Tema Halloween di Sampul Desain Majalah Soulmate

Kiriman : Yulia Ardiani (Staff UPT Teknologi Informasi Dan Komunikasi ISI Denpasar)

Abstrak

Majalah merupakan tempat dimana orang dapat melihat banyak berita, serba – serbi fashion, iklan, bahkan ada ramalan bintang. Majalah haruslah memiliki desain yang unik untuk menarik hati para pembaca ataupun para peminat, disamping itu desain cover atau sampul majalah tersebut harus menarik agar tema dari majalah serta berita maupun iklan yang ada di dalam majalah tersebut dapat tersampaikan kepada para peminat maupun para pembaca. Desain sampul atau cover majalah harus sesuai dengan tema yang akan di tonjolkan, gradasi warna maupun konten yang terdapat di dalam majalah harus disesuikan dengan tema yang diambil oleh majalah.

Dengan adanya perayaan halloween yang jatuh pada tanggal 31 bulan oktober, maka desiner majalah sering memanfaatkan moment perayaan tersebut untuk desian tema majalah. Tema Halloween sendiri memiliki kesan khasnya dengan tema seram atau hantu – hantunya. Sang desainer dapat menjadi kan tema tersebut sebagai bahan untuk tema sampul majalah atau cover malajah dengan sentuhan gradasi warna yang tentunya disesuaikan dengan ilustrasi tema halloween. Perayaan trick or treat atau yang lebih dikenal dengan perayaan halloween sangat kental dengan temanya yang seram dan orang – orang cosplay yang menggunakan make up hantu berserta pakaian hantu yang mirip dengan karakter di hantu di film kartoon. Begitu pula pada sebuah majalah yang bernama majalah soulmate, majalah tersebut menggunakan desain halloween untuk membuat para pembaca maupun peminat majalah tertarik untuk membaca soulmate.

Kata Kunci : Majalah, Sampul, Tema, Halloween, Soulmate

 

Selengkapnya dapat unduh disini

Budaya Ruwatan Masyarakat Migran Dari Jawa Di Denpasar Bali

Kiriman : Tri Haryanto (Dosen Jurusan Karawitan FSP ISI Denpasar)

Abstrak

Masyarakat migran yang ada di Pulau Bali, biasanya tetap membawa budayanya masing-masing baik sosial budaya (sosiocultur) maupun kesenian. Banyak hal yang diusahakan untuk tetap lestari meskipun di daerah rantau, seperti seni, adat-istiadat, dan kebiasaan yang mungkin bagi penduduk asli Bali tidak mengerti. Wujud budaya yang tetap dipertahankan oleh pendatang khususnya masyarakat dari Jawa adalah adat-istiadat yang disebut dengan ruwatan atau istilah Bali “mebayuh”. Adat ini dipercaya oleh pendukungnya jika ada salah satu keluarganya yang masuk dalam kategori “sukerta” (kotor secara niskala), maka perlu adanya kegiatan pembersihan atau penyucian dengan sebutan Ruwat. Kegiatan ruwat oleh masyarakat Jawa dilaksanakan boleh dengan cara mandiri atau bersama-sama (masal).

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu 1) bagaimana tentang pelaksanaan ruwatan, 2) apa fungsi dari dilakukannya kegiatan ruwatan, dan 3) apa makna dari kegiatan ruwatan. Dalam analisanya dipergunakan metode kualitatif, yang didukung dengan beberapa teori, diantaranya teori struktural, teori fungsional, dan teori semiotika.

Hasil Penelitian 1) mengenai bentuk kegiatan ruwatan, yaitu secara mandiri dan secara masal. Dalam bahasan bentuk kegiatan mandiri, yaitu kegiatan yang ruwatan yang dilaksanakan oleh satu keluarga, kemudian untuk kegiatan yang ruwatan masal dilaksanakan secara kelompok yang dikoordinir oleh panitia pelaksana yang diikuti oleh masyarakat umum yang memiliki atau merasa dari keluarganya yang dianggap sukerta. 2) fungsi kegiatan ruwatan, dalam bahasan terfokus pada pengharapan dari pelaksana kegiatan ruwatan untuk terhindar dari apa yang disebut dengan sukerta. dan 3) makna kegiatan ruwatan secara umum menghilangkan sukerta yang ada pada salah satu anggota keluarga, dengan telah terlaksananya kegiatan ruwatan baik mandiri maupun masal dipercaya akan mendapatkan suatu kehidupan yang ayem, tentrem, dan bahagia lahir dan batin.

Kata kunci: Ruwatan, Bentuk, Fungsi, dan Makna.

Selengkapnya dapat unduh disini

 

RAPAT SENAT PEMILIHAN REKTOR ISI DENPASAR

RAPAT SENAT PEMILIHAN REKTOR ISI DENPASAR

DENPASAR, NusaBali

Pemilihan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar periode tahun 2017-2021 bakal digelar Jumat (4/11) besok, melalui pelaksanaan Rapat Senat ISI Denpasar di Ruang Sidang kampus setempat.

Ketua Panitia Pemilihan Rektor ISI Denpasar, Drs I Made Subrata MSi mengatakan, pemilihan ini berpedoman pada Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor/Ketua/ Direktur pada Perguruan Tinggi Negeri dan Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor/Ketua/Direktur.“Pemilihan calon rektor ini telah melalui beberapa kali rapat senat dan proses sosialisasi ke dosen, pegawai, mahasiswa, dan seluruh civitas akademika di ISI Denpasar,” ujarnya, Rabu (2/11).

Disebutkan, ada tiga calon yang diajukan kepada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI). Tiga calon rektor tersebut yakni, incumbent Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum, Dr I Komang Sudirga SSn MHUm yang saat ini bertugas di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di ISI Denpasar, dan Dr I Komang Arba Wirawan SSn MSi, mantan wartawan foto sebuah media yang saat ini menjabat Ketua Prodi Fotografi ISI Denpasar.

Adapun proses pemilihan calon rektor ini, jelas Subrata, telah melalui tahap awal yakni Rapat Senat dengan agenda Pembentukan Panitia Pemilihan Rektor ISI Denpasar yang selanjutnya membahas Draf Tata Cara Pemilihan Rektor ISI Denpasar Periode Tahun 2017–2021. Sedangkan tahap sosialisasi kepada Civitas Akademika ISI Denpasar, Dosen dan Pegawai, serta Lembaga Kemahasiswaan di Tingkat Institut dan Fakultas dilakukan mulai 28 September hingga 7 Oktober 2016.

Sementara untuk tahap penjaringan dan penyaringan, panitia telah berupaya untuk memberikan motivasi dan dorongan kepada para Doktor di ISI Denpasar yang memenuhi syarat dan ketentuan agar mendaftarkan diri. Namun hasilnya sampai batas waktu yang ditentukan hanya mendapatkan satu calon pendaftar saja atas nama Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSkar MHum.“Berdasarkan ketentuan bahwa dalam hal jumlah bakal calon Rektor ISI Denpasar kurang dari 3 (tiga) orang, maka untuk memenuhi persyaratan penetapan 3 (tiga) calon sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat 1 dan 4 Permenristekdikti Nomor 1 Tahun 2015, Senat ISI Denpasar kemudian mencarikan calon pendamping,” jelas Subrata.

Lanjut Subrata, berdasarkan hasil musyawarah oleh senat, diajukan pendamping Bakal Calon sebanyak 5 orang, yaitu Dr I Komang Sudirga SSn MHum, Dr I Komang Arba Wirawan SSn MSi, Dr I Ketut Sariada SST MSi, Dr Drs I Ketut Muka Pendet MSi,  dan Dr Drs Anak Agung Bagus Udayana MSi.

“Hasil pengkajian berdasarkan pertimbangan Senat, 2 orang yang memenuhi syarat sebagai calon pendamping, sehingga komposisi Calon Rektor yang diusulkan yaitu incumbent Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum, Dr I Komang Sudirga SSn MHUm dan Dr I Komang Arba Wirawan SSn MSi,” imbuhnya.

Dikatakan, dalam pemilihan rektor nanti akan ditentukan berdasarkan suara dari 23 senat dan menteri, dimana menteri menentukan sebanyak 35 persen, sedangkan suara dari senat sebanyak 65 persen. Satu senat memiliki satu suara. “Kami berharap pemilihan nanti bisa berjalan lancar dan terpilih secara demokratis. Setelah pemilihan, nanti untuk pelantikannya akan dilakukan 22 Maret tahun depan (2017), bertepatan dengan habisnya masa jabatan rektor yang sekarang,”demikian Subrata.

SK PERSYARATAN PEMILIHAN REKTOR

SK PANITIA PEMILIHAN REKTOR

Menafsir Makna Kartun Panji Koming di Surat Kabar Kompas pada 16 Oktober 2016

Kiriman : I Wayan Nuriarta (Ps Desain Komunikasi Visual ISI Denpasar)

Abstrak

Kartun Panji Koming yang hadir di Surat Kabar Kompas 16 Oktober 2016, dalam bercerita menggunakan cara ungkap komik strip, yaitu cara bercerita menggunakan beberapa panil. Menghadirkan beberapa tokoh yaitu; (1) Panji Koming, (2) Pailul, (3) Empu Randubantal, (4) Hulubalang Keraton, dan (5) Rakyat Biasa. Sebagai sebuah kartun editorial, Panji Koming menyentuh permasalahan bidang sosial politik. Rangkaian panil ini bercerita tentang kondisi pada masa pemerintahan kerajaan Majapahit. Panji Koming sebagai tokoh utama bersama dengan Pailul, Empu Randubantal dan para rakyat Majapahit sering mengalami hal yang tidak menyenangkan dengan kelakuan para hulubalang keraton. Mereka tahu bahwa pemberian uang yang tidak semestinya pada hulubalang Keraton adalah tindakan yang tidak tepat. Namun mereka tetap memberikannya, karena tidak kuasa menghadapi hulubalang Keraton melakukan tindakan Pungli (pungutan liar) di jalanan. Membaca cerita Panji Koming yang mengambil setting zaman Majapahit, bisa ditafsirkan bahwa cerita tersebut sangat sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Cerita tersebut berkaitan dengan peristiwa operasi tangkap tangan tindakan pungli yang dilakukan oleh pegawai di Kementerian Perhubungan. Cerita digambarkan memiliki kesamaan dengan peristiwa yang terjadi di Republik Indonesia saat ini terkait masalah pungli. Bahwa para pelaku pungli adalah para oknum birokrasi pemerintahan. Praktik pungli sepertinya sulit untuk bisa diberantas tanpa membenahi integritas manusianya. Pemimpin dan aparat harus berada digaris terdepan menjadi teladan. Perlu tindakan yang tegas di semua unit instansi untuk memotong praktik pungli, yang sudah menjadi penyakit lama dalam birokrasi.

Kata Kunci: Kompas, Panji Koming, Pungli.

Selengkapnya dapat unduh disini

Loading...