Visualisasi Relief  Kamasutra dan Etnik Bali sebagai Karya Fotografi Seni dan Fashion Fotografi Tugas Akhir Mahasiswa Ps. Fotografi, FSRD ISI Denpasar

Visualisasi Relief Kamasutra dan Etnik Bali sebagai Karya Fotografi Seni dan Fashion Fotografi Tugas Akhir Mahasiswa Ps. Fotografi, FSRD ISI Denpasar

Kamasutra Karya Gus Eka 2009

Kamasutra Karya Gus Eka 2009

Prasyarat meraih gelar sarjana seni (S.Sn) bagi mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, diwajibkan mengikuti pameran TA, dan ujian konfrehensip. Pameran TA sebagai pertanggungjawaban terhadap publik karya seni yang mereka hasilkan selama menempuh pendidikan selama empat tahun, bergulat dengan kurikulum. Ujian konfrehensip mempresentasikan konsep karya didepan sidang ujian berupa teori dan teknis dalam mencipta sehingga antara konsep dan visualisasi menjadi yang utuh.

Tema yang diangkat dari tahun ke tahun sangat pariatif, seperti Kehidupan Nelayan di Pantai Kedonganan, Wanita Tukang Suun di Pasar Badung, Shadow di Pasar Kintamani, Air sebagai sumber penciptaan Fotografi, dan lain sebagainya. Untuk tahun ini yang mengikuti TA mahasiswa Ps. Fotografi mengangkat tema relief kamasutra dan busana etnik Bali.

Visualisasi Relief Kamasuta ke dalam Fotografi Seni merupakan karya TA I.B. Eka Ananda hasil bimbingan Drs. I Dewa Md. Darmawan, M.Si dan Drs. I.N Wirakesuma.,M.Sn. lebih banyak mengksplorasi beberapa relief kamasutra yang terdapat di Tirtha Gangga dan beberapa hotel di daerah sekitar Ubud. Filosofi dari kamasutra yang ditelusuri oleh Gus Eka, merupakan seni berhubungan suami istri yang menghasilkan keturunan suputra, dalam visualisasinya agar tidak mengandung fornografi Gus Eka mengemas karyanya dengan komposisi, sudut pengambilan, pencahayaan, warna yang sangat estetis jauh dari kesan vulgar.

Foto Fashion by Gek Dani 2009

Foto Fashion by Gek Dani 2009

Karya TA Etnik Bali sebagai visualisasi ke dalam Fotografi Fashion karya TA A.A Ayu Puspawardhani hasil bimbingan I Made Saryana.,S.Sn., dan I Komang Arba Wirawan.,S.Sn.,M.Si. mempresentasikan rancangan busana Cok Abi dan beberapa model cantik. Konsep busana, pose model dan seting pemotretan, diambil dalam suasana Bali yang dinamis, seperti model dengan pakaian biru dan pose dan setting di Pasar Badung, di Monkey Forest, di galian Pasir Klungkung semua tervisualisasi dengan karakter pencahayaan yang matang. Proses penciptaan karya Gek Dani, dibantu dengan mobile lihgt untuk untuk menghilangkan bayangan pada wajah model. Presentasi 15 karya yang diciptakan Gek Dani tampil dengan balutan busana etnik Bali yang estetis, semoga dapat menjadi fotografer akademik yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.


By. I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,M.Si

Pj. Ketua Program Studi Fotografi, FSRD ISI Denpasar

Pameran Tugas Akhir FSRD ISI Denpasar Tahun 2008/2009

Pameran Tugas Akhir FSRD ISI Denpasar Tahun 2008/2009

pameran-ta (Denpasar-Humasisi) Sebanyak 41 mahasiswa akan menunjukan karya penciptaan terbaiknya  dalam Pameran Tugas Akhir Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar sebagai persyaratan untuk  meraih gelar Sarjana Seni. Pameran akan dibuka Selasa (16 Juni 2009) jam 10 pagi di Gedung  Pameran Tetap Krya Hasta ISI Denpasar. Rencananya pameran tersebut akan dibuka oleh pembantu  Rektor I ISI Denpasar Drs. I Ketut Murdana, MSn. Menurut Ketua Panitia Pelaksana Tugas Akhir  FSRD yang sekaligus PD I FSRD ISI Denpasar Drs. I Gede Mugi Raharja, MSn, pameran akan  berlangsung selama 6 hari yaitu dari tanggal 16-20 Juni 2009 dan akan dilanjutkan dengan Ujian  Komprehensif yang akan dilaksanakan pada tanggal 22-27 Juni 2009. Untuk peserta ujian tahun ini  adalah 41 orang dengan perincian Seni Lukis=13 orang, Seni Patung=2 orang, Kriya Seni=3 orang,  Desain Komunikasi Visual=14 orang, Desain Interior=7 orang dan PS Fotografi=2 orang. Sementara  itu mahasiswa yang mengambil Tugas Akhir Pengkajian/Skripsi sebanyak 2 orang yaitu 1 orang dari jurusan Desain Interior yang mengangkat desain interior Panti Jompo(wredha) dan dari Kriya seni yang mengangkat Seni dan Ritual Kebudayaan Daerah Kalimantan.

Menurut Mugi tema karya secara umum yang diangkat mahasiswa sangatlah beragam, untuk yang di Seni Rupa Murni dan Kriya Seni seperti alam, simbolisme, budaya, sosial politik, emansipasi wanita, human traficking dan Ritual. Untuk DKV diangkat promosi Obyek wisata, Iklan layanan Masyarakat dan Iklan Komersial. Desain Interior mengangkat Interior Spa, Showroom, Lobby Hotel dan yang terbaru Lobby Cinema. PS Fotografi mengangkat tema Fashion dan Kama Sutra. Dalam kesempatan ini Mugi mengundang masyarakat umum sebagai stake holder untuk ikut melihat dan memberikan kritik dan saran terhadap kualitas karya mahasiswa yang tercermin dalam karya Tugas Akhir ini, apalagi pameran bersamaan dengan diadakannya Pesta Kesenian Bali yang ke-31 ini. Untuk teknis ujian mahasiswa akan dinilai oleh Dosen Pembimbing dan Penguji. Untuk materi yang diuji adalah Teknis karya, konsep karya, wawasan keilmuan yang berkaitan dengan karya dan Pengetahuan Umum penunjang. Mahasiswa yang lulus ujian akan di Yudisium pada tanggal 4 Juli 2009 di tingkat Fakultas dan di Wisuda 3 minggu setelahnya. Ditanya mengenai peluang kerja alumnus, PD 3 FSRD Drs. I Wayan Swandhi, MSi menegaskan bahwa peluang kerja bagi alumni Seni Rupa dan Desain cukup gampang diserap oleh pasar, terbukti banyak yang bekerja sembari kuliah, namun Swandhi menginginkan agar alumnus dapat membuka peluang kerja sesuai dengan harapan pemerintah. Apalagi Tahun ini pemerintah mencanangkan sebagai tahun kreatif dimana industri kreatif mendapat perhatian yang lebih, diharapkan alumnus ISI Denpasar sebagai tokoh utama penggerak industri kreatif di Indonesia. PD 2 FSRD I Made Bendhi Yudha, MSn menerangkan sebagai yang berwenang di bidang administrasi. Lembaga sudah menyiapkan aturan atau persyaratan agar mahasiswa dapat mengambil mata kuliah Tugas Akhir ini dan telah mengadakan seleksi terhadap peserta. Sebagai PD2 Bendhi mendukung seluruh persiapan pameran dan jalannya Ujian Tugas Akhir ini dapat berjalan dengan lancar dari segi pendanaan.

Dekan FSRD ISI Denpasar Dra. Ni Made Rinu, MSi menerangkan secara intern makna pameran ini sebagai wadah untuk menggodok mahasiswa calon sarjana agar bisa mempertanggung jawabkan karyanya kepada masyarakat akademis kampus, sehingga pendewasaan mahasiswa dalam berkarya secara dapat terasah. Secara Ekstern masyarakat secara umum dapat berkesempatan menilai dan memberi umpan balik (feed back) kepada kampus, sehingga lembaga dapat melihat kekurangan dan peluang pengembangan ke depan. Secara kuantitas peserta tahun ini meningkat, tahun lalu yang jumlahnya 38 orang sekarang meningkat menjadi 41 orang, dan yang membanggakan lagi setiap Program Studi dapat mengujikan mahasiswanya. Untuk Kualitas Rinu sebagai pimpinan lembaga menerangkan pameran tugas akhir ini merupakan sarana untuk menilai sejauh mana kualitas tingkat pendidikan kita dan juga mengharapkan kritk dan saran masyarakat untuk perkembangan Fakultas ke depan.

Penandatanganan Kontrak Kerja Bantuan Modal Kerja Program Mahasiswa Wirausaha Tahun 2009 ISI Dps

Penandatanganan Kontrak Kerja Bantuan Modal Kerja Program Mahasiswa Wirausaha Tahun 2009 ISI Dps

img_8648 (Denpasar- Humasisi) Sebagai bukti dari kegiatan program mahasiswa wirausaha tahun 2009,  sebanyak 88 mahasiswa ISI Denpasar dari 2 Fakultas tadi pagi (15 Juni 2009) menandatangani  kontrak kerja bantuan modal kerja program mahasiswa wirausaha ISI Denpasar. Setelah  penandatanganan ini mahasiswa memiliki berhak mendapat kucuran dana sekitar 8 juta rupiah per  orang atau bisa berkelompok dengan maksimal 5 orang per satu kelompok, dengan bantuan yang  didapat perkelompok sebesar 40 juta rupiah. Uang ini merupakan bantuan modal untuk membuat  usaha yang disesuaikan dengan bidang ilmunya. Uang ini termasuk didalamnya modal usaha,  persiapan dan dana operasional sampai usaha tersebut bisa berjalan dan mengalami titik impas  (Break Event Point). Untuk persyaratannya adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan semester 4  atau telah mengantongi minimal 80 sks dengan catatan belum mengambil mata kuliah TA (Tugas  Akhir).

PR III ISI Denpasar Drs. I Made Subrata, M. Si yang juga ketua panitia program kewirausaha ini menjelaskan sebelum mahasiswa mengaplikasikan usahanya, mereka diberikan Pendidikan dan Pelatihan Program Kewirausahaan selama tiga hari dari tanggal 30 April – 2 Mei 2009, bertempat di Ruang Sidang Gedung Lata mahosadi ISI Denpasar, oleh para dosen Ekonomi UNUD, dari Dinas Koprasi, dan salah seorang pengusaha sukses. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan magang yang sesuai dengan bidang yang ditekuni. Tercatat sebanyak 18 mahasiswa dari Fakultas Seni Pertunjukan dan 70 mahasiswa dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, akan membuka usaha sendiri yang didampingi oleh dosen pembimbing yang sesuai dengan bidang ilmunya. Nantinya para dosen inilah yang akan mengevaluasi hasil kerja mahasiswa. Mereka juga diwajibkan membuat laporan perkembangan usaha kelompoknya dan mengungkapkan kendala yang dihadapi sehingga bisa dicarikan solusi oleh dosen pendampingnya.

Sementara itu Pembantu Rektor I ISI Denpasar, Drs I Ketut Murdana, M.Sn yang mewakili Rektor ISI Denpasar dalam pembukaan pendidikan dan pelatihan mengungkapkan pemberian modal usaha kepada mahasiswa yang pertama kali ini diharapkan benar-benar dimanfaatkan secara baik oleh mahasiswa. Program ini merupakan kebijakan dari DIKTI Departemen Pendidikan Nasional yang intinya untuk memberikan modal kepada para mahasiswa di universitas negeri dan politeknik se-Indonesia. Tujuannya jelas untuk mengurangi pengangguran intelektual yang jumlahnya cukup besar di negeri ini dan diharapkan bisa membuka lapangan kerja baru, dimana mahasiswa sebagai pengelola bisa mengaplikasikan ilmu yang didapatnya di kampus dan menerapkannya di lapangan. Kegiatan ini sangat bermanfaat agar mahasiswa memiliki kemampuan tambahan (soft skill) yang tertunya siap bekerja setelah lulus kuliah. Murdana juga berpesan agar mahasiswa mampu mengimbangi antara soft skill dan hard skill serta untuk mencapai keberhasilan mahasiswa harus disiplin dan sadar tugas dan kewajiban sebagi mahasiswa.

“NGAYAH” ISI DENPASAR DIKAGUMI PAKAR BUDAYA MANCANEGARA

“NGAYAH” ISI DENPASAR DIKAGUMI PAKAR BUDAYA MANCANEGARA

picture-790 (Gianyar-Humasisi) Para mahasiswa dan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, pada hari  Minggu (8/6) siang ngayah menyajikan seni pertunjukan tari, karawitan, dan pedalangan dalam  ritual “Dirgayusa Bumi, Mamungkah lan Ngenteg Linggih” di sebuah pura besar Desa Pakraman  Lebih, Kabupaten Gianyar. Persembahan seni yang ditampilkan adalah Rejang Dewa, Baris Gede,  Topeng Sidakarya, Wayang Lemah, drama tari Gambuh, dan tabuh-tabuh lelambatan klasik. Dalam  suasana yang komunal religius, para mahasiswa dan dosen ISI tampil dengan penuh ketulusan.  Rejang Dewa yang disajikan di areal suci pura dibawakan oleh puluhan penari wanita dengan  balutan busana putih kuning. Tari Baris Gede yang dikomandoi oleh dosen tari I Gede Surya Negara,  SST, M.Si dibawakan oleh para penari pria berbusana hitam putih tampil menghentak dan berseru-  seru. Kedua tari sakral ini menyudahi penampilannya sembari menuju ke halaman utama pura.

Sementara itu dua bentuk seni wali disajikan secara bersamaan di halaman tengah pura. Dibawah arahan dosen pedalangan I Dewa Wicaksana, SSP, M.Hum, Wayang Lemah bertutur tentang makna dari sebuah upacara agama. Tak jauh dari pementasan wayang itu, dosen pedalangan I Nyoman Sukerta, SSP, M.Si bersama dua orang mahasiswa menyuguhkan Topeng Sidakarya dengan sumber cerita babad mengisahkan nilai-nilai kehidupan dan hakikat beragama. Penampilan figur Sidakarya pada akhir pementasan melegitimasi prosesi ritual keagamaan itu. Penampilan Rejang Dewa, Baris Gede, dan Topeng Sidakarya yang mendapat perhatian masyarakat setempat itu diiringi oleh para mahasiswa Jurusan Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan. Dibawah arahan dosen I Ketut Garwa, S.Sn, M.Sn dan I Pande Gede Mustika, S.SKar.M.Si, selain mengiringi tari, kelompok penabuh itu juga mengumandangkan tabuh-tabuh klasik lelambatan menyertai menit-menit awal prosesi.

Ketika prosesi sedang berlangsung, sekelompok mahasiswa dan dosen ISI menyajikan drama tari Gambuh di halaman luar pura. Tampak dosen I Nyoman Sudiana, SSKar, M.Si dan I Made Kartawan, S.Sn, M.Si memimpin para penabuh mengiringi adegen demi adegan teater total tersebut dengan gamelan yang menonjolkan alunan melodi dari beberapa suling panjang. Selain diperkuat oleh dosen Cokorda Raka Tisnu, SST, M.Si yang berperan sebagai raja, drama tari tua yang bersumber dari cerita Panji ini bawakan oleh penari-penari muda, para mahasiswa Jurusan Tari. Seusai para mahasiswa dan dosen ISI ngayah, para pimpinan Desa Pekraman Lebih menyampaikan terimakasi dan keterharuaannya atas partisipasi tulus dari perguruan tinggi seni yang dulu dikenal dengan nama ASTI/STSI itu. “Kami, masyarakat Lebih akan terus minta bantuan kepada para seniman ISI, baik untuk kepentingan upacara adat dan agama maupun untuk pembinaan seni, “ ujar Ngakan Putu Mandra, bendesa adat Lebih. Rektor ISI, Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA mengatakan selalu siap menerjunkan para mahasiswanya melestarikan dan mengembangkan kesenian di seluruh Bali bahkan hingga ke luar pulau.

Kiprah para mahasiswa dan dosen ISI ngayah di desa Lebih itu diamati secara seksama oleh puluhan pakar agama dan budaya dari mancanegara yang baru saja berkonferensi di Bali. Mereka tergabung dalam South and Southeast Asia Association for Study of Culture and Religion (SSEASR) yang bernaung dibawah International Associotion for the History of Religions (IAHR) Unesco. Ketua IAHR, Prof. Rosalind mengatakan keterlibatan seniman akademis yang begitu erat dengan lingkungan masyarakatnya hanya ditemukannya di Bali. “Keharmonisan seni dan agama di Bali sangat unik dan mengesankan,” ujar wanita asal Amerika tersebut.

Peningkatan Kemampuan Bahasa Asing Menentukan Kesuksesan Seniman

Peningkatan Kemampuan Bahasa Asing Menentukan Kesuksesan Seniman

img_8418

(Denpasar-Humasisi)Salah satu faktor penghambat kemajuan kemampuan seorang seniman  Lukis adalah kemampuan berbahasa asing, meskipun karya yang dihasilkan luar biasa akan tetapi  seniman tidak bisa berinteraksi, mengungkapkan ide dan apa yang ingin dituangkannya kepada  orang asing, sehingga berpengaruh terhadap harga jualnya dan peluangnya untuk mengembangkan  diri di tingkat inetnasional. Itu terungkap dalam pertemuan Rektor ISI Denpasar dengan mahasiswa  lukis yang telah melakukan pameran di Batu-Malang, Art Centre dan di ISI Denpasar ketika  berlangsungnya konferensi internasional yang diprakarsai SSEASR, ISI Denpasar dan UNHI.Pada  Acara tersebut dihadiri oleh seluruh mahasiswa yang telah berpameran, PR I Drs. I Ketut Murdana,  MSn, PR III Drs. I Made Subrata, MSi, Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi, PD II FSRD Drs. I Made  Bendi Yudha, MSn dan jajaran struktural FSRD ISI Denpasar. Rektor ISI Denpasar Prof. I Wayan Rai  S., MA menyatakan bangga dan salut atas prakarsa mahasiswa yang telah sukses menggelar pameran, apalagi pada waktu konferensi banyak profesor dari 61 negara menyatakan rasa kagumnya atas kepedulian mahasiswa ISI Denpasar terhadap keberlangsungan Air di dunia lewat karya-karya yang bertemakan Air dengan kualitas yang membanggakan.

Berkenaan dengan hal tersebut, Prof. Rai juga mempertanyakan rencana mahasiswa ke depan dan mengharapkan agar terus diadakan pameran baik di lokal Bali, di Kota-Kota Besar di Indonesia atau di ruang lingkup internasional. Kelemahan mendasar dari mahasiswa yang dicermati Rektor adalah dari segi kualitas karya memang luar biasa kemampuannya namun dari segi kemampuan bahasa asing khususnya bahasa Inggris masih perlu ditingkatkan lagi. Karena terbukti mahasiswa pada waktu menjelaskan idenya atau karyanya lewat bahasa, terkesan mahasiswa gagap atau bahkan kebingungan, ini menyebabkan para tamu internasional kurang menghargai karya tersebut akibat dari kekurang jelasan penjelasan dari sang seniman. Apalagi peluang ke luar negeri bagi mahasiswa sekarang ini sangat terbuka lebar seperti Double Degree Program atau Sandwich program seperti yang digariskan oleh DIKTI. Prof. Rai juga menawarkan program peningkatan kemampuan bahasa Inggris (TOEFL) secara gratis, dimana instruktur dan Laboratorium telah disediakan oleh Institut. Namun Uniknya program bahasa ini diarahkan ke bagaimana seorang seniman membahasakan karyanya sehingga bisa dimengerti oleh orang asing selain bisa berinterkasi dengan masyarakat asing sehingga dapat membuka peluang untuk berpameran di tingkat internasional. Prof. Rai juga mengharapkan prestasi dari mahasiswa dengan jalan selalu aktif berpameran dan berkompetisi.

Dalam pertemuan tersebut juga terjadi dialog dari Mahasiswa seperti Albaniadi yang berencana akan mengadakan pameran bersama ISI Yogyakarta, ISI Surakarta dan ISI Denpasar. Widiantara yang berencana menginginkan pameran di daerah–daerah Bali yang berkelas internasional seperti Gaya Space-Ubud dan Museum Puri Lukisan. Semua hasil diskusi ini akan dijadikan masukan bagi Rektor dan Dekan FSRD khususnya untuk kedepannya. Ini mencerminkan semangat mahasiswa untuk terus mengembangkan dirinya lewat pameran dan akan di dukung secara penuh oleh institusi.

Loading...