Review Kegiatan Pengabdian Nawa Citta Swabudaya Institut Seni Indonesia Denpasar di Desa Batur

Review Kegiatan Pengabdian Nawa Citta Swabudaya Institut Seni Indonesia Denpasar di Desa Batur

Program pengabdian masyarakat Nawa Citta Swabudaya di Desa Batur telah mamasuki pertemuan ke tujuh dari dua belas kali rancangan pertemuan yang ditetapkan. Semua tim yang tergabung dalam NCS Batur telah dengan sigap melakukan tugasnya sesuai bidangnya masing-masing. Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan diantaranya; a). penciptaan tari maskot Desa Batur dengan judul “Tirtha Mahamreta Pratistha”. Tirtha Mahamreta mempunyai makna simbolisme danau Batur sebagai pusat kesejahteraan hidup manusia Bali. Hal ini termuat dalam Kakawin Purwaning Gunung Agung Danu Batur dengan menyebutkan istilah Tirtha Mahāmreta Mahottama. Sedangkan Pratistha berarti peruwatan; penyucian. Maka, Tirtha Mahamreta Pratistha berarti air utama yang memberi kehidupan dan kesucian. Tarian ini ditarikan oleh 11 orang penari perempuan sebagai symbol sebelas mata air yang ada di Desa Batur. Pencipta tarian oleh Dr. Ida Ayu Trisnawati, SST.,M.Si dan iringan tarinya digarap oleh Dr. I Wayan Suharta, S.Skar.,M.Si. Iringan tari maskot ini menggunakan gamelan Gong Gede yang merupakan salah satu ciri khas dari Desa Batur.

Gambar 1 dan 2. Pelatihan Tari Maskot dan Penabuh Gong Gede Batur

Dokumentasi Tim NCS ISI Denpasar, Tahun 2023

b). Penciptaan Gending Selonding untuk Selonding Batur. Desa Batur memiliki peninggalan leluhur berupa dua tungguh gamelan Selonding berbahan kerawang (perunggu) yang masih dijaga dan disucikan oleh pewarisnya hingga kini. Dua tungguh pusaka warisan Selonding ini tersimpan di genah Pesipelan Agung, Batur. Dari penuturan sejarah pemain Selonding Batur, diperkirakan dahulu terdapat satu set gamelan Selonding Batur yang utuh. Namun karena kejadian alam, gunung meletus di Desa Batur tua, dilereng gunung Batur kemungkinan beberapa instrument lainnya terpencar entah kemana. 

Pada tahun 1996 atas pemrakarsa Jero Gede Batur, dibuatllah duplikat gamelan Selonding Batur berbahan besi oleh Pande Wayan Tusan seperti yang kita lihat sekarang. Selonding Batur memiliki peranan penting dalam ritus adat Batur. Ada beberapa prosesi ritual di Desa Batur yang menggunakan Selonding Batur sebagai musik prosesi, diantaranya; 

1. Wali Ida Bethara-Bethari ring Batu Rupi/Batu Supit Sasih Kasa.

2. Wali Ida Bethara-Bethari ring Pura Desa Sasih Karo

3. Wali lda Bethara-Bethari ring sasih Kalima ring Ida I Ratu Kentel Gumi, Pura Desa Batur.

4. Wali Ida Bethara-Bethari ring Sasih Kesanga.

5. Ngusaba Kedasa/Ngusaba Nini/Bhatara Turun Kabeh di Pura Ulun Danu Batur Sasih Kedasa.

Terbentunya Sekaa Selonding Batur, mulanya beranggotakan 29 orang. Namun yang aktif hingga kini hanya berjumlah 13 orang saja. Sebelum menjadi penabuh Selonding Batur, para pemainnya harus melakukan upacara penyucian di Pura Batur, selanjutnya diberi gelar “Guru Selonding” yang bertugas memainkan gamelan Selondong mana kala adanya prosesi ritual di Pura Batur maupun Pura Besar lainnya yang ada di Desa Batur. Dahulu para pemain Selonding Batur bergelar Jero Bayan (wawancara dengan pemian Selonding Batur). Sebelum tim ISI Denpasar menyambangi pemain Selonding Batur, mereka dalam menabuh Selonding sebisa mungkin dengan mencari gending-gending Selonding gaya Bali Timur (Karang Asem). Tabuh-tabuh yang dimainkan yakni; gending Sekar Gadung, Dauh Tukad, Nyanjangan. Dalam penyajiannya mereka memainkan gending dengan teknik rereongan

Gambar 3. Jero Guru; Pemain Selonding Batur

Dokumentasi Tim NCS ISI Denpasar, Tahun 2023

Setelah mengamati permainan gendingnya, kami Tim ISI Denpasar memberikan pembinaan dengan memperbaiki teknik memainkan Selonding dan juga gending yang dimainkan yang dirasa ada beberapa melodi yang kurang dan disempurnakan kembali. Kami juga memberikan dua gending baru yang diberi judul Gending Selonding “Ririg” dan gending “Abuang”. Gending Ririg dibuat dengan pola sederhana yang terdiri dari lima melodi dengan pola permainan nada dari ding, dong, deng, dung, dan dang diakhir melodi tiap barisnya secara berurutan/berderet (meririg). Keberadaan gending “Ririg” ini diharapkan menjadi salah satu gending Selonding asli Batur dan menjadi icon Selonding Batur. Sedangkan gending “Abuang” dibuat untuk mengiringi rtual Ngabuangin; ritus yang berisikan tarian seperti rerejangan. Nantinya gending ini dapat digunakan sebagai iringan tari saat ritual Ngabuangin di Desa Batur. Melodinya pundibuat sederhana dengan pola a dan b. Menurut penuturan Jero Guru (pemain Selonding Batur) karena lama tidak adanya pemain Selonding Batur, iringan ritual Ngabuangin di Desa Batur dialihkan dengan menggunakan gamelan Gong Gede Batur. Dibuatkannya gending “abuang” sebagai iringan Ngabuangin pada Selonding Batur, diharapkan mampu mengembalikan jejak tradisi lampau dalam ritus Ngabuangin di Desa Batur dengan kembali menggunakan gamelan Selonding sebagai musik prosesinya. 

Gambar 4. Penyajian Gending “Ririg” oleh Jero Guru; Pemain Selonding Batur

 dan Pengajar dari Tim NCS ISI Denpasar

Dokumentasi Tim NCS ISI Denpasar, Tahun 2023

c). Rekontruksi dan kaderisasi Baris Dapdap. Pada sisi lain pengabdian Nawacita Swabudaya Desa Batur, tim ISI Denpasar merekontruksi dan mengkaderisasi tari Baris Dapdap yang mengalami “krisis” penari. Para penari yang dahulunya cuman tiga orang kini sudah bertambah menjadi 10 orang penari. Rekontruksi tarian ini penuh dengan dinamika. Dalam berkoordinasi tak jarang mengalami banyak hambatan, mulai dari ketidaksiapan mereka dalam menerima masukan dari tim pengajar, kurang pahamnya mereka terkait rekontruksi, koordinasi antar level dalam tatanan kepemimpinan Desa Batur, dan waktu latihan yang sulit diantara pemain dan aktivitas yang berbeda-beda diantara mereka. Tim dengan strategi pembelajaran, sigap mencari solusi agar semua itu sesuai dengan harapan Jero Gede Batur. Beberapa kali diadakan diskusi dengan mengundang semua penari Baris. Hasilnya tidak ada kerja keras tanpa hasil yang terbaik, semua dapat terlaksana sesuai dengan tujuan pengabdian ini “ngayah sekala niskala” mengabdi kepada Tuhan dan manusianya (masyarakat). 

Gambar 5. Penyajian Tari Baris Dapdap Hasil Rekontruksi dan Kaderisasinya

Dokumentasi Tim NCS ISI Denpasar, Tahun 2023

d). Branding Desa dan Monografi Desa Batur. Tim video branding juga telah melakukan tugasnya dengan baik. mencari data lapangan terkait dengan kebutuhan branding Desa Batur dan pembuatan monografi Desa Batur. Pencarian data mulai dari mendata semua Pura Besar yang ada di Desa Batur hingga objek-objek wisata yang ada di Desa Batur. Semua dikemas dalam bentuk branding desa yang dapat dijadikan komoditi penunjang ekonomi masyarakat Batur. Tim membuatkan disain baru, kemasan baru agar lebih menarik dalam pemasaran bentuk digitalisasi sesuai dengan perkembangan media saat ini. 

Gambar 6. Kegiatan Monev NCS Batur Oleh Rektor ISI Denpasar dan Jajarannya

Dokumentasi Tim NCS ISI Denpasar, Tahun 2023

Semua perkembangan kegiatan NCS ISI Denpasar di Desa Batur dilaporkan dalam kegiatan monev Rektor ISI Denpasar beserta jajarannya langsung ke lapangan. Semua tim disambut di Pura Batur oleh Jero Gede Batur serta masyarakat peserta pembinaan kesenian Batur. Kegiatan didahuluai dengan pemaparan hasil kegiatan NCS Batur oleh ketua tim Dr. I Wayan Suardana, dilanjutkan dengan pemaparan oleh Jero Gede Batur serta tanggapan dari Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Andyana, S.Sn.,M.Sn terkait dengan program Nawa Citta Swabudaya yang telah digagas dan dilaksanakan oleh ISI Denpasar dari tahun 2022 lalu. Kegiatan ini merupakan program yang diberikan kepada masyarakat guna membantu masyarakat dalam upaya mengali, membangkitkan, merekonstruksi, mengkemas, kesenian-kesenian yang ada di daerah untuk kembali ajeg seperti sedia kala dan berguna untuk masyarakat dan kehidupan sosial, serta ritusnya. 

Penulis: “Mang Bo” Mariyana

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR TETAPKAN DESA NAGASEPAHA SEBAGAI DESA SWABUDAYA:Luncurkan Murdha Nata Dedarining Aringgit, Digital Marketing, Produk Inovatif dan Video Promosi

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR TETAPKAN DESA NAGASEPAHA SEBAGAI DESA SWABUDAYA:
Luncurkan Murdha Nata Dedarining Aringgit, Digital Marketing, Produk Inovatif dan Video Promosi

Buleleng- Nata Citta Swabudaya merupakan program pengabdian kepada masyarakat terstuktur ISI Denpasar yang berada di bawah naungan Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Pengambangan Pendidikan (LP2MPP). Terdapat 4 kabupaten di Bali dijadikan mitra dalam kegiatan ini yaitu Kabupaten Bangli, Karangasem, Tabanan, dan Buleleng. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan bulan Maret serta berdasarkan pertimbangan potensi dan daya dukung ekosistem penguatan dan pemajuan seni serta budaya maka Desa Nagasepaha telah ditetapkan sebagai Desa Swabudaya Mitra Institut Seni Indonesia Denpasar.

Survei pendahuluan bulan Maret 2022

Sebanyak 12 civitas dari ISI Denpasar terjun bersama masyarakat untuk melahirkan 6 kegiatan dan produk seni berbasiskan riset di Desa Nagasepaha. Diawali dengan kegiatan pembukaan NCS dihadiri oleh Prebekel Desa Nagasepaha I Wayan Sumeken, S.Sos, Ketua BPD, seniman, tokoh masyarakat dan tim NCS dari ISI Denpasar. Dianjutkan dengan kegiatan mepiuning di Pura Dalem Desa Nagasepaha dan nuasen di arena balai desa bertepatan dengan hari turunnya ilmu pengetahuan Hari Raya Saraswati.

Suasana mepuining di depan Pura Dalem
Proses latihan Murda Natha Dedarining Aringgit

Pada tanggal 3 Mei 2022 dilaksanakan monitoring dan evaluasi oleh Rektor ISI Denpasar beserta Satuan Pengawasan Internal (SPI) ISI Denpasar.

Kegiatan Monev di Ruang Sidang Kantor Desa Nagasepaha
Rektor ISI Denpasar memberikan pengarahan kepada penari dan penabuh yang merupakan warga Desa Nagasepaha

Pada tanggal 1 Juni 2022 dilaksanakan workshop prasasti yang dihadiri oleh Prebekel Desa Nagasepaha, aparat desa, tokoh masyarakat dan tim NCS ISI Denpasar.

Kegiatan workshop prasasti NCS Desa Nagasepaha

Pada tanggal 4 Juni 2022 dilaksanakan kegiatan penutupan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Nata Cita Swabudaya Desa Nagasepaha yang meluncurkan 5 produk seni dan meresmikan prasti Nata Citta Swabudaya di Desa Nagasepaha. Enam kegiatan dan produk seni yang dihasilkan ISI Denpasar bersama mitra NCS Desa Nagasepaha yaitu: (1) Tari maskot atau Murdha Nata: Dedarining Aringgit. Pencipta tari adalah I Wayan Sutirtha, S.Sn., M.Sn, dosen Prodi Tari, Fakultas Seni Pertunjukkan. Pencipta Karawitan: I Nyoman Kariasa, S.Sn., M.Sn. Dosen Prodi Karawitan Fakultas Seni Pertunjukkan. Dalam proses berkarya melibatkan alumni ISI Denpasar yang juga warga Desa Nagasepaha I Nyoman Karisma Aditya Hartana, S.Sn. Garapan ini dibawakan oleh 7 penari dan 30 penabuh dari Skaa Gong Kebyar Murda Ningrat. Mereka adalah muda-mudi desa bertalenta yang memiliki bakat untuk berkreativitas. Didukung pula oleh penata gerong dari ISI Denpasar Ibu Ni Nyoman Nik Swasti, S.Sn, Gerong: Ni Putu Putri Dita Sumaridewi Oka, S.Pd., Ni Made Tirta Aprilia Sinta Dewi, Ni Wayan Ramadani Fitria Bagianti; (2) Produk Inovatif yang merupakan pengembangan dari kerajinan sulam mote, menghasilkan prototype tempat tisu, stubby cooler, dan gelang mote tri datu oleh Dr. I Nyoman Suardina (Dosen sekaligus Koorprodi Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain). Pengembangan produk lukis kaca melalui workshop oleh Dr. I Wayan Setem (Dosen sekaligus Koorprodi Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain). Proses penciptaan ini dibantu oleh pengrajin sulam mote: Ibu Ni Kadek Puniantari, Luh Kocap, Made Rejeki, Ketut Seni, Wayan Wahyanti, S.Sos, Made Artini, Luh Sukertiasih, Kadek Surniasih, Putu Suseni, Tenun: Wayan Suryani, Perak: I Nyoman Mahendra, I Gede Astra Dana, I Nyoman Setawan; (3) Digital Marketing “Sentra Kerajinan Kampung Naga” yang dibangun oleh Dr. I Komang Arba Wirawan dan Agus Ngurah Arya Putraka, M.Sn bersama tim media digital Desa Nagasepaha yaitu Sekretaris Desa dan Gelgel. Digital marketing telah dikembangkan melalui pembangunan di IG, FB dan website yang selanjutnya dapat dikembangkan pada marketplace ternama lainnya; (4) Video promosi “Kampung Naga: Warisan Seni Budaya Bali Utara” Sutradara IB Hari Kayana, S.Kom., M.Sn., bersama penulis naskah dan narrator Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. yang berasal dari Prodi Produksi Film dan TV FSRD. Video promosi ini sebagai bentuk brading Desa Nagasepaha menuju desa wisata agar dikenal secara global. Dalam produksi video promosi dibantu oleh seluruh masyarakat desa, tokoh masyarakat, seniman, aparat desa yang gotong royong untuk melahirkan visual karya maha agung yang dapat disaksikan pada kanal youtube ISI Denpasar dan Desa Nagasepaha; (5) Buku monograf oleh Wardizal, M.Sn (Dosen Prodi Karawitan, FSP) dan Dr. A.A. Gede Rai Remawa (Dosen Prodi Desain Interior, FSRD); (6) Kegiatan pembangunan Prasasti Nata Citta Swabudaya oleh Trisna Yusanti, M.M dan Gusti Ayu Putu Ardyianti, S.S. Hasil kegiatan NCS ini dalam proses pendaftaran hak kekayaan intektual (HKI).

Suasana penutupan NCS Desa Nagasepaha
Loading...