menurut Pembantu Rektor IV di bidang kerjasama I Wayan Suweca, SS.Kar, M.Mus yang sekaligus bertindak sebagai ketua panitia acara ngayah ini mengungkapkan bahwa ISI Denpasar sebagai Institusi seni di Bali semaksimal mungkin akan ikut meramaikan atau ngayah di segala event di Bali. Apalagi sekarang terdapat suatu upacara besar yaitu Panca Bali Krama di Pura terbesar di Bali, tentu ISI Denpasar merasa terpanggil untuk ikut menyumbangkan kemampuannya yaitu dalam hal seni. Mengenai keberangkatan yang mencapai 300 orang Suweca menjelaskan, itu menunjukkan antusiasme teman-teman dosen dan pegawai ISI Denpasar sulit dibendung untuk ngayah. Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA yang berkesempatan pada saat itu, menyambut gembira dan tak lupa mengucapkan syukur atas kegiatan ngayah ini. Ini merupakan pengabdian tanpa pamrih yang tulus ikhlas untuk “nunas ica” kepada Tuhan Yang Maha Esa. Apalagi ISI Denpasar yang notabene salah satu institusi pencetak seniman, jadi kegiatan ngayah sudah menjadi suatu nafas dalam proses berkesenian di Bali. Ngayah disini mempunyai arti selain untuk mengabdikan ilmu kesenian yang telah didapatkan pada bangku kuliah juga terdapat juga filosofi “kesenian yang berasal dari Tuhan akan dikembalikan lagi ke Tuhan”. Disinggung mengenai penampilan mahasiswa asing Prof. Rai menyatakan bangga dan gembira. Ini merupakan salah satu program untuk mengaplikasikan apa yang telah didapatkan di kampus dan dipraktekkan pada event yang sesungguhnya. Kebetulan tengah dilangsungkannya upacara Panca Bali Krama jadi mahasiswa asing bisa langsung praktek tarian yang dipelajarinya di kampus dalam upacara yang nyata. Mengenai jumlah peserta ngayah yang relatif besar(sampai 300 orang), prof. Rai menyatakan rasa gembira karena begitu antusiasnya dosen, pegawai dan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan ini. Terbukti yang sebelumnya dijatahkan 65 namun yang bersedia hadir mencapai 300 orang. Apresiasi masyarakat juga cukup hangat mengenai kegiatan ngayah ini terbukti pas acara di Pura Batur, Jero Gede Kelihan sampai-sampai mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, bukti masyarakat dan panitia karya sangat mengapresiasi atas kegiatan ngayah ini.

Humas ISI Denpasar melaporkan……

Loading...