MAHASISWA Program Studi Seni Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, I Gde Sudipta Chandanatha, baru saja kembali dari University of Glasgow, United Kingdom setelah menyelesaikan studi selama satu semester melalui program prestisius Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Kepulangannya disambut hangat oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar, Dr. AA Gede Rai Remawa, serta Koordinator Kantor Urusan Internasional, Dr. Ni Ketut Dewi Yulianti, dalam sebuah pertemuan di kampus ISI Denpasar.
Dalam kesempatan tersebut, I Gde Sudipta Chandanatha yang akrab disapa Dede berbagi pengalaman dan kesannya selama menempuh pendidikan di salah satu universitas tertua di dunia tersebut. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap sistem pendidikan di University of Glasgow yang sangat menekankan pada kemampuan critical thinking serta membudayakan membaca sebagai bagian integral dari proses belajar.
“Pengalaman belajar di University of Glasgow sangat berharga. Sistem pendidikan di sana benar-benar mendorong kami untuk berpikir kritis dan mandiri. Budaya membaca juga sangat ditekankan, yang sangat membantu dalam memperkaya pengetahuan dan wawasan,” ungkap Dede.
Selain pengalaman akademik, Dede juga menceritakan bagaimana keramahan masyarakat Inggris membuatnya merasa betah selama tinggal di sana. “Orang-orang di UK sangat ramah dan mudah bersahabat. Hal ini membuat saya merasa nyaman dan senang selama satu semester tinggal di sana,” tambahnya.
Dr. AA Gede Rai Remawa menyampaikan apresiasi atas pencapaian Dede yang berhasil membawa nama baik ISI Denpasar di kancah internasional. “Prestasi ini membuktikan bahwa mahasiswa ISI Denpasar mampu bersaing secara global. Kami berharap pengalaman ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk meraih peluang serupa,” ujarnya.
Sebagai informasi, IISMA merupakan salah satu dari delapan program flagship di bawah kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia. m bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Koordinator Kantor Urusan Internasional ISI Denpasar, Dr. Ni Ketut Dewi Yulianti, juga menambahkan bahwa ISI Denpasar terus berkomitmen untuk mendukung mahasiswa dalam meraih kesempatan global. “Kami akan terus memfasilitasi mahasiswa yang berminat mengikuti program seperti IISMA untuk memperluas pengalaman internasional mereka,” ujar Doktor bidang Linguistik ini. (ISIDps/Humas-Rara)
Foto: Petchaburi Rajabat University mementaskan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)
Petchaburi Rajabat University memukau penonton dengan pergelaran Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” dalam Kalang Kalangon Kawikon (Pergelaran Internasional) serangkaian Festival Kesenian Indonesia+ (FKI+) XII 2023. Pementasan tersebut digelar di Gedung Natya Mandala, Kamis malam, 26 Oktober 2023.
Khon adalah salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional dari Thailand yang memiliki akar sejarah yang kaya. Tari Khon merupakan pertunjukan teater tari topeng yang menggabungkan gerakan tari, musik, nyanyian, dan cerita epik. Pertunjukan ini sering kali mengambil tema dari epik-epik klasik Thailand atau cerita-cerita yang terkenal dalam mitologi dan sastra Thai.
Foto: Petchaburi Rajabat University mementaskan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)
Lima dosen Petchaburi Rajabat University dengan apik memerankan kisah Rahwana menculi Sita. Diceritakan Shurpanakha memberitahu Rahwana tentang kematian saudaranya, memicu kemarahan Rahwana yang ingin membunuh Rama. Atas saran Shurpanakha, Rahwana menculik Sita setelah jatuh cinta padanya dan mengirim Maricha berubah menjadi rusa emas untuk memikat Sita. Rama mengejar rusa tersebut, tetapi saat dia mengetahui tipuan itu, dia melepaskan panah ke arah Maricha. Maricha berpura-pura sebagai Rama dan meminta bantuan Lakshmana. Rahwana kemudian mencoba mendekati Sita sebagai seorang pertapa, tetapi Sita menolaknya. Akhirnya, Rahwana kembali ke wujud aslinya dan menculik Sita. Pertunjukan ini menggabungkan tari, musik, drama, dan kostum yang menciptakan pengalaman visual dan artistik yang mengesankan.
Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana bersama Deputy Director Institute for the Research and Promotion of Arts & Culture, Petchaburi Rajabat University Asst. Prof. Dr. Wanwipa Mattayomnant. serta sejumlah rektor perguruan tinggi seni yang tergabung dalam Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTS) hadir menyakasikan pergelaran ini. (ISIDps/Humas)
Foto: Petchaburi Rajabat University mementaskan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)
Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana menyerahkan cendera mata kepada Deputy Director Institute for the Research and Promotion of Arts & Culture, Petchaburi Rajabat University Asst. Prof. Dr. Wanwipa Mattayomnant seusai pementasan Khon Episode Ramayana berjudul “Menculik Sita” di Gedung Natya Mandala, Kamis (26/10)
Foto: Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Kun Adnyana (kiri), dan akademisi Institut Kesenian Jakarta Dr. Iwan Gunawan, S.Sn., M.Si menjadi keynote speaker pada Seminar Internasional “Dharma Waksita Dwipantara” Kamis (26/10).
INSTITUT Seni Indonesia (ISI) Denpasar (Bali) menggelar Seminar Internasional “Dharma Waksita Dwipantara” serangkaian Festival Kesenian Indonesia+ (FKI+) XII Tahun 2023. Seminar ini diadakan di Ruang Vicon Lantai 2 Gedung Citta Kelangen ISI Denpasar.
Seminar Internasional “Dharma Waksita Dwipantara” menghadirkan dua keynote speaker (pembicara utam), yakni Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Kun Adnyana, dan akademisi Institut Kesenian Jakarta Dr. Iwan Gunawan, S.Sn., M.Si. Kedua pembicara tersebut memberikan wawasan yang berharga dalam konteks seni dan budaya di Indonesia.
Foto: (kiri ke kanan) K. Azril Ismail, Christabel Teng dan I Gde Made Indra Sadguna dalam Seminar Internasional “Dharma Waksita Dwipantara” Kamis (26/10)
Terdapat lima invited speaker (pembicara undangan) dari perguruan tinggi luar negeri. Mereka, yakni Christabel Teng dari Nanyang Academy of Fine Arts, Singapura, dan K. Azril Ismail dari National Academy of Arts, Culture and Heritage Kuala Lumpur, Malaysia, menyampaikan makalah secara langsung. Sementara itu, Teija Gumilar dari Bydgoszcz University of Science and Technology, Polandia, Irving Chan Johnson National University of Singapore, dan Junko Konishi dari Okinawa Prefectural University of Arts menghadirkan pemikiran mereka melalui sesi virtual. Seminar ini dipandu dengan apik oleh I Gde Made Indra Sadguna, S.Sn., M.Sn., Ph.D.
Selain keynote speaker dan invited speaker, seminar ini juga menggelar sesi panel dengan pemaparan 17 makalah oleh partisipan yang berasal dari berbagai perguruan tinggi seni yang tergabung dalam Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTSI). Dharma Waksita Dwipantara memberikan kesempatan kepada para akademisi dan praktisi seni untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam upaya memajukan seni dan budaya di Indonesia.
Seminar Dharma Waksita Dwipantara ini menjadi salah satu titik penting dalam FKI+ XII tahun 2023. Seminar ini menciptakan dialog dan pertukaran gagasan yang memperkaya pemahaman tentang seni dan kebudayaan Indonesia, serta memperkuat sinergi antara pelaku seni di dalam dan luar negeri. (ISIDps/Humas)
Akhirnya Diva Ismayana menciptakan Sejarah menjadi pembalap Indonesia pertama yang mendapat title juara Asia di kelas tertinggi di Asia ini. Selamat untuk Diva yang akan menerima awarding bulan Januari 2020 di Macau. Terimakasih rekan-rekan senior motorcross Indonesia atas dukungan doanya.