Memaknai Tumpek Wayang Menyongsong Tahun Baru 2017

Kiriman : I Gede Mugi Raharja (Dosen Prodi Desain Interior FSRD ISI Denpasar)

Abstrak

Merupakan suatu hal yang kebetulan perayaan menyongong Tahun Baru 2017 di Bali, bertepatan dengan hari keagamaan Tumpek Wayang. Tumpek Wayang merupakan hari keagamaan berkaitan dengan bidang kesenian (pertunjukan wayang). Pada saat Tumpek Wayang dilakukan pemujaan kepada Tuhan dalam manifestasi-Nya sebagai Iswara, yang memberikan pencerahan kepada kehidupan, serta membangkitkan daya seni dan keindahan.

Pertunjukan wayang di Indonesia diperkirakan sudah ada sejak 1500 SM, yang bersumber dari upacara pemujaan terhadap roh nenek moyang. Sebagai salah satu wujud kebudayaan asli Nusantara, pertunjukan wayang dalam perkembangannya diperkaya dan dibesarkan oleh kebudayaan Hindu. Melalui Tumpek Wayang di malam perrgantian tahun (2016—2017), semua penduduk Bali diajak bercermin pada makna wayang. Oleh karena, kehidupan manusia tak ubahnya seperti wayang dengan berbagai tokoh dan peran pada layar pentas yang disebut kelir. Makna kehidupan di dunia bagi masyarakat tradisional Bali adalah sebuah proses reinkarnasi (mepewayangan), untuk menyempurnakan karma pada kehidupan sebelumnya. Melalui Tumpek Wayang, manusia diingatkan akan makna hakikat Sang Diri, yang digerakkan oleh Dalang dari segala Dalang, agar senantiasa menyempurnakan kehidupannya agar terbebas dari hukum karma sehingga bisa mencapai moksa.

Kata Kunci: Kebudayaan asli, Reinkarnasi, Sang Diri, Dalang, Moksa.

Selengkapnya dapat unduh disini

 

Loading...