Pengumuman Pemasangan Karya Pameran

PENGUMUMAN

Nomor: 940/IT5.1/DT/2011

Diberitahukan kepada Mahasiswa FSRD ISI Denpasar yang telah mendaftar Ujian Tugas Akhir (TA) Semester Genap 2010/2011 bahwa:

1.   Karya pameran dibawa langsung ke tempat pameran pada:

Hari/Tanggal   : Senin, 6 Juni 2011

Jam                     : 09.00 Wita

Tempat              : BENTARA BUDAYA

Jl. Prof. I.B. Mantra No. 88A

Bypass Ketewel – Bali

2.   Pemajangan karya langsung dilakukan yang dikoordinir oleh Bpk. I Dewa Putu Gede Budiarta, S.Sn, M.Si.

Demikian kami sampaikan untuk dapat dilaksanakan. Terima kasih.

Denpasar, 27 Mei 2011

A.n. Dekan

Pembantu Dekan I,

Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn

NIP.  196107061990031005

Karakter Sebuah Lukisan

Karakter Sebuah Lukisan

Kiriman: Drs I Wayan Mudana, M.Par. Dosen Seni Murni FSRD. ISI Denpasar.

Bermula dari kebutuhan kreatif maka seniman itu bekerja . Kebutuhan kreatif ini bias disebut konstan, artinya besar kebutuhan itu secara relative adalah tetap. Datangnya berulang setiap saat, lalu hilang kembali setelah tersalur. Dan akan datang lagi sebagaimana sebelumnya.

Keadaannya mirip dengan lapar. Makan dan minum adalah kebutuhan yang dalam tingkat keadaannya adalah tetap dan sama. Karena manusia sebagai mahluk biologis mutlak membutuhkannya. Sedang kebutuhan kreatif seorang seniman adalah karena ia mahluk kultur.

Yang pertama laparnya jasmani, yang kedua laparnya rohani. Pada awalnya kebutuhan kreatif ini bagi setiap seniman dalam bentuknya adalah sama. Ia merupakan gejala penyaluran kebutuhan rohani yang menggangu nuraninya terus menerus . Dorongan kreatif yang terus menerus bergelora dalam tingkat yang tinggi  bias dialami serupa obsesi. Dan akan berhenti hilang setelah ada penyaluran yang sama besarnya dengan dorongan itu.

Dalam perkembangan kebutuhan kreatif  menjadi berbeda bagi setiap seniman, tergantung dari jiwa, dedikasi, dan vitalisme seseorang selama menderita kreatif tersebut, sampai batas kemampuan vitalismenya untuk mengungkapkannya. Juga menyangkut segi-segi psikologis  lain yang sangat konpleks. Sebab pada akhirnya sebuah karya seni  akan megandung kompleksitas kehidupan jiwa seniman secara total.

Lalu sejauh mana kebutuhan kreatif tersebut berkembang dalam proses penciptaan seuah karya seni, akan diakhiri dengan apa yang disebut kepuasan kreatif. Kepuasan kreatif ini merupakan tanda selesainya pengertian sebuah karya. Itu merupakan hasil akhir yang selesai. Yaitu sebuah lukisan bagi pelukis, atau sebuah sajak bagi penyair.

Kepuasan kreatif bias dimisalkan sebagai muara di lautan, dari sebuah sungai yan berliku-liku panjang  meliuk-liuk disepanjang dataran dan bukit yang berasal dari sebuah mata air dipuncak bukit yang disebut kebutuhankreatif.

Demikianlah, bermula dari kebutuhan kreatif dan berakhir dalam keputusan kreatif. Bentuk proses penciptaan tersebut yang disebut sebagai  karakterisasi . Didalam penjiwaan sebuah lukisan, seorang akan tumbuh berkembang sesuai dengan kematangan jiwa seniman itu sendiri atau selaras denan komleks jiwanya.

Vibrasi Garbo dan Vibrasi Vitae

Dua corak penjiwaan dalam proses penciptaan akan menempatkan setiap karya seni pada bentuknya yang bertentangan. Yaitu vibrasi garbo dan vibrasi vitae.

Vibrasi garbo adalah karya-karya yang dilahirkan secara inspiratif  dan diciptakan dengan kecermatan tehnis yang sempurna.  Sehingga keindahan visual yang mejadi  tujuan utama bias menggetarkan pesona kita secara mendadak.

Seluruh elemennya, warna, garis, ruang dan bentuk mendapat pengamatan yang sungguh-sungguh. Sampai kepada struktur yang membentuknya, komposisinya, anatomi, dan proprsi diolah sampai tidak ada celanya. Karena itu proses kreatif akan menjadi lebih lama. Akurasi demikian akan menyebabkan hilangnya spontanitas. Karena spontanitas  dianggap sebagai gejala emosi  yang masih mentah serta belum mengalami  pengendapan. Karenannya puncak dramatiknya akan kita dapati dalam dasar statisme yang mengendap pada statisme vitalnya.

Salvador Dali, salah seorang tokoh pelukis modern dengan penjiwaannya yang suryalistik , merupakan penjiwaan  vibrasi garbo. Demikian cermat Dali mengolah  tehnik lukisan-lukisannya, sehingga tidak ada satu sentipun dari kanvasnya yang membekaskan goresan cepat, kecuali penulisan tanda tangannya.

Andrew Wyeth, seorang realis dengan kecermatan yang lembut,berusaha mengungkapkan keindahan subtil dari alam dan manusia.

Salah seorang pelukis muda Indonesia yang akhir-akhir ini menunjukan kecendrungan pada vibrasi garbo adalah Mulyadi W, Kalau saja Mulyadi mengambil sumbernya dari salah satu asfek dekoratifnya figure-figur lukisan radisional Bali, maka tak ubahnya, karena lukisan Bali adalah vibrasi garbo. Sebagaimana lukisan ornamentik Rousseau-pun adalah vibrasi garbo.

Sebenarnya lebih seratus tahun yang lampau semenjak Gustav Courbert di Prancis mengucapkan kata-katanya yang cukup revolusionr :  seharusnya museum-museum ditutup selama jangka waktu duapuluh tahun agar seniman-senimn kini bias melihat dunia dengan pandangannya sendiri “, maka orisinalitas, karena pengungkapan gaya pribadi mulai tumbuh dalam kehidupan dunia seni.

Para seniman tidak lagi berkiblat dan mengkultuskan master-master sebelumnya, belajar meniru dan menyamai, tetapi mulai mencoba menguak pengolahan dengan cara dan gayanya sendiri. Tidak terbatas dari segi tehnis tetapi subyek yang dilukispun baru dan berbeda. Tidak lagi menekankan vituositas tetapi lebih cendrung  kpada ekpresi sebagai dasar kekuatannya.

Secara revolusioner perubahan yang banyak terjadi pada pertengahan satu abad (1850- 1950) amatlah luar biasa. Impressionisme, ekpresionisme, kubisme, surealisme, dan abtrak lahir sekitar kurun waktu  tersebut diatas. Meskipun impresionisme dimulai lebih awal dari waktu tersebut dan lukisan-lukisan abstrak/non representasional terus bermunculan dalam decade terakhir ini.

Dengan timbulnya seni modern yang berpangkal pada orisinalitas penciptaan ekpresif, maka pada saat itu pulalah lahirnya  karya-karya vibrasi vitae.

Karakter Sebuah Lukisan, selengkapnya

ISI Denpasar Tampilkan Tari Pendet Pada Rakor Basarnas

ISI Denpasar Tampilkan Tari Pendet Pada Rakor Basarnas

Sebagai satu-satunya kampus seni di Bali, ISI Denpasar selalu mendapat kepercayaan untuk menampilkan seni pertunjukan, tidak hanya di tingkat regional dan nasional, namun juga di tingkat internasional.
Pada hari Rabu (25/5) ISI Denpasar menampilkan tari Pendet di KTT Gerakan Non-Blok di Nusa Dua, hari ini, Kamis 26/5 ISI Denpasar  kembali dipercaya untuk tampil dalam acara pembukaan Rakor Basarnas yang dihadiri Muspida Bali, dan juga Kepala Basarnas Nasional.
Rakor bertajuk ‘Melalui Rakor SAR Daerah Bali tahun 2011 dan Penandatanganan Perjanjian kerjasama antara Basarnas dan Pemprov Bali tentang Stanby Helikopter SAR di Bali kita Wujudkan Pelayanan Sar yang profesional, Responsif, Cepat dan Handal ini, dihadiri pula oleh Rektor ISI Denpasar.
“Saya sangat bangga dengan kerja keras mahasiswa dan juga dosen dlm setiap kegiatan Tri Dharma. Syukur dan terima kasih pada Tuhan atas lindunganNya, sehingga setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik. Terima kasih juga kepada Pimpinan Basarnas Bali yang telah memberi kepercayaan pada ISI Denpasar” papar Prof Rai bangga, didampingi Ida Ayu Wimba Ruspawati dan Ni Ketut Yuliasih dari Bagian Ajang gelar ISI Denpasar.
Kepala Kantor SAR Denpasar wilayah Bali, I Ketut Parwa, SH.,MM,  sangat bergembira dengan persembahan Tari Pendet oleh mahasiswa ISI Denpasar. “ISI Denpasar adalah pusat belajar tari Bali, sehingga kami mengundang pakarnya untuk menari dalam acara pembukaan pagi ini, karena kami yakin penari Bali terbaik pasti ada di kampus ISI Denpasar,” paparnya  saat ditemui seusai pemantauan Helikopter SAR di kantornya.

Humas ISI Denpasar melaporkan.

Tari Pendet Pukau Peserta Konferensi Gerakan Non-Blok

Tari Pendet Pukau Peserta Konferensi Gerakan Non-Blok

Wacana ISI Denpasar untuk ‘going internasional’ bukanlah hanya isapan jempol. Dalam kesibukan kampus melaksanakan pementasan ujian TA (Tugas Akhir ) Fakultas Seni Pertunjukan, persiapan pengiriman mahasiswa ke Thailand dan Malaysia, seniman ISI Denpasar mendapat undangan istimewa dalam Konferensi International yang dihadiri oleh Presiden SBY dan delegasi dari negara-negara di dunia untuk menampilakn tari Pendet, Rabu pagi (25/5) di hotel Grand Hyatt, Nusa Dua Bali.

Tari Pendet yang ditarikan oleh mahasiswa ISI Denpasar, yaitu Sri Widyaningsih, Ratih Satria Ningsih, Indrayanti, Ayu Lestari, Lia Candra Dewi, I A Sasrani Widyastuti pada acara The 16th Ministerial Conference and Commemorative Meeting of the Non-Aligned Movement 23-27 May 2011 bertajuk “Shared Vision on the Contribution of NAM for the Next 50 years”, memukau seluruh peserta konferensi.

Para penari pilihan dan berprestasi ini, menari gemulai diiringi tabuh mahasiswa jurusan Karawitan. Ida Ayu Wimba dan Ni Ketut Yuliasih yang mendampingi para penari, serta I Wayan Suharta, Kejur Jurusan Karawitan yang mendampingi para penabuh, tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya dengan keberhasilan mahasiswa, yang telah tampil cantik, walau malam sebelumnya seluruh mahasiswa terlibat dalam pementasan ujian TA para seniornya.

Rektor ISI Denpasar yang dihubungi secara terpisah mengatakan bahwa pihaknya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Sang Pencipta, atas kelancaran dalam setiap kegiatan kampus ISI Denpasar. “Terima kasih kepada seluruh mahasiswa yang selalu bekerja keras, dan juga para dosen pendamping. Terima kasih pula kepada pihak panitia yang telah memberi kepercayaan kepada ISI Denpasar untuk tampil di ajang internasional ini,”papar Rai didampingi Pembantu Rektor bidang kerjasama I Wayan Suweca,M.Mus.

Humas ISI Denpasar melaporkan

SK Artikel Maret 2011

SK Artikel Maret 2011

Keputusan

Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar

Nomor : 913/IT5.4.2/LL/2011

Tanggal : 5 April 2011

Tentang

Penyusunan Artikel Website

Di Lingkungan Institut Seni Indonesia Denpasar Tahun Anggaran 2010

Untuk nama-nama yang terlampir dalam SK Artikel bulan Maret dimohonkan untuk mengambil SK Artikel dan Honorarium di UPT. Puskom ISI Denpasar Lt. 2, setiap hari kerja.

SK Artikel bulan Maret  selengkapnya dapat di unduh disini

Loading...